GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Sempat dilakukan penundaan tahapan Pilkada serentak 2020 akibat pandemi Covid-19, Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Kota Gunungsitoli kembali mengaktifkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Senin (15/6). Pengaktifan badan adhoc KPU tersebut ditandai penyerahan SK kepada anggota PPK. Selain PPK, KPU Kota Gunungsitoli juga segera mengaktifkan Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Ketua KPU Kota Gunungsitoli, Novrianus Firman Gea mengatakan, pengaktifan kembali PPK dan PPS se-Kota Gunungsitoli pada pemilihan serentak 2020 menindaklanjuti surat KPU RI nomor 441/PL.02-SD/01/KPU/VI/2020. Menurut Novrianus, guna mengaktifkan PPS di wilayahnya, pihaknya akan mengundang penyelenggara tingkat desa dan kelurahan itu mengikuti rapat konsolidasi terlebih dahulu dengan KPU Kota Gunungsitoli.
“Mulai besok (hari ini, Red) PPS di Kecamatan Gunungsitoli diundang untuk mengikuti rapat konsolidasi dengan KPU Kota Gunungsitoli. Dan akan berlanjut kepada PPS di Kecamatan lainnya,” katanya, Senin (15/6).
Dijelaskan, dengan terbitnya PKPU nomor 5 tahun 2020 tentang tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pilkada serentak maka Pilkada Kota Gunungsitoli segera digelar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. “Berdasarkan PKPU nomor 5 tahun 2020 tersebut hari pemungutan suara akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020,” ujar Firman Novrianus Gea. (mbc)
BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Bupati Batubara Ir H Zahir MAP bersama dengan Kepala Dinas PUPR, Camat Tanah Datar, Kepala Desa Karang Baru, Kelompok Tani dan masyarakat sekitar meninjau tanggul jebol di Desa Karang Baru, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batubara, Senin (15/6). Jebolnya tanggul ini mengakibatkan beberapa areal persawahan penduduk terendam air dari aliran Sungai Karang Baru.
Bupati Batu Bara Ir H Zahir M.AP mengatakan, kehadirannya di lokasi dalam rangka monitoring jebolnya tanggul akibat debet air sungai yang tinggi, sehingga berdampak terhadap tiga desa yaitu Desa Karang Baru, Binjai Baru, dan Sei Muka, dengan luas areal sekitar 148 Ha. Zahir pun langsung memerintahkan Kepala Dinas PUPR untuk segera melakukan normalisasi dan peninggian tanggul yang jebol.
Menyikapi instruksi bupati itu, Kadis PUPR Batubara Khairil Anwar mengaku langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan normalisasi dan peninggian tanggul. “Segera dinormalisasi dengan mengunakan alat berat, turun hari ini. Kemudian akan kita tingggikan tanggul yang saat ini telah jebol akibat diterjang derasnya air sungai, “ pungkasnya.(bbs)
PERKETAT PERBATASAN:
Pesonel Dishub dan Satpol PP Karo memperketat perbatasan Karo dan Deliserdang, Senin (15/6). Sejumlah kendaraan yang dianggap melanggar prosedur dipaksa berbalik arah.
PERKETAT PERBATASAN:
Pesonel Dishub dan Satpol PP Karo memperketat perbatasan Karo dan Deliserdang, Senin (15/6). Sejumlah kendaraan yang dianggap melanggar prosedur dipaksa berbalik arah.
KARO, SUMUTPOS.CO – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memperketat pembatasan Karo dengan Deliserdang dan Langkat. Pembatasan tersebut dilakukan di perlintasan Jalan Jamin Ginting dan Jalan Karo-Langkat. Banyak pengemudi termasuk yang tidak memakai masker harus memutar arah.
Pembatasan wilayah yang telah dilakukan Pemkab Karo tersebut menyusul adanya larangan agar masyarakat yang masuk ke Kabupaten Karo kalau tidak terlalu penting, apalagi yang mau masuk ke objek wisata, karena bisa berpotensi menyebarkan virus Corona. Langkah yang dilakukan ini juga untuk memutuskan mata rantai Covid-19.
Kapolres Karo AKBP Yustinus Setyo melalui AKP Surya Ginting selaku Komandan Pos Cek Poin Desa Daulu Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, mengatakan, petugas yang melakukan pembatasan wilayah selama ini telah memperketat wilayahnya supaya para pengendara harus tetap mengikuti prosedur dan anjuran pemerintah terutama dalam menjaga jarak dan harus tetap memakai masker saat keluar rumah serta menghindari kerumunan.
“Kami melihat masih banyaknya pengendara dari Medan menuju Karo tidak menggunakan masker dan petugas tim gugus tugas juga selama ini terpaksa meminta mereka harus balik arah. Karena, aturan yang dilakukannya sesuai anjuran dari pemerintah memutus mata rantai Covid-19,” ujarnya, Minggu (14/6).
Pembatasan wilayah selama ini dilakukan pemerintah daerah supaya warga tetap mematuhi protokol dan anjuran pemerintah mulai jaga jarak, jangan berkerumun dan tetap harus memakai masker. Karena, aturan yang telah dilakukan tersebut memutuskan mata rantai penyebaran virus corona, mengingat kondisi sekarang ini masih banyak masyarakat tidak memiliki kesadaran.
“Pemerintah daerah maupun pusat memang sudah beberapa kali meminta supaya warga harus tetap memakai masker, akan tetapi atas banyaknya pengemudi yang tidak mematuhi aturan tersebut terpaksa harus putar balik. Namun, untuk angkutan bahan pokok maupun lainnya jika masuk Kabupaten Karo harus selalu memakai masker,” ujarnya.
Dinas kesehatan Kabupaten Karo drg Irna Safrina Milala Mkes melalui Dr Rehmenda br Sembiring selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Berastagi mengatakan, penyekatan perbatasan wilayah yang dilakukannya selama ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Karena, di Kabupaten Karo sendiri telah terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 dengan jumlah 7 pasien dan 2 di antaranya sudah sembuh.
“Kami meminta agar pengguna lapulintas mematuhi anjuran dari pemerintah dengan memakai masker. Karena, petugas di perbatasan tidak ada kata sepakat. Mereka akan meminta pengemudi putar balik arah,” jelasnya.(bbs/int)
SERAHKAN: Wabup Karo Cory S Sebayang menyerahkan BLT ke warga Desa Kuta Buluh, Jumat (15/6).
SERAHKAN: Wabup Karo Cory S Sebayang menyerahkan BLT ke warga Desa Kuta Buluh, Jumat (15/6).
KARO, SUMUTPOS.CO – Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang, menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kepada masyarkat yang terdampak Covid-19 di jambur Desa Kuta Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Jumat (12/6) lalu. BLT Dana Desa yang diberikan ke masyarakat tersebut merupakan periode April 2020, dengan jumlah penerima sebanyak 122 KK dengan besaran Rp600 ribu/KK.
Wakil Bupati Cory S Sebayang berharap, semoga bantuan ini dapat berguna bagi keperluan masyarakat penerima, dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya terlebih pada masa Covid-19 saat ini. Cory juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, menaati protokol kesehatan, rajin cuci tangan, pakai masker dan selalu menerapakan sosial/physical distancing guna memutus penyebaran Covid-19.
Selain itu, beliau juga mengimbau kepada masyarakat Desa Kuta Buluh agar selalu menjaga dan memanfaatkan jambur desa untuk kepentingan masyarakat, seperti membuat tempat les Bahasa Inggris untuk para pelajar di desa tersebut.
Sementara Kepala Desa Kuta Buluh Advent Singarimbun mengucapkan terima kasih kepada Wakil Bupati Karo yang telah bersedia hadir ke Desa Kuta Buluh untuk bertemu dengan masyarakat dalam penyaluran BLT Dana Desa ini. “Sedang untuk menindaklanjuti imbauan beliau, kami perangkat desa beserta BPD dan masyarakat akan bermusyawarah untuk pemanfaatan jambur,” ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk penyaluran BLT Dana Desa tahap berikutnya akan secepatnya disalurkan kepada masyarakat penerima manfaat. “Terima kasih atas kehadiran ibu Wakil Bupati Karo Cory Sebayang di sela-sela kesibukannya masih sempat hadir di desa kami. Semoga bantuan BLT Dana Desa ini dapat bermanfaat bagi penerima,” ungkap Inon Karo-Karo salah satu warga Desa Kuta Buluh.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Pemerintahan David Trimei Sinulingga, Kadis PMD Abel Tarigan, Camat Kuta Buluh Josua Sebayang, unsur Forkopimca, Sekcam Kuta Buluh Budi Mulia Tarigan, Kepala desa Advent Singarimbun beserta perangkat Desa Kuta buluh. (deo)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi meninjau Galeri Smartfren Telecom Jalan H Adam Malik Medan, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat, Selasa (16/6). Selain bersilaturahmi, peninjauan dilakukan untuk mengecek apakah Smartfren telah menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Di samping itu juga sebagai persiapan memasuki fase new normal.
