28 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 4199

Smartfren Catat Kenaikan Traffic Layanan Data Lebih dari 10% Selama Ramadan dan Lebaran

Smartfren Tetap Jalankan Protokol Kesehatan Menghadapi Kondisi New Normal

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Meski perayaan Hari Raya Idul Fitri tahun ini berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, dimana pemerintah tengah menerapkan PSBB untuk menangkal penyebaran Covid-19, Smartfren mencatatkan kenaikan traffic data 10% selama Ramadan dan Idul Fitri 2020. Kenaikan layanan data ini terjadi dari bulan April ke Mei 2020.

“Seperti yang sudah kami perhitungkan sebelumnya, dalam kondisi pandemik dan adanya PSBB yang membatasi mobilitas masyarakat untuk mudik saat Idul Fitri. Pertumbuhan layanan data Smartfren di bulan Mei tetap stabil dan merata di berbagai area. Kenaikan trafiknya konsisten mencapai lebih 10% jika dibandingkan bulan April. Hampir sama seperti sejak diberlakukannya WFH pada bulan Maret lalu,” ujar Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations Smartfren.

Jika pada lebaran-lebaran sebelumnya ada penambahan kenaikan trafik di daerah akibat dari mobilitas pelanggan Smartfren yang mudik. Lebaran kali ini persebaran kenaikannya relatif stabil karena penerapan kebijakan PSBB dari pemerintah untuk tidak melakukan mudik di lebaran tahun ini. Hal ini mengakibatkan kualitas jaringan Smartfren tetap terjaga dan tetap optimal di seluruh area layanan.

Munir menambahkan, kenaikan traffic data Smartfren disebabkan semakin maraknya penggunaan aktifitas masyarakat secara online di segala bidang yang didukung dengan disediakannya paket kouta data SF yang sesuai dengan kebutuhan dan terjangkau. Seperti diketahui dari bulan Maret hingga Mei 2020, Smartfren merilis produk baru seperti Kartu Perdana 1ON+ (ion plus) dan denominasi baru Paket Unlimited.

Tetap Jalankan Protokol Kesehatan Menghadapi New Normal

Menghadapi kondisi new normal, dimana sebagian masyarakat mulai beraktivitas kembali, Smartfren akan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi para pegawai, terutama petugas yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Beberapa protokol kesehatan yang diterapkan di Galeri Smartfren dalam melayani dan melakukan kontak dengan konsumen, antara lain:

  1. Petugas layanan konsumen dan konsumen wajib menggunakan masker
  2. Melakukan pengecekan suhu tubuh
  3. Menyediakan hand sanitizer untuk mencuci tangan
  4. Penerapan jaga jarak dalam dalam melayani dan tempat antrian konsumen
  5. Penambahan sekat pembatas untuk counter layanan dan pembayaran

Beberapa hari lalu, Galeri Smartfren di Paragon Mall Semarang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang melakukan sidak di beberapa fasilitas yang melakukan kontak langsung dengan masyarakat. Gubernur Jawa Tengah tersebut sempat menanyakan fasilitas apa saja yang sudah disiapkan Galeri Smartfren untuk melindungi konsumen dari penyebaran Covid-19. Sidak yang dilakukan Ganjar Pranowo ke Galeri Smartfren dapat dilihat di akun Instagram: lifeatsmartfren. (rel/ram)

Anggota DPRD Sumut dan Karo Bagi Sembako di Dairi

SIMBOLIS: Diana Malona Matondang serahkan bantuan secara Simbolis kepada lansia di Jalan Tembakau.solideo/ SUMUT POS.
SIMBOLIS: Diana Malona Matondang serahkan bantuan secara Simbolis kepada lansia di Jalan Tembakau.solideo/ SUMUT POS.
SIMBOLIS: Diana Malona Matondang serahkan bantuan secara Simbolis kepada lansia di Jalan Tembakau.solideo/ SUMUT POS.
SIMBOLIS: Diana Malona Matondang serahkan bantuan secara Simbolis kepada lansia di Jalan Tembakau.solideo/ SUMUT POS.

