PELANTIKAN: Suasana Rapat Paripurna Pelantikan Anggota DPRD Medan Periode 2019-2024 di Gedung DPRD Medan, baru-baru ini. Usai dilantik, 50 anggota dewan ini mengikuti orientasi selama 4 hari, sejak 1-4 Oktober 2019 di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, Deliserdang.
PELANTIKAN: Suasana Rapat Paripurna Pelantikan Anggota DPRD Medan Periode 2019-2024 di Gedung DPRD Medan, baru-baru ini. Usai dilantik, 50 anggota dewan ini mengikuti orientasi selama 4 hari, sejak 1-4 Oktober 2019 di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, Deliserdang.
Sekretariat DPRD Medan menggelar orientasi untuk 50 anggota DPRD Medan periode 2019-2024 selama 4 hari, sejak 1-4 Oktober 2019 di The Hill Hotel & Resort Sibolangit, Deliserdang. Kegiatan itu pun dinilai hanya untuk menghambur-hamburkan anggaran.
Padahal bila hanya sekadar orientasi, juga bisa dilakukan di gedung DPRD Medan, yang kapasitas gedungnya cukup untuk menampung seluruh peserta orientasi, termasuk narasumber.
“Mereka minta gedung mewah, tapi kok tidak dimanfaatkan? Lagipula pembekalan anggota dewan ini sebenarnya menjadi tugas partai politik, bukan Sekretariat DPRD,” ungkap pengamat kebijakan anggaran, Elfanda Ananda, Selasa (1/10).
Seperti diketahui, selama 4 hari, para wakil rakyat itu akan mendapat pembekalan mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Dari informasi yang dihimpun, selain anggota DPRD Medan, 28 staf Sekretariat DPRD Medan juga ikut pada acara itu, dan sebanyak 14 kamar telah disediakan untuk 28 staf tersebut.
Menurut Elfanda, DPRD bukan sekolah yang memberikan pendidikan dan pembekalan kepada anggota dewan. Disebutnya, para wakil rakyat tersebut tidak boleh menganggap lembaga DPRD itu sebagai sekolah tempat belajar menerbitkan dan mengawasi Peraturan Daerah (Perda), serta belajar memahami fungsi anggaran. “Harusnya partai politik sudah menyiapkan mereka dengan kesiapan memahami tupoksi legislasi, budgeting, dan pengawasan. Bukan malah di DPRD baru belajar,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, sebenarnya anggota DPRD itu penting diberi pemahaman, mereka dipilih dan duduk di DPRD dengan gaji, tunjangan, serta fasilitas lainnya, untuk kepentingan rakyat. Sebab, mereka digaji dari uang rakyat, lewat pajak, retribusi, dan sebagainya.
Soal adanya ketertutupan nilai anggaran pelaksanaan orientasi tersebut, Elfanda mengungkapkan, hal tersebut akan menjadi awal pintu korupsi. “Jangan menyebut orientasi akan menghadirkan narasumber dari KPK, tapi dalam praktik penganggarannya tertutup. Kami dorong narasumber KPK untuk membuka pembiayaan orientasi, termasuk sisi manfaat dan kewajiban partai politik,” cetusnya.
Sementara, Ketua DPRD Medan sementara, Hasyim menambahkan, pelaksanaan masa orientasi diperbolehkan digelar di luar Kota Medan, asalkan masih di Provinsi Sumut. Dia juga menyebutkan, 50 anggota DPRD Medan wajib menghadiri kegiatan masa orientasi.
Namun, tidak ada sanksi yang diberikan, jika mangkir atau tidak hadir pada kegiatan tersebut. “Mungkin sanksinya moral saja, karena tidak diatur secara jelas. Hanya bahasanya wajib mengikuti masa orientasi,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Medan sementara, Ihwan Ritonga mengatakan, pelaksanaan masa orientasi dilakukan berdasarkan surat edaran dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Pimpinan sementara diperkenankan melaksanakan kegiatan masa orientasi. “Walaupun belum ada pimpinan definitif, pimpinan sementara diperkenankan memfasilitasi pelaksanaan masa orientasi,” jelasnya.
Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan ini, juga mengatakan, banyak narasumber yang akan hadir menjadi pembicara pada kegiatan masa orientasi, mulai dari perwakilan Kemendagri, Pemprov Sumut, dan perwakilan KPK.
Di sisi lain, Kabag Persidangan dan Perundang-undangan Sekretaris Dewan, Alida, terkesan menutupi berapa besaran anggaran yang diperlukan untuk menggelar masa orientasi itu. Dia hanya menjelaskan, 50 anggota DPRD Medan akan mendapatkan masing-masing satu kamar selama 3 malam.
Selama di sana, lanjut Alida, para wakil rakyat itu akan mendapat pembekalan dari beberapa instansi. “Tak ada hiburan-hiburan untuk anggota saat di sana, mereka hanya belajar. Namanya juga orientasi,” tutupnya. (map/saz)
Muslim Harahap
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Kota Medan.
Muslim Harahap.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) belum juga menjawab usulan formasi CPNS yang diusulkan oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, terkait kebutuhan Pemko Medan atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajarannya.