Didampingi Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi dan Camat Medan Baru Rudi Faisal Lubis, Akhyar setibanya di Galeri Smarfren langsung cuci tangan di wastafel yang telah disediakan di sebelah kiri pintu masuk. Selain air mengalir, wastafel yang sengaja disediakan untuk seluruh pelanggan Smarfren yang ingin memasuki galeri sejak pademi Covid-19 menerpa Kota Medan dilengkapi sabun cair dan tisu. Usai cuci tangan, seorang petugas security pun memeriksa suhu tubuh Akhyar dengan mwnggunakan thermo gun.
Kemudian Akhyar memasuki ruangan didampingi Jefry Batubara, selaku Regional Head Northern Sumatera Smartfren. Akhyar pun mengecek ruangan pelayanan untuk memastikan protokol kesehatan telah diterapkan di kantor tersebut. Selain mengecek ruang pelayanan, Akhyar juga berbincang dengan para pegawai dan sejumlah pelanggan smartfren. Akhyar melihat pelayanan dan protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik, sehingga para pelanggan merasa tenang dan nyaman.
Usai meninjau ruangan pelayanan, Akhyar pun mengaku senang dan berterima kasih kepada jajaran manajemen Smartfren yang telah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah Covid-19. Ditambah lagi, para pegawai yang bertugas melayani pelanggan juga memakai masker serta setiap meja pelayanan dilengkapi dengan hand sanitizer.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Smartfren yang telah menerapkan protokol kesehatan di kantornya. Dengan penerapan protokol kesehatan ini, insya Allah sangat membantu pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Apalagi Galeri Smartfren merupakan salah satu tempat pelayanan publik dimana banyak orang keluar masuk,” kata Akhyar.
Di kesempatan itu Akhyar kembali menjelaskan manfaat penggunaan masker. Ditegaskannya, penggunaan masker sangat penting di tengah pandemi Covid-19. Sebab, masker dapat mencegah penggunanya maupun orang lain tertular virus Corona yang belum ditemukan obat (vaksinnya) sampai saat ini. Ditambah lagi Kota Medan akan memasuki fase new normal, penggunaan masker sangat penting dan harus menjadi budaya baru di tengah pandemi Covid-19 maupun saat berlangsungnya fase new normal nanti.
Sementara itu Jefry Batubara, selaku Regional Head Northern Sumatera Smartfren didampingi Frinando Purba selaku Galeri Manager Smartfren mengatakan, sementara itu guna menghadapi kondisi new normal, dimana sebagian masyarakat mulai beraktivitas kembali, Smartfren akan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi para pegawai, terutama petugas yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Ada pun beberapa protokol kesehatan yang diterapkan di Galeri Smartfren dalam melayani dan melakukan kontak dengan konsumen, jelas Jefry, wajib masker bagi seluruh petugas layanan konsumen, termasuk bagi para konsumen yang memasuki galeri tersebut. Kemudian melakukan pengecekan suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer untuk mencuci tangan serta penerapan jaga jarak dalam dalam melayani dan tempat antrian konsumen.
“Kita juga melakukan penambahan sekat pembatas untuk counter layanan dan pembayaran guna menghindari terjadi kontak dan komunikasi langsung antara petugas layanan kita dengan konsumen. Smartfren akan senantiasa mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah guna mencegah penularan Covid-19 sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh konsumen yang datang ke galeri kita ini,” jelas Jefry.
