29 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 4763

Sepedamotor Ditabrak Pickup, Abang Tewas, Adik Patah Kaki

TEWAS: M Siddik meregang nyawa (kiri) setelah tiba di RS Trianda Perbaungan, Rabu (13/11)
TEWAS: M Siddik meregang nyawa (kiri) setelah tiba di RS Trianda Perbaungan, Rabu (13/11)
TEWAS: M Siddik meregang nyawa (kiri) setelah tiba di RS Trianda Perbaungan, Rabu (13/11)

SERGAI, SUMUTPOS.CO – M Siddik meregang nyawa tak lama setelah tiba di RS Trianda Perbaungan, Rabu (13/11) sore. Warga Dusun III, Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai (Sergai) itu mengalami luka parah setelah sepedamotor yang dikendarainya ditabrak mobil pickup di jalan umum Desa Lidah Tanah, Desa Tanah Merah.

Tepatnya di Dusun III Desa Kesatuan, Perbaungan, Sergai, sekira pukul 14.30 Wib. Sedangkan adiknya, Zulfiqar (15), mengalami retak tulang kaki dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

“Sebelum kecelakaan, mobil Daihatsu pickup BK 9031 DT yang dikemudikan Nuriadi warga Dusun B, Desa Tanah Merah yang datang dari arah Desa Tanah Merah menuju Desa Lidah Tanah,” kata Kasat Lantas Polres Sergai, AKP Haris SE, Rabu (13/11) malam.

Tiba di lokasi kejadian, pengemudi mobil diduga kurang hati-hati tanpa memperhatikan kendaraan dari arah depannya. Saat bersamaan, dari arah berlawanan M Siddik datang mengendarai sepedamotor Yamaha Jupiter BK 4321 XL.

Ia berbocengan dengan adiknya Zulfiqar (15). Brakkk! Kedua remaja itu langsung terpental dihantam bagian kanan depan mobil pickup.

“Pengendara sepedamotor dan yang dibonceng terlempar ke parit dan mengalami luka berat,” jelas Haris.

Warga sekitar yang mengetahui kejadian kemudian membawa keduanya ke RSU Trianda Pasar Bengkel. Namun sayang, tak lama di rumah sakit, M Siddik dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu, polisi yang mendapat informasi tiba di lokasi kejadian tak lama kemudian.

“Korban M Siddik mengalami luka lecet di lengan, lutut, serta punggung kanan, meninggal dunia di RSU Trianda Pasar Bengkel. Korban Zulfiqar mengalami patah tertutup paha, lutut dan pergelangan kaki kanan, berobat di RSU Trianda Pasar Bengkel,” jelas Haris.

Setelah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi di lokasi, polisi kemudian mengamankan kedua kendaraan ke Pos Lantas Sei Sijenggi. (bbs/ala)

Truk Kacang Jepit Betor di Jalinsum Rantauprapat, Satu Korban Tewas, Satu Luka-luka

TERJEPIT: Seorang pengemudi betor tewas terjepit, Selasa (12/11).
TERJEPIT: Seorang pengemudi betor tewas terjepit, Selasa (12/11).
TERJEPIT: Seorang pengemudi betor tewas terjepit, Selasa (12/11).

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Seorang pengemudi becak bermotor (betor) tewas terjepit, Selasa (12/11).

Itu setelah sebuah truk gagal mendaki tanjakan Jalinsum Adam Malik By Pass, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu. Tepatnya di antara Km 285-286 Medan menuju Aek Nabara.

Informasi diperoleh, kronologi kejadian bermula ketika truk tronton BK 8802 LO bermuatan kacang tak mampu menanjak. Akibatnya, truk yang dikemudikan Syahri itu mundur dan langsung menghantam becak bermotor yang dikemudikan Syamsudin (57) warga Perum Puri, Kampung Baru, Rantauprapat.

“Betor tersebut sedang mengangkut penumpang bernama Fatmawati (32) warga Jalan Sirandorung, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu,” kata Kasat Lantas Polres Labuhanbatu, AKP Imam Alriyuddin.

Selanjutnya, truk maut itu turun ke kiri dan menabrak teras rumah milik Rosdiani Munthe. Kemudian masuk ke dalam parit.

Akibat insiden itu, pengemudi betor tewas dan penumpang betor mengalami luka. Mereka terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat.

“Pengemudi betor meninggal dunia di TKP dibawa ke RSUD Rantauprapat dan penumpangnya mengalami luka ringan dibawa ke RSU Elfi Al Azis Rantuprapat,” bebernya.

Akibat peristiwa itu, arus lalulintas dari kedua arah berlawanan macet total. Dampaknya, pihak Polantas melakukan rekayasa lalulintas untuk mengurai kemacetan yang terjadi.(mag-13/ala)

Tertimpa Bangunan Rumah, Silalahi Tewas di Sidikalang

MENUNGGU: Keluarga korban tewas tertimpa bangunan rumah sedang menunggui jenazah Anto Silalahi di kamar mayat RSUD Sidikalang. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MENUNGGU: Keluarga korban tewas tertimpa bangunan rumah sedang menunggui jenazah Anto Silalahi di kamar mayat RSUD Sidikalang.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MENUNGGU: Keluarga korban tewas tertimpa bangunan rumah sedang menunggui jenazah Anto Silalahi di kamar mayat RSUD Sidikalang. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Anto Silalahi (38) warga Dusun 5 Desa Bintang Mersada Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi tewas tertimpa bangunan rumah.

Pria itu mengalami kecelakaan kerja dalam pembangunan rumah di Jalan Lestari, Desa Kalang, Kecamatan Sidikalang, Rabu (13/11) sekira pukul 09.50 WIB.

Kapolsek Sidikalang AKP Jokner Malau membenarkan peristiwa tersebut.

“Korban meninggal akibat kecelakaan kerja,” kata Jokner.

Sebelum mengalami kecelakaan kerja, korban bekerja di rumah milik Luhut Sihombing (40). Korban ditemani saudaranya Lambok Silalahi dan Indra Siagian (18).

Korban bersama Indra saat kejadian sedang menyelesaikan pekerjaan bagian depan teras atau dalam istilah tukang bagian level. Keduanya sedang memplester bagian tersebut.

Entah kenapa, saat keduanya kerja dibawah bagian tersebut, tiba-tiba teras ambruk dan menimpa korban. Indra sempat menyelamatkan diri, tetapi korban tidak sempat lari dan terjepit bangunan yang runtuh.

“Untuk mengevakuasi jenazah, Kepolisian dan warga sekitar terpaksa mencongkel bangunan untuk mengeluarkan korban dari timbunan bangunan itu,” ucap Jokner.

Korban sudah dievakuasi ke RSUD Sidikalang dan selanjutnya akan diserahkan ke pihak keluarga. Kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Dan di lokasi sudah dipasang garis polisi,” tandasnya. (rud/ala)

Pedagang Telur Dirampok, Rp120 Juta Raib Digasak

PERLIHATKAN: Tim Serse Polsek Pancurbatu memperlihatkan tiga tersangka beserta barangbukti Toyota Avanza yang digunakan untuk merampok. IST/SUMUT POS
PERLIHATKAN: Tim Serse Polsek Pancurbatu memperlihatkan tiga tersangka beserta barangbukti Toyota Avanza yang digunakan untuk merampok.
IST/SUMUT POS
PERLIHATKAN: Tim Serse Polsek Pancurbatu memperlihatkan tiga tersangka beserta barangbukti Toyota Avanza yang digunakan untuk merampok. IST/SUMUT POS

PANCURBATU, SUMUTPOS.CO – Personel Unit Reskrim Polsek Pancurbatu sukses meringkus 3 dari 4 anggota komplotan perampok pedagang telur Prisdiantoro Aritonang (25), warga Perumahan Addres Cempaka Madani, Gaperta Ujung.

KETIGANYA tersangka masing-masing, Mittun Angkat (22) warga Jalan Air Bersih, Kecamatan Sidikalang, Dairi; Masriadi Situngkir (25) warga Perumahan Cempaka Madani, Jalan Gaperta Ujung, Medan dan Lolo Banurea (25) warga Jalan Tiga Lingga KM 5, Desa Tambahan, Kecamatan Siepat Nempuh, Dairi.

Kanit Reskrim Polsek Pancurbatu Iptu Suhaily Hasibuan mengatakan, para pelaku sebelumnya beraksi di Tikungan Amoy, Jalan Jamin Ginting, Desa Bandarbaru, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, Senin (11/11) sekira pukul 19.00 WIB.

“Senin (11/11) sekira pukul 06.00 WIB, korban dan sopirnya Masriadi Situngkir berangkat dari Jalan Cempa, Gaperta, Medan mengendarai Mitshubishi L-300, BK 8271 RE. Mereka membawa muatan telur untuk dijual di Kabupaten Karo,” kata Suhaily, Rabu (13/11) siang.

Prisdiantoro kemudian tiba di Berastagi sekira pukul 10.00 WIB lalu menjual dagangan mereka hingga sore.

“Sekira pukul 18.30 WIB, korban berniat kembali ke Medan. Sesampainya di Tikungan Amoy Bandar Baru, mobil mereka dipepet mobil Avanza warna silver BK 1406 OR (plat palsu),” beber Suhaily.

Setelah mobil Prisdiantoro berhenti, dari mobil Avanza kemudian keluar tiga pria yang langsung mendatanginya. Sejurus kemudian, salah seorang dari mereka memukul Prisdiantoro dengan benda berbentuk pistol (diduga pistol mainan) dan langsung berusaha menarik tas yang disandang korban.

“Karena korban berusaha melawan, tersangka kemudian memukul kepala korban dengan batu sebanyak tiga kali sehingga korban tak berdaya. Selanjutnya, para tersangka melarikan diri ke arah Kota Medan,” jelas Suhaily.

Kemudian, korban dan sopirnya mendatangi Mapolsek Pancurbatu dan membuat pengaduan terkait kejadian itu.

“Jadi, saat di Polsek, kita interogasi korban dan sopirnya. Setelah dilakukan interogasi, sopir kita bawa untuk cek TKP dan reka ulang. Akhirnya si sopir ini mengakui keterlibatannya dalam perampokan tersebut,” beber Suhaily.

Selanjutnya, dari Masriadi, polisi kemudian mengetahui identitas ketiga rekannya yang terlibat dalam perampokan tersebut. Polisi kemudian membawa Masriadi untuk mengejar rekan-rekannya, Selasa (12/11).

“Berdasarkan informasi dari tersangka Masriadi Situngkir, teman-temannya berada di seputaran Simpang Pos, Jalan Jamin Ginting, Medan. Tim yang dipimpin Kanit Reskrim kemudian melakukan patroli di seputaran Jalan Jamin Ginting Simpang Pos hingga ke Jalan AH Nasution,” sebutnya.

“Sekira pukul 14.00 WIB, kita melihat mobil Avanza BK 1525 IM warna silver melintas dari Simpang Pos. Keterangan tersangka Masriadi, itu adalah mobil yang digunakan saat perampokan,” jelas Suhaily.

Polisi kemudian melakukan pengejaran dan berhasil menghentikan mobil tersebut di depan SPBU, Jalan Karya Jaya, Kecamatan Medan Johor.

“Dari dalam mobil tersebut kita amankan 2 tersangka lainnya yang ikut melakukan perampokan. Hasil interogasi terhadap keduanya, seorang rekan mereka lainnya berinisial RA. Kita masih terus memburunya,” sambungnya.

Dari pengungkapan itu, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa sebuah batu, topi warna hitam, pecahan plastik gagang senjata mainan, sisa uang hasil rampokan Rp2.596.000, tas sandang warna hitam abu merk Support, 1 unit mobil Toyota Avanza BK 1525 IM warna Silver.

“Korban mengalami kerugian sebesar Rp120.000.000,” pungkas Suhaily.(bbs/ala)

Jualan Bakso hingga Ojek Online

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terduga pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, dikenal baik dan ramah di lingkungan tempat tinggal orang tuanya, Jalan Jangka Ujung Gang Tentram No. 98 B Lingkungan 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Pelaku juga rajin sholat di masjid dekat rumah orang tuanya.

Semasa kecil hingga beranjak dewasa, pelaku akrab dipanggil Dede. Namun, semenjak menikah dengan dan berkeluarga, pelaku tinggal di rumah mertuanya di kawasan Kecamatan Medan Marelan.

“Setahun lalu atau 2018, dia (pelaku) sudah tak tinggal di rumah orang tuanya. Dede bersama istrinya tinggal di kawasan Medan Marelan. Ayahnya masih hidup, sedangkan ibunya sudah meninggal,” kata Supriansyah, tetangga di rumah orang tuanya.

“Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah,” ujar Wandah, kepada wartawan, Rabu.

Hal serupa juga dikatakan Muhammad Fahrizal Lubis alias Ije, yang juga tetangga di rumah orang tuanya. Ije mengaku sangat kaget dan sempat tak percaya mengetahui Dede sebagai pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. menurutnya, Dede memiliki kepribadian yang asik dan bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.

“Pastinya sangat kagetlah karena orangnya asik, baiklah pokoknya. Dia juga mudah bergaul dan rajin sholat. Bahkan, sebelum menikah sempat menjadi anak remaja masjid di lingkungan kami. Sewaktu tinggal di sini, sering tegur sapa,” ucapnya.

Kata Ije, aktivitas sehari-hari Dede memang sebagai pengemudi ojek online. Hal itu diketahuinya dari jaket yang sering digunakan Dede. “Saya pernah lihat dia pakai jaket ojek online,” ucapnya.

Tak jauh beda disampaikan Bagus, yang mengaku teman semasa kecilnya. Kata Bagus, ia sudah mengenal Dede sejak usia anak-anak dan sering bermain bersama. Bahkan, sempat satu sekolah dengan Dede di SMK Negeri 9 Medan. “SD dan SMP kalau enggak salah dia di Muhammadiyah, tapi kami enggak satu sekolah. Pas SMK kami satu sekolah, namun Dede enggak sampai tamat hanya kelas 1 saja,” ujarnya.

Menurut Bagus, untuk berteman sosok Dede asik diajak ngobrol bahkan sering terlibat di organisasi remaja masjid. “Dia punya abang dan kakak, tapi saya kurang tahu dia anak ke berapa dan berapa bersaudara. Saya terakhir bertemu pas sebelum nikah, setelah itu enggak ada lagi. Dia sekarang tinggalnya di Marelan sama istrinya, dan menikahnya juga di sana,” tandas Bagus.

Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) mengatakan, pernah mengenal RMN karena pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut. “Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang, Aceh. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini,” kata Nardi.

Nardi mengatakan, sehari-hari RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga sambilan berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal. “Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini,” ungkapnya.

Menikah Setahun Lalu

Kepling Lingkungan III Kelurahan Sei Putih Barat, Poetra mengatakan, setelah menikah pada 2018, Dede sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi. Dede tinggal bersama istrinya di Marelan.

“Dede ini memang warga saya dulunya, dia kecil di sini. Tapi, setelah menikah dia pindah ke Marelan. Saya terakhir jumpa sebelum dia menikah. Setelah menikah enggak ketemu lagi, dan pindah pun saya enggak tahu karena tidak pernah mengurus surat pindahnya sama saya,” ungkap Putra.

Ia mengaku, saat menjadi warganya, Dede aktif dan bergaul dengan dengan anak-anak seusianya. Bahkan, Dede juga aktif dalam kepanitian bila ada kegiatan di masjid dan Siskamling di lingkungannya. “Setahu saya, pekerjaan dia pengemudi ojek online. Kalau enggak salah, dia empat bersaudara, tapi enggak tahu anak ke berapa,” pungkasnya.

Jarang Bergaul

Pernikahan Rabbial Muslim Nasution alias Dedek dengan Dewi sudah berusia setahun. Selama pernikahan, pasangam suami istri ini jarang bergaul dengan masyarakat.

Hal itu terkuak dari lokasi awal tempat mereka menikah di rumah orangtua Dewi di Pasar I Marelan. Nah, selama di rumah itu, Dewi yang sehari- hari bercadar dan Rabbial bekerja sebagai ojek tidak pernah keluar rumah.

“Selama tinggal di sini, saya jarang lihat mereka bergaul. Kalau mertuanya sering saya lihat ke mesjid. Jadi, saya kurang tahu latar belakang Rabbial dan istrinya,” kata Kepling I, Muklis.

Belakangan, rumah itu sudah dijual. Rabbial pindah rumah tidak diketahui tempat tinggalnya. Sedangkan mertuanya di Pasar II Marelan.

“Sehabis nikah, mereka (Rabbial bersama istrinya), selama lima bulan belakangan ini tidak di rumah itu, karena rumah itu dijual mertuanya,” kata kepling lagi.

Belakangan, diketahui mertuanya pindah di Pasar II Marelan. Di rumah yang dijadikan dagangan ayam geprek, warga pum tidak pernah tahu tentang Rabbial dan istrinya Dewi. “Setahu kami, si Dewi tidak pernah nampak di rumah tempat jualan orantuanya. Memang sering mampak datang dengan suaminya, untuk aktivitasnya kami kurang tahu, karena mereka (Rabbial dan Dewi) jarang bergaul,” kata warga sekitar rumah mertua Rabbial.

Bahkan, tetangga pun tidak begitu kenal dengan mertua Rabbial bernama Andi Syahputra, sebab, Andi Syahputra yang menetap di rumah itu sambil berjualan baru 6 bulan, namun tidak tahu latar belakang keluarga mertua Rabbial.

“Kalau kami lihat, mereka berjualan aja. Jadi, untuk aktivitas mencurigakàn tidak pernah ada,” beber warga yang heboh.

Syahrul (23), warga yang tinggal bersebelahan dengan Rabbial mengatakan, keluarga Rabbial sangat tertutup. Syahrul baru sebulan tinggal bersebelahan dengan Rabbial. Syahrul bertemu dengan Rabbial dan istrinya pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB, saat keduanya akan pergi.

“Tak tahu kerjanya apa. Katanya ojek online,” kata Syahrul di lokasi, Rabu (13/11/2019) sore.

Ketika berpapasan pun, tegur sapa hanya sekedar saja. Dengan rutinitas demikian, Syahrul mengaku tidak mengenal keduanya dengan baik. “Dia berangkat kerja pagi, pulangnya jam 12 malam, jarang lah ngobrolnya,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, tidak pernah curiga dengan tetangga barunya itu yang ketika berpindah ke rumah dengan satu kamar menggunakan mobil pikap. “Ada lah pernah kemarin kayak mukul-mukul dinding, mungkin pasang paku. Selebihnya tak ada lah,” kata Syahrul.

Dijelaskannya, sekitar tiga pekan lalu, kawan-kawan Rabbial berkunjung ke rumah Rabbial. Mereka menggunakan sepeda motor. Namun saat itu, pintu rumahnya dibuka. “Ada lah dua atau tiga kereta (sepeda motor). mereka berboncengan,” katanya.

Salma, warga tetangga rumah Dedek dan Dewi menyebut pasangan pengantin baru itu ramah meski jarang bicara. “Suaminya ramah, kalau istrinya jarang bicara,” jelasnya. Dewi sendiri belum diketahui di mana berada.

Seorang YouTuber

Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam terkait aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi.

Dari hasil penelusuran, diduga pemuda kelahiran 1995 itu adalah seorang YouTuber. Hal ini diketahui dari akun YouTube yang sama persis dengan nama pelaku. Dia tampak memiliki 475 subscriber. Rabbial bergabung di YouTube sejak 9 April 2011 lalu.

Berdasar hasil penelusuran, hanya dua video yang dia posting di akun tersebut. Konten pertama berjudul Jokowi datangi korban BANJIR di Medan (JANGKA). Diposting enam tahun lalu, video ini ditonton 1,9 ribu kali.

Dalam konten tersebut Rabbial dia berpura-pura menjadi pembawa acara dalam kondisi banjir. Tetapi, tak tampak ada Jokowi dalam video ini. Video lebih ke adegan pura-pura jadi pembawa acara di tengah banjir.

Video keduanya memiliki konten lebih tidak jelas lagi maksudnya. Videonya pun hanya berdurasi 15 detik. Video baru diunggah sebulan lalu. Video ini hanya menunjukkan seekor babi tertidur lalu diberi makan oleh seseorang.

Namun, informasi bahwa pelaku bom bunuh diri ini sebagai YouTuber belum ada yang membenarkan. Kepolisian pun masih mendalami informasi itu. (ris/fac/bbs/jpnn)

Gubernur Sumut Edy Geram, Keamanan 14 Bandara Diperketat

TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).
TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).
TINJAU: Sekdaprovsu Sabrina diwawancarai wartawan saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi geram dengan insiden bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. Edy menyebut tindakan penyerangan tersebut sebagai perbuatan kejin

“Jadi, yang pastinya itu adalah perbuatan keji. Agama apa pun tidak menoleransi kegiatan itu, melakukan, membuat orang menjadi cemas, orang menjadi takut, itulah teror,” kata Edy ditemui setelah menghadiri Rakornas Indonesia Maju di SICC, Jawa Barat, Rabu.

“Itu sangat salah, untuk sejauh ini saya belum tahu apa motifnya yang pasti adalah itu perbuatan salah. Itu yang bisa saya sampaikan,” lanjut dia.

Ia mengimbau masyarakat Sumut untuk tetap tenang, lantaran aparat tengah bekerja dan melakukan pengamanan. Selain itu, ia meminta ke depan masyarakat mau bekerjasama memberitahukan gerak-gerik yang mencurigakan. Apalagi, adanya kegiatan yang menjurus terhadap radikalisme. “Berikan masukan kalau mengetahui adanya kegiatan itu (hal-hal aneh),” ucapnya.

Mantan Pangkostrad itu berharap, aparat keamanan dapat bergerak cepat untuk mencari tahu apa motif bom bunuh diri ini. Dan bila ada korban akibat peristiwa memilukan itu, Pemerintah Sumut siap menanggung seluruh biaya pengobatannya. “Kita tahu dulu apa motifnya ini. Biaya pengobatan pasti ditanggung pemerintah, dan pemerintah provinsi bertanggung jawab,” katanya menambahkan bila ada terpapar radikal dari insiden itu akan bertindak tegas untuk memerintahkan jajaran segera menyeser dan menangkapi jaringan terorisme di Sumut.