“Belum, sampai sekarang belum ada jawaban dari Kemenpan,” ungkap Kepala BKDPSDM Kota Medan, Muslim Harahap kepada Sumut Pos, Selasa (1/10).
Menurut Muslim, usulan formasi itu telah dikirimkan kepada Kemenpan RB sejak beberapa bulan lalu, yakni sebanyak lebih dari 800 formasi. “Sudah dari beberapa bulan yang lalu (dikirmkan, red), ada 800-an formasi yang diusulkan. Tapi formasi tersebut bukan hanya untuk CPNS, tapi juga untuk PPPK,” imbuhnya.
Namun disisi lain, lanjutnya, untuk tahun ini tidak ada perekrutan calon PPPK, yang ada hanya untuk perekrutan CPNS. “Informasi yang saya dengar, tak ada perekrutan PPPK lagi tahun ini. Sedangkan dari 800-an formasi itu, yang paling banyak justru untuk PPPK, ada lebih dari 400-an formasi. Paling hanya ada 300-an formasi untuk CPNS, itu pun belum tentu disetujui semuanya sama Kemenpan RB,” jelas Muslim.
Formasi yang diusulkan itu, kata Muslim, sudah disesuaikan dengan jumlah PNS di jajaran Pemko Medan, yang telah memasuki usia pensiun. “Ya ditunggu saja. Mudah-mudahan diberi jawaban secepatnya oleh Kemenpan RB, terkait usulan formasi itu,” imbaunya.
Tak hanya itu, Muslim juga membenarkan, akan adanya pengumuman yang akan dilakukan Kemenpan RB terkait perekrutan CPNS di Indonesia. “Iya, nanti pasti akan diumumkan di website resmi mereka (Kemenpan RB), infonya memang akhir Oktober ini,” pungkasnya. (map/saz)
KETERANGAN:
CEO Langit Biru Maharaya & Sound Rhythm, Adep Husni, didampingi perwakilan Manajemen MICC, Nurlaila, memberikan keterangan pers terkait Konser Maher Zain yang akan digelar di Kota Medan pada 20 November 2019 mendatang.
KETERANGAN:
CEO Langit Biru Maharaya & Sound Rhythm, Adep Husni, didampingi perwakilan Manajemen MICC, Nurlaila, memberikan keterangan pers terkait Konser Maher Zain yang akan digelar di Kota Medan pada 20 November 2019 mendatang.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Maher Zain, penyanyi religi asal Swedia, akan menggelar konser silaturahim di Kota Medan. Konser yang dipromotori PT Langit Biru Maharaya & Sound Rhythm ini, akan digelar di Medan International Convention Center Hall (MICC) pada 20 November 2019 mendatang.
CEO Langit Biru Maharaya & Sound Rhythm, Adep Husni menjelaskan, konser ini bertujuan menjalin silaturahim bagi pecinta musik religi di Indonesia. Selain itu, konser ini juga bertujuan membantu korban bencana alam.
“Hasil yang diperoleh dari konser ini, nantinya, sebagian akan disumbangkan untuk korban bencana alam di Indonesia,” ungkap Adep, saat temu pers di satu kafe Jalan Iskandar Muda Medan, Selasa (1/10).
Lebih lanjut Adep mengatakan, pada konser ini, Maher Zain tidak sendirian, tapi juga membawa grup band-nya, yang berasal dari beberapa negara, seperti Italia dan Inggris. Selain Maher Zain, nantinya juga tampil Sabyan Gambus. “Maher Zain akan membawakan 12 sampai 15 lagu. Ada lagu baru yang sama sekali belum pernah dipublikasi, akan dibawakan nantinya. Lagu baru tersebut merupakan satu kejutan bagi penonton di Medan maupun Indonesia. Sedangkan Sabyan Gambus, membawakan 8 hingga 10 lagu,” bebernya.
Dia juga menuturkan, konsep dalam konser tersebut lebih ke multimedia dan mengikuti permintaan dari Maher Zain. Para penonton tidak berdiri, tapi duduk di kursi yang telah disediakan. “Tiket konser tersebut sudah bisa dibeli melalui Tiket.com sejak 2 minggu lalu. Tersedia mulai dari harga Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Kami menargetkan penonton mencapai 2.500 orang,” kata Adep.
Lebih lanjut Adep mengatakan, konser Maher Zain di Medan ini, merupakan rangkaian turnya ke Indonesia. Ada 8 kota yang menjadi tempat digelar konser, yang dimulai pada 9 November 2019 di Jakarta. Kemudian dilanjutkan ke Bandung, Solo, Surabaya, Medan, Palembang, Tasikmalaya, dan berakhir di Makassar pada 27 November. “Penyanyi atau grup band asal Indonesia juga akan tampil dalam rangkaian konser tersebut. Selain Sabyan Gambus, ada Wali Band, Fatin Shidqia Lubis, serta Fadly Rindra & Friends,” papar Adep, didampingi perwakilan Manajemen MICC, Nurlaila.
Head of Commercial Umroh.com, Lia Firdausy mengatakan, para penonton memiliki kesempatan untuk mendapatkan satu paket umrah gratis melalui program #InshaAllahUmroh. Selain itu, penonton juga bisa mendapatkan 10 tabungan umrah senilai Rp2,5 juta.