KARO, SUMUTPOS.CO – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (DPRD Sumut) dra. Remitha br Sembiring dan putrinya yang juga anggota DPRD Karo Diana Malona Matondang, SE membagikan 600 paket sembako dan ribuan masker ke warga Kabupaten Dairi terdampak pandemi virus Corona (Covid-19).

Bantuan ini disebar ke kecamatan-kecamatan dengan sasaran warga miskin dan lansia, Jumat (29/5).

Diana Malona Matondang mengatakan, Sidikalang merupakan daerah kelahiran ayahnya, Alm. Ir Luhut Matondang. Dan ketika ibunya Remitha br Sembiring mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Prov. Sumut yang saat ini sudah menjabat, juga tidak terlepas dari dukungan dari keluarga kerabat dan tim yang ada di Kabupaten Dairi.

“Maka di masa Pandemi ini kami ingin membagikan sedikit rezeki kami kepada para lansia, sebagai salah satu wujud ucapan terima kasih kami kepada mereka,” kata Diana. Bantuan tersebut diserahkan kepada perwakilan keluarga di Dairi untuk dibagikan ke setiap kecamatan.

“Tadi secara simbolis saya serahkan bantuan kepada beberapa lansia di Jalan Tembakau, Sidikalang mewakili Ibu saya Remitha karena beliau berhalangan hadir,”ujarnya.

Perwakilan penerima bantuan dari pihak keluarga J Habeahan yang menerima 600 paket sembako dan masker mengaku akan meneruskan sembako dan masker tersebut bantuan kepada keluarga yang membutuhkan khususnya terdampak COVID- 19.

Paket bantuan ini berupa beras, minyak, indomie telur, dan masker. “Tadi anak kami Diana Malona menyerahkan kebeberapa lansia secara simbolis. Selanjutnya saya dan tim akan membagikan bantuan ini kepada yang berhak menerima di Kabupaten ini,”tandasnya.

Supino (64) warga Jalan Tembako, Sidikalang, ayah dari empat orang anak salah satu penerima bantuan sembako mengucapkan terimakasih. Dia berharap agar keluarga Remita selalu dalam lindungan Tuhan.

Opung Samuel br Manalu (78) warga sama yang mengalami sakit lumpuh juga mengucapkan terima kasih kepada Keluarga Alm. Ir Luhut Matondang.

Turut hadir dalam acara pembagian sembako, Jesaya Pulungan SH, Monang Pulungan, Keluarga Matondang dan Sembiring Dairi beserta rombongan Diana Malona Matondang dari Tanah Karo. (deo)

Lapas Binjai Kibarkan Merah Putih, Gelorakan Semangat Hari Lahir Pancasila

UPACARA: Jajaran Lapas Binjai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila melalui media digital di Aula Lapas Binjai. ist/sumut pos.
UPACARA: Jajaran Lapas Binjai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila melalui media digital di Aula Lapas Binjai. ist/sumut pos.
UPACARA: Jajaran Lapas Binjai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila melalui media digital di Aula Lapas Binjai. ist/sumut pos.
UPACARA: Jajaran Lapas Binjai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila melalui media digital di Aula Lapas Binjai. ist/sumut pos.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Jajaran Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Binjai mengikuti pelaksanaan Upacara Hari Lahir Pancasila melalui media digital seperti kanal YouTube, BPIP, laman Facebook BPIP, Instagram BPIP, TVRI dan RRI, Senin (1/6). Ini dilakukan sesuai dengan Surat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

“Jajaran Lapas Binjai mengikuti upacara melalui media digital dengan Video Teleconference di rumah masing-masing dan yang ketepatan berdinas mengikutinya di Aula Lapas Kelas II A Binjai,” kata Kalapas Kelas II A Binjai, Maju Amintas Siburian.

Dalam sambutan Presiden Joko Widodo, nilai-nilai luhur Pancasila harus dihadirkan secara nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila, kata Jokowi, harus hidup dalam semangat rakyat Indonesia.

“Nilai yang hidup dalam kebijakan dan keputusan Pemerintah, nilai yang terus hidup bergelora dalam semangat rakyat Indonesia,” kata Jokowi.

