25 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 4890

Kepolisian Memastikan Suasana Mulai Kondusif, Presiden: Jangan Tinggalkan Wamena

istimewa PIDATO: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9). Presiden mengimbau masyarakat tak meninggalkan Kota Wamena.
PIDATO: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9). Presiden mengimbau masyarakat tak meninggalkan Kota Wamena.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Paskakerusuhan yang menewaskan 33 warga sipil, Kepolisian memastikan situasi di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai kondusif. TNI-Polri pun siap untuk mengamankan warga. Sehingga, warga diminta untuk kembali memulai aktivitasnya seperti biasa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak meninggalkan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Ia menyatakan, aparat TNIn

dan Polri telah mengendalikan situasi keamanan di wilayah pegunungan tengah Papua itu.

“Tapi terus kita imbau agar masyarakat tidak keluar dari Wamena, karena aparat keamanan sudah bisa mengamankan,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9).

Namun, Jokowi mengatakan, tak sedikit warga yang ingin mengungsi ke Kota Jayapura, Papua. Menurutnya, pemerintah sudah melakukan evakuasi masyarakat yang masih merasa takut dengan situasi di Wamena. “Tentu saja karena masih ada yang merasa takut kemudian minta untuk dievakuasi di Jayapura, ya dilakukan,” tuturnya.

Jokowi juga mengapresiasi kepala suku Lembah Baliem yang telah meminta masyarakat tak mengungsi ke luar Kota Wamena. Jokowi meminta semua masyarakat untuk tetap tenang dan terprovokasi dengan informasi simpang siur di media sosial. “Kepala suku Lembah Baliem di Wamena telah mengajak, mengimbau untuk seluruh warga untuk tidak mengungsi ke luar wamena. Ini saya kira sebuah himbauan baik,” ujarnya.

Tetapkan 5 Tersangka

Sementara terkait kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Polri menyebut, ada lima orang ditetapkan sebagai tersangka. Sebagian besar tersangka itu berasal dari luar daerah tersebut. “Dari hasil pemeriksaan lima tersangka yang sudah ditetapkan di Polres Wamena, pelakunya sebagian besar bukan pelaku dari Wamena, tapi berbaur dengan pelaku luar Wamena,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).

Sebelumnya, Dedi mengatakan, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) merupakan dalang dari kerusuhan yang terjadi pada Senin pekan lalu itu. Ia menjelaskan, kelompok KNPB telah melakukan penyusupan dengan memakai seragam SMA, serta memprovokasi pembakaran ruko-ruko.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, kerusuhan di Papua dan Papua Barat direncanakan oleh The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan KNPB untuk menarik perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tengah menggelar sidang umum. “Kami sudah mempelajari, apa yang terjadi di Jawa maupun Papua tersebut itu semua adalah terkait satu sama lainnya yang dilakukan sedemikian rupa, didesain, direncanakan karena ada agenda internasional,” ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9) lalu.

Mengenai situasi terkini di Wanena, Dedi menyatakan, kondisi di sana sudah mulai kondusif. Para pengungsi pun, kata dia, bisa dikembalikan ke Wamena jika kondisi psikologis membaik. “Insyaallah nanti para pengungsi yang sudah ditampung, ada di Polres Jayapura, ada di Kodim, kemudian di gereja dan masjid itu akan berangsur-angsur dikembalikan ke Wamena kalau kondisi psikologisnya cukup baik,” jelas Dedi.

Dedi mengatakan sudah ada komunikasi langsung dari pihak Kepala Suku di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem, dengan pihak Polri dan TNI yang dapat menjamin keamanan di sana. “Tadi saya sudah komunikasi dengan Kapolda Papua. Secara umum sudah kondusif. Ada jaminan dari TNI, Polri dan beberapa kepala suku yang ada di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem. Mereka boleh dikatakan menyesal dengan peristiwa tersebut,” tuturnya.

Saat ini aparat kepolisian setempat masih fokus melakukan proses rehabilitasi terhadap fasilitas-fasilitas yang rusak serta kepada korban-korban yang terdampak.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau mengatakan, langkah utamanya dalam menangani dampak kerusuhan di Wamena adalah dengan membantu korban-korban yang terdampak. “Menampung dulu korban-korban, mulai dari yang sakit kemudian meninggal dunia dibantu. Kemudian yang mengungsi baik di Wamena atau yang di sekitar Jayapura akan kami tangani dulu bersama pemda dan stakeholder yang ada. Kemudian kita akan lakukan upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi,” tuturnya.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan, sebagian pedagang mulai beraktivitas seperti biasa. Untuk menjamin keamanan warga, personel keamanan ditempatkan di berbagai pelosok yang ada di Wamena.

“Aktivitas masyarakat berjalan sebagaimana biasanya,” ungkap Kapolres Tonny Ananda seperti dikutip Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos), Minggu (29/9).

Terkait dengan kerusuhan yang terjadi Senin (23/9) lalu, Polres Jayawijaya telah menetapkan tersangka. Dalam bukti video yang didapat, Tonny Ananda mengklaim, ada keterlibatan kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Menurutnya, oknum ini yang mengimbau massa untuk membawa gergaji mesin dan ada yang membawa pengeras suara.

Bahkan, kata dia, ada penggerak yang memerintahkan masa untuk membakar kampus STISIP Yapis Amal Ilmiah. “Kami memiliki bukti yang menunjukan ada keterlibatan kelompok KNPB yang menunggangi aksi tersebut. Buktinya dalam bentuk video yang kami akan kembangkan dan mencari para pelaku ini,” tegasnya. (jpc/bbs)

Ikut-ikutan Demo Anarkis di DPRD Sumut, Seluruh Pelajar Dipulang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengerahan ratusan pelajar untuk ikut berdemo anarkis di DPRD Sumut, Kamis-Jumat (26-27/9) lalu, berbuntut sebanyak 578 pelajar diamankan karena terlibat aksi pelemparan. Dari antara mereka, sejumlah pelajar ketahuan membawa senjata tajam, bom molotov, dan narkoba. Namun para pelajar itu tidak diinapