Cek Kendaraan: Kasat Lantas dan puluhan personel Satlantas Polres Binjai melakukan cek kendaraan dan penumpang di jalur keluar Tol Binjai, Jalan Baru Megawati, Binjai Utara, Rabu (29/4).
tedi/ SUMUT POS
Cek Kendaraan: Kasat Lantas dan puluhan personel Satlantas Polres Binjai melakukan cek kendaraan dan penumpang di jalur keluar Tol Binjai, Jalan Baru Megawati, Binjai Utara, Rabu (29/4).
tedi/ SUMUT POS
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sebagai upaya pencegahan aktivitas para pemudik, Satlantas Polres Binjai mendirikan Pos PAM dan Chekpoint di Pos Lantas, Jalan Baru Megawati, Kecamatan Binjai Utara, Rabu (29/4).
Untuk mengecek kesiapan personel, Kapolres Binjai AKBP Romadhoni turun langsung melakukan pemeriksaan setiap kendaraan yang masuk ke Kota Binjai.
“Kegiatan hari ini sejalan dengan dimulainya Ops Ketupat. Tahun ini yang berbeda seiring kebijakan larangan mudik seperti yang dijelaskan Pak Presiden, mudik di saat Lebaran. Jadi kami akan periksa para penumpang setiap kendaraan yang akan masuk ke Kota Binjai,”terang Romadhoni.
Dijelaskan Romadhoni, salah satu pemeriksaan yang dilakukan dengan meminta kartu identitas (KTP) penumpang. Bila warga Binjai diperbolehkan masuk, namun bila pemilik KTP luar kota akan diminta kembali ke daerah asalnya. “Kalau yang datang KTP orang Binjai, kami bolehkan masuk, tapi misalnya KTP Jakarta yang datang ke Binjai akan kami intensifkan pemeriksaan,”ujar dia.
“Kami akan imbau kembali ke daerah asalnya agar jumlah ODP Binjai tidak bertambah lagi,”sambungnya.
Sementara itu, Kasat Lantas AKP Hendri Nupia Dinka Barus mengatakan, pihaknya akan memfokuskan pemeriksaan terhadap angkutan travel dan jasa penumpang. “Sejauh ini semua masih aman, lancar dan kondusif. Pospam ini juga kita siapkan tim medis, dan tim disinfektan yang terus siaga,” pungkasnya.
Diketahui, Direktorat Lalulintas Polda Sumatera Utara melaksanakan upaya pencegahan atau larangan mudik. Ditlantas Polda Sumut juga telah mendirikan 114 Pospam dan Check Point di beberapa wilayah Sumut, Pos PAM yang disebar sebanyak 89 pos, dan pos Check Point sebanyak 25 pos. (ted)
SEMPROT: Plt Kadis Kesehatan Langkat, Satgas Covid-19, Kapus Kesmas P.Brandan dan Lurah Berandan Timur Baru usai melakukan penyemprotan di kediaman pasien PDP.
ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
SEMPROT: Plt Kadis Kesehatan Langkat, Satgas Covid-19, Kapus Kesmas P.Brandan dan Lurah Berandan Timur Baru usai melakukan penyemprotan di kediaman pasien PDP.
ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Seorang warga Jalan Sutomo, Kelurahan Brandan Timur Baru, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit GL Tobing Tanjungmorawa, setelah ditetapkan sebagai PDP Covid-19 oleh pihak RS Pertamina Pangkalan Brandan, Minggu (26/4) sekira pukul 01.00 WIB.
Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Langkat, dr M Arifin Sinaga MAP mengatakan, sebelumnya warga asal Kelurahan Brandan Timur Baru tersebut berobat ke Rumah Sakit Pertamina dengan keluhan demam dan sesak nafas. Setelah dilakukan pemeriksaan dan rongsent, ditetapkan sebagai PDP Covid-19 dan langsung dirujuk ke RS GL Tobing Tanjungmorawa untuk menjalani perawatan intensif.
Dijelaskan Arifin, warga Pangkalan Brandan tersebut, ternyata dua hari sebelumnya baru pulang dari Pasaman, Sumatera Barat. Selama berada di sana, pasien tersebut merawat keluarganya yang sedang sakit.
“Mungkin pasien itu gak tahu kalau keluarganya terkena Covid-19. Setelah dua hari di rumahnya, pasien mengalami demam dan sesak nafas dan berobat ke RS Pertamina. Saat berobat itulah si pasien ditetapkan sebagai PDP dan dirujuk usai melewati beberapa pemeriksaan,”terang Arifin.
Kepala Puskesmas (Kapus) Brandan, dr Hj Lisdayani mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyemprotan di kediaman pasien PDP dengan disinfektan. Selain itu, keluarga PDP juga sudah diperiksa oleh Satgas Covid-19.
“Plt Kadis Kesehatan Langkat, Lurah Berandan Timur Baru dan Satgas Covid-19 telah mengunjungi rumah keluarga PDP tersebut. Semuanya dinyatakan baik-baik saja. Pihak keluarga pasien PDP sudah disarankan untuk isolasi mandiri selama 14 hari. Disamping itu, kita imbau juga untuk selalu menjaga kebersihan,”pungkasnya.