Sementara, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto, meminta agar masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga situasi pasca penyerangan teroris di Polrestabes Medan. Dia menilai, teroris bisa berada di manapun termasuk di tengah masyarakat biasa. “Kita harus lawan karena mereka ada di masyarakat dan mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu masyarakat harus waspada dengan situasi,” kata Agus yang juga berada di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Oleh karena itu, Agus meminta agar warga saling mengenal dengan orang-orang di wilayahnya. Selain itu, juga melaporkan kepada RT maupun lurah setempat, apabila melihat ada gelagat mencurigakan dari salah satu warga. “Kalau mereka ada di lingkungan kita mereka bisa melakukan (teror) di mana saja, korbannya bisa siapa saja, bukan hanya petugas tapi juga bisa masyarakat yang tidak berdosa,” imbuhnya.

Di sisi lain, Jenderal Bintang 2 ini menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir atas adanya teror ini. Dia memastikan seluruh aparat hukum akan bergerak untuk menjamin keselamatan warga. “Jangan takut! Harus dilawan, karena kita kepolisian ada, Densus 88 ada, unsur TNI ada bersama-sama melakukan upaya pencegahan kamtibmas,” tukas Agus.

Pasang Alat Deteksi di Gerbang Masuk

Pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, kemarin, Polda Sumut dan jajarannya meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, pihaknya sudah meningkatkan pola pengamanan terhadap para pengunjung kantor kepolisian sebagai pelayan masyarakat. Setiap kendaraan bermotor dan barang bawaan diperiksa secara intensif.

Selain itu, sebagai langkah antisipasi kejadian serupa dan tindak pidana lainnya, Polda Sumut sedang membangun atau menanam alat deteksi dini di pintu masuk dan gerbang utama Mapolda Sumut. “Itulah salah satu upaya kita untuk mencegah masuknya bahan peledak dan senjata api serta yang lainnya melalui alat yang ditanam di pintu masuk itu,” terang MP Nainggolan.

Menurut dia, nanti alat yang dipasang di pintu gerbang dengan cara ditanam itu dapat mendeteksi benda atau barang berbahaya yang dibawa pengunjung. “Alat itu akan mendeteksi apa saja yang dibawa oleh pengunjung,” pungkasnya.

Keamanan 14 Bandara Diperketat

Merespons peristiwa ledakan bom bunuh diri di halaman markas Polrestabes Medan pagi tadi, PT Angkasa Pura I (Persero) alias AP I melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat keamanan di 14 bandara yang dikelolanya.

“Angkasa Pura I berupaya menjaga situasi bandara-bandaranya agar tetap aman dan kondusif sehingga kegiatan operasional dan pelayanan kepada maskapai dan penumpang pesawat udara dapat berjalan dengan aman dan lancar,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu (13/11/2019).

“Untuk itu, diinstruksikan kepada seluruh kantor cabang Angkasa Pura I untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan dengan menggunakan semua peralatan keamanan dan personel yang tersedia menurut SOP yang berlaku, mengingat bandara merupakan salah satu obyek vital sesuai Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan,” katanya.

Berbagai langkah peningkatan keamanan yang dilakukan AP I antara lain dengan melakukan risk assessment terhadap ancaman teror serupa di seluruh bandara, meningkatkan kewaspadaan sesuai dengan hasil risk assessment tersebut, dan melakukan koordinasi dengan instansi keamanan (TNI/Polri) sebagai anggota komite keamanan bandara (Airport Security Committee/ASC) dalam rangka update informasi ancaman serta tindak lanjut langkah keamanan.

“Selain itu dilakukan peningkatan pemeriksaan di pre-screening lebih dari 10% terhadap barang bawaan yang masuk ke daerah terbatas, meningkatkan frekuensi pemeriksaan acak (random check) terhadap barang bawaan dan orang di pos pemeriksaan, serta meningkatkan patroli di perimeter bandara dari sebelumnya minimal setiap dua jam menjadi setiap 1 jam dengan rute acak dan waktu yang tidak terjadwal untuk memastikan perimeter tetap aman,” tambah Faik.

Upaya lainnya dengan meningkatkan frekuensi patroli berjalan (walking patrol) di dalam terminal bandara dan memastikan akses-akses ke daerah keamanan terbatas dan memastikan daerah steril terkunci apabila tidak digunakan, serta melakukan monitoring dengan CCTV apabila akses boarding digunakan.

“Hingga saat ini operasional di bandara-bandara Angkasa Pura I masih berjalan dengan normal. Apabila ditemukan indikasi ancaman, unit keamanan bandara akan langsung berkoordinasi dengan instansi keamanan terkait untuk melakukan langkah-langkah penanganannya,” ucap Faik.

Mahfud: Teroris Main Hit & Run

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menepis tuduhan yang menyebut pemerintah dan aparat keamanan telah kebobolan. Menurut dia aksi terorisme memang demikian. Selalu mencuri-curi kesempatan untuk berbuat onar dengan cara meresahkan masyarakat.

“Main hit and run. Lari sembunyi, lari sembunyi,” ungkap dia kepada awak media kemarin.

Menurut Mahfud, Itu merupakan cara-cara lama yang biasa dilakukan oleh teroris. Setelah insiden di Medan, dia yakin Polri akan bergerak cepat untuk mengungkap jaringan dari teroris yang meledakan diri di Polrestabes Medan. “Yang jelas kami menindak seperti itu kan langsung mencari jaringannya,” ucap dia. Dari teroris tersebut, jaringan yang berada di belakang akan terbuka. “Dan itu selalu tidak sulit,” tambahnya.

Pejabat yang pernah bertugas sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun mencontohkan insiden penusukan terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto. Setelah kejadian, Polri langsung bergerak dan berhasil menangkap puluhan terduga teroris. “Begitu ada peristiwa, ambil seluruhnya sampai 51 orang,” kata Mahfud.

Namun demikian, bukan berarti pemerintah dan aparat keamanan tidak melakukan pengawasan.

Langkah-langkah pengawasan untuk mencegah aksi terorisme selalu berjalan. Hanya, mereka tidak mungkin langsung mengamankan terduga teroris yang belum melakukan tindakan melanggar hukum. Karena itu, setelah ada aksi, Polri begerak cepat. Berkaitan dengan pelaku terorisme, menurut dia kualitas dan subjeknya sudah bertambah. “Dulu orang-orang tua dewasa. Sekarang ada perempuan,” ungkapnya.

Dari Istana, kencaman terhadap aksi teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan disuarakan. Juru bicara kepresidenan Fadjroel Rachman menyebut, aksi tersebut merupakan bentuk kejahatan dari kelompok tidak manusiawi. Dia menegaskan pemerintah tidak akan memberi toleransi sedikit pun terhadap aksi terorisme.”Para pelaku atau kelompok terorisme akan terus dikejar, ditangkap dan diadili oleh sistem hukum yang berlaku,” ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Fadjroel menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz dan Menko Polhukan Mohammad Mahfud MD mengenai kasus tersebut. Presiden meminta aparat mempercepat proses penanganannya.

Dengan begitu diharapkan dapat mengembalikan kondusifitas dan rasa aman bagi masyarakat. Untuk itu, Fadjroel meminta masyarakat tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. “Pemerintah akan melindungi setiap WNI dari kemungkinan tindakan-tindakan terorisme,” tuturnya. Setelah bom meledak di Medan, pihak kepolisian di seluruh wilayah langsung meningkatkan kewaspadaan.