Tak hanya itu, Umroh.com juga akan memberikan giveway dalam pre-event, dengan membagikan tiket gratis. Melalui program ini, kami ingin memudahkan orang-orang yang ingin beribadah umrah ke Tanah Suci,” cetusnya. (ris/saz)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengurus Besar (PB) Al Washliyah Kota Medan memberhentikan H Jamiluddin Marpaung dari jabatan Rektor Universitas Al Washliyah (Univa) Medan. Jabatan Rektor Univa Medan kini digantikan H Alimuddin Siregar sebagai pelaksana tugas (Plt).
Sekjen PB Al Washliyah, H Masyhuril Khamis mengatakan, rektor yang lama sudah layak diganti, karena tidak ada perubahan dan inovasi dalam membawa Univa Medan lebih baik dari sebelumnya, menuju kampus ternama. Maupun naik ke peringkat atas universitas swasta yang ada di Kota Medan.
Masyhuril berharap, dengan pergantian rektor ini, setidaknya visi utama Univa bisa tercapai, sesuai agenda sesungguhnya. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran yang objektif dan terukur PB Al Washliyah.
“Ini ibarat dalam kompetisi sepak bola. Jika timnya kalah terus, maka manajemen akan mengevaluasi, bahkan mengganti pelatihnya, agar ke depan meraih juara. Pelatih profesional tidak akan sakit hati, ketika diberhentikan atau diganti. Sebaliknya, hanya pelatih yang bukan profesional yang tidak menerima pemberhentiannya, bahkan menyalahkan orang lain,” tegas Masyhuril kepada wartawan di Kampus Univa Medan, Senin (30/9) lalu.
Saat ini, lanjut Masyhuril, Univa Medan dipimpin oleh Plt, menunggu rektor definitif. Untuk itu, Univa Medan memberikan kesempatan kepada kader dan para akademisi yang memiliki kualifikasi dan kompetensi, guna mengabdikan dirinya kepada agama, bangsa, dan negara melalui Al Washliyah. “Tentu nantinya ada panitia penjaringan, ada mekanisme dan aturan kampus naungan Al Washliyah yang mengatur semua itu,” jelasnya.
Ketua Majelis Pendidikan PB Al Washliyah, Alfian Lubis mengatakan, pergantian rektor Univa Medan adalah hal biasa di Al Washliyah. “Kami sebagai pengurus di Al Washliyah ini, terus mengkaji dan mengevaluasi pimpinan-pimpinan lembaga pendidikan di lingkungan Al Washliyah, baik di sekolah maupun perguruan tinggi,” ujarnya.
Alfian juga berharap, bisa mendapatkan rektor Univa Medan dengan latar belakang sekurang-kurangnya doktor (S3), beriman dan bertakwa, berkompetensi, enerjik, giat, visioner, berdedikasi tinggi, dan dapat bekerja ikhlas untuk memajukan Univa Medan, dan Al Washliyah pada umumnya. “Harapan kami, Univa Medan tampil sebagai satu kampus favorit yang diperhitungkan,” pungkasnya. (ris/saz)
BERSAMA: Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah diabadikan bersama para kaum duafa yang menerima bantuan, pada malam renungan suci di Tugu Ampera, Kampungkolam, Percut Seituan, Delisedang, Senin (30/9).
BERSAMA: Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah diabadikan bersama para kaum duafa yang menerima bantuan, pada malam renungan suci di Tugu Ampera, Kampungkolam, Percut Seituan, Delisedang, Senin (30/9).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan kader Pemuda Pancasila (PP) Sumut memadati Tugu Ampera di Kampungkolam, Percut Seituan, Delisedang. Mereka mengikuti Malam Renungan Suci, mengenang gugurnya para Pahlawan Revolusi korban kebiadaban PKI, sekaligus nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI yang diselenggarakan Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP Sumut, Senin (30/9) malam.
Dipilihnya Tugu Ampera sebagai lokasi pelaksanaan Malam Renungan Suci, karena di lokasi berdirinya tugu tersebut, merupakan tempat ditemukannya jasad 2 kader PP yang menjadi korban kebiadaban PKI. Kampungkolam merupakan satu tempat bersejarah seputar peristiwa pemberontakan PKI di Sumut.
Acara diawali dengan pembagian ratusan paket sembako kepada kaum duafa, anak yatim, dan warga sekitar Tugu Ampera. Acara kemudian dilanjutkan dengan nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI yang berdurasi sekitar 4 jam.
Tepat pukul 00.00 WIB (1 Oktober 2019), renungan suci pun dimulai dengan menggelar apel kehormatan. Bertindak sebagai inpektur upacara, yakni Asisten Operasi Pangkosek Hanudnas III Kolonel Penerbang Jonson Simatupang.
Setelah memberi penghormatan kepada para pahlawan yang diikuti dengan penyalaan obor dan pembacaan naskah malam renungan suci oleh inspektur upacara, dilanjutkan dengan pembacaan kronologis tragedi Kampungkolam oleh Kepala Desa Bandar Klippa, Suparyo.