Langkat Zona Hijau dari Covid-19
Jubir Covid-19 Langkat, dr M Arifin Sinaga menegaskan, Kabuten Langkat masih berstatus zona hijau untuk wilayah sebaran positif virus Corona.
“Belum ada 1 orang pun warga Langkat yang berstatus positif Covid-19, wilayah kita masih zona hijau,” tegasnya, kemarin (28/4).
Untuk itu, Arifin meminta masyarakat mengakses info perkembangan kasus Covid-19 di Langkat, melalui aplikasi web resmi milik Satgas Covid-19 Langkat, yaitu coronainfo.langkatkab.go.id atau mengunjungi Medsos milik Diskominfo Langkat. Yakni FB: @diskominfo langkat, IG:@diskominfo_langkat dan Twitter:@kominfolangkat
Sementara itu, Ketua Bidang Humas Covid 19 Langkat, H.Syahmadi, menegaskan, Langkat bukan wilayah zona merah positif Corona, melainkan zona merah untuk PDP.
“PDP itu bukan Positif Covid-19. Jadi diharapkan masyarakat tidak panik dan bisa melihat membaca informasi dengan jeli, serta dapat memahami istilah-istilah virus Corona dengan baik, agar tidak menjadi salah pengertian,”pungkasnya.
Syahmadi meminta warga untuk tidak mudah mempercayai perkembangan informasi kasus Covid-19 di Langkat, selain alamat web dan akun media sosial resmi milik Satgas Covid 19 Langkat sendiri,”sambungnya. (yas/han)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) memperkirakan, jumlah tingkat kemiskinan di Sumut akan bertambah menjadi 1,8 juta jiwa. Hal ini akibat dari pandemi Covid-19 yang berdampak langsung dengan perekonomian masyarakat.
“Diperkirakan, tingkat kemiskinan meningkat menjadi 9,7 % pada skenario mild. Sementara dalam skenario severe dapat meningkat hingga 12,9 persen,” ujar Kepala Perwakilan BI provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Rabu (29/4).
Wiwiek menjelaskan, meningkatnya jumlah kemiskinan sebagai dampak pelemahan ekonomi. Selain itu, banyak masyarakat bekerja sebagai buruh dan informal kehilangan mata pencarian sehingga menimbulkan pertumbuhan tingkat kemiskian.
Secara angka, kata Wiwik, pihak BI Sumut memperkirakan jumlah orang miskin sekitar 1,3-1,8 juta orang. Sehingga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) akan meningkat.
“Jika dimungkinkan, selisih tersebut diikutsertakan dalam program PKH atas beban pemerintah pusat. Jika tidak bisa diakomodir, dapat menggunakan dana APBD,” tutur Wiwiek.
Sementara dampak Covid-19 terhadap ketenagakerjaan, lanjutnya, akan sangat terasa karena banyak lapangan usaha yang tutup. Ada 4 sektor utama yang rentan memPHK-kan pekerjanya atau sekitar 354 ribu tenaga kerja yang akan terdampak.
Ditambahkannya, selain angka pengangguran dari 4 sektor utama itu, BI juga memprediksi ada peningkatan jumlah pengangguran dari kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal itu membuat laju angka kemiskian terus meningkat.
“Di bulan April mendekati Ramadan, jumlah PMI yang pulang diperkirakan sebanyak 6.078 orang. Sedangkan di bulan Mei juga diperkirakan jumlah PMI yang kembali mencapai 6.078 orang, sementara pada bulan Juni, ada 3.039 orang,” papar Wiwiek.
Jumlah kepulangan ini diasumsikan meningkat 3-6 kali lipat dibanding biasanya akibat kebijakan lockdown Malaysia dan juga momen puasa dan Lebaran. Angka tersebut akan terus bertambah dengan pemulangan PMI.
“Kepulangan PMI ini berpotensi besar mendorong peningkatan kasus Covid-19 di Sumut,” kata Wiwiek.
Dengan kondisi ini, kata Wiwiek, pihak BI Sumut terus berkordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan pemangku kebijakan lain untuk mencari solusi dalam kebijakan untuk mengatasi hal itu semua.(gus)
SAKSI: Tiga saksi yang merupakan warga sekitar lokasi kejadian, memberikan keterangan dalam kasus pembunuhan hakim Jamaluddin, Rabu (29/4).
SAKSI: Tiga saksi yang merupakan warga sekitar lokasi kejadian, memberikan keterangan dalam kasus pembunuhan hakim Jamaluddin, Rabu (29/4).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sidang kasus pembunuhan berencana terhadap hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin kembali dilanjutkan dengan keterangan saksi. Dalam sidang itu terungkap, bahwa kedua eksekutor yakni terdakwa M Jefri dan Reza Fahlevi sempat bingung untuk membuang jasad korban dan sempat berkeliling kampung mencari lokasi membuang mayat tersebut.
Pada sidang kali ini, tiga orang saksi yang merupakan warga sekitar lokasi, dihadirkan di ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (29/4)n
Ketiga saksi di antaranya adalah Edward Tarigan (25) dan Linawati beru Sembiring (23), pasangan suami istri yang merupakan petani. Sedangkan seorang lagi adalah Sengkunan Sembiring (49), warga sekitar lokasi yang juga seorang petani.