Lebih lanjut dia menyampaikan, masih berulangnya kasus terorisme di Indonesia, Presiden Jokowi sudah meminta agar persoalan tersebut tidak hanya diselesaikan aparat negara. Melainkan harus pula didukung oleh masyarakat. Salah satu upaya yang diharapkan adalah aktif memantau lingkungan dan tidak imenyebarkan konten-konten yang menimbulkan ketakutan. “Menimbulkan ketakutan Itu kan tujuan teroris,” tuturnya. (prn/ris/idr/syn/far/lyn/mia)

Distanla Medan Tak Temukan Ternak Terjangkit Hog Cholera, Stop Babi dari Luar Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Virus Hog Cholera menjadi momok yang menakutkan bagi peternak babi saat ini. Pasalnya, sedikitnya 5.800 ekor babi mati mendadak di 11 kabupaten/kota se-Sumut akibat virus tersebut. Karenanya, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus hog cholera tersebut, Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan menghentikan masuknya ternak babi dari luar ke Medann

Kepala Distanla Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumut untuk meminta agar pemkab dan pemko yang telah terjangkit virus ini agar tidak memasukkan ternak babinya ke Kota Medan. “Itu wewenangnya ada di provinsi, dan kita hanya bisa melakukan pengawasan supaya babi yang dimaksud tidak masuk ke Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kota Medan. Kami sudah perintahkan petugas kita agar selalu mengawasi hewan yang masuk ke RPH,” kata Ikhsar kepada Sumut Pos, Rabu (13/11).

Sedangkan untuk babi-babi yang dikandangkan di Kota Medan, Ikhsar mengatakan, semuanya telah dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Medan tidak menemukan adanya babi yang terjangkit virus hog cholera. “Sudah kita periksa semuanya, yang di Simalingkar, di Tangguk Bongkar dan di tempat-tempat lainnya, negatif hog cholera. Tapi begitu pun, kita sudah instruksikan secara langsung maupun lewat kecamatan agar menanam bangkai babinya bila ada yang mati,” ujarnya.

Disebutkan Ikhsar, pihaknya sudah menanam ratusan bangkai babi di lima liang besar yang dibuat di bantaran sungai dan Danau Siombak. Selain itu, sesuai dengan instruksi dari Dirjen Peternakan, Pemko Medan juga akan segera membangun posko-posko untuk menangani masalah limbah bangkai babi tersebut. “Kita tinggal menunggu surat dari Pak Plt (Wali Kota), segera kita buat posko untuk menangani ini. Bila ada bangkai yang masuk kembali, akan segera ditangani. Tapi tindak pencegahan juga terus berjalan dengan menyetop masuknya babi dari luar ke Medan,” tandasnya.

Bangkai Babi Mengapung di Sungai Wampu

Sementara, bangkai babi sempat memghebohkan warga yang berada di aliran Sungai Wampu, Kabupaten Langkat, Rabu (13/11). Isra Fansuri, warga yang melihat pertama kali bangkai babi itu.

Pagi itu, sekitar pukul 08.43 WIB, dia hendak menyeberang dengan menggunakan getek dari Kecamatan Bingai, Kabupaten Langkat, menuju kota. Saat itu, perhatiannya tertuju pada tumpukan sampah di tepi Sungai Bingai. Dia melihat seperti ada bangkai mengapung di antara tumpukan sampah itu. “Awalnya, aku tak percaya. Setelah diperhatikan secara seksama, tenyata benar yang saya lihat itu bangkai babi. Lalu temuan ini kami beritahukan kepada warga dan menjadi heboh,” jelasnya.

Ternyata, tidak Cuma satu saja bangkai babi yang terlihat. Tapi ada tiga lagi bangkai babi yang terbawa arus sungai. Diduga kuat ketiga bangkai babi yang hanyut adalah anak dari babi yang tertahan ditumpukan sampah itu.

Menyikapi temuan ini, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat, Nasiruddin mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan info tersebut dan berusaha menelusuri temuan ini. Dijelaskanya, sejauh ini pihaknya berusaha mengevakuai bangkai babi itu agar tidak mencemari aliran sungai. Karena masih banyak masyarakat yang menggunakan sungai untuk keperluan sehari-hari.

Dengan banyaknya temuan bangkai babi yang dibuang ke sungai di beberapa titik di Sumatera Utara, dikatakan Nasiruddin, pihaknya jauh hari sudah memberikan penyuluhan kepada peternak. Agar setiap bangkai hewan ternak apapun itu mesti ditanam dan jangan dibuang sembarangan.

Apalagi dibuang ke aliran sungai yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. “Jauh hari kita terus melakukan sosialisasi kepada peternak apapun itu, agar setiap hewan ternak yang mati sebaiknya ditanam daan jangan dibuang sembarangan,” tegasnya.

Di Dairi Sudah 2.200 Ekor Babi Mati

Tidak hanya Kota Medan, Pemkab Dairi juga diminta serius menangani wabah yang menyerang ternak babi di wilayah itu saat ini. Desakan itu disampaikan aliansi pemerhati ternak yang terdiri dari Perkumpulan Petani Organik Dairi (PPODA), Yaysan Petrasa, Asosiasi Peternak Babi (ASPERBA), Yayasan Diakones Pelangi Kasih (YDPK), Perkumpulan Pesada. serta Peternak Mandiri.

Monika Siregar, perwakilan dari YDPK mengatakan, mereka meminta pertanggungjawaban Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup Dairi terkait penanganan ternak babi yang mati, karena tidak sesuai standar dan imbauan yang diberikan sebelumnya kepada para peternak. Mereka juga mendesak Balai Veteriner untuk mengeluarkan informasi yang jelas dan terbaru terkait penyakit ternak babi.

“Kami juga meminta pemerintah mengeluarkan data yang valid dan terbaru terkait jumlah peternak yang merugi dan jumlah ternak babi yang mati dengan metode pendataan, nama peternak, jumlah ternak yang mati, estimasi kerugian materi, dan alamat peternak,” kata Monika.

Selanjutnya, mereka juga meminta pemerintah mengambil langkah nyata dalam pencegahan penyebaran penyakit babi yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Dairi.

Aliansi ini juga mendesak pemerintah memberikan bantuan langsung terkait kerugian materi yang dialami para peternak. “Kita mendorong pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa mengonsumsi daging babi adalah aman.

Sehingga usaha yang berkaitan dengan ternak babi seperti peternak babi, penjual pakan, rumah makan khas Batak, catering, penjual daging babi memiliki kepastian pasar. Peternak butih solusi konkret dalam penanganan wabah penyakit ternak babi dimaksud,” tandasnya.

Terpisah, Kabid Peternakan di Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Jhon F Manurung kepada wartawan, Rabu (13/11) mengatakan, jumlah babi yang sudah mati di Dairi hingga November 2019 sudah 2.200 ekor. Menurut Jhon, jika dilihat dari jumlah itu telah ada angka penurunan dibanding bulan lalu.

Tetapi katanya, kendala yang mereka hadapi saat ini, orang tidak mau lagi makan daging babi di rumah makan ataupun membeli ternak babi yang sehat. Sehingga kejadian itu sangat merugikan peternak.

“Usaha yang dilakukan peternak, semisal untuk menjual ternak mereka ke luar Sumatera Utara juga tidak laku. Pasalnya, ternak babi dari Sumut sudah ditolak provinsi lain sehingga tidak laku,” ungkap Jhon.