TURUN TANGAN: Plt Kadis Sosial Kota Binjai, Rudi Baros saat turun mengerahkan Tagana sekaligus melihat persoalan drainase di Lingkungan I, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur, belum lama ini.
TEDDY AKBARI/SUMUT POS.
TURUN TANGAN: Plt Kadis Sosial Kota Binjai, Rudi Baros saat turun mengerahkan Tagana sekaligus melihat persoalan drainase di Lingkungan I, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur, belum lama ini.
TEDDY AKBARI/SUMUT POS.
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Bagi kalangan jurnalis di Kota Binjai, tentu tak asing dengan sosok Rudi Iskandar Baros. Mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Binjai ini adalah sosok yang dekat dengan masyarakat dan insan pers.
Kini, Rudi Baros mengemban amanah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Masyarakat Kota Binjai. Selama mengemban amanah sebagai Kadis P3AM, Rudi Baros terus berbenah.
Catatan Sumut Pos, pembenahan yang dilakukan Rudi Baros saat di Dinas P3AM adalah, terus mengawal kasus-kasus yang terjadi di Kota Rambutan.
Ada belasan kasus yang masuk pada tahun ini, diselesaikan Rudi Baros sebanyak 10 kasus yang beragam. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga sampai pemerkosaan anak di bawah umur.
Pembenahan lain, memberikan santunan kepada korban KDRT yang disiram air keras oleh suaminya sendiri. Tujuan santuan agar dapat meringankan beban korban yang tak lain istrinya sendiri.
Karenanya, Wali Kota Binjai, H Muhammad Idaham memberikan kepercayaan untuk mengisi kekosongan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial. Kepercayaan yang diberikan Idaham membuat Rudi Baros tak besar kepala. Ya, bantuan tahap II Covid-19 disalurkannya dengan baik. Tidak ada gejolak yang terjadi di masyarakat.
“Saya diminta pimpinan untuk membenahi Dinsos, ya siap saja. Insya Allah akan saya benahi Dinsos ini pelan-pelan meski saya sebagai Plt,” kata Rudi kepada Sumut Pos, Senin (15/6).
Pembenahan yang dilakukan Rudi saat menjabat Plt Kadinsos bukan sekadar isapan jempol belaka. Sumut Pos pernah melaporkan, Dinsos selektif saat membagikan Bansos Covid-19 tahap II. Artinya selektif, bagi masyarakat yang sudah menerima bantuan lain seperti PKH dan BST, tidak lagi mendapatkannya.
Pernah suatu ketika, ada warga lanjut usia yang tidak kedapatan Bansos Covid-19 karena terkendala administrasi kependudukan. Tanpa ragu, Dinsos yang membantu mengurus Adminduk tersebut. Hingga akhirnya, warga lansia yang bermukim di Binjai Kota tersebut, mendapatkan Bansos Covid-19.
Terakhir, Rudi membantu pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Plt Kadinsos mengerahkan Tagana untuk membersihkan drainase yang tersumbat di Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur.
Pasalnya, setiap hujan turun dengan intensitas tinggi, warga yang bermukim di Lingkungan I kerap tergenang air. Bahkan, air masuk ke dalam rumah. “Sebenarnya Pak Rudi itu jarang mau muncul. Tapi, dia peduli yang ditunjukan dengan mengirim tenaga bantuan,” kata Ketua LPM Kota Binjai, Hendra Rianto ketika dimintai tanggapannya.
Dia menilai, gelar pendidikan Sarjana Teknik yang dipegang Rudi Baros, layak dan wajar serta pantas menjadi Kadis PUPR Kota Binjai. Terlebih, kata Hendra, Rudi Baros memahami persoalan yang terjadi di Lingkungan I, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur tersebut. “Gerak cepat yang dilakukan Pak Rudi karena saya menilai SKPD terkait tak peduli dan kurang bijak mengambil keputusan,” pungkasnya. (ted)
TERNAK AYAM: Lokasi ternak ayam diduga tak berizin yang meresahkan masyarakat Dusun I, Desa Dalu X B, Tanjungmorawa, karena menyebabkan rumah warga ‘diserang’ lalat.