Terdakwa M Jefri dan Reza Fahlevi sempat berkeliling mencari lokasi untuk membuang jasad korban. Terdakwa Jefri mengendarai mobil Toyota Prado BK 77 HD yang membawa mayat korban, sedangkan terdakwa Reza menuntun jalan mengendarai sepedamotor.
Hal itu tergambar dari kesaksian Sengkunan Sembiring (49) yang mengaku sempat melihat mobil tersebut melintas bolak-balik bersama satu sepedamotor menuju kebun sawit pukul 05.10 WIB. Ketika itu, saksi bertepatan sedang berolahraga di sekitar rumahnya di Dusun I yang jaraknya 2 Km dari lokasi temuan.
“Sekitar jam 05.10 WIB ku tengok (lihat,Red) mobil itu melintas menuju ke arah atas kebun sawit bersamaan sama satu kreta (sepedamotor). Tapi gak lama balik lagi turun ke bawah, sama kreta itu juga jalannya sama-sama tapi kretanya jalan di depan,” ungkapnya, di hadapan majelis hakim yang diketuai Erintuah Damanik.
Saat ditanya majelis hakim soal jarak dari lokasi saksi melihat mobil itu melintas dengan TKP jurang tempat mobil korban ditemukan, saksi menjawab bahwa jaraknya sekitar 2 km. Dikatakannya, ia melihat mobil itu melintas di Dusun I, sedangkan lokasi mobil ditemukan di jurang di Dusun II.
“Ada 2 km jaraknya kalau jurang tempat mobil itu ditemukan sama lokasi pas aku lihat mobil itu melintas. Aku lihat mobil itu melintas di Dusun I, jurangnya di Dusun II, Pak. Banyak juga warga sana yang sempat melihat mobil itu keliling kampung,” jelas Sengkunan.
“Artinya jurang lokasi ditemukan itu bukan di jalan menuju ke atas kebun sawit yang saudara sempat lihat mobil itu melintas ya? Kapan kemudian saudara mengetahui kabar mobil yang sempat Anda lihat itu masuk jurang?” tanya majelis hakim mengaitkan keterangan saksi lain, Aritah Ginting yang juga mengaku sempat berpapasan dengan mobil korban di lokasi lain pada persidangan sebelumnya.
Saksi menjawab bahwa ia baru mengetahui kabar adanya temuan mobil masuk jurang tersebut dari cerita warga lain sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah melihat ke lokasi dari jauh, barulah menyadari bahwa mobil yang berada di jurang itu adalah mobil yang sempat dilihatnya melintas pagi dinihari tadi ketika olahraga.
“Saya tahunya sekitar jam satu siang dari cerita-cerita warga, Pak. Waktu saya lihat ke lokasi, baru saya tahu mobil itu adalah mobil yang sempat nampak melintas pas olahraga pagi-pagi itu,” jawab Sengkunan.
Sementara, kabar adanya sebuah mobil mewah yang masuk ke jurang, pertama kali diketahui oleh pasangan suami istri, Edward Tarigan dan Linawati beru Sembiring.
Keduanya menyampaikan kepada majelis hakim bahwa mereka melihat mobil tersebut berada di jurang ketika berjalan saat akan pergi ke ladang sekitar pukul 11.00 WIB.
Takut karena belum ada seorang warga pun di lokasi, keduanya kemudian memberitahukan hal itu kepada salah seorang warga bernama Lamsir.
“Kami pas mau ke ladang, Pak. Mobil itu nampak dari atas tempat kami jalan, belum ada orang waktu itu d isana, Pak. Gak sampai dekat kami ngelihatnya karena di bawah jurang, setelah itu kami kasih tau lah sama Bang Lamsir,” ujar Edwar bersma istrinya yang juga mendjadi saksi.
Bersama Lamsiar yang saat itu berada di kawasan simpang Gambir, mereka kemudian kembali ke lokasi dan melihat mobil tersebut dari jarak 40 meter. Selanjutnya hal tersebut diberitahukan Lamsir kepada warga lain hingga warga berkerumun di lokasi.
“Habis itu Bang Lamsir yang ngasih tau warga-warga sana. Terus datang lah warga kampung situ ramai macam ada pesta,” ujarnya.
Saat ditanya majelis hakim soal keterangan yang disampaikan para saksi, ketiga terdakwa yang hadir dalam persidangan lewat video teleconference tak membantah keterangan ketiga saksi. Majelis hakim pun menutup sidang dan akan dilanjutkan pada tanggal 6 Mei mendatang. (man)
RAPAT: Wagubsu, Musa Rajekshah saat rapat bersama Gubsu dan stakeholder lainnya di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (29/4).
