26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 4745

Oknum Pangulu Garap Istri Tetangga, Dipergoki Warga Saat Sedang Asik Berduaan

Selingkuh-ilustrasi
Selingkuh-ilustrasi

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Seorang oknum pangulu di Kecamatan Ujung Padang, Simalungun, dilaporkan ke pihak Kepolisian karena diduga telah berselingkuh dengan salah seorang warganya, Senin (18/11) kemarin. Pangulu berinisial FZ itu dilaporkan ke Mapolsek Bosar Maligas oleh EY, suami YI, wanita yang diduga menjadi selingkuhannya.

INFORMASI dihimpun, FZ disebut dipergoki warga saat sedang berduaan dengan YI di Dusun IV, Nagori Kampung Lalang, Kecamatan Ujung Padang, Simalungun, Rabu (13/11) sekitar pukul 23.00 WIB.

Keduanya digrebek warga setelah FZ terlihat masuk ke rumah YI, saat suaminya EY sedang tidak di rumah. Tak lama kemudian, warga bersama sang suami menggrebek FZ dan YI sedang berduaan di dalam rumah. Keduanya pun diarak warga ke balai desa setempat.

“Memang, malam itu tidak sampai dihakimi warga yang emosi. Tapi, malulah, karena diarak warga ke balai desa. Kejadian ini bukan pertama kali. Padahal, udah pernah juga dipergoki selingkuh sama IRT lain,” kata sumber yang ditemui di Mapolsek Bosar Maligas, Selasa (19/11) siang.

Saat dinterogasi warga di Balai Desa itu, YI mengaku telah menjalin hubungan layaknya suami-istri tanpa ada paksaan. Namun sebaliknya, FZ bersikukuh tidak mengakui apa yang dituduhkan warga kepadanya.

Alhasil, EY bersama sejumlah warga Kampung Lalang Kecamatan Ujung Padang melaporkan hal itu ke pihak kepolisian sektor Bosar Maligas. Di akhir pertemuan itu, warga desa kemudian disebutkan tidak bersedia lagi dipimpin FZ sebagai pangulu.

Mereka pun meminta Bupati Simalungun untuk memberhentikan FZ sebagai Pangulu Nagori Kampung Lalang. Terpisah, Camat Ujung Padang Muhammad Fikri Damanik mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih rinci terkait dugaan perselingkuhan tersebut.

“Belum bisa komen saya. karena sampai hari ini yang dimaksud belum bisa kita hubungi. Dari semalam kita hubungi untuk konfirmasi dan melapor belum bisa,” sebutnya ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.

Ketika ditanya apakah oknum pangulu dimaksud tidak masuk kantor setelah adanya kejadian tersebut, Camat Fikri mengaku tidak mengetahuinya.

“Kebetulan saya rapat evaluasi PBB di Raya. Nanti kalau ada perkembangan baru saya kabari ya,” pungkasnya.

FZ sendiri saat ini belum bisa dikonfirmasi terkait peristiwa itu. Terpisah, Kapolsek Bosar Maligas AKP Binsar Pakpahan ketika dikonfirmasi wartawan menjelaskan, semua proses sudah dilakukan.

“Kami sudah proses dan masih meminta keterangan pelapor dan keterangan sejumlah saksi. Kalau terbukti kita sangkakan pasal 284 KUHPidana tentang perzinaa dengan ancaman pidana hukuman 9 bulan,” katanya ketika ditemui di Mapolsek Bosar Maligas, Selasa (19/11) sore.

Pakpahan juga mengimbau warga untuk tidak anarkis. (bbs/ala)

Tembak Mati Tersangka Jambret, Polisi Dituding Lakukan Pembunuhan Berencana

PERLIHATKAN: LBH Medan perlihatkan foto tersangka jambret yang ditembak mati oknum polisi, Rabu (20/11). AGUSMAN/SUMUT POS
PERLIHATKAN: LBH Medan perlihatkan foto tersangka jambret yang ditembak mati oknum polisi, Rabu (20/11).
AGUSMAN/SUMUT POS
PERLIHATKAN: LBH Medan perlihatkan foto tersangka jambret yang ditembak mati oknum polisi, Rabu (20/11). AGUSMAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, mengecam keras tindakan 14 oknum Polrestabes Medan yang menganiaya hingga menembak mati seorang tersangka jambret usai ditangkap. Padahal sebelum dikabarkan meninggal, M Riduan masih dalam keadaan sehat dan tangan diborgol.

HAL ini diungkapkan Wakil Direktur LBH Medan, Irvan Saputra SH MH dan Maswan Tambak SH selaku Koordinator Miskin Kota dan Buruh. Keduanya mendampingi, Winda Syahfitri Rangkuti (istri almarhum) yang meminta perlindungan hukum ke kantor mereka di Jalan Hindu Medan, Rabu (20/11) sore.