TERNAK AYAM: Lokasi ternak ayam diduga tak berizin yang meresahkan masyarakat Dusun I, Desa Dalu X B, Tanjungmorawa, karena menyebabkan rumah warga ‘diserang’ lalat.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 96 kepala keluarga (KK), warga Dusun I, Desa Dalu X B, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, menolak kehadiran peternakan ayam potong di wilayah mereka. Warga di sana resah, karena ternak ayam potong itu mengundang lalat yang mengganggu pemukiman mereka.
Meski masyarakat sudah mengadukan persoalan ini ke pihak kecamatan, namun belum ada tindakan apapun yang dilakukan Satpol PP maupun pihak kecamatan terhadap ternak ayam yang disebut-sebut milik seorang pejabat di Pemko Medan itu. “Sampai saat ini Pak Bupati juga seperti tidak ada perhatiannya sama warganya. Apa tidak kasihan dengan warga dan anak-anak yang tinggal di sekitaran pemukiman kandang ayam ini. Kami sudah cek ke pihak terkait, itu tidak ada izinnya sampai sekarang,”kata Indra, warga sekitar kepada wartawan, Senin, (15/6).
Sementara Muhammad Irfan, warga lainnya menyebutkan, saat ini warga yang tinggal di sekitar peternakan ayam potong tersebut sudah mengumpulkan tandatangan penolakan keberadaan kandang ayam itu. Totalnya ada 96 orang warga Dusun I, Desa Dalu X B, yang sudah melakukan tandatangan.
Diharapkan dengan adanya tandatangan tersebut pihak terkait bisa menindaklanjuti keluhan mereka. “Dulu kami sudah pernah mengumpulkan tandatangan dan sekarang kami kumpulkan lagi sebagai bukti bahwa saat ini memang benar-benar ada warga yang keberatan atas keberadaan kandang. Kami mau hidup nyaman tanpa ada lalat di pemukiman kami,”ucap Irfan.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Deliserdang memberi penegasan, kawasan Desa Dalu X B Kecamatan Tanjungmorawa bukan kawasan untuk usaha peternakan. Hal ini menjawab keresahan warga Dusun I Desa Dalu X B. Kabid Penataan Ruang, Robert menyebutkan, karena bukan merupakan kawasan untuk peternakan, maka izin peruntukan tidak bisa dikeluarkan.
“Sudah kami cek bahwa sesuai titik koordinatnya tidak untuk kawasan peternakan. Perda Rencana Tata Ruang Wilayah kitakan belum ada, makanya masih pakai Perpres 62 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo (Mebidangro). Hasil cek wilayah kawasan peternakan yang ada sekarang kategori B1. B1 tidak untuk kawasan peruntukan peternakan,” kata Robert.
Informasi yang dikumpulkan di Dinas Perizinan, izin Peruntukan adalah izin pertama yang harus dipenuhi oleh setiap warga ketika ingin melakukan usaha. Ketika peruntukannya diperbolehkan maka baru bisa diproses izin-izin selanjutnya seperti izin lingkungan maupun Izin Mendirikan Bangun (IMB).
Hingga saat ini, pengusaha ternak ayam bernama yang merupakan pejabat di Disperindag Kota Medan itu belum memiliki izin apapun. Meskipun tidak memiliki izin, namun sampai saat ini usaha peternakan ayam potong milik pejabat Pemko Medan itu belum ada yang berani menyentuhnya. Walaupun sebelumnya pihak Kecamatan sudah pernah mengusulkan permohonan ke Satpol PP untuk pembongkaran kandang dengan alasan bakal banyak lalat ke pemukiman warga kalau tidak ditertibkan namun hingga kini permintaan itu belum juga terealisasi.
Camat Tanjung Morawa, Marianto Irawadi yang dikonfirmasi Minggu, (14/6) sudah tidak bersedia lagi memberikan komentar. Berulang kali nomor ponselnya dihubungi namun tidak bersedia menjawab panggilan. (btr)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari sub holding gas Pertamina saat ini berkomitmen tetap melanjutkan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi dalam rangka merealisasikan peran sebagai penyangga atau agregator gas bumi nasional. Hal ini terlihat dari pengelolaan 96% persen infrastruktur gas bumi dan 92% pangsa pasar kegiatan niaga gas bumi. Bukti lain kini PGN telah melayani lebih dari 390.400 pelanggan di berbagai wilayah dari Aceh sampai Papua dengan panjang pipa lebih dari 10.100 km, Infrastruktur LNG dan regasifikasi, infrastruktur CNG dan moda transportasi gas lainnya.