Dia menjelaskan, sebenarnya virus hog cholera ini memang agak ganas. Namun begitu, sebut Manurung, hingga kini belum ada kepastian apa jenis penyakit babi ini, apakah hog cholera atau African Swine Fever (ASF). Ketika ditanya, kenapa hanya terjadi di Sumut, sementara daerah atau provinsi lain tidak terkena? Jhon menjelaskan, sumber penyakit ini diduga berawal dari kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Belawan. Dimana, sisa makanan dari kapal seperti sosis yang terbawa dari luar negeri sebelum di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sebagian ditampung peternak. “Sehingga ada dugaan, wabah ini dari sisa makanan ringan seperti sosis yang tersisa dari kapal dimaksud, ujar Jhon.

Saat ini wilayah terserang penyakit babi sudah bertambah termasuk Kabupaten Pakpak Bharat dan Karo. Dairi sendiri sudah 17 kecamatan terkena, tinggal Kecamatan Silahisabungan yang belum mudah-mudahanlah aman. Terkait konpensasi, kita belum bisa pastikan apa ada atau tidak terhadap peternak, tandasnya.

462 Ekor Babi Mati di Karo

Kematian ternak babi juga terjadi di Kabupaten Karo. Dalam kurun waktu tiga minggu, sebanyak 462 ekor babi telah mati terserang wabah virus. Kerugian masyarakat peternak, dan pedagang diperkirakan mencapai Rp926.680.000. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Dinas Pertanian Karo telah membentuk tim.

Data yang diperoleh Sumut Pos dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Selasa (12/11), ada empat kecamatan yang terdampak virus, diantaranya Kecamatan Lau Baleng, Mardinding, Kabanjahe, dan Simpang Empat. “Desa Lau Baleng sebanyak 440 ekor, Desa Perbulan Kecamatan Lau Baleng ada 3 ekor. Desa Nang Belawan, Kecamatan Simpang Empat 1 ekor. Sementara, Lau Cimba, dan Kampung Dalam, Kecamatan Kabanjahe ditemukan 3 ekor yang mati mendadak. Sedangkan di Desa Lau Pengulu, Kecamatan Mardinding ada 15 ekor” ujar Kadis Pertanian Karo, Metehsa Karo-Karo.

Terkait penyebab kematian babi di Karo, kata Metehsa Karo-Karo, dari hasil uji laboratorium Balai Veteriner Medan, menunjukan indikasi ke arah adanya penyakit African Swine Fever (ASF), namun masih indikasi. Hasil yang sudah pasti dari uji lab menyatakan positif terhadap hog cholera.

“Disinfektan masih terus kami lakukan. Semalam di kecamatan terdampak terbanyak, yaitu Lau Baleng dan Mardinding. Kami imbau masyarakat agar tidak membeli babi dari luar daerah, karena kesehatannya tidak terjamin. Mengonsumsi daging babi sehat tetap aman bagi kesehatan manusia,” imbuhnya.

Ditegaskan Metehsa, saat ini tim sedang melakukan penyemprotan dengan disinfektan yang tersisa. “Jumlah disinfektan yang kita miliki sudah sangat terbatas. Kita berharap Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi segera memberi bantuan disinfektan. Dengan demikian kita akan terus melakukan penyemprotan,” harapnya.

Berikan Efek Jera

Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumatera Utara, Zeira Salim Ritonga mendesak Kepolisian segera menindak dan mengungkap tuntas pelaku pembuangan bangkai babi ke sungai di beberapa daerah di Sumatera Utara. Ini penting dilakukan supaya memberi efek jera bagi siapapun yang ingin melakukan tindakan serupa ke depan.

“Tidak hanya kepolisian, saya kira ini PR (pekerjaan rumah) kita bersama supaya peristiwa ini dapat diminimalisir. Terlebih bagi warga yang berkeinginan melakukan tindakan yang sama, sehingga dapat menjadi efek jera,” kata Zeira Salim Ritonga menjawab wartawan, Rabu (13/11).

Pihaknya pun mendorong agar Pemprovsu mengambil langkah kongkrit dan cepat untuk mengatasi masalah penyakit hog cholera yang menjangkit ternak babi di Sumut, termasuk merebaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai dan menyebar ke daerah. Sebab hal ini meresahkan masyarakat dan mencemari lingkungan.

“Harus ada juga koordinasi dengan pemkab setempat untuk mengambil langkah agar sungai-sungai tidak tercemar bangkai babi. Babi yang dibuang ke sungai itu akan menjadi penyakit, takutnya menyebar ke mana-mana, bukan hanya manusia tapi juga hewan-hewan lain dan merusak ekosistem sekitarnya. Dinas Lingkungan Hidup juga harus bergerak, jangan diam saja, anggarannya besar dan tidak terpakai,” katanya seraya mengapresiasi tim khusus yang telah dibentuk kepolisian guna mengusut kematian babi tersebut.

Atas kejadian ini, Komisi B DPRD Sumut berencana memanggil Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut untuk dimintai klarifikasi, baik soal virus kolera babi maupun kasus pembuangan bangkai babi ke sungai. “Karena sudah meresahkan masyarakat, kita ingin minta klarifikasi.

Kemarin kita tahu bahwa penyakit ini tidak menular ke manusia dan mereka juga bilang sudah ambil langkah vaksinasi, tapi memang anggarannya tidak ada. Tapi mereka sudah melakukan antisipasi. Saya kira karena ini sudah mengganggu, harus ada langkah kongkret Pemprovsu melalui Dinas Peternakan,” katanya. (map/bam/rud/deo/prn)

Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Polisi: Pelaku Bom Lone Wolf

istimewa PELAKU: Rabbial Muslim Nasution alias Dedek yang teridentifikasi sebagai terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
PELAKU: Rabbial Muslim Nasution alias Dedek yang teridentifikasi sebagai terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
PELAKU: Rabbial Muslim Nasution alias Dedek yang teridentifikasi sebagai terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serangan bom bunuh diri mengguncang Markas Polrestabes Medan di Jalan HM Said No. 1 Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Rabu (13/11) pagi pukul 08.35 WIB. Akibat ledakan, pelaku tewas dengan tubuh terbelah dua. Saat beraksi, pelaku mengenakan jaket ojek online (ojol). Namun status di KTP masih pelajar/mahasiswa. Enam orang luka akibat ledakan. Dugaan polisi, pelaku merupakan pelaku tunggal alias lone wolf.

PIHAK Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebut, terduga pelaku yang tewas adalah Rabbial Muslim Nasution (RMN), warga Jalan Jangka Ujung Gang Tentram Lingkungan 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Usianya masih 24 tahun.

“Hasil identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), dugaan sementara RMN melakukan serangan terorisme lone wolf (pelaku tunggal). Tapi masih didalami. Dia melakukan serangan pelaku tunggal di halaman Mapolresta Medan,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11).

Namun polisi masih mengembangkan hasil pemeriksaan sementara itu. “Pengembangan nanti tentunya sangat ditentukan oleh tim di lapangan,” kata dia. Polda Sumatera Utara juga melakukan identifikasi terhadap beberapa kendaraan yang dicurigai di sekitar Mapolrestabes Medan.

Informasi dihimpun Sumut Pos dari lokasi kejadian dan dari kepolisian menyebutkan, Rabu pagi itu pelaku masuk dengan berjalan kaki ke kantor Mapolrestabes Medan. Ia mengenakan jaket ojek online dan menyandang tas ransel.

Sebelum masuk, pelaku memarkirkan sepeda motor Honda Vario BK 6848 CH yang dikendarainya di parkiran bagian depan kantor polisi tersebut.

Ketika masuk, pelaku sempat diperiksa petugas piket yang berjaga di depan pintu gerbang. Kepada petugas, RMN mengaku hendak membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), karena mau masuk CPNS. Saat itu di lokasi, situasi sangat ramai karena banyak warga yang hendak membuat SKCK. Petugas kepolisian setempat juga baru saja menggelar apel pagi di halaman Markas Polrestabes Medan sekitar pukul 08.00 WIB. Aparat masih ramai di lokasi apel pagi.