RAPAT: Wagubsu, Musa Rajekshah saat rapat bersama Gubsu dan stakeholder lainnya di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (29/4).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut terus berupaya memvalidasi data penerima bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk masyarakat yang terdampak ekonominya. GTPP Covid-19 Sumut juga sedang memperkuat program bantuan ini secara hukumn
Nantinya, bantuan yang diberikan ke masyarakat bukan berupa uang tunai, tapi berupa pangan.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi yang juga Ketua GTPP Covid-19 Sumut mengatakan, ini harus segera dilakukan karena masyarakat sudah sangat membutuhkannya. Hal ini disampaikan Edy Rahmayadi saat rapat dengan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Wakapolda Sumut Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasdam I/BB Didied Pramudito, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut Sumardi, Sekda Provinsi Sumut R. Sabrina dan OPD terkait di Posko GTPP Covid-19 Sumut, Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Rabu (29/4) .
“Ini harus cepat karena masyarakat kita sudah sangat membutuhkannya. Untuk masalah perut (makan) itu tidak bisa ditunda-tunda. Jadi, kita kerjakan ini secepat mungkin agar tidak timbul permasalahan baru lagi,” kata Edy.
Untuk mempercepat penyaluran bantuan ini, Edy Rahmayadi meminta jajaran TNI dan Polri membantu GTPP baik dalam pendataan maupun distribusi (pembagian).
“TNI dan Polri memiliki jajaran yang banyak dan langsung menyentuh masyarakat kecamatan, keluruhan bahkan desa. Jadi, dengan bantuan TNI, Polri, Lurah, Kepala Desa, Ketua RT, RW dan Kepling ini bisa kita kerjakan secara cepat. Kita harus bersama-sama mengerjakannya,” tegasnya.
Pengumpulan data penerima bantuan yang valid masih menjadi kendala dalam penyaluran bantuan JPS ini. Banyak kabupaten/kota masih belum menyerahkan data yang berhak menerima bantuan dari GTPP Covid-19 Sumut. Belum tersedianya data ini juga membuat sulit menentukan secara pasti besaran yang akan diberikan kepada penerima bantuan karena dana untuk program JPS juga terbatas.
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadi acuan dalam pemberian bantuan JPS GTPP Covid-19 Sumut. Namun, GTPP Covid-19 Sumut tetap akan melakukan verifikasi data untuk memastikan tidak ada penerima fiktif, atau tidak layak lagi mendapat bantuan.
“Kita sedang menunggu data masyarakat yang memang berhak menerima (valid). Memang kita sudah punya data awal DTKS arahan dari KPK RI dan Kementerian Sosial RI, tetapi kita masih perlu lagi memverifikasi di lapangan agar tidak terjadi kesalahan,” kata Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah usai rapat teleconference dengan KPK RI dan BPKP Sumut di Posko GTPP Covid-19 Sumut, Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut.
Namun, Musa Rajekshah memastikan bantuan tersebut sudah pasti akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Musa Rajekshah meminta masyarakat sabar karena penyaluran bantuan ini harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mencegah terjadinya penyelewengan.
“Kita harap masyarakat bersabar karena banyak ketentuan yang harus kita pertimbangkan. Karena itu, hari ini kita rapat dengan KPK RI dan BPKP untuk memastikan langkah kita ini tidak salah. Untuk bantuannya sudah pasti akan kita salurkan. Minggu depan kemungkinan akan kita eksekusi,” tegas Musa Rajekshah.
GTPP Covid-19 Sumut juga memutuskan akan menyalurkan bantuan berupa bahan pangan kepada masyarakat, bukan uang tunai. Hal ini dikarenakan pertimbangan tidak sedikit masyarakat daerah yang kesulitan dalam memperoleh bahan makanan saat ini. Selain itu, pemberian bahan makanan juga akan meminimalisir penerima tidak membelanjakan dana tersebut untuk membeli bahan pangan.
“Kondisi seperti saat ini sangat dinamis, jadi ada perubahan yang bisa sangat cepat terjadi. Awalnya kita berencana memberikan bantuan uang tunai, tetapi setelah berbagai pertimbangan kita memutuskan untuk memberikan bahan pangan,” kata Musa Rajekshah.
Dalam proses penyaluran bantuan pangan ini GTPP Covid-19 Sumut akan terus dipantau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumut agar tidak terjadi penyimpangan. Selain itu Kasatgas Korsupgah KPK untuk Wilayah I, Maruli Tua juga mengatakan lembaganya terus memonitor untuk memastikan tidak ada oknum yang memanfaatkan keadaan darurat seperti saat ini.
“Kita (KPK) yang paling diutamakan sekarang adalah transparansi. Jangan ada niat jahat dalam hati bapak/ibu sekalian. Lakukan pencatatan (tertib administrasi) dan transparan kepada publik. Kalau untuk harga-harga barang sudah pasti saat ini tidak ada yang normal, terutama harga-harga bahan pangan, tetapi tentu bisa dipertanggungjawabkan,” kata Kasatgas Koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi (Korsupgah) wilayah I Maruli Tua saat rapat teleconference dengan Wagub, Sekda, OPD dan perwakilan Kajati Sumut. (prn)
Sutan Siregar/sumut pos
LONGMARCH:
Buruh melakukan aksi teatrikal di Bundaran Majestik Jalan Gatot subroto Medan, beberapa waktu lalu. Menyambut Hari Buruh tahun ini, buruh akan gelar aksi demo hingga mengikuti acara gerak jalan santai.