Dijelaskan Irvan, penangkapan terhadap korban diawali dengan datangnya sejumlah polisi berpakaian preman ke rumah korban di Jalan Buntu, Gang Umar, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, 5 November 2019.

Para petugas membawa surat penangkapan (SPKap) untuk membawa M Riduan. Tersangka ini ditangkap berdasarkan Laporan Pengaduan (LP) kasus jambret atas nama korban Sivia ke Polrestabes Medan.

“Jadi korban ini saat ditangkap tidak melawan, tangan diborgol, bahkan dilihat masyarakat setempat. Malah masyarakat bertanya ada apa ini pak, namun sempat dijawab ‘tenang saja kau ini mau dimatikan’,” beber Irvan menjelaskan.

Setelah keluarga tahu korban ditangkap, besoknya pada 6 November, Zainal Abidin sebagai ayah korban mendatangi Mapolrestabes Medan. Namun keberadaan korban malah dijawab tidak ada.

“Tiba-tiba ada yang memberitahukan kepada keluarga kalau korban telah meninggal dunia dan saat ini mayatnya di RS Bhayangkara, dan dicek ternyata benar,” beber Irvan lagi.

Anehnya lagi, di saat keluarga korban ingin mengambil jenazahnya tapi pihak rumah sakit Polri itu menyodorkan surat tidak menuntut.

“Ini kan sudah tidak benar, dan mungkin sudah sering terjadi, masa korban dibawa dalam keadaan sehat dan tangan diborgol tapi kemudian menjadi mayat. Parahnya malah disodorkan surat tidak menuntut, ini kan sudah pembunuhan berencana namanya,” tegas Irvan lagi.

Bukan itu saja, LBH Medan juga sangat menyayangkan pelayanan dari Polda Sumut yang menolak laporan mereka terhadap indikasi adanya pembunuhan dalam kasus ini.

“Jadi upaya hukum kita dengan langsung membuat laporan ke Polda, tapi nyatanya ditolak. Lucunya, anggota kita Gustri dan Aan yang membuat laporan ke Poldasu ditolak dengan alasan ini ranah Propam,” sesal Irvan.

“Padahal ini sebagai masyarakat yang merasa telah mendapatkan tindakan kejahatan kan harus mendapatkan pelayanan untuk diterima laporannya, tapi ini tidak,” sesal Irvan.

Untuk itu, sambung Irvan lagi, pihaknya akan terus melanjuti kasus ini sampai tuntas. Irvan juga meminta Kapoldasu menyelesaikan kasus ini dan bertanggung jawab terhadap perbuatan anggota-anggotanya.

“Karena kita menduga, korban diantar dan dibunuh dengan ditembak. Sebab, banyak sekali yang janggal. Banyak luka di wajah, leher, kuping hingga berujung tembakan di dada,” desaknya lagi.

Sementara, Winda Syahfitri dengan berurai air mata meminta keadilan dalam kejadian yang dialaminya ini.

“Anak saya empat, masih kecil-kecil. Saya tahu kalau suami saya salah. Tapi kan ada hukum kenapa musti main hakim sendiri hingga dihabisi. Saya berharap Bapak Kapoldasu bisa menindak tegas pelakunya ini,” kata istri korban sembari menangis.

Diakui istri korban juga, kalau suaminya ini pernah ditangkap dalam kasus jambret. Akibatnya, korban menjalani hukuman selama satu tahun dan baru bebas pada 2018 lalu.(man/ala)

Puluhan Wartawan dan Masyarakat Demo Mapolresta Deliserdang

AKSI: Puluhan wartawan dan masyarakat peduli wartawan menggelar aksi unjukrasa di halaman Mapolresta Deliserdang. Massa mempertanyakan alasan polisi memeriksa dua rekan jurnalis media online.
AKSI: Puluhan wartawan dan masyarakat peduli wartawan menggelar aksi unjukrasa di halaman Mapolresta Deliserdang. Massa mempertanyakan alasan polisi memeriksa dua rekan jurnalis media online.
AKSI: Puluhan wartawan dan masyarakat peduli wartawan menggelar aksi unjukrasa di halaman Mapolresta Deliserdang. Massa mempertanyakan alasan polisi memeriksa dua rekan jurnalis media online.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Puluhan wartawan dan masyarakat peduli wartawan melakukan aksi unjuk rasa damai di Mapolresta Deliserdang, Rabu (20/11). Aksi demo ini sebagai bentuk solidaritas menolak dugaan kriminalisasi terhadap dua wartawan media online, Hulman Situmorang dan Fani Ardana.

Keduanya diperiksa penyidik Satreskrim Polresta Deliserdang terkait pemberitaan istri mantan bandar togel, Bongotan Siburian. Kala itu, istri Bongotan terjatuh usai acara rapat paripurna pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPRD Deliserdang periode 2019-2024 pada 14 Oktober 2019.