Jokowi tak pernah bosan mengajak seluruh penyelenggara negara baik di pusat atau daerah, untuk meneruskan keberpihakannya kepada masyarakat yang sedang dilanda kesulitan akibat virus corona. “Tidak henti-hentinya saya mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai daerah untuk meneruskan keberpihakan kita kepada masyarakat yang sedang dalam kesulitan, Untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, ras dan agama serta untuk memenuhi kewajiban kita untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia,” ujarnya.

Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa di manapun berada untuk terus memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan. Selain itu, bangsa harus saling tolong menolong dan gotong-royong serta bersikap optimis menghadapi segala tantangan.

Sementara, Gelora Semangat Hari Lahir Pancasila juga dilakukan jajaran Lapas Binjai. “Kami juga mengibarkan bendera merah putih di depan kantor, rumah dinas dan rumah masing-masing ASN ,” pungkas Maju. (ted)

Jalan Penghubung Sumbul-Parikki Dairi Rusak

RUSAK: Kendaraan melintasi jalan rusak di ruas jalan menghubungkan Sumbul-Parikki Kecamatan Sumbul Pegagan Kabupaten Dairi.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
RUSAK: Kendaraan melintasi jalan rusak di ruas jalan menghubungkan Sumbul-Parikki Kecamatan Sumbul Pegagan Kabupaten Dairi.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
RUSAK: Kendaraan melintasi jalan rusak di ruas jalan menghubungkan Sumbul-Parikki Kecamatan Sumbul Pegagan Kabupaten Dairi.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
RUSAK: Kendaraan melintasi jalan rusak di ruas jalan menghubungkan Sumbul-Parikki Kecamatan Sumbul Pegagan Kabupaten Dairi.RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Sumbul dengan Parikki, Kecamatan Sumbul Pegagan, Kabupaten Dairi, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Badan jalan lebih kurang lebih 10 kilometer rusak parah.

Amatan Sumut Pos, badan jalan dipenuhi banyak lubang. Ketika musim penghujan, badan jalan digenangi air mirip kubangan kerbau sehingga menyulitkan pengendara baik mobil maupun sepeda motor.

Sejumlah warga, Sahat Matanari (50) dan Sahala Sinaga mengatakan, kerusakan badan jalan menyulitkan serta mengancam keselamatan pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor karena dimusim hujan hampir semua badan jalan tergenang air sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalulintas. Masyarakat berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi segera melakukan perbaikan supaya tidak merugikan warga sekitar.

Sekretaris Dinas PUTR Dairi, Frianto Naibaho dikonfirmasi, membenarkan jika pengelolaan ruas jalan tersebut sudah kembali ke Pemkab Dairi. Frianto mengatakan, penyerahan ruas jalan itu dilakukan Pemprovsu ke Pemkab Dairi tahun 2019 lalu. Tetapi sebagai penggantinya, ruas jalan Pangiringan Kecamatan Parbuluan menghubungkan Tanjung Beringin kecamatan Sumbul sekarang statusnya menjadi jalan provinsi. (rud)

Warga Binjai Penerima BST Pulangkan Bansos Covid-19

CEK: Plt Kadinsos Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros (kemeja biru) mengecek persediaan paket sembako untuk warga yang terdampak Covid-19
CEK: Plt Kadinsos Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros (kemeja biru) mengecek persediaan paket sembako untuk warga yang terdampak Covid-19
CEK: Plt Kadinsos Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros (kemeja biru) mengecek persediaan paket sembako untuk warga yang terdampak Covid-19
CEK: Plt Kadinsos Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros (kemeja biru) mengecek persediaan paket sembako untuk warga yang terdampak Covid-19

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Warga Kota Binjai penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) mengembalikan Bansos Covid-19 yang disalurkan Dinas Sosial Pemko Binjai. Hal itu terungkap dengan adanya kelebihan sekitar 500 paket sembako dari 45 ribu paket yang disediakan.

“Terima kasih warga Kota Binjai yang melaporkan telah menerima BST dari Kemensos, dan tidak menerima Bansos Covid-19 dari Dinsos,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Rudi Iskandar Baros, Senin (1/6).