LONGMARCH: Buruh melakukan aksi teatrikal di Bundaran Majestik Jalan Gatot subroto Medan, tahun lalu.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Peringatan Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei mendatang akan diperingati berbeda dari sebelumnya akibat wabah corona (Covid-19). Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) yang merupakan gabungan tiga konfederasi buruh terbesar akan melakukan peringatan May Day dengan aksi sosial.
Mereka yakni Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI)
MPBI juga sudah mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh jajaran dengan total 40 Federasi Serikat Pekerja untuk melaksanakan kegiatan sosial dalam merayakan May Day.
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea mengatakan, May Day tahun ini akan banyak aksi kegiatan sosial yang dilakukan. “Kami ingin membuktikan bahwa buruh bukan hanya jago demo, tapi juga punya rasa empati dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama,” kata Andi Gani dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/4).
Andi Gani mengungkapkan, ada banyak ragam kegiatan, di antaranya membagikan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) ke beberapa rumah sakit di Jabodetabek. Lalu, ada pembagian handsanitizer ke rumah sakit dan masyarakat.
“Nanti kami akan bergerak serentak. Di Jakarta, Bekasi, Tangerang dan lainnya untuk membagikan ribuan APD. Bukti bahwa buruh peduli tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan penanganan Covid-19,” ungkapnya.
Selain itu juga ada kegiatan penggalangan dana sosial bagi buruh yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Presiden KSPI Said Iqbal menuturkan, buruh akan melaksanakan May Day dengan kampanye di media sosial serta lewat virtual.
Tuntutan yang akan dikampanyekan di medsos yaitu penolakan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, PHK di tengah pandemi corona serta meminta agar pengusaha tidak menghapus upah dan THR Lebaran walaupun dimasa sulit ini.”Peringatan May Day dilakukan dengan banyak kampanye di media sosial dan virtual,” katanya.
Iqbal juga mengajak agar para pekerja di Indonesia menggelar penggalangan dana. Dana itu untuk solidaritas pangan dan kesehatan para buruh yang kena PHK.
Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban mengaku juga akan menggelar aksi sosial untuk memperingati May Day. Salah satunya yakni donor darah dan bantuan kepada buruh yang terdampak Covid-19.
“Tahun ini May Day kita memang dalam situasi penuh keprihatinan karena wabah corona,” tandasnya.(chi/jpnn)
TINJAU: Pimpinan Bulog Wilayah Sumut, Arwakhudin Widiarso (kanan) saat meninjau gudang Bulog di Jalan Mustafa, Kota Medan.
BAGUS SP/Sumut Pos
TINJAU: Pimpinan Bulog Wilayah Sumut, Arwakhudin Widiarso (kanan) saat meninjau gudang Bulog di Jalan Mustafa, Kota Medan.
BAGUS SP/Sumut Pos
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menjamin pasokan stok pangan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut.
“Karena itu, saya meminta masyarakat Sumut relaks, tidak panik, gak usah khawatir akan ketersediaan pangan kita karena stok aman,” ungkap Pimpinan Bulog Wilayah Sumut, Arwakhudin Widiarso, Rabu (29/4).
Arwakhudin mengungkapkan, Bulog Sumut memiliki stok 40.100 ton beras. Jumlah besar ini, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Sumut sampai 4 bulan ke depan.
Dari total stok dimiliki, lanjutnya, di antaranya 34 ribu ton merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sehingga, bersama Pemerintah, Bulogn
dapat mengendalikan harga pangan, terutama beras menjadi bahan pokok utama masyarakat.
“Kantor dan Gudang Bulog yang tersebar di seluruh Wilayah Sumatera Utara melayani pembelian langsung oleh masyarakat. Jika pembelian beras tinggi, stok cukup untuk tiga atau empat bulan ke depan,” papar Arwakhudin.
Selain itu, Arwakhudin mengungkapkan, saat ini gula yang tersedia di gudang Bulog di Jalan Mustafa, Kota Medan berjumlah 300 ton. Pasokan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Dalam satu atau dua hari ini ada 200 ton gula didatangkan. Nanti total keseluruhannya sebanyak 2.750 ton yang didatangkan sebelum Lebaran,” tutur Arwakhudin.
Pihak Bujlog, lanjutnya, tengah melakukan pengemasan dengan ukuran 1 kilogram dengan merek ‘Maniskita’ untuk gula-gula tersebut, yang akan dijual kepada masyarakat dengan harga dibanderol Rp12.500 per kilogram.
Kemudian, 2.750 ton gula ini yang didatangkan dari Jakarta hingga Lampung tersebut, siap mengempur harga yang mahal melalui operasi pasar dan pasar murah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut.
“Kita melakukan pengemasan gula menjadi 1 kilogram. Pemasaran kita untuk pasar murah dan paket-paket sembako lebaran yang dipesan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Kami mengutamakan pejualan-penjualan program dari Pemerintah,” jelas Arwakhudin.
Tak hanya itu, lanjutnya, Bulog juga memiliki pasokan minyak goreng mencapai 60 ribu liter, diprediksi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sumut saat bulan Ramadan hingga beberapa bulan ke depan.