Sebelum aksi demo dimulai, puluhan wartawan dan masyarakat terlebih dulu berkumpul di depan Mapolresta Deliserdang. Pita hitam diikatkan pada tangan atau lengan untuk mengantisipasi penyusup.

Kordinator Komunitas Masyarakat Tolak Kriminalisasi Wartawan-Pers Kabupaten Deliserdang, Batara Sidik Tampubolon mempertanyakan Polresta Deliserdang terkait pemeriksaan dua wartawan media online. Sebab, kesannya laporan tersebut terkesan dipaksakan dan dikebut.

Selain itu, Batara mempertanyakan sikap Polres Deliserdang yang menerima laporan sifatnya konseling. Padahal, penyelesaian kasus pemberitaan berpedoman kepada UU Pers Nomor 40 tahun 1999 melalui Hak Jawab.

“Meminta kepada Polresta Deliserdang untuk memahami dan berpedoman kepada MoU atau nota kesepahaman antara Dewan Pers dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : 2/DP/MoU/II/2017 – Nomor : B/15/II/2017 tentang kordinasi dalam perlindungan kemerdekaan pers dan penegakan hukum terkait penyalahgunaan profesi wartawan,” tegas Batara.

“Dalam pasal 4 ayat (2) berbunyi Pihak kedua (dalam hal ini kepolisian) apabila menerima pengaduan dugaan perselisihan/sengketa termasuk surat pembaca atau opini/kolom antara wartawan/media dengan masyarakat akan mengarahkan yang berselisih/bersengketa dan/atau pengadu melakukan langkah-langkah secara bertahap dan berjenjang mulai dari menggunakan hak jawab, hak koreksi, pengaduan ke pihak kesatu (dewan pers) maupun proses perdata,” sambungnya.

Menambahi pernyataan sikap itu, Indra Gunawan Sipahutar wartawan Tribun Medan menegaskan tidak semestinya Polresta Deliserdang menindaklanjuti laporan konseling yang berkaitan dengan pemberitaan.

Karena hal itu merupakan produk jurnalistik. Sehingga harus diselesaikan sesuai UU Nomor 40 tahun 1999 tentang pers dan nota kesepahaman antara Dewan Pers dengan Kepolisian.

“Penyelesaian pemberitaan bukan diselesaikan dengan KUH Pidana tapi UU RI Nomor 40 tahun 1999 tentang pokok pers,” tegas Indra Sipahutar

Agar tidak menghambat aktivis masyarakat yang memiliki urusan ke Polresta Deliserdang, massa dipersilahkan untuk berkumpul dan menyampaikan orasi di halaman Mapolresta Deliserdang.

Wakapolresta Deli Serdang Kompol Hendrawan SIk, didampingi Kasi Propam Iptu Natanail Sitepu, Kaur Mintu Reskrim Ipda OJ Samosir, Paur Humas Iptu Masfan Naibaho menemui massa.

Selain menyampaikan dugaan kriminalisasi pers, massa juga menyampaikan hingga saat ini masih ada laporan pengaduan korban Doni Parhusip. Dalam laporannya, Doni mengaku dianiaya dan diancam Bongotan.

“Kasusnya sudah tiga tahun mangkrak di Polres Deliserdang ini,” pekik massa.

Menjawab massa, Kompol Hendrawan SIk berjanji informasi ini akan ditindaklanjuti.

“Namanya ada pengaduan dari masyarakat wajib menerima dan nanti akan digelar laporan konseling itu dengan memanggil penyidik untuk digelar. Yang penting kita profesional dalam menangani laporan konseling. Ini penyelidikan untuk mengetahui secara pasti terkait laporan konseling Istri dari Bongotan Siburian,” pungkasnya

Sementara itu, laporan pengaduan kasus pengancaman dan penganiayaan korban Doni Parhusip (27) dengan terlapor Bongotan Siburian (52) masih jalan di tempat. Doni yang menetap di Kampung Baru, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang hingga kini masih memperjuangkan keadilan untuknya.

Sedangkan Bongotan yang berdomisili di Jalan Tomuan, Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubukpakam saat ini malah sudah menjadi anggota DPRD Sumut dari Fraksi Nasdem.

Kasus penganiayaan ini terjadi karena Bongotan yang saat itu menjadi bandar togel tidak terima dengan Doni. Sebab, Doni mengarahkan juru tulis togel menyetor ke bandar lain.

Doni membelot karena Bongotan tidak menepati janjinya memberikan fee sesuai kesepakatan. Tanpa pikir panjang, Bongotan yang saat ini menjadi anggota DPRD Deliserdang mengancam dan menganiaya Doni. (btr/ala)

BNI Smartfarming Dukung Kembalinya Kejayaan Kopi Sidikalang

BNI menghadirkan teknologi pertanian modern 4.0 (smartfaming) agar dapat mendukung bangkitnya kembali Kopi Sidikalang Dairi, Sumatera Utara. Direktur Treasuri & Internasional BNI Bob Tyasika Ananta (ketiga dari kanan) bersama Bupati Kabupaten Dairi Eddy Keleng Ate Berutu (ketiga dari kiri) menunjukkan buah kopi saat Peluncuran BNI smartfarming di Dairi, Sumatera Utara, Rabu (20 November 2019), ditemani Chief Marketing Officer PT MSMB Trianita Hesty (kiri).