Selesai apel kehormatan, Inspektur Upacara Kolonel Penerbang Jonson Simatupang, dan Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah, diikuti seluruh peserta upacara, menabur bunga di Tugu Ampera, yang merupakan lokasi ditemukannya jasad 2 kader PP, M Jakub (PP Seikera Hilir) dan Adlin Prawira (PP/ HMI Kampung Banten) yang menjadi korban kebiadaban PKI.
Upacara Malam Renungan Suci ini dihadiri Ketua MPW PP Sumut Kodrat Shah, beserta jajaran pengurus MPW PP Sumut, sesepuh PP, Ketua MPC Kota Medan Rahmaddian Shah, Ketua MPC Deliserdang Dedy, serta ribuan kader PP berbaur dengan masyarakat.
Kepada wartawan, Kolonel Penerbang Jonson Simatupang mengaku, sangat mengapresiasi PP yang secara rutin melaksanakan malam renungan suci dan apel kehormatan, mengenang para pahlawan yang gugur akibat pengkhianatan PKI.
“Apresiasi saya kepada PP yang rutin melaksanakan acara ini setiap tahunnya. Ini menunjukkan kepedulian dan penghargaan PP kepada para pahlawan, sekaligus membuktikan kesetiaan mereka kepada Pancasila dan NKRI,” ungkap Jonson.
Sementara Ketua MPW PP Sumut, Kodrat Shah mengatakan, memperingati G 30 S/PKI, merupakan sarana efektif untuk mengingatkan masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga ideologi negara dan ikatan kebangsaan dari bahaya komunisme dan anasir-anasirnya. “Tujuan utamanya adalah untuk membangun dan mengokohkan rasa nasionalisme, terutama untuk generasi muda, menanamkan kepada mereka, beratnya perjuangan mempertahankan republik hingga nyawa taruhannya,” jelasnya.
Kodrat pun berharap, dengan melaksanakan upacara peringatan G 30 S/PKI setiap tahunnya, membuat semangat patriotisme generasi bangsa semakin kuat untuk menjaga ideologi bangsa dan negara dari ancaman anasir-anasir jahat, seperti yang pernah dilakukan oleh PKI dulu. Karena dengan nasionalisme yang kuat, bangsa ini akan tetap terjaga dan berdiri kokoh. (rel/adz/saz)
foto-foto: triadi wibowo/sumut pos | Lokasi: Gedung Graha Pena 3rd
TIUP LILIN: Pimpinan Umum Sumut Pos Pandapotan Siallagan, Pimred Dame Ambarita, bersama keluarga besar meniup lilin HUT ke-18 Sumut Pos di Gedung Grana Pena, Jalan Sisingamangaraja Medan.
foto-foto: triadi wibowo/sumut pos | Lokasi: Gedung Graha Pena 3rd TIUP LILIN: Pimpinan Umum Sumut Pos Pandapotan MT Siallagan, Pimred Dame Ambarita, bersama keluarga besar meniup lilin HUT ke-18 Sumut Pos di Gedung Grana Pena, Jalan Sisingamangaraja Medan.
Harian Sumut Pos genap berusia 18 tahun pada 1 Oktober 2019. Segenap awak redaksi dan karyawan pun menggelar syukuran atas bertambahnya usia koran grup Jawa Pos Nasional Network (JPNN) tersebut.
ACARA syukuran berlangsung sederhana namun penuh makna. Ada nasi tumpeng dan juga kue tart. Para pimpinan dan karyawan masing-masing divisi turut hadir untuk merayakan Hari Jadi tersebut.
Pimpinan Umum Sumut Pos, Pandapotan MT Siallagan mengatakan, acara syukuran HUT ke-18 Sumut Pos jangan sekadar dimaknai sebagai seremonial. Melainkan menjadi refleksi bagi seluruh karyawan bahwa selama 18 tahun Sumut Pos mampu berkiprah.
Sesuai fungsinya, memberikan informasi terpercaya dan edukasi kepada publik. Juga fungsi pengawasan kerja-kerja dari lembaga pemerintah dan wakil rakyat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
MAKAN BERSAMA: Keluarga besar Sumut Pos santap makan bersama di lantai III Gedung Graha Pena, Medan.
PANJATKAN DOA: Divisi Pemasaran Sumut Pos panjatkan doa dengan khusyuk.
UCAPAN SELAMAT: Pimpinan Sumut Pos, Pandapotan MT Siallagan menerima ucapan HUT ke-18 Sumut Pos dari GM Prime Plaza Hotel Kualanamu.
DOA: Keluarga besar Sumut Pos berdoa sebagai ucapan syukur dan meminta kepada Yang Maha Kuasa agar Sumut Pos tetap jaya.
NASI TUMPENG: Pimpinan Umum Sumut Pos, Pandapotan MT Siallagan memberikan nasi tumpeng kepada perwakilan Divisi Pemasaran.
Pimred Sumut Pos, Dame Ambarita memberikan nasi tumpeng kepada perwakilan Divisi Iklan.
Manajer Pemasaran Iklan, Hirzan memberikan nasi tumpeng kepada perwakilan Divisi Redaksi.
Penjab Desain/Artistik , Wahidin memberikan kue tart kepada perwakilan Divisi Usaha.
Manajer Advertorial, Asih Astuti memberikan kue tart kepada perwakilan Divisi Usaha.
“Seluruh karyawan di sini harus merenungkan setiap perjalanan perusahaan koran ini hingga sampai di usia 18 tahun. Jangan dianggap acara ini sebagai seremonial belaka. Tapi maknai perjuangan yang telah dilakukan selama ini, sehingga Sumut Pos masih dapat eksis sampai sekarang,” katanya.
Kata Pandapotan, masing-masing karyawan di semua divisi juga penting meningkatkan sumber daya manusia. Jangan anti terhadap teknologi, dan mesti siap menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
“Kita semua harus siap dengan itu (perubahan). Akrablah dengan namanya teknologi jika kita tak mau tenggelam. Bagian pemasaran contohnya, jangan lagi berfikir hanya menjual koran tetapi buatlah inovasi sesuai perkembangan zaman sekarang ini.
Begitu juga dengan wartawan jangan sekadar mencari dan menulis berita, melainkan pikirkan kontribusi sekecil apapun yang dapat diberikan kepada perusahaan,” katanya seraya menyebut divisi lain juga harus memegang prinsip seperti tersebut kedepan.
Ia menambahkan, arus digitalisasi sesuai perkembangan teknologi dewasa ini, sungguh menuntut setiap saat perusahaan media massa berinovasi.
Jika tidak, tegas dia, maka koran akan tergilas dengan sendirinya. Karenanya dia kembali mengajak agar seluruh awak perusahaan siap dengan setiap perubahan.
“Selamat ulang tahun Sumut Pos, semoga kita semua terus jaya dan eksis dan lebih solid lagi kedepan. Saya berharap acara ini jangan sekadar seremonial, tetapi melalui syukuran ulang tahun yang kita lakukan mampu merefleksi kerja-kerja kita sejak awal berdirinya Sumut Pos sampai nanti di usia ke-19 dan 20 tahun dan seterusnya,” katanya.
Acara ditutup dengan makan siang bersama seluruh keluarga besar Sumut Pos. Sebelumnya turut dilakukan acara pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun, sebagai wujud rasa syukur, Sumut Pos masih eksis di umur 18 tahun. (prn)
TANDA TANGAN: Kepala BKD& PSDM Kota Medan Muslim Harahap menyaksikan ASN Pemko Medan yang menandatangani Sumpah Janji sebagai ASN di Medan, Selasa (1/10).
Jadilah Pelayan Masyarakat yang Berdedikasi
TANDA TANGAN: Kepala BKD& PSDM Kota Medan Muslim Harahap menyaksikan ASN Pemko Medan yang menandatangani Sumpah Janji sebagai ASN di Medan, Selasa (1/10).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 1.200 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemko Medan mengikuti Pengambilan Sumpah Janji di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Jalan Setia Budi Medan, Selasa (1/10).
Pengambilan sumpah janji dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban ASN agar melaksanakan tupoksinya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat dengan sungguh-sungguh sesuai aturan yang berlaku.
Prosesi pengambilan sumpah janji diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa. Kemudian Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Kepala Badan Kepegawaian Daerah & Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKD&PSDM) Kota Medan Muslim Harahap mengambil sumpah janji seluruh ASN didampingi para rohaniawan.
“Dengan demikian akan terbentuk ASN yang berintegritas dan takut tidak hanya pada peraturan tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Muslim.
Muslim mengingatkan, ASN memiliki arti yang sangat strategis dan memiliki peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan. Selain itu ASN juga menjadi kader dalam birokrasi yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan. Oleh karenanya ASN diharapkan dapat mewujudkan good governace lewat dedikasi, tanggungjawab dan loyalitas dalam berkerja.
Muslim berpesan kepada seluruh ASN agar menjalankan tupoksinya dengan senantiasa mengedepankan etika moral, kejujuran, keikhlasan dan penuh tanggungjawab serta meningkatkan kemampuan dan kualitas diri, kemampuan dan keterampilan guna mendukung kinerja di lingkungan kerja masing-masing.
“Sumpah janji yang telah diucapkan harus diimplementasikan dengan sebaik-baiknya. Sebab, sumpah janji merupakan tanda kesanggupan menjalankan amanah kepada atasan. Di samping itu ada Tuhan yang menjadi tempat pertanggungjawab tertinggi bagi kita yang hari ini dipercaya menjadi seorang ASN. Niatkan dalam diri bekerja untuk masyarakat dan lakukan semuanya dengan terukur dan terarah sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku,” pesannya.
Muslim menekankan, ASN harus siap dan sigap untuk melakukan dan memberikan yang terbaik guna mendukung percepatan pembangunan Kota Medan. Sebab, ASN menjadi ujung tombak dan garda terdepan keberhasilan pembangunan kota yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat yang dapat dirasakan secara adil dan merata.