“Bulog Sumut melayani pembelian dimana-mana, kita akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya di Wilayah Sumatera Utara ini,” pungkas Arwakhudin. (gus)
DITUTUP:
Personel Dinas Perhubungan Kota Medan bersama aparat polisi, menjaga ruas jalan yang ditutup di salah satu ruas jalan di Kota Medan. Awal Mei ini, Medan memberlakukan isolasi klaster.
DITUTUP:
Personel Dinas Perhubungan Kota Medan bersama aparat polisi, menjaga ruas jalan yang ditutup di salah satu ruas jalan di Kota Medan. Awal Mei ini, Medan memberlakukan isolasi klaster.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana penerapan Isolasi Klaster (Cluster Isolation) di Kota Medan terus berjalan. Draf Rancangan Peraturan Walikota (Ranperwal) Karantina Kesehatan yang sebelumnya telah disiapkan, ditarget rampung minggu ini. Dan, di awal Mei nanti Cluster Isolation di Kota Medan mulai diberlakukan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Muslim Harahap menyampaikan, usai menyiapkan Perwal, maka Pemko Medan akan segera menerapkan Perwal tersebut di awal bulan Mei.
“Begitu nanti selesai di bagian hukum, makanya ditandatangani (Plt Wali Kota) lalu diterapkan,” ujar Muslim yang juga Sekretaris gugus tugas percepatan penanganan Covid 19 Kota Medan ini, Rabu (29/4).
Sementara itu, Kabag Humas Pemko Medan, Arrahman Pane mengatakan Perwal itu nantinya akan mewajibkan setiap orang yang termasuk dalam PP, OTG dan ODP untuk dikarantina di rumah tersebut akan segera dirampungkan dalam minggu ini.”Iya, itu Ranperwalnya sedang disiapkan di bagian Hukum, targetnya minggu ini juga selesai karena awal Mei mau diterapkan,” jawabnya.
Dijelaskan Arrahman, Perwal yang akan menjadi payung hukum isolasi klaster itu akan berlaku di seluruh Kota Medan, bukan hanya di kawasan-kawasan yang sudah masuk ke dalam kecamatan zona merah.
“Misalnya, sudah ada yang positif di satu rumah, maka dia harus dirawat di RS. Nah sedangkan untuk keluarga yang tinggal serumah dengannya dan orang-orang yang diketahui pernah kontak langsung dengan pasien tersebut, maka harus melakukan karantina mandiri dirumah,” jelasnya.
Namun karantina yang dimaksud tidak seperti imbauan karantina mandiri selama ini, tapi setiap yang diwajibkan untuk karantina mandiri harus dalam pengawasan petugas gugus tugas percepatan penanganan Covid 19 Kota Medan.
“Nanti akan ada bantuan untuk pemenuhan kebutuhannya selama dikarantina. Jadi gak bisa lagi yang namanya orang dikarantina masih bisa keluar-keluar rumah dengan bebas sebelum masa karantinanya selesai,” tutur Arrahman.
Sedangkan Kabag Hukum Setda Kota Medan, Bambang SH tidak bersedia mengangkat sambungan telepon Sumut Pos.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Medan HT Bahrumsyah SH MH mengatakan, Pemko Medan harus mematangkan rencana Isolasi Klaster tersebut. Sebab tanpa rencana yang matang, maka metode tersebut akan berakhir sia-sia.
Politisi PAN itu juga menyebutkan, selain memberikan sanksi tegas dengan bekerja sama bersama pihak kepolisian, pemerintah juga harus memastikan tersedianya seluruh kebutuhan orang-orang yang sedang dikarantina di rumah.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga warga Medan dinyatakan positif Covid-19. Jumlah pasien positif berdasarkan swab PCR (Polymerase Chain Reaction) sehingga di Sumut jumlah positif Covid-19 meningkat menjadi 114 orang dari sebelumnya 111 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah yang dikonfirmasi menyampaikan, ketiga pasien tersebut masing-masing berinisial DH, M, dan R. Meksi positif, ketiganya belum dirawat di rumah sakit melainkan masih melakukan isolasi mandiri di kediamannya masing-masing di bawah pengawasan dari Puskesmas PB Selayang. “Ketiganya saat ini masih melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan Puskesmas,” ungkapnya, Rabu (29/4).
Selain itu, Aris membeberkan, terdapat satu orang pasien positif Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh. Pasien ini berinisial RY yang dirawat di RSU Columbia Asia. “Alhamdulillah, untuk yang sembuh ada penambahan satu orang,” paparnya.
Sementara, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut lainnya, Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB dalam keterangan pers melalui video streaming Youtube menyampaikan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dirawat sebanyak 140 orang.
“Untuk pasien positif terjadi penambahan dari sebelumnya 111 orang menjadi 114 orang. Sedangkan pasien yang meninggal masih tetap diangka 12 orang, dan yang sembuh meningkat menjadi 41 orang,” ujar Whiko.
Pun begitu, Whiko mengatakan, sejauh ini Sumut belum ada mendapatkan lonjakan penderita Covid-19. Namun demikian, ia tetap meminta agar masyarakat dapat terus bersabar dan melakukan pencegahan, guna melindungi diri dan keluarga dari penularan virus corona hingga masa tanggap darurat berakhir.