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Kopi Sidikalang Dairi sejak zaman dahulu sudah terkenal memiliki citra rasa kopi yang khas. Hal itulah yang membuat Kopi Sidikalang dikenal luas dan banyak diminati pencinta kopi dari nusantara hingga penjuru dunia. Keberadaan Kopi Sidikalang sempat redup manakala petani lebih memilih menanam jeruk yang lebih menjanjikan pendapatannya. 

Namun kini, pemerintah daerah mulai membangkitkan kembali semangat petani untuk menanam kopi. Melalui sistem pertanian modern, masa panen kopi menjadi lebih cepat dan lebih menjanjikan. Untuk itu, BNI menghadirkan teknologi pertanian modern 4.0 (smartfaming) agar dapat mendukung keberadaan Kopi Sidikalang Dairi menggapai ketenaran dan kejayaannya kembali.

Peluncuran BNI smartfarming telah diagendakan di 12 sentra produksi komoditas pertanian unggulan. Setelah dilakukan di Kabupaten Garut – Jawa Barat, Pasaman Barat – Sumatera Barat, Sukabumi – Jawa Barat, dan Situbondo – Jawa Timur, kegiatan ini berlanjut di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 terdiri atas beberapa rangkaian acara. Dimulai dari saresehan petani untuk meningkatkan produksinya melalui pertanian presisi, kemudahan akses pembiayaan perbankan, hingga sosialisasi penggunaan teknologi digital, dan panen kopi secara simbolis.

BNI secara konsisten ikut mendorong pemanfaatan kemajuan teknologi smartfarming 4.0 berbasis Internet of Things (IOT).  Melalui teknologi RiTx Soil & Weather Sensor, petani dapat memantau kondisi lahan secara realtime, dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi. Sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitasnya.

Oleh karena itu, BNI kembali berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian RI, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, sertamelibatkan startup agri teknologi dalam hal ini PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) untuk menginisisiasi Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.

Pada kesempatan ini, acara dihadiri oleh Bupati Kabupaten Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara Dahler Lubis, Direktur PSDLH Kemendesa Dwi Rudy Hartoyo, Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital Pertanian & Perikanan Kominfo Wijayanto, Kepala Seksi Koperasi Pertanian Kementerian Pertanian  Rina Suprihati, Direktur Treasuri & Internasional BNI Bob Tyasika Ananta, GM Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo, Head of Business Banking Kantor Wilayah Medan Muhammad Evan Zulkarnaen, Chief Marketing Officer PT MSMB Anastasia Trianita Hesti, Muspida Kabupaten Dairi serta lebih dari 300 petani dan perwakilan petani atau kelompok tani serta kewirausahaan pertanian di sekitar Kabupaten Dairi.

Peranan BNI ialah untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi smartfarming RiTx selama proses budidaya. Pada musim panen, hasil produksi petani akan diserap oleh offtaker mitra BNI. Ke depan, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkulitas.

Dalam sambutannya, Eddy Keleng Ate Berutu menyampaikan terima kasihnya kepada BNI atas pelaksanaan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 ini. “Pemerintah Dairimenyambut baik penerapan teknologi baik mekanisasi maupun digitalisasi sehingga dapat membantu produktivitas petani Dairi. Kiranya kerja sama Pemkab dan BNI dapat terus ditingkatkan terutama pemberian pembiayaan KUR pada masyarakat petani Dairi” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bob Tyasika Ananta mengungkapkan bahwa, “BNI bersinergi dengan Kementan, Kemkominfo, Kemendesa,  PPI, dan PT MSMB menjadi mitra strategis dalam penerapan pertanian 4.0 melalui mekanisasi dan digitalisasi dapat peningkatan produksi dan kesejahteraan rakyat petani,” ungkapnya.

Melalui sarasehan petani, Sergius Simanjorang, salah satu petani di Bangun mengungkapkan rasa syukur dan menyampaikan terima kasih atas bantuan BNI baik berupa Corporate Social Responsibility (CSR) dan pinjaman KUR sehingga hasil produksi kopinyadapat meningkat. Sergiusdengan senyum bangga menambahkan, dengan adanya Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0, petani Dairi semakin dimanjakan dalam hal pemauatauan produksi kopi di lahannya yang hanya menggunakan HP.

Pada kesempatan yang sama, Bambang Setyatmojo menyampaikan bahwa implementasi konsep smartfarming BNI di Dairi melalui RiTx Soil & Weather Sensor sangat berguna bagi petani dan perbankan. Manfaat smartfarming bagi petani ialah; monitoring cuaca, pemupukan presisi, pencegahan hama, dan rekomundasi pertanian.

Di sisi lain, perbankan juga memanfaatkannya smartfarming melalui dashboard dari aplikasi RiTx bertani untuk mapping lahan, monitoring onfarm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik.

KUR BNI Semakin Ekspansif

Dalam acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa RITx Soil & Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara realtime dan memprediksi cuaca yang presisi sehingga petani dapat mengoptimalisasi produksi komoditasnya.

Pemberian CSR kepada kelompok tani ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor produksi serta menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI, dimana hingga 31 Oktober 2019 telah mencapai Rp 15,9 Triliun serta menyentuh 183 ribu penerima KUR di seluruh Indonesia. (rel)

Jelang Lawan Persita, Pelatih Sriwijaya Kecopetan

Kas Hartadi
Kas Hartadi
Kas Hartadi

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Konsentrasi pelatih Sriwijaya FC Kashartadi terusik jelang semifinal Liga 2. Bukan oleh banyaknya sorotan tentang laga terakhir delapan besar kontra Persiraja Banda Aceh, Sabtu (16/11) lalu. Melainkan oleh tangan jahil yang mengerjainya saat pulang ke Solo malam selepas pertandingan.

”Dompet saya dicopet di bus. KTP, ATM, uang, dan beberapa kartu yang ada di dompet hilang,” ungkap Kashartadi kepada Jawa Pos.

Malam selepas pertandingan melawan Persiraja, mantan pelatih Kalteng Putra itu pulang naik bus patas dari Terminal Purabaya, Sidoarjo, ke Solo. Kashartadi naik bus pukul 23.00 dan baru tiba di Solo menjelang subuh.

”Seharian tadi (kemarin) saya gunakan untuk mengurus surat atau kartu yang hilang. Karena itu, saya terlambat gabung dengan tim yang masih di Sidoarjo,” ujarnya. Jika tidak kecopetan, seharusnya kemarin sore Kashartadi mengajak anak asuhnya berlatih sebelum bertolak ke Bali untuk melakoni semifinal kontra Persita Tangerang.

Kashartadi mengaku sangat jengkel dengan kejadian kecopetan tersebut. Waktunya menjadi tersita sehari untuk mengurus surat atau kartunya yang hilang digondol copet. ”Kalau soal sorotan banyak pihak soal laga lawan Persiraja, saya abaikan. Pertandingan itu tidak diatur. Kami main normal,” katanya.

Skuad Sriwijaya FC pun disebutnya tidak terusik dengan sorotan tersebut. Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC lebih memilih mencurahkan konsentrasi ke partai semifinal daripada menanggapi sorotan yang mengarah ke mereka. Sebab, Sriwijaya FC tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kembali ke Liga 1 yang tinggal selangkah lagi.

”Kami fokus ke semifinal saja. Kami akan berjuang habis-habisan untuk memenangkan laga semifinal sekaligus mengamankan tiket ke Liga 1,” tegasnya. (fim/ali/jpc/dek)

Desember, PSMS Buru Pelatih

HADANG: Pemain PSMS gagal menghadang gerakan pemain Persita pada laga terakhir babak delapan besar Liga 2 di Stadion Jakabaring, Senin (18/11) sore.
HADANG: Pemain PSMS gagal menghadang gerakan pemain Persita pada laga terakhir babak delapan besar Liga 2 di Stadion Jakabaring, Senin (18/11) sore.
HADANG: Pemain PSMS gagal menghadang gerakan pemain Persita pada laga terakhir babak delapan besar Liga 2 di Stadion Jakabaring, Senin (18/11) sore.

Manajemen PSMS Medan sepertinya tidak terlalu lama menyesali kegagalan promosi pada musim ini. Buktinya, mereka sudah berencana untuk segera mempersiapkan tim menghadapi Liga 2 musim depan.

YA, PSMS gagal lolos ke semifinal Liga 2 musim ini setelah dikalahkan Persita Tengerang dengan skor 1-2 di Stadion Jakabaring, Senin (18/11). Hasil itu sangat tragis, karena Ayam Kinantan sebenarnya hanya butuh hasil imbang.

“Tragis memang. Tapi kita tidak perlu terlalu lama larut dalam kesedihan. Anggap saja, memang kita belum beruntung, sehingga bisa gagal secara dramatis,” ujar Sekretaris Umun PSMS, Julius Raja kepada Sumut Pos, Selasa (19/11).

Julius Raja menungkapkan, rombongan PSMS sudah tiba di Medan pada Selasa (19/11) sore. Namun hanya 18 pemain yang kembali ke Medan. Sisanya kembali ke daerah masing-masing.

“Yang dari Medan, sudah kembali ke Medan. Begitu juga dengan luar daerah, sudah kembali ke daerah mereka masing-masing. Setelah itu, kita akan hubungi jika dibutuhkan pada musim depan,” ungkapnya.

Meski begitu, semua pemain masih terikat kontrak dengan PSMS. Pasalnya kontrak pemain akan berakhir pada Desember mendatang. “Kontrak pemain habis Desember. Makanya kita masih akan tetap membayar gaji mereka pada Desember,” sebutnya.

Pria yang akrab dipanggil King ini menambahkan, dalam waktu dekat ini manajemen akan menemui pembina PSMS Edy Rahmayadi. “Kita akan melaporkan dan meminta petunjuk menghadapi musim 2020,” sebutnya.

King mengakui, jika ingin promosi pada musim depan, PSMS harus serius, termasuk persiapan tim. Menurutnya, tim harus dibentuk pada Januari 2020.

“Tapi sebelum membentuk tim, maka kita akan mencari pelatih dulu. Mungkin pencarian pelatih akan dimulai pada Desember nanti,” tambahnya.

Lalu bagaimana dengan Jafri Sastra? King mengungkapkan, kontrak Jafri Sastra juga akan berakhir pada Desember nanti. Dan, kemungkinan besar pelatih asal Sumatera Barat ini tidak akan dipertahankan.

“Kita akan mencari pelatih lokal berkualitas. Pelatih yang mempunyai kontak dengan beberapa pemain berkualitas,” pungkasnya. (dek)

Kebutuhan Pakan Ternak Meningkat Signifikan di Sumut, PT Japfa Kembangkan Pabrik di KIM 4

BERSAMA: Manajemen PT Japta dan PT Indojaya Agrinus berfoto bersama saat peresmian pabrik PT Jafta di KIM 4 Belawan, Selasa (19/11). fachril/SUMUT POS
BERSAMA: Manajemen PT Japta dan PT Indojaya Agrinus berfoto bersama saat peresmian pabrik PT Jafta di KIM 4 Belawan, Selasa (19/11).
fachril/SUMUT POS
BERSAMA: Manajemen PT Japta dan PT Indojaya Agrinus berfoto bersama saat peresmian pabrik PT Jafta di KIM 4 Belawan, Selasa (19/11). fachril/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebutuhan pakan ternak untuk didistribusikan ke masyarakat mengalami peningkatan secara signigikan di Sumatera Utara (Sumut).

BELAWAN – Hal itu dikatakan, Head of Aquafeed Medan, Amizul Harahap di acara peresmian pabrik baru pakan ternak PT Indojaya Agrinusa di KIM 4, Percut Seituan, Deliserdang, Selasa (19/11).

Dijelaskannya, pabrik baru yang diresmikan merupakan anak perusahaan dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), adalah pabrik pakan ikan dan udang (Aquafeed) yang memiliki kapasitas produksi pakan ikan apung sebesar 9.500 ton per bulan, pakan ikan tenggelam sebesar 2.000 ton per bulan, dan pakan udang sebesar 700 ton per bulan.

“Pabrik ini berdiri seluas lebih kurang 2 hektare, karena meningkatnya permintaan konsumen. Tujuannya untuk meningkatkan protein ikan, jadi Aquafeed di Medan terus berkembang sehingga budidaya ikan kita terus kita tingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat khususnya di Sumatera Utara,” jelasnya.

Dengan berkembangnya pabrik ini, dapat merefleksikan dan menegaskan komitmen perusahaan untuk terus membantu pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan, khususnya dalam membantu menyediakan pasokan protein hewani yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Pabrik Pakan Ikan dan Udang Indojaya yang pertama terletak di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara. Dalam mengoperasikan kedua pabriknya, Indojaya juga turut membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian daerah dengan menyerap Sumber Daya Manusia dari masyarakat lokal.

“Telah terbukti sebesar 80% SDM merupakan masyarakat lokal dari pabrik kedua di KIM 4 untuk diserap sebagai tenaga kerja,” pungkas Amizul.

Dalam proses produksi, katanya, Indojaya juga senantiasa menjaga kualitasnya dengan selalu menggunakan bahan baku terbaik yang diproduksi dengan teknologi terkini, serta melalui proses pengendalian mutu yang ketat.

“Demi menghasilkan produk pakan terbaik dan terpercaya bagi para pelanggan dan mitra peternak, kami secara konsisten terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi nutrisi dan pakan, yang sesuai dengan iklim tropis di Indonesia,” ujarnya.

Harapannya, dengan komitmen yang ada dapat memberikan yang terbaik akan selalu dilakukan Indojaya. Tidak berhenti dalam proses produksi, namun juga dari sisi lingkungan kerja yang baik.

“Pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan akan terus dilakukan, serta secara tegas menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di wilayah perusahaan,” tutup Amizul

PT Indojaya Agrinusa merupakan salah satu anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang bergerak dalam bidang agribisnis, dengan memiliki lini kegiatan produksi pakan ternak, pembibitan ayam dan Kemitraan budidaya ayam broiler (pedaging), serta budidaya perairan.

Dalam menjalankan operasinya, Indojaya melakukan kegiatan produksi yang ramah lingkungan dan kepedulian terhadap pengembangan masyarakat. (fac/ram)

Dollar Turun, Harga Emas Naik

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pelemahan dolar AS terhadap yen dan euro, pada Senin (18/11), ternyata memicu kenaikan harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, pada Selasa (19/11) pagi WIB.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 3,40 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 1.471,90 dolar AS per ounce.

Pelemahan dolar AS sendiri, setelah sebuah laporan media memupus harapan baru bahwa Amerika Serikat dan China hampir mencapai kesepakatan perdagangan.

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,27 persen menjadi 97,74 tak lama sebelum penyelesaian emas.

Ketika dolar AS melemah membuat harga emas dalam dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Dukungan tambahan untuk emas berjangka datang dari pasar obligasi pemerintah AS.

Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun yang dijadikan sebagai acuan turun lebih dari dua basis poin menjadi sekitar 1,81 persen, mendorong beberapa investor beralih ke emas.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 5,2 sen atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 17,00 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 0,5 dolar AS atau 0,06 persen, menjadi menetap di 895,00 dolar AS per ounce. (dtc/ram)

Rupiah Melemah

Mata uang rupiah baru.
Mata uang rupiah baru.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS pada penutupan pasar spot Selasa (19/11) melanjutkan pelemahannya. Dari data Bloomberg, rupiah melemah 12 poin atau 0,09 persen pada levelRp 14.090 per dollar AS dibandingkan penutupan Senin kemarin pada level Rp 10.078 per dollar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, sepanjang hari ini pergerakan rupiah didorong oleh sentimen regional. Hari ini, seluruh mata uang Asia mengalami pelemahan. “ Mata uang Asia sebagaian besar melemah, jadi rupiah terbawa sentimen regional. Kalau sentiment dalam negeri sih enggak ada, karena enggak ada data yang keluar jadi lebih pada sentimen regional,” kata Lana

Lebih lanjut Lana menjelaskan bahwa dalam sepekan rupiah hanya akan bergerak pada rentang Rp 14.000 per dollar AS sampai Rp 14.100 per dollar AS. Namun, ini bisa saja berubah bergantung dari Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga yang akan dilangsungkan pada 20 sampai 21 November 2019.

“Ini sampai kita menunggu hasil RDG minggu ini, kalau suku bunga turun bisa jadi rupiahnya melemah lebih dari Rp 14.100 per dollar AS. Tapi kalau BI tidak menurunkan suku bunganya kemungkinan rupiah akan bertahan,” ujarnya.

Sementara itu, yen Jepang melemah 0,08 persen pada level 108 per dollar AS. Dollar Singapura juga melemah 0,06 persen pada level 1.360 per dollar AS. Namun, yuan China berhsil menguat 0,08 persen pada level 7.022 per dollar AS. (kpc/ram)

Jangan Takut Makan Ikan

MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu. dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos
MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu. dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos
MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu.  dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos
MAKAN IKAN: Sejumlah pejabat Pemkab Sergai makan ikan bersama untuk menepis isu tentang ikan terdampak hog cholera, Senin (18/11) lalu. dokumentasi humas pemkab sergai for sumut pos

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Bangkai seekor babi kembali ditemukan mengapung di perairan dermaga IKD, Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Selasa (19/11) siang. Bangkai babi itu diduga hanyut dari aliran Danau Siombak dan Sungai Bedera.

Seorang nelayan, Ahmad mengatakan, itu merupakan kali kedua bangkai babi ditemukan mengapung di Pantai Belawan. Sebelumnya, ada tiga bangkai babi ditemukan mengapung tak jauh dari lokasi tersebut.

“Sehari sebelumnya, ada juga bangkai babi kami lihat mengapung. Tapi tidak tahu, apakah bangkai itu sudah hanyut jauh, yang jelas baru 2 hari ini kami lihat ada bangkai babi,” kata nelayan pencari kerang ini.

Nelayan tradisional ini berharap, pemerintah segera melakukan pembersihan sekitar muara, agar bangkai babi tidak terbawa arus ke laut. “Kami nelayan sangat resah. Apalagi banyak masyarakat mulai resah dan takut makan ikan. Kami juga takut menyelamn

mencari kerang di laut, karena takut terkena wabah penyakit dari bangkai babi tersebut,” ucap Ahmad.