“Status ASN yang hari ini bapak ibu sandang harus dimaknai dengan penuh syukur. Cara bersyukur itu hendaknya ditandai dengan bekerja sebaik-baiknya demi kesejahteraan masyarakat. Jadilah pelayan masyarakat yang penuh dedikasi sehingga mereka merasakan kehadiran pemerintah di tengah-tengah mereka. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan dan kelancaran bagi kita untuk mengabdi bagi masyarakat dan negara,” pungkasnya. (map/ram)
‘Ponsel membunuh media cetak’. Demikian pernyataan pihak Express pada cover di koran edisi terakhir yang diterbitkannya, Kamis (12/9) baru lalu.
Headlines berjudul ‘Hope you enjoy your stickin’ phones’ (Nikmati Ponsel Busuk Anda) menegaskan pernyataan, bahwa surat kabar mereka kalah dalam persaingan dengan media digital diikuti seretnya iklan.
Kegamangan menghadapi ancaman ‘mati’ terbunuh oleh media digital, dialami hampir seluruh media cetak tanah air dan dunia.
Di usia ke-18 (20 tahun jika dihitung sejak dari Medan Expres & Radar Medan), Harian Sumut Pos juga tidak menafikan ancaman itu. Suka tidak suka, cuaca berubah. Dunia sedang bergerak ke arah digital. Harus dihadapi. Tak perlu menyalah-nyalahkan ponseln
Lantas, bagaimana menghadapi perubahan cuaca ini?
Di usia ke-18 pada tanggal 1 Oktober 2019 ini, kru Sumut Pos bersyukur masih eksis di dunia cetak. Tentang perubahan cuaca, kami memilih untuk berpikir positif. Que sera sera. Whatever will be, will be.
Bukan berarti menyerah. Selagi mampu, akan tetap bertahan. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Kalau nanti tiba saatnya semua manusia… eh koran harus beralih ke tubuh baru: media digital, tidak perlu meluapkan emosi seperti judul terakhir Express di atas.
Di era revolusi industri 4.0 —bahkan sebagian negara sudah memasuki era 5.0—, era digital informasi nampaknya kudu diterima sebagai fase yang mesti dijalani. Hampir semua media cetak pun telah mempersiapkan diri. Sembari mencari-cari platform media cetak yang mungkin bisa bertahan, situs berita online juga digarap serius. Dipadukan dengan garapan media sosial (facebook, instagram, twitter, youtube, dan lain-lain).
Kompetisi kini beralih ke kreativitas. Maklum, industri informasi tak lagi monopoli perusahaan media massa. Kini individu pun gampang menyiarkan infomasi lewat medsos. Pilihan informasi semakin ramai. Mau sajian informasi fakta, opini, analisis, hoax, hujatan, nyinyiran, meme, video, dan sebagainya, semua tersedia di internet. Tak pakai lama.
Karenanya media massa pun beralih ke platform kreativitas: Makin kreatif, cepat, dan terpercaya, makin disukai.
Hari ini kru Sumut Pos mensyukuri usia ke-18. Dan memilih berhenti mengkhawatirkan hari esok. Kata orang bijak: kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Akhir kata: Selamat ulang tahun Harian Sumut Pos. Panjang umur dan tetap di hati pembaca. (*)
fajar dame harahap/sumut pos
BENTROK: Mahasiswa Labuhanbatu saling dorong dengan aparat kepolisian saat aksi menolak RUU KPK dan RKHUP di gedung DPRD Labuhanbatu, Rantauprapat, Senin (30/9).
BENTROK: Mahasiswa Labuhanbatu saling dorong dengan aparat kepolisian saat aksi menolak RUU KPK dan RKHUP di gedung DPRD Labuhanbatu, Rantauprapat, Senin (30/9). Fajar dame harahap/sumut pos
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi mahasiswa menolak Revisi Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terus berlangsung di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Di Labuhanbatu, ratusan mahasiswa bentrok dengan aparat Polres Labuhanbatu saat berunjuk rasa di depan kantor DPRD Labuhanbatu Jalan Sisingamangaraja, Rantauprapat, Senin (30/9).
Mahasiswa dari sejumlah universitas dan sekolah tinggi yang tergabung dalam organisasi GMNI dan HMI Labuhanbatu Rayan
menuntut janji DPRD Labuhanbatu saat unjukrasa, Rabu (25/9) lalu, yang akan menampung aspirasi mereka. Dalam aksi itu, mahasiswa membawa sejumlah poster dengan berbagai tulisan, diantaranya “Patah hati tetap aksi”, “Cukup mantan yang rusak, RUU jangan”, dan lainnya.
Akibat aksi mahasiswa ini, lalu lintas dari dan menuju gedung dewan mengalami kemacetan. Bahkan, masyarakat yang melintas terpaksa memilih jalan alternatif dari komplek perkantoran bupati setempat. Massa juga mengusung keranda, simbolisasi matinya demokrasi di Indonesia dan membakarnya di tengah badan jalan. Massa juga meluapkan bentuk kekesalannya dengan membakar ban bekas di badan jalan.
“Hari ini DPR suka-sukanya membuat hukum. Harus dipikir pakai otak dalam menyusun peraturan. Kami ingin peraturan yang responsif bukan represif. Tolak RUU sekarang juga,” teriak seorang mahasiswa dalam orasinya.