Menurut dia, Dinsos Kota Binjai membelanjakan 45 ribu paket untuk penyaluran Bansos Covid-19. Adapun sembako dalam paket yang disalurkan Dinsos Kota Binjai yakni, beras 10 kg, minyak makan 2 liter, mie instant sekotak, teh sekotak, 1 susu kaleng dan garam 1 kg.

“Hasil data yang dirangkum oleh Kepling di Kota Binjai, ada 44.429 yang akan menerima Bansos Covid-19. Sementara ada juga Bansos yang masuk dari Provinsi sebanyak 22.676, dan itu sudah disalurkan,” beber mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kota Binjai ini.

Dia menambahkan, Bansos Covid-19 tahap II berlebih. Artinya, 45 ribu yang dibelanjakan, tersalurkan kepada masyarakat 44.429 yang terdampak Pandemi Covid-19.

“Ada sekitar 500 lebih paket masih ada sampai saat ini di GOR Rambung, Binjai Selatan,” urai dia.

“Nah hasil dari pendataan yang dilakukan Kepling, data penerima yang 44.429 ini juga ada penerima BST. Alhamdulillah, warga Kota Binjai mengembalikan Bansos Covid-19 dari Pemko Binjai karena telah menerima BST. Kami juga pegang data, jadi data siapa saja yang menerima BST,” ujar dia.

Karenanya, masyarakat Kota Rambutan tidak perlu khawatir karena belum menerima Bansos Covid-19. Rudi Baros menegaskan, semua masyarakat akan mendapat Bansos Covid-19 tersebut.

“Sebab, hasil pengecekan Bansos Covid-19 ada sekitar 2 ribuan paket lagi masih di GOR. Bertambah karena warga yang terima BST mengembalikan Bansos Covid-19. Dalam waktu dekat ini, akan disalurkan. Pesantren dan anak yatim piatu serta janda juga akan diberikan, pasti akan dapat, jangan takut,” kata dia.

“Mari warga Kota Binjai yang terdampak pandemi dan belum menerima Bansos Covid-19, dapat datang ke Kantor Dinsos Binjai dengan membawa KK. Dan kami juga sudah menyurati kecamatan,” pungkasnya. (ted/han)

Positif Covid-19 di Sumut Masih Meningkat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di saat pemerintah tengah menyiapkan transisi menuju new normal atau kehidupan normal baru, angka kasus positif Covid-19 di Sumut masih terus meningkat.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Senin (1/6), kasus positif yang terkonfirmasi melalui hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), naik menjadi 417 orang. Terjadi peningkatan 8 kasus dibanding hari sebelumnya sebanyak 409 orang.

“Pasien positif kembali meningkat sebanyak 8 orang. Saat ini, total pasien positif Covid-19 sudah mencapai 417 orang dari sebelumnya 409 orang,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah.

Walau demikian, Aris bersyukur karena angka pasien yang sembuh juga mengalami kenaikan. Tercatat, jumlahnya mencapai 148 orang dari sebelumnya hanya 145 orang. “Ada penambahan 3 pasien yang dinyatakan sembuh (dari Covid-19),” ungkapnya.

Sementara untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), angkanya naik 10 orang dari 140 menjadi 150 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 masih tetap sebanyak 41 orang.

“Kami terus mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak dan sebagainya,” jelas Aris.

Ia menambahkan, masa tanggap darurat Covid-19 di Sumut telah berakhir pada Jumat (29/5). Untuk itu, status wilayah di Sumut kini mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. “Sendainya pemerintah pusat menetapkan new normal, berarti iya,” tandasnya.(*)