Pada prinsipnya, PGN akan terus menguatkan bisnis inti yaitu distribusi dan transmisi gas bumi untuk menjaga dengan kondisi yang stabil. Dengan demikian PGN akan terus hadir dalam menyalurkan gas bumi bagi masyarakat dan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Direktur Utama PGN, Suko Hartono mengatakan bahwa dalam upaya memperkuat peran SubHolding Gas Bumi, PGN meluncurkan program gasifikasi nasional dalam bentuk Program Sapta PGN. Skenario ini untuk memperkuat kinerja operasional dan merupakan langkah menuju aggregator gas nasional untuk melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi . Tujuh program sapta PGN adalah :
1. PGN Sayang Ibu – Layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi rumah tangga
2. PGN Mendukung Industri Khusus – Layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi industry strategis
3. PGN Untuk Listrik Murah – layanan gas bumi untuk kebutuhan sector kelistrikan
4. PGN Retail dan Industri Umum – layanan gas bumi untuk kebutuhan komersial dan industri umum
5. PGN Sektor Maritim – layanan gas bumi untuk kebutuhan transportasi laut
6. PGN Sektor Darat – layanan gas bumi untuk kebutuhan trasnportasi darat
7. PGN Masuk Desa – layanan energi baik PGN dalam mendukung program energi bersih terbarukan dan ramah lingkungan
“Oleh karena itu, pemenuhan dan layanan gas bumi PGN ditargetkan bisa masuk ke dalam sendi-sendi perekonomian maupun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat di berbagai wilayah. Inovasi pada produk gas bumi menjadi pekerjaan utama PGN, agar gas bumi tidak hanya sebagai komoditas, namun juga sebagai nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan multiplier effect dari pemanfaatan gas sektor hilir,” jelas Suko, Selasa, (16/06/2020).
Lebih lanjut, Suko menjelaskan bahwa PGN juga menambahkan misi baru dalam visi misi baru perusahaan yaitu hilirisasi industry petrokimia berbasis pemanfaatan gas bumi melalui pengusahaan gas dari sumber gas bumi maupun LNG. PGN akan berkolaborasi dengan perusahaan berskala nasional dan global guna pemanfaatan gas bumi pada turunan bisnis hilir gas, seperti seperti industri petrochemical dan methanol. Hilirisasi gas bumi akan mendorong nilai tambah dan manfaat gas bumi nasional untuk meningkatkan valuasi keekonomian.
Berdasarkan portofolio yang dimiliki saat ini dan rencana ke depan, PGN diharapkan dapat makin focus dan menjalankan perannya secara terintegrasi dan holistic sebagai koordinator dan integrator pengelolaan bisnis niaga gas domestic meliputi penyediaan, pengelolaan, dan komersialisasi produk gas. Hal tersebut merupakan wujud agregator gas bumi nasional.
PGN dan peran subholding gas saat ini telah melakukan pengelolaan infrastruktur gas bumi secara terintegrasi, serta melaksanakan seluruh kegiatan dalam proses bisnis hilir gas bumi mulai dari pengadaan pasokan gas bumi baik dari sumber domestik maupun internasional dan disalurkan kepada seluruh segmen pengguna akhir rumah tangga, pelanggan kecil, transporasi (SPBG), pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkitan listrik.
Produksi gas bumi di Indonesia dari tahun 2015-2017 rata-rata adalah 2,9 tcf/ tahun. Sekitar 60% dari produksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sisanya diekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa. Sesuai dengan data dari BP Energy Oulook 2019, reserve to production ratio untuk cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk periode 37,7 tahun. Kemampuan produksi gas bumi Indonesia sebesar 73,2 mfc, sedangkan laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun sebesar 39,0 mfc. Kondisi ini, masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia.
Dari total produksi 2,9 tcf/tahun, PGN hanya menyalurkan sekitar 0,31 tcf/tahun atau 11%. Artinya, peluang-peluang ke depan masih terbuka luas dalam hal pembangunan infrastruktur maupun pemenuhan gas bumi.