Massa memaksa masuk ke komplek gedung wakil rakyat. Namun terhalang barisan gabungan polisi dan Satpol PP Pemkab Labuhanbatu. Dampak blokade akses ke gedung dewan, aksi dorong-dorongan pun terjadi. Bentrokan pun tak terhindari, ketika seorang mahasiswa mengaku dipukul oknum polisi.
Pihak Kepolisian juga memperkuat barisan dengan mendatangkan pasukan PHH dan sebuah mobil water canon. Selanjutnya, massa menarik diri dan mundur dari gerbang masuk sebelah kanan gedung DPRD Labuhanbatu. Bukan membubarkan diri, mereka menuju gerbang sebelah kiri gedung dewan. Alhasil bentrok kembali terjadi. Pintu gerbang sebelah kiri pun rusak seperti pintu gerbang sebelah kanan yang roboh akibat aksi dorong-dorongan pengunjukrasa dengan aparat kepolisian dan Satpol PP.
Akibat bentrokan itu, seorang mahasiswa ULB, Amos Sihombing mengalami luka-luka di bagian wajahnya, diduga karena dipukul oknum Satpol PP. Mata sebelah kirinya bengkak dan pipinya mengeluarkan darah. “Kita berjuang untuk membela rakyat. Bukan untuk membuat keributan. Tapi polisi saat ini tidak prorakyat,” teriaknya, sembari dibopong mahasiswa lainnya.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus Darojat didampingi Kasat Intelkam Polres Labuhanbatu AKP Fadlun Al Fitri mencoba menenangkan para demonstran. Selanjutnya, massa bergerak meninggalkan gedung DPRD Labuhanbatu untuk menggelar aksi serupa di Mapolres Labuhanbatu di Jalan MH Thamrin, Rantauprapat.
Bawa Molotov
Dalam aksi itu, pihak Kepolisian juga mengamankan seorang pelajar yang membawa bom molotov saat unjuk rasa menolak RUU KPK dan RUU RKUHP, di Kantor DPRD Labuhanbatu. Selain itu, polisi juga membubarkan seluruh pelajar SMA/K yang mencoba ikut dalam aksi tersebut. Bahkan, sejumlah pihak sekolah menjemput para pelajar itu.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus Dorajat kepada wartawan membenarkan peristiwa penangkapan pelajar yang membawa bom molotov tersebut disaat aksi unjuk rasa. “Ya, seorang pelajar kedapatan membawa bensin di dalam botol dan saat ini pelajar tersebut sudah diamankan dan sekarang masih diperiksa guna mendalami apa motif dan tujuannya,” bilang AKBP Agus.
Menurutnya, hal seperti ini tidak boleh terjadi, dimana seorang pelajar yang seharusnya belajar di sekolah, bukan ikut ikutan dalam melakukan aksi unjukrasa. Akibat informasi hoaks medsos, bahkan si pelajar bisa saja tersulut emosi dan bertindak anarkis. “Itukan berbahaya membawa bensin dalam botol saat melakukan aksi unjukrasa, bisa saja dianya yang terbakar, atau orang lain bahkan bisa saja membakar fasiltas negara, untuk itu kita langsung mengamankannya,” ungkap Agus.
Kening Polisi Kena Lempar Batu
Aksi serupa juga terjadi di Kota Binjai. Ratusan mahasiswa dan pelajar Kota Rambutan menggelar aksi di gedung DPRD Sementara di Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Nangka, Binjai Utara, Senin (30/9). Namun, aksi para pelajar yang bergabung dengan mahasiswa ini dicegah Polisi.
Kecewa dengan sikap Kepolisian, para pelajar melempari petugas dengan batu. Akibatnya, seorang personel dari Unit Jahtanras Polres Binjai, Bripka Jasmin Purba menjadi korban. Jasmin terkena lemparan batu dari pelajar. Mengalami luka cukup serius, Bripka Jasmin pun dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. “Bripka Jasmin, sudah dibawa ke rumah sakit,” kata Kanit Pidum Polres Binjai, Ipda Hotdiatur Purba di lokasi.
Sementara mahasiswa yang menggelar aksi di gedung dewan, diterima Ketua DPRD Sementara, Noor Sri Syah Alam Putra dan sejumlah legislator lainnya. Mahasiswa meminta Ketua DPRD Binjai menyampaikan penolakan UU KPK dan RKUHP.
Menyikapi permintaan mahasiswa itu, pria yang akrab disapa Haji Kires ini enggan memenuhinya. “Kami bekerja berdasarkan undang-undang. Jadi kami akan menyusun permintaan mahasiswa dan akan kami sampaikan ke DPR pusat,” kata Kires.
Ratusan mahasiswa yang tidak puas dengan jawaban itu, menyoraki anggota dewan. Namun setelah Salat Zuhur, wakil rakyat bersedia membacakan tuntutan mahasiswa agar aksi dapat berakhir. Kires yang membacakan tuntutan mahasiswa.