“Setelah itu, pihak kepolisian memberitahu pelaku bahwa peraturan untuk masuk ke kantor polisi harus membuka jaket. “Eh buka jaketmu, tadi kan sudah disuruh buka,” ucap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, kepada wartawan, menirukan perkataan petugas jaga kepada pelaku.

Polisi kemudian menggeledah pelaku. Saat digeledah, di dalam tas ransel pelaku terdapat buku. Selanjutnya, anggota kepolisian melakukan pengaturan untuk persiapan serah terima tugas piket pengurusan SKCK sekitar pukul 08.30 WIB. “Sekitar pukul 08.30 WIB portal dibuka untuk menerima masyarakat yang akan melakukan pengurusan untuk membuat SKCK,” katanya.

Setelah diperiksa, pelaku lalu berjalan ke halaman. Namun tak berapa lama, pelaku keluar dari kantor polisi. Kemudian, ia kembali masuk.

Tiba-tiba, terjadilah ledakan bom. Duarrr… kepulan asap membubung ke udara di lokasi parkir truk dinas di depan Kantor Bagian Operasional (Bag Ops) halaman Mapolrestabes Medan.

Mendengar ledakan tersebut, petugas kepolisian dan masyarakat yang berada di halaman lalu berhamburan keluar. Namun, sebagian ada yang menolong korban terluka.

Selanjutnya, RMN ditemukan tewas di tempat dengan tubuh terbelah dua. Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan. Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, dan seorang lainnya masyarakat biasa.

Selain mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka, peristiwa bom itu juga mengakibatkan 4 kendaraan rusak. Antara lain, mobil dinas dan mobil pribadi Kepala Bagian Operasional, serta dua unit truk dinas yang mengalami kaca pecah dan terkena serpihan ledakan. “Ledakannya hanya satu kali, tiba-tiba aja. Tapi, ledakannya kuat kali,” ujar Wiwi, petugas kebersihan yang biasa bertugas di Mapolrestabes Medan.

Pascaledakan, Setelah ledakan itu, petugas kepolisian langsung mensterilkan lokasi dengan membawa masyarakat keluar kantor Markas Polrestabes Medan. Polisi juga menutup akses masuk ke Mapolrestabes. Tim Inafis dan Penjinak Bom (Jibom) langsung melakukan penyelidikan hingga olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sementara para korban luka dan jasad terduga pelaku langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jalan KH Wahid Hasyim.

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, menyatakan hasil penyelidikan sementara ini bom bunuh diri dan pelakunya tunggal. Untuk identitas pelaku sudah diketahui. Diutarakan Mardiaz, jenis bomnya belum bisa dipastikan apakah bom paku karena masih pendalaman. Namun, dari TKP ditemukan besi-besi sebagai penampang, paku besar dan kecil.

“Jadi, pelaku awalnya masuk ke dalam kantor dengan mengenakan jaket ojol dan memakai tas ransel. Namun, apakah yang bersangkutan bekerja sebagai pengemudi ojol, hal ini masih didalami,” ungkapnya.

Disinggung tentang pelaku berstatus mahasiswa, Mardiaz mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), yang bersangkutan mencantumkan data sebagai mahasiswa. “Akan tetapi, mahasiswa mana belum bisa kita pastikan karena sedang dalam penyelidikan,” sebut mantan Kapolrestabes Medan ini.

Terkait pelaku apakah berafiliasi dengan jaringan ISIS atau JAD, Mardiaz belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh tim. “Sementara ini kita melihat fakta-fakta di lokasi kejadian, bahwasanya pelaku sendirian menggunakan bahan peledak hingga kemudian meledak,” ucapnya.

Saat ini Densus 88 Antiteror dengan tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara sedang bekerja untuk melakukan proses selanjutnya. “Apakah jaringan ini masuk dalam jaringan apa dan lain-lain, tunggu saja,” kata dia.

Dia mengatakan, pihak kepolisian telah memeriksa dan meminta keterangan di dua rumah yang diduga kediaman atau keluarga pelaku. “Ada keluarganya yang diamankan untuk diminta keterangan, status yang diamankan tersebut sebagai saksi,” paparnya.

Terkait insiden ini pihaknya memperketat penjagaan di markas-markas polisi. Untuk jumlah personel, tergantung dari markas polisi masing-masing.

“Kita mengutuk keras aksi ini, tapi kita tidak perlu takut dan harus kembali beraktivitas seperti biasanya. Untuk itu, pelayanan Polrestabes Medan tetap kami buka,” cetusnya.

Melilitkan Bom di Pinggang

Pihak Polri menyebut, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan mampu melewati pemeriksaan petugas, dengan melilitkan bom di pinggang. “(Bom) dililit di pinggang,” ujar Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Jakarta.

Dari hasil olah TKP yang dilakukan Densus 88 Antiteror, sejumlah barang bukti yang ditemukan di antaranya baterai berkekuatan 9 volt, pelat besi metal, irisan kabel, tombol switch on-off. “Ada beberapa irisan-irisan kabel, itu nanti akan didalami. Lalu ada beberapa potongan-potongan kabel cukup besar juga akan didalami. “Kemudian juga ditemukan cukup banyak paku dalam berbagai ukuran yang ditemukan di TKP,” kata Dedi.

Seluruh benda yang ditemukan di TKP nantinya akan diidentifikasi untuk menentukan apakah jenis ledakan yang terjadi termasuk ke dalam low explosive atau high explosive.

Selanjutnya, polisi akan mencocokkan DNA pelaku dengan orangtuanya. “Nanti akan dicek DNA-nya. Sementara tadi ungkapan dari hasil sidik jari dikuatkan lagi dari DNA yang ditemukan pelaku dengan kedua orangtua pelaku,” kata dia.

Dedi mengungkapkan, pihaknya juga tengah mencari rekam jejak RMN melalui media sosial (medsos). Hal itu dilakukan sebagai upaya penyelidikan apakah pelaku memiliki hubungan dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

“Ya nanti akan didalami dari rekam jejak dari media sosial memang cukup aktif. Tapi dari rangkaian itu semua temuan yang ditemukan akan semua dikaji, nanti faktanya akan disampaikan,” jelas Dedi.

Mertua Pelaku Diboyong

Terkait bom bunuh diri RMN, petugas gabungan dari Polda Sumatera Utara dan Polres Pelabuhan Belawan dibantu tim Gegana Brimob Polda Sumut, mengeledah rumah pelaku bom bunuh diri di Pasar I, Melati 8, Gang, Lingkungan 6, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (13/11) pukul 16.00 WIB.

Penggeledahan rumah Rabbial Muslim Nasution alias Dedek dilakukan secara paksa. Pasalnya, rumah bercat orange bercorak hijau dalam keadaan kosong terkunci dari luar.

Tim Gegana Brimob menyisir seluruh bagian rumah. Sejumlah benda-benda dicurigai diperiksa. Proses penggeledahan mendapat perhatian warga sekitar. Untuk mengamankan lokasi rumah, polisi memasang garis polisi.

Setelah menggeledah selama satu jam lebih, petugas mengamankan koper hitam, dua anak panah yang diletakkan di dalam keranjang warna hijau. Selain itu, petugas juga menyita beberapa buku tamu undangan pernikahan. Petugas langsung membawanya ke mobil polisi.