“Kita patut bersyukur dengan angka kesembuhan yang terus meningkat. Semoga angka ini dapat terus semakin meninggi,” ujar dia.
Whiko juga meminta kepada pelaku usaha yang melayani konsumen seperti perbankan, swalayan, pertokoan dan restoran agar dapat melakukan upaya pencegahan Covid-19.
Antara lain dengan menyediakan sarana pengukur suhu dan menyediakan sarana pencuci tangan hingga memberikan tanda jarak antrian. “Tak hanya itu, kepada pegawai juga agar selalu dapat menggunakan masker,” pungkas.
Sementara itu, pasien terinfeksi virus Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, tercatat hingga Rabu (29/4) sebanyak 9.771 orang dinyatakan positif. Terdapat penambahan sebanyak 260 kasus positif.
“Ada penambahan 260 orang konfirmasi positif. Jadi terkonfirmasi ada 9.771 kasus positif,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (29/4).
Sementara itu, jumlah pasien sembuh pun mengalami penambahan. Kini tercatat ada 1.391 dinyatakan sembuh.”Kasus sembuh meningkat 137, menjadi 1.391 orang,” ujar Yuri.
Sedangkan, jumlah korban jiwa akibat Covid-19 kini mencapai 784 jiwa. Terdapat penambahan 11 jiwa yang meninggal dunia.
“Akumulasi ODP sampai saat ini sebanyak 221.750 orang, sebagian besar pemantauan sudah selesai dan mereka bebas dari Covid-19. PDP ada 21.563 pasien, kita berharap bahwa secepatnya hasil labnya sehingga bisa diketahui negatif atau positif,” jelas Yuri.
Yuri meminta, masyarakat untuk tidak keluar rumah. Apalagi bepergian jauh atau mudik, hal ini diharapkan untuk memutus rantai penularan Covid-19.
“Gunakan masker, jika terpaksa keluar rumah. Hindari kerumunan orang banyak secepatnya segera pulang, sesampainya di rumah lepas masker, cuci tangan, ganti masker pakai yang baru,” harap Yuri.
Sudah 55 Jenazah Covid-19 Dikuburkan
Sementara itu, tak kurang dari 55 jenazah yang merupakan pasien Covid-19 yang dirawat di sejumlah RS di Kota Medan telah dikuburkan di TPU Simalingkar B, yang dijadikan lahan alternatif untuk pemakaman Covid-19.
Jenazah-jenazah itu dikuburkan dengan berbagai status, mulai dari PDP (Pasien Dalam Pengawasan) hingga pasien yang telah dinyatakan Positif Corona.
“Sampai Selasa (28/4) kemarin, total sudah ada 55 jenazah yang dikuburkan di sana,” ucap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, Muhammad Husni SE kepada Sumut Pos, Rabu (29/4).
Namun, lanjut Husni, tidak semua jenazah yang dikuburkan di TPU itu merupakan warga Kota Medan. Setidaknya, ada puluhan jenazah lainnya yang juga dikuburkan di TPU tersebut, walaupun bukan merupakan warga Kota Medan.
“Tapi gak semua warga Medan, banyak juga warga luar Medan tapi warga Sumut. Waktu sakit dirujuk ke RS di Kota Medan, terutama RSUP Adam Malik. Nah begitu meninggal, SOP-nya yang mengharuskan jenazah untuk dimakamkan dalam waktu 4 jam, membuat jenazah dikuburkan ke TPU terdekat, yaitu TPU yang di Simalingkar yang memang sudah dipersiapkan Pemko,” papar Husni.
Namun begitu, Husni mengakui, bahwa TPU Simalingkar B hanya disediakan sebagai lahan alternatif khusus Covid 19. Artinya, semua jenazah yang meninggal di Kota Medan tidak harus dikuburkan di TPU tersebut.
“Karena di awal banyak penolakan pemakaman jenazah Covid, maka Pemko Medan menyiapkan lahan tersebut. Tapi bila masyarakat di sekitar TPU tempat korban meninggal bisa menerimanya, maka ya bisa saja dikuburkan di TPU terdekat. Toh jenazahnya juga sudah dibuat se-safety mungkin sesuai SOP sejak keluar dari RS,” kata Husni lagi.
Camat Medan Tuntungan, Topan Ginting membenarkan hal itu. Kecamatan Medan Tuntungan yang menjadi lokasi TPU yang dimaksud memang sudah menampung 55 jenazah Covid 19 hingga 28 April yang lalu.
“Iya, sudah ada 55 jenazah. Ada sekitar 29 jenazah yang bukan warga Medan. Dirujuk ke RS di Medan, meninggal, lalu dikuburkan di Simalingkar B,” kata Topan.
Topan berharap, agar jenazah yang berasal dari daerah sekitar Medan seperti Deliserdang, Binjai dan sejumlah Pemda lainnya yang jaraknya masih cukup dekat dengan Kota Medan agar dapat dikuburkan di daerah asalnya.