Selain RKUHP dan RUU KPK, mahasiswa Binjai juga meminta agar polisi mengusut tuntas dan menindak pelaku pembakaran hutan. Setelah tuntutan ini dibacakan, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Sebagian besar mahasiswa dikembalikan menggunakan mobil Satpol PP, polisi, dan Pemadam Kebakaran (Damkar) ke kampus mereka.
Pelajar MTs Negeri Tonton Mahasiswa Demo
Sementara di Lubukpakam, Deliserdang, puluhan mahasiswa yang terdiri dari berbagai universitas dan sekolah tinggi juga melakukan aksi di Kantor DPRD, Lubukpakam, Senin (30/9). Mereka juga menyuarakan penolakan pelemahan KPK dan menolak KUHP yang dianggap aneh dan mempunyai pembahasan yang multi tafsir.
Aksi mahasiswa itu menjadi tontonan para pelajar dari MTs Negeri Lubukpakam yang berkumpul di lokasi demo. Apalagi aksi tersebut digelar saat jam pulang sekolah dan keberadaan sekolahnya dekat dengan kantor DPRD Deliserdang.
Meski tidak tergabung dalam barisan mahasiswa yang kurang lebih berjumlah 100 orang itu, namun mereka sesekali ikut berteriak saat koordinator aksi menyampaikan orasinya. Kata setuju dan betul, beberapa kali mereka teriakkan.
Kordinator aksi mahasiswa, Maulana Manihuruk dalam orasinya menyebut, tuntuan mereka sama seperti tuntutan mahasiswa lainnya di Indonesia. Untuk itu, mereka meminta anggota dewan setempat agar dapat menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Provinsi dan DPR RI. “Dewan itu dipilih rakyat dan jika kebijakan pusat itu sudah dianggap menyalah, maka kami dari mahasiswa wajib menyampaikan aspirasinya ke DPRD Deliserdang,” kata Maulana yang diaminkan teman-temannya.
Beberapa menit berorasi, massa langsung ditemui Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Imran Obos dan Kamaruzzaman serta beberapa anggota dewan lain seperti Bayu Sumantri Agung, Saiful Tanjung dan Zul Amri. Saat itu, Imran Obos sempat memuji apa-apa yang disebutkan oleh mahasiswa. Ia berpesan agar mahasiswa tetap terus berada di depan bersuara menyampaikan hal-hal yang positif. (mag-13/ted/btr)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascademonstrasi anarkis yang dilakukan para pelajar dan mahasiswa di Kantor DPRD Sumut, pada Selasa (24/9) dan Jumat (27/9) lalu, Kantor DPRD Medan ikutan kena getah. Sejumlah kaca gedung pecah di banyak titik akibat lemparan batu para demonstran. Hasil perhitungan nikai kerusakan, kerugian mencapai lebih dari Rp700 juta.
“Rincian kerusakannya yakni kerusakan pada jendela kaca dari lantai G hingga ke lantai empat gedung kantor hingga 106 titik.
Kerusakan pada dua pos sekuriti berikut penjarahan terhadap barang-barang inventaris berupa handphone dan tas, kerusakan pada pintu gerbang depan dan belakang gedung kantor serta kerusakan fasilitas CCTV gerbang depan dan belakang. Total nilai kerusakan berikut fasilitas pendukungnya ditaksir hingga Rp 700-an juta,” ucap Kepala Bagian (Kabag) Umum DPRD Medan, Andi S Harahap, kepada Sumut Pos, Senin (30/9).
Dari taksiran kerugian ini, kata Andi yang didampingi Komandan Sekuriti DPRD Medan, M Yusuf, pihaknya melaluin
Sekretaris DPRD Medan akan segera mengirimkan Berita Acara ke Wali Kota Medan. Tujuannya, agar segera mengalokasikan anggaran perbaikan gedung yang telah dirusak mahasiswa dan pelajar.
“Kalau dilihat dari nilai kerugian, tidak cukup diatasi dari anggaran pemeliharaan yang ada. Jadi kemungkinan izin Wali Kota ada koreksi anggaran perbaikan ini, dengan pendahuluan dana dari Pemko Medan,” ungkapnya.
Untuk perbaikan tersebut, lanjut Andi, masih menunggu arahan dari Wali Kota Medan. Namun, mengenai pagar yang dirusak, sudah langsung diperbaiki sebagai bentuk antisipasi bila adanya aksi-aksi demonstrasi lainnya.
“Itu pagarnya sudah bagus lagi. Sedangkan untuk kaca yang pecah, masih ditutupi dengan plastik. Perbaikan seluruhnya akan dilakukan usai pelantikan Presiden. Karena kita ‘kan tidak tahu apakah nanti masih ada kerusuhan lagi. Kalau diperbaiki sekarang, takutnya akan sia-sia kalau misalnya nanti ada aksi selanjutnya” terangnya.
Diteruskan Andi, saat kericuhan aksi demonstran kemarin pihaknya telah berupaya menjaga keselamatan jiwa para pegawai di DPRD Kota Medan. “Dalam kondisi seperti itu, yang menjadi prioritas adalah keselamatan jiwa. Karena kalau menghalangi mereka agar tidak melakukan pelemparan, ya kemampuan kita terbatas untuk menjaga kondisi gedung.” tutupnya. (map)