Peran agregator ini dapat mengonsolidasi seluruh sumber gas bagi seluruh pengguna secara berkelanjutan, menjamin distribusi gas ke seluruh wilayah, sehingga akan mendorong perumbuhan ekonomi melalui infrastruktur yang mumpuni. Dengan begitu, masalah pasokan dapat teratasi.
Di sisi lain, peran agregator dapat menyeragamkan harga pada pengguna akhir, yang mana harga gas di hulu maupun biaya infrastruktur yang bervariasi. Dengan adanya peran agregator, diharapkan mampu menciptakan kondisi yang menjamin keekonomian produksi gas di hulu dan memenuhi kebutuhan gas dengan harga yang kompetitif dan relatif stabil bagi seluruh pengguna hilir.
Dengan adanya agregator gas maka percepatan pengembangan infrastruktur dan pasar-pasar baru akan menjadi lebih feasible karena keekonomiannya ditopang oleh infrastruktur eksisting. Selain itu keberadaan agregator gas dapat membuat harga jual gas di seluruh wilayah Indonesia lebih merata dan berkeadilan.
“Kami yakin bahwa PGN dapat terus berkembang dan memantapkan peran sebagai Subholding Gas serta cita-cita sebagai aggregator sebagai bagian dari keluarga besar holding migas yang dapat memberikan energi baik bagi pembangunan bangsa dan bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” tutup Suko.
Kepala Desa Wolokelibang Angsei Mus Sili bersama warga Kabupaten Flores Timur saat berada di depan lokasi Combat Telkomsel di Nusa Tenggara Timur, Senin (15/6). Komitmen Telkomsel dalam mengupayakan pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia akan terus terjaga seiring dengan makin tingginya tingkat adopsi layanan berbasis digital yang tentunya membutuhkan akses dan kualitas layanan broaband yang prima.
Kepala Desa Wolokelibang Angsei Mus Sili bersama warga Kabupaten Flores Timur saat berada di depan lokasi Combat Telkomsel di Nusa Tenggara Timur, Senin (15/6). Komitmen Telkomsel dalam mengupayakan pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia akan terus terjaga seiring dengan makin tingginya tingkat adopsi layanan berbasis digital yang tentunya membutuhkan akses dan kualitas layanan broaband yang prima.
NUSA TENGGARA TIMUR, SUMUTPOS.CO – Telkomsel sebagai leading digital telco company berkomitmen untuk terus bergerak maju melayani bangsa dalam memastikan ketersediaan layanan berkualitas serta pemerataan jaringan berteknologi terdepan yang prima guna menghadirkan mendukung pemanfaatan teknologi dalam setiap fase kehidupan masyarakat. Salah satu upaya yang kini telah diwujudkan yaitu dengan telah beroperasinya 1 unit Compact Mobile BTS (COMBAT) berteknologi terdepan 4G LTE di Desa Woloklibang, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
VP Network Operation and Quality Management Area Jawa Bali Telkomsel Samuel Pasaribu mengatakan, “Memasuki usia ke-25 tahun saat ini, Telkomsel terus berkomitmen untuk memberikan layanan telekomunikasi dan solusi digital berkualitas untuk seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Kami sangat memahami, di tengah masa darurat pandemi COVID-19 yang turut berdampak pada keterbatasan ruang gerak secara fisik, menjadikan teknologi telekomunikasi terutama berbasis broadband menjadi salah satu solusi utama yang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan perangkat pemerintah daerah dalam menjalankan aktitas keseharian.
Samuel lebih lanjut menambahkan, “Telkomsel terpanggil untuk selalu hadir menemani masyarakat dengan memaksimalkan upaya perluasan jangkauan jaringan broadband berteknologi terdepan seperti 4G LTE, sebagai solusi untuk menghubungkan remote area yang memiliki struktur geografis yang cukup menantang.”
Desa Wokoklibang sendiri terletak di bagian barat Pulau Adonara yang masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggata Timur. Menuju Desa yang dikelilingi lahan hutan kemiri tersebut harus dijangkau menggunakan kapal laut untuk memudahkan penyeberangan dari Kota Larantuka ke Pulau Adonara. Butuh waktu sekitar satu jam penyeberangan menggunakan kapal, dan tiga jam perjalanan darat untuk sampai di Desa Woloklibang.