“Seperti Binjai, Deliserdang, Serdang Bedagai, itukan masih cukup dekat dengan Medan. Dengan ambulance masih bisa dengan 1 jam perjalanan, jadi masih terkejar lah seharusnya SOP 4 jam untuk dikuburkan itu, tidak harus di kuburkan di Simalingkar,” terangnya.
Topan menyebutkan, pihaknya di Kecamatan Medan Tuntungan mendukung kinerja Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kota Medan dalam menangani Covid 19, termasuk soal pemakaman jenazah. Hanya saja, jumlah jenazah yang terus bertambah dikhawatirkan tidak akan seimbang dengan tenaga yang ada.
“Kita tetap mendukung Gugus Tugas, teman-teman di Kecamatan Medan Tuntungan bekerja untuk itu. Tapi harapan kita, kalau daerah asal jenazah masih cukup dekat dengan Kota Medan dan masih layak untuk dibawa ke daerahnya, maka hal itu tentu akan lebih baik,” ujar Topan.
Topan juga mengakui, tim gugus tugas masih secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan pada jalur yang dilewati mobil pembawa jenazah Covid-19. Dalam satu minggu, setidaknya gugus tugas melakukan penyemprotan disinfektan sebanyak satu hingga dua kali.
“Tergantung intensitas jenazah yang masuk. Kalau cukup banyak pada hari itu, langsung disemprot dengan mobil damkar oleh gugus tugas. Seminggu antara satu atau dua kali,” pungkasnya. (ris/map)
VONIS BEBAS; Suasana sidang vonis bebas tiga terdakwa kasus dugaan korupsi objek wisata Taman Raja Batu dan Tapian siri-siri Syahriah Kabupaten Madina di Pengadilan Tipikor Medan.
agusman/sumut pos
VONIS BEBAS; Suasana sidang vonis bebas tiga terdakwa kasus dugaan korupsi objek wisata Taman Raja Batu dan Tapian siri-siri Syahriah Kabupaten Madina di Pengadilan Tipikor Medan.
agusman/sumut pos
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga terdakwa kasus korupsi pembangunan objek wisata Taman Raja Batu (TRB) dan Tapian Siri-siri Syariah (TSS) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), divonis bebas oleh majelis Tipikor yang bersidang di Medan, Selasa (28/4).
Ketiga terdakwa yakni, Plt Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Syahruddin dan dua terdakwa lain yakni, Hj Lianawaty Siregar dan Nazaruddin Sitorus selaku PPK.
Hakim Ketua Mian Munthe, dalam amar putusannya tidak sependapat dengan tuntutan jaksa, dan menyatakan ketiga terdakwa tidak terbukti melalukan tindak pidana korupsi.
“Mengadili, menyatakan terdakwa Syahruddin, Hj Lianawaty Siregar dan Nazaruddin Sitorus tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam pembangunan Taman Raja Batu dan Tapian Siri-siri Syariah Madina. Membebaskan ketiga terdakwa dari segala tuntutan,” ucapnya.
Selain itu, hakim dalam amar putusan juga menyebutkan, ketiga terdakwa dibebaskan karena jaksa penuntut umum juga tidak bisa membuktikan kerugian keuangan negara sebesar Rp5 miliar lebih, sebagaimana yang didakwakan jaksa.
“Memerintah jaksa mengeluarkan ketiga terdakwa dari rutan setelah putusan ini dibacakan,” tegas Mian Munthe, sembari mengetuk palunya.
Di luar persidangan, jaksa penuntut umum (JPU) Nurul Nasution akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. “Pastilah (kasasi) bang,” tandasnya.
Sebelumnya, Jaksa Nurul Nasution, menuntut terdakwa Syahruddin dengan hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp100 juta serta membayar uang pengganti sebesar Rp48.400.000. Sedangkan Hj Lianawaty Siregar dan Nazaruddin Sitorus dituntut masing-masing dengan hukuman 1 tahun dan 6 bulan penjara.
Jaksa menyatakan ketiga terdakwa melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana yang diubah menjadi UU No 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Sementara itu, Dr Adi Mansar selaku kuasa hukum terdakwa Syahruddin dan Nazaruddin Sitorus mengucap syukur atas putusan bebas kliennya itu. Ia berharap agar kliennya bisa segera dikeluarkan dari rutan.
Menurut dia, keputusan hakim sudah tepat, karena kerugian keuangan negara memang tidak ada, dan tidak adanya data pembanding dari jaksa yang menyatakan para terdakwa merugikan keuangan negara.
“Kenapa tidak ada data pembanding? karena memang yang melaksanakan ini Pemkab, alatnya juga alat Pemkab. Masa Pemkab untuk Pemkab kutip sendiri?,” ucapnya.
Alasan lain kliennya dibebaskan, karena memang faktanya, mereka juga tidak mendapat keuntungan dari kedua proyek pembangunan objek wisata tersebut.
“Jadi tidak ada menguntungkan bagi terdakwa ini. Fisik bangunannya semua sampai hari ini masih ada. Jadi kalau dibilang kerugian negaranya sampai Rp5 miliar, bingung dari mana. Sementara
pembangunannya itu saja tak sampai Rp5 miliar, hanya Rp700 juta biayanya,” pungkasnya. (man/han)