Dokter & Perawat Tak Lagi di Hotel

WISMA ATLET: Wagubsu, Musa Rajekshah meninjau kesiapan Wisma Atlet milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (30/5). Wisma ini akan digunakan untuk penginapan tenaga medis yang menangani Covid-19 di RS rujukan.
WISMA ATLET: Wagubsu, Musa Rajekshah meninjau kesiapan Wisma Atlet milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (30/5). Wisma ini akan digunakan untuk penginapan tenaga medis yang menangani Covid-19 di RS rujukan.
WISMA ATLET: Wagubsu, Musa Rajekshah meninjau kesiapan Wisma Atlet milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (30/5). Wisma ini akan digunakan untuk penginapan tenaga medis yang menangani Covid-19 di RS rujukan.
WISMA ATLET: Wagubsu, Musa Rajekshah meninjau kesiapan Wisma Atlet milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar, Deliserdang, Sabtu (30/5). Wisma ini akan digunakan untuk penginapan tenaga medis yang menangani Covid-19 di RS rujukan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama ini, dokter dan perawat yang bertugas di rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS GL Tobing dan Martha Friska, diinapkan pemerintah di hotel yang dekat ke rumah sakit bersangkutan. Namun menginap di hotel selama berbulan-bulan ternyata menelan anggaran cukup besar, mencapai Rp400 juta per bulan. Demi efisiensi anggaran, para tenaga medis itu rencananya akan dipindah dari hotel.

“ADA BEBERAPA aset Pemprov yang bisa digunakan untuk tempat tinggal tenaga medis penanganan Covid-19. Selama ini kita menggunakan jasa hotel. Dengan ini kita bisa mengefisiensikan anggaran,” kata Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah, usai meninjau kesiapan Wisma Atlet milik Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar, Deliserdang yang akan digunakan untuk penginapan tenaga medis, Sabtu (30/5).

Di Wisma Atlet, ada 102 kamar setara hotel yang siap digunakan. Saat ini, semua persiapan tengah dilakukan dan sesegera mungkin tenaga medis akan dipindahkan ke Wisma Atlet.

Selain kamar wisma, Pemprov juga menyiapkan transportasi untuk antar jemput tenaga medis dari rumah sakit ke tempat penginapan. “Mungkin dalam beberapa hari ini, dokter dan perawat yang bertugas itu sudah bisa dipindahkan. Satu kamar satu orang,” kata Wagub.

Selain itu, guna mencegah penyebaran Covid-19 di Wisma Atlet, akan diterapkan protokol kesehatan di tempat penginapan. Pekerja Wisma Atlet akan diberi arahan agar tetap sehat.

“Pastinya akan ada pengarahan bagi pekerja yang ada di Wisma Atlet untuk menjaga kesehatan mereka, sebelum masuknya juru rawat dan dokter,” ujar Wagub.

Usai meninjau Wisma Atlet, Wagub juga meninjau gedung asrama peserta Diklat BPSDM Pemprov Sumut di Jalan Ngalengko, Medan. Gedung asrama BPSDM memiliki 76 kamar yang bisa digunakan. Dengan rincian gedung lama 36 kamar, gedung baru 40 kamar. Namun untuk tahap awal, diputuskan akan digunakan Wisma Atlet terlebih dahulu.

Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis, mengatakan selama ini anggaran yang digunakan untuk menyewa kamar hotel menghabiskan kurang lebih Rp400 juta setiap bulan. Namun dengan digunakannya aset Pemprov Sumut, anggaran bisa diefisiensikan.

“Untuk efisiensi anggaran, ternyata kita punya aset yang sangat layak. Setelah tenaga medis pindah, nanti kita hanya bayar biaya konsumsi dan pelayanan, seperti cleaning service dan laundry. Karena Wisma Atlet sangat layak, insyaallah mereka dipindahkan minggu depan,” kata Riadil.

Turut hadir Asisten Administrasi Umum dan Aset M Fitriyus, Plt Kepala BPKAD Sumut Ismael P Sinaga, Kepala Dinas Kesehatan Alwi Mujahit, Kadispora Sumut Baharudin Siagian, Kepala BPSDM Kaiman Turnip dan Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut Hendra Dermawan Siregar.(*)

Poldasu Bentuk Tim Pengawasan New Normal

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terkait rencana pemerintah menerapkan New Normal secara bertahap di tengah pandemi Covid-19, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) sedang membentuk tim pengawasan penerapan tatanan kehidupan baru.

“Secara umum, masyarakat sangat patuh terhadap peraturan pemerintah. Terbukti, pelaksanaan malam takbiran dan Salat Idul Fitri berjalan lancar. Namun begitu, harus tetap dibentuk tim pengawasan dalam kegiatan keseharian masyarakat dalam penerapan new normal. Selain itu, kita juga harus memiliki staf khusus dalam penerapan budaya kehidupan baru dalam kegiatan sehari-hari,” kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, di Medan, Senin (1/6).