Kepling setempat, Sumini, mengatakan, istri RMN, bernama Dewi sejak pagi berada di rumah itu. Namun setelah siang, pintu rumahnya sudah digembok dari luar. “Tadi kata tetangga pagi masih nampak si Dewi. Tapi siang tidak nampak lagi,” cerita Sumini.

Selama ini, Rabbial baru sebulan menyewa rumah itu bersama istrinya Dewi. Sebelumnya, Dewi telah melapor untuk izin tinggal secara lisan di rumah yang disewa tersebut. “Istrinya (Dewi) waktu melapor ke saya mau tinggal di rumah itu datang bagus. Waktu saya minta buku nikahnya, sampai sekarang belum diantar. Kalau suaminya (Rabbial) saya dengar kerjanya ojek, itu yang saya tahu,” ucap Sumini.

Selama tinggal di rumah sewa itu, beber Sumini, dari tetangganya, ada beberapa temannya datang ke rumah itu untuk kegiatan pengajian. “Kalau saya tahu, cuma mereka berdua aja tinggal di rumah itu. Kalau ada kegiatan lain saya kurang tahu, yang jelas istrinya itu baik orangnya,” cetusnya.

Selanjutnya, polisi menggeledah rumah mertua pelaku di Pasar II Barat, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan. Di rumah toko yang sehari-hari berjualan ayam gerpek, polisi menanyai mertua pelaku bom bunuh diri.

Mertua pelaku bernama Andi Syahputra, dibawa polisi untuk menunjukkan rumah RMN. Selanjutnya, Andi Syahputra dan istrinya bernama Rabbial, dibawa polisi.

Tetangga sebelah rumah mertua Dedek, Nining, menyebut Dedek dan Dewi istri Dedek jarang ke rumah mertuanya. “Mereka usaha lontong, kalau Dewi sesekali datang. Mereka di situ sejak Maret. Sementara kami April pindah kemari. Jadi enggak tahu. Cuma yang bantu jualan di sini adeknya Dewi, si Wulan. Kalau suami Dewi si Dedek ramah asal kemari ya nyapa, setahu saya ya ojek,” ungkapnya.

Selanjutnya, petugas berpakaian preman juga mendatangi rumah orang tua RMN di Jalan Jangka, Medan.

Seorang warga bernama Muhammad Fahrizal Lubis alias Ijey, membenarkan rumah itu ditempati orang tua pelaku. Namun setelah RMN menikah, ia tidak lagi tinggal di rumah tersebut. “Sejak menikah setahun lalu, dia pindah dari sini. Setahu saya pekerjaannya ojol,” ungkap Ijey.

Ijey mengenal sosok RMN sebagai orang baik, ramah dan sopan. “Orangnya ramah dan diam-diam gitulah,” tutur Ijey.

Namun RMN pindah karena menikah setahun lalu. “Istrinya orang Marelan, tapi gak tahu pasti di mana. Kabarnya istrinya itu sedang hamil,” kata Ijey.

Anjing Pelacak Disiagakan

Seekor anjing pelacak bernama Ajax disiagakan di Mapolrestabes Medan. Anjing pelacak ini merupakan jenis dark germain shepherd. Anjing pelacak tersebut untuk mendeteksi bahan peledak. Menurut seorang polisi yang membawa Ajax, anjing ini berusia dua tahun dan sudah terlatih untuk mendeteksi bahan peledak.

“Satu satwa punya satu fungsi khusus. Ajax ini dia khusus deteksi handak (bahan peledak),” kata seorang polisi. “Ini disiagakan dulu di mobil. Kalau masih ada yang dicurigai bom lain, baru akan diturunkan,” sambungnya. (ris/fac/gus/bbs)

Polisi Narkoba Siantar Amankan 14,8 Kg Ganja

ist GEREBEK: Satuan Reserse Narkoba Polres Pematangsiantar menggerebek pemukiman di Jalan Perak Gang Kinantan.
GEREBEK: Satuan Reserse Narkoba Polres Pematangsiantar menggerebek pemukiman di Jalan Perak Gang Kinantan.
GEREBEK: Satuan Reserse Narkoba Polres Pematangsiantar menggerebek pemukiman di Jalan Perak Gang Kinantan.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Satuan Reserse Narkoba Polres Pematangsiantar menggerebek pemukiman di Jalan Perak Gang Kinantan, Kelurahan Baru, Siantar Utara, Selasa (12/11) sekira pukul 09.00 WIB. Hasilnya, petugas mendapati 14,8 kg daun ganja kering.

Kasatres Narkoba Polres Pematangsiantar AKP David Sinaga yang memimpin penggrebekan itu mengatakan, pihaknya juga berhasil meringkus Junaidi (56), terduga pemilik barang haram tersebut yang sedang berada di dalam rumah sendirian.

“Kita mendapat informasi, bahwa di dalam rumah di Gang Kinantan ada seorang laki-laki sering melakukan transaksi narkotika jenis ganja,” kata David, Rabu (13/11) sekira pukul 14.00 WIB.

Menindaklanjuti informasi tersebut, petugas segera bergerak ke lokasi dimaksud.

“Sampai di rumahnya, kita langsung mengetuk pintu rumah dan dibukakan Junaidi kemudian langsung kita tangkap,” ungkapnya.

Selanjutnya, polisi melakukan penggeledahan badan terhadap Junaidi dan akhirnya menemukan 1 unit HP merk Samsung dari kantong celana depan kirinya.

Sementara dari hasil penggeledahan kamar tidur Junaidi, polisi menemukan beberapa barangbukti. Antara lain, 1 unit timbangan merk Tanita, 12 bal ganja yang dilapis lakban, 1 plastik hitam berisi ganja, 1 plastik warna kuning berisi narkotika diduga jenis ganja.

“Seluruh barang bukti diakui tersangka adalah miliknya dan kita masih melakukan pengembangan dan sudah mengantongi nama DPO barang tersebut,” tukasnya.

Selanjutnya, tersangka dan seluruh barang bukti dibawa ke Kantor Satuan Reserse Narkoba Polres Pematangsiantar untuk dilakukan penyidikan.(bbs/ala)

Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Diduga Pria Berjaket Ojol

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan diduga seorang pria berjaket ojek online (Ojol) dengan membawa tas ransel. Terduga pelaku itu terekam kamera CCTV saat memasuki halaman gedung kantor polisi tersebut, Rabu (13/11/2019) pagi.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja membenarkan pelaku berjumlah satu orang dengan menggunakan jaket ojol saat hendak masuk ke Mapolrestabes Medan. “Benar pelaku satu orang (menggunakan jaket ojol),” ujar Tatan kepada wartawan.

Menurut dia, semula terduga pelaku seorang diri menggunakan jaket dan membawa tas ransel. Pria tersebut kemudian ditegur oleh anggota dan disuruh untuk melepaskan jaket ojol tersebut.

“Yang bersangkutan berdiri seorang diri dengan menggunakan jaket dan ransel. Lalu, ditegur oleh anggota. Dijawab pelaku, katanya mau buat SKCK,” terangnya.

Petugas lalu meminta pelaku untuk membuka jaket dan memeriksa tasnya. “Dibuka jaketnya dan diperiksa tas tidak ada apa-apa, hanya buku. Dilakukan penggeledahan, juga tidak ada ditemukan (barang mencurigakan),” jelas Tatan.

Pria tersebut kemudian masuk ke halaman Mapolrestabes Medan, berbaur dengan masyarakat lainnya yang hendak membuat SKCK. Namun, tak berapa lama terjadi ledakan satu dan sangat kuat.

“Selang lima menit, terdengar suara ledakan di halaman parkir di dekat mobil-mobil dinas,” tukasnya. (ris)