Beberapa waktu lalu, Telkomsel mendapatkan masukan dari masyarakat setempat tentang adanya kebutuhan akses jaringan broadband oleh masyarakat guna mendukung aktivitas keseharian dan koordinasi kerja perangkat desa. Untuk itu, dengan mempertimbangkan kondisi geografis wilayah yang cukup menantang, Telkomsel akhirnya mengoperasikan 1 unit COMBAT dengan teknologi 4G, guna memastikan perluasan jangkauan dan pemerataan akses telekomunikasi berbasis broadband di Desa Woloklibang, yang juga merupakan Kawasan wilayah 3T di Kabupaten Flores Timur.
“Dengan dipasangnya Combat layanan 4G di desa Woloklibang kami berharap koordinasi antara perangkat Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten dapat berjalan lebih efektif dengan kehadiran pemanfaatan teknologi broadband. Saat ini 1279 BTS Telkomsel telah hadir melayani lebih dari 90% wilayah populasi di Provinsi Nusa Tengara Timur. Kami juga berharap layanan broadband 4G LTE ini juga dapat turut mendorong peningkatan potensi perekonomian desa, serta membantu para pelajar dalam melakukan proses belajar secara daring” tutup Samuel.
Komitmen Telkomsel dalam mengupayakan pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia akan terus terjaga seiring dengan makin tingginya tingkat adopsi layanan berbasis digital yang tentunya membutuhkan akses dan kualitas layanan broaband yang prima. Telkomsel memaknai usia ke-25 tahun sebagai upaya untuk terus bergerak maju, bertransformasi, dan tumbuh bersama seluruh lapisan masyarakat di setiap fase kehidupan, dengan menghadirkan kemudahan pemanfaatan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Relawan Jadikan Akhyar Medan Satu (JAMU) menyerahkan bantuan kursi roda kepada Dedi (45), warga Jalan Pelita II, Gang Bonjol Nomor 10, Kecamatan Medan Perjuangan. Bantuan diserahkan, sebab Dedi sudah menderita sakit pengapuran di kedua kakinya sejak tiga tahun lalu.
Ketua Relawan JAMU, Ustad Ade Dermawan menuturkan, tiga hari lalu, Relawan JAMU mendapatkan laporan dari seorang warga di Medan Perjuangan, Suroso. Beliau melaporkan kepada Relawan JAMU di Medan Perjuangan tentang adanya warga yang sedang sakit pengapuran di bagian kaki pada tiga tahun lalu. Saat ini, Dedi tidak memiliki pekerjaan dan membutuhkan kursi roda.
Atas laporan itu, Ustad Ade bersama anggota relawan lainnya mengumpulkan bantuan secara gotong royong untuk disalurkan bantuan kursi roda dan sembako. “Alhamdulillah bantuan hari ini sudah bisa kami antarkan kepada saudara kita yang membutuhkan atas nama Dedi. Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Dedi yang menerima bantuan ini merasa terharu adanya kelompok warga dari pendukungan Akhyar Nasution yang mau membantu. “Saya sudah terbaring sejak tiga tahun lalu, dulu saya hanya supir becak motor. Tapi semenjak sakit, saya tidak punya lagi penghasilan,” ucapnya.
Anak dari Saedah ini mengakui, dirinya hanya tinggal di rumah peninggalan bapaknya yang telah meninggal. “Semoga Pak Akhyar sehat selalu, dan tercapai semua cita-citanya,” harapnya.
Saedah menambahkan, sebagai warga yang kesulitan secara ekonomi, mereka hanya mendapatkan bantuan dari Pemko Medan berupa beras dan sembako. Sedangkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) tak mendapatkannya. “Ya kehidupan kami hanya dari bantuan yang kami terima saja sekarang ini. Alhamdulilah kami dapat beras dari Pemko Medan,” ucapnya.
Suroso berharap, relawan JAMU bisa memperjuangkan warga atas nama Dedi dan ibunya Saedah untuk mendapatkan bantuan uang tunai seperti BST atau PKH. Karena kehidupannya sangat layak untuk dibantu. (adz)