Senada, Wakapolda Sumut, Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, mengatakan Sumut sudah harus melaksanakan tatanan kehidupan baru. “Sumut harus sudah mulai new normal, karena kehidupan harus kita lanjutkan,” ujar mantan Kapolrestabes Medan ini.

Pola hidup baru harus disiapkan di setiap aspek, mulai dari dunia usaha hingga tempat ibadah. Dalam hal ini, Polda tengah membentuk tim pengawasan. “Nantinya, tim akan melakukan monitoring kegiatan keseharian masyarakat di masing-masing bidang,” tandasnya. (prn/ris/mag-1)

Penerapan New Normal di Sumut, Politisi Khawatirkan Second Wave

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wacana penerapan New Normal atau kelaziman baru sebagai pola hidup di masa pandemi Covid1-9 di Sumatera Utara, masih menuai pro kontra dari sejumlah kalangan, khususnya dari politisi. Sejumlah politisi mengkawatirkan penerapan New Normal akan memicu lonjakan kasus positif Covid-19.

“Kalau kita lihat data terbaru yang disajikan GTPP Covid-19 Sumut, penambahan kasus masih terus berlangsung. Jika New Normal diberlakukan, bukan tidak mungkin second wave Covid-19 terjadi di Sumut,” kata politisi PKS, Salman Alfarisi, kepada Sumut Pos, Senin (1/6).

Ia menilai, biaya yang dibutuhkan jika New Normal diterapkan, akan jauh lebih besar dibanding PSBB. Pasalnya, pemerintah harus menyediakan dana untuk pemenuhan kebutuhan protokol kesehatan, yang menjadi syarat utama pemberlakuan New Normal.

Jika pemerintah ingin menjalankan New Normal, menurutnya, pemerintah harus memastikan masyarakat bisa terlindungi dari virus. Salahsatu contohnya, jika pemerintah ingin membuka sekolah kembali, harus disiapkan ruang kelas baru minimal dua kali lipat yang ada sekarang. “Kenapa? Karena siswa yang masuk sekolah harus menjaga physical distancing dengan siswa lain di kelasnya. Masalahnya, ruang kelas di sini hampir rata dipersiapkan untuk 40-50 orang dalam satu kelas,” kata Wakil Ketua DPRD Sumut ini.

Senada, anggota Fraksi Golkar sekaligus Ketua Panitia Khusus Covid-19 DPRD Sumut, Akbar Himawan Buchari, meminta pemprov memastikan beberapa hal dulu sebelum melaksanakan New Normal.

Pertama, kata dia, pemerintah harus bisa membuktikan bahwa transmisi Covid-19 sudah bisa dikendalikan. Kedua, kapasitas sistem kesehatan termasuk rumah sakit memadai untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak dan mengarantina pasien. Ketiga, risiko penularan telah dapat diminimalkan. Selanjutnya langkah-langkah pencegahan di tempat kerja/publik telah ditetapkan termasuk jarak fisik, fasilitas cuci tangan dan etika pernapasan.

“Masyarakat bisa dilibatkan dalam proses menuju New Normal dari beberapa poin itu. Namun dari hasil kunjungan kerja pansus ke RS rujukan, laboratorium PCR USU dan GTPP Covid-19 kabupaten/kota, provinsi kita belum siap melaksanakan New Normal. Pemerintah harus membuat regulasi yang tegas dan menyiapkan sarana untuk menuju proses New Normal. Di sisi lain, New Normal ini harus segera dilaksanakan agar ekonomi tetap hidup di Sumut. Maka dari itu, kami mendorong pemerintah agar segera memenuhi kriteria poin-poin yang ada di atas,” katanya.

Siapkan Sarana dan Prasarana

Tak jauh berbeda, peneliti Indekstat Indonesia Wasis Wiseso Pamungkas, berpendapat bahwa konsekuensi anggaran yang dibutuhkan oleh pemerintah jika ingin menjalankan kelaziman baru ini akan sangat besar. Karena pemerintah harus bertanggungjawab dalam menyiapkan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan.

“Seharusnya pemerintah sejak awal mengambil langkah tegas dalam penanganan Covid-19 ini. Sehingga tidak timbul kebingungan, baik di tingkat pemerintah daerah maupun masyarakatnya akibat kebijakan-kebijakan yang sering berubah,” katanya.

Kunci permasalahan utama dalam penanganan wabah, menurut Wasis, terletak pada tegasnya pemerintah dalam menetapkan suatu kebijakan. Jangan ada ego sektoral di tingkat kementerian. “Hal ini menyebabkan penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi semakin kompleks, rumit dan semakin lama,” tegasnya.

Koordinasi

Diberitakan sebelumnya, Sumut dalam waktu dekat akan menerapkan New Normal usai status tanggap darurat bencana Covid-19 berakhir 29 Mei kemarin. Karenanya, pemprov telah berkoordinasi dengan Diskominfo kabupaten/kota, agar tidak ada disinformasi terkait New Normal.

Plt Kepala Diskominfo Sumut, Irman Oemar, mengatakan saat ini informasi harus cepat dan tepat disalurkan ke daerah karena kebijakan saat ini sangat dinamis. Menurutnya dengan cepat dan tepatnya arus informasi ke daerah maka pemerintah daerah juga bisa cepat mengambil kebijakan.

“Diskominfo itu adalah lokomotif informasi bukan hanya untuk masyarakat, tetapi juga ke pemerintah sendiri, termasuk kepada kepala daerah. Dengan cepat dan tepatnya informasi, kita bisa dengan cepat membuat kebijakan, itu sangat diperlukan disituasi saat ini,” katanya saat telekonferens dengan kepala Diskominfo kabupaten/kota se Sumut, Jumat (29/5).

Diterangkan Irman, penerapan New Normal di sebuah daerah ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk kondisi epidemiologi seperti penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu (= 50%), penurunan jumlah kasus ODP dan PDP selama dua minggu dan penurunan jumlah meninggal. Selain itu juga ada peningkatan data pasien positif yang sembuh.

Sedangkan untuk kategori surveilans kesehatan masyarakat, daerah harus meningkatkan pemeriksaan spesimen dan tingkat positif kurang dari 5% dari seluruh spesimen yang diambil, penurunan mobilitas penduduk serta tracing contact kasus positif.

Pada kategori kesiapan layanan kesehatan masyarakat, daerah harus memiliki ruang isolasi untuk setiap kasus di RS, jumlah APD tenaga kesehatan yang tercukupi dan cukupnya jumlah ventilator yang tersedia (asumsi 1% dari jumlah kasus positif). “Ada indikator-indikator yang harus dipenuhi daerah sebelum menerapkan New Normal. Itu harus menjadi pertimbangan kuat sebelum menerapkan New Normal,” imbuhnya.

Sementara itu di Sumut sendiri ada 16 kabupaten/kota yang masih belum terpapar korona (zona hijau atau nihil kasus positif Covid-19). Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Batubara, Humbahas, Labusel, Madina, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Paluta, Palas, Pakpak Bharat, Samosir, Tapsel, Tapteng serta Kota Gunungsitoli dan Sibolga.

“Ada tiga daerah di Sumut yang masuk dalam zona merah dan secara epidemiologi kasus positif belum terkendali yaitu Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Simalungun. Ada 16 zona hijau dan 13 zona kuning, jadi daerah-daerah yang masuk zona hijau dan beberapa yang kuning memenuhi syarat dalam menjalankan New Normal,” terang pria yang juga Kepala Balitbang Sumut.

Setelah pertemuan ini, Irman berharap Diskominfo kabupaten/kota memiliki koordinasi yang kuat demi memberikan informasi dan data yang akurat kepada masyarakat. Tujuannya, tentu agar tidak terjadi disinformasi dan juga pesan yang diberikan pemerintah sampai dan diterima kepada masyarakat.

“Mungkin kali ini ada beberapa masalah miskomunikasi sehingga data provinsi dan daerah berbeda terkait kasus Covid-19. Sekarang kita akan perkuat koordinasi sehingga kesalahan seperti itu tidak terjadi lagi,” pungkasnya. (prn)

Angkutan Umum Diperbolehkan Beroperasi

ANGKOT: Angkot berjajar mencari penumpang di salah satu jalan di Kota Medan, beberapa waktu lalu. Triadi wibowo/sumut pos
ANGKOT: Angkot berjajar mencari penumpang di salah satu jalan di Kota Medan, beberapa waktu lalu. Triadi wibowo/sumut pos
ANGKOT: Angkot berjajar mencari penumpang di salah satu jalan di Kota Medan, beberapa waktu lalu. Triadi wibowo/sumut pos
ANGKOT: Angkot berjajar mencari penumpang di salah satu jalan di Kota Medan, beberapa waktu lalu. Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sempat diimbau tidak beroperasi di tengah pandemi Covid-19, angkutan umum akhirnya diperbolehkan kembali beroperasi di Sumatera Utara. Namun semua transportasi yang beroperasi mesti taat pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintahn

“Kemarin kebijakannya adalah larangan mudik Lebaran, dan itu sudah selesai. Kini, angkutan sudah boleh beroperasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Abdul Haris Lubis, melalui Kabid Lalu Lintas, Darwin Purba, menjawab Sumut Pos, Senin (1/6).

Ia menjelaskan, larangan mudik yang tertuang dalam Permenhub Nomor 18/2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 dan Permenhub Nomor 25/2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H, berlaku mulai 24 April hingga 31 Mei 2020. Artinya, per 1 Juni aturan itu tidak berlaku lagi.

Untuk itu, pihaknya telah menyurati perusahaan-perusahaan angkutan yang tergabung di Organisasi Angkutan Darat (Organda), guna menyampaikan informasi dimaksud. “Sudah (disampaikan), tapi memang penumpangnya masih sepi. Sekali lagi, boleh beroperasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” terangnya.

Harus Fair

Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe, yang dihubungi mengungkapkan, pemerintah harus fair dalam menerapkan kebijakan transportasi. Menurut dia, mestinya ada stimulus yang diberikan kepada para pengusaha angkutan, jika penerapan protokol kesehatan dijalankan bersamaan dengan operasional angkutan.

“Bagaimana ceritanya orang naik angkot duduknya berjarak? Sudah pasti pendapatan kami selaku pemilik dan juga sopir tidak sesuai target setoran. Maunya, diberikan keringanan kepada kami, entah apalah itu namanya, sehingga dapat membantu kami. Ini angkot sudah jalan, sedangkan di satu sisi mesti ada biaya perawatan dan lain sebagainya. Pemerintah harus fair jugalah,” katanya.

Dia mengatakan, Organda Medan salahsatu kelompok masyarakat yang ikut terdampak pandemi Covid-19. Namun hingga kini belum pernah mendapat bantuan dan perhatian dari Pemko Medan maupun Pemprov Sumut.

“Kalau dibilang sudah ada diberikan bansos kepada Organda Medan dari Dishub Sumut melalui Organda Sumut, saya tegaskan sampai hari ini kami di Organda Medan sama sekali belum ada menerima. Masa iya, pemerintah provinsi dan pemko kalah dengan pihak swasta seperti leasing, yang telah membantu kami dalam hal keringanan pembayaran angsuran mobil?” katanya.

Kembali ke cerita protokol kesehatan dalam operasional angkot di Medan, pihaknya mengaku bingung. Ia menilai, pengawasan terhadap pasar tradisional, mal, dan fasilitas publik lainnya tidak ketat di lapangan.

“Mestinya pemerintah kita ini juga berpikir positif. Artinya, kalau orang pergi berbelanja dan berjualan di pasar, tentulah karena sehat. Begitu jugalah anggapan terhadap orang yang naik angkot. Di pasar juga orang rame dan kadang tidak jaga jarak. Kenapa di angkot mesti jaga jarak juga?” pungkasnya.

Kadishub Medan Iswar Lubis yang coba dimintai tanggapan ihwal aspirasi Organda Medan tersebut, tidak merespon via nomor seluler dan via pesan WhatsApp.(*)