Penemuan bangkai babi yang masih mengapung di sekitar perairan Pelabuhan Belawan belum juga dievakuasi. Camat Medan Belawan, Ahmad SP berulang kali dikonfirmasi tidak mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Kasubdit Gakkum Polair Polda Sumut, AKBP Jenda Kita Sitepu mengaku, pihaknya belum ada menerima kordinasi dari pemerintah setempat. Sehingga, bangkai yang ditemukan itu tidak dievakuasi dari laut. “Sehari sebelumnya, kita sudah evakuasi bangkai babi yang mengapung dekat dermaga kita. Untuk hari ini kita tidak lakukan, karena tidak lakukan karena belum ada kordinasi, kita ini sebagai penyidik, makanya kita tidak ambil tindakan terhadap bangkai babi itu,” pungkasnya.

Menyikapi keresahan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan saat ini, anggota DPRD Medan Parlindungan Sipahutar mengimbau agar tidak khawatir. Menurut politisi Partai Demokrat ini, memakan ikan adalah hal penting untuk kecerdasan otak serta memenuhi asupan gizi, khususnya protein dalam tubuh. Apalagi, kata Parlindungan, ikan tidak memakan hal-hal yang kotor sehingga tidak perlu khawatir untuk memakan ikan.

“Ketakutan masyarakat itukan karena isu ikan yang memakan bangkai babi. Setahu saya, ikan tidak memakan bangkai dan sesuatu yang kotor, apalagi bangkai babi,” ucap Parlindungan kepada wartawan, Selasa (19/11).

Disebutnya, Pemko Medan juga harus mengambil langkah untuk menyakinkan masyarakat agar kembali mengkonsumsi ikan tanpa rasa khawatir. Sehingga, masyarakat dapat meraih informasi yang mencerahkan tentang tidak terganggunya kesehatan manusia dalam memakan ikan setelah maraknya penemuan bangkai babi di sungai.

“Dinas perikanan dan kelautan, BPOM dan MUI kirainya bisa membantu menyampaikan informasi baik ini kepada masyarakat. Karena informasi yang saya dapat, ikan yang masuk ke Medan justru berasal dari daerah Tanjung Balai, Aceh, Sibolga dan kawasan lainnya yang sangat jauh dari paparan bangkai babi,” katanya.

Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan ini juga berharap, Pemko Medan memilih lokasi tepat untuk menguburkan ratusan bahkan ribuan bangkai babi. Dengan kategori lokasi yang tidak berdekatan dengan pemukiman warga, hal itu bertujuan agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit yang dibawa oleh babi yang mati.

“Apalagi aroma bangkai babi itu tak sedap, belum lagi babi disinyalir mati karena penyakit. Demi kenyamanan bersama, lebih baik menguburkan babi di lokasi paling tepat. Kemudian yang paling penting, Pemerintah Kota juga harus menjalankan Peraturan Daerah (Perda) tentang hewan berkaki empat secara maksimal,” tandasnya.

//Pemkab Sergai Makan Ikan Bersama

Sementara, Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi bersama sejumlah OPD Serdangbedagai diantaranya Asisten Ekbangsos Ir H Kaharuddin, Kadis Kelautan Perikanan (Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati SP MSi, Kadis Lingkungan Hidup Panisean Tambunan, Kadis Ketapang Sergai M Aliuddin SP MP, Kepala BPBD Sergai Henri Suharto, drh Yusranaria Panjaitan dan Rustiati Harahap perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu meninjau langsung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Beringin, sekaligus melakukan penyisiran bangkai babi di seputaran Sungai Bedagai, Senin (18/11).

Rombongan Pemkab Sergai juga menggelar makan ikan bersama untuk menepis kabar miring tentang ikan laut yang terdampak bangkai babi yang dibuang ke sungai. “Kabar miring itu sangat merugikan nelayan dan para pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional. Karenanya, Pemkab Sergai ingin membuktikan ke masyarakat kalau makan ikan laut aman. Jadi, tidak ada korelasi antara virus hog cholera dengan konsumsi ikan paskamaraknya pembuangan bangkai babi ke aliran sungai,” kata Kadis Kominfo Sergai Drs Akmal MSi.

Pada kesempat itu, Kadis Perikanan dan Kelautan(Kanla) Sergai Sri Wahyuni Pancasilawati menambahkan, selain karena virus kolera babi tidak bisa menjangkiti spesies lain, ikan yang dikonsumsi masyarakat juga ditangkap jauh dari bibir pantai, berjarak sekitar 1-5 mil. Sedangkan bangkai babi yang dibuang seluruhnya tertahan di sungai berkat tindak cepat pihak terkait dalam memeriksa kondisi sungai yang disinyalir kerap dijadikan lokasi pembuangan bangkai.

Karenanya, Sri mengimbau agar masyarakat jangan termakan hoax perihal virus hog cholera yang dapat menjangkiti ikan. “Konsumsi ikan penting artinya bagi masyarakat. Apalagi bagi kebutuhan gizi utama tubuh. Jangan karena kabar yang tidak benar, masyarakat yang mengkonsumsi ikan berkurang. Beredarnya isu tersebut berimbas pada perekonomian nelayan, yang membuat daya pembelian ikan mengalami penurunan pembeli,” bebernya. (fac/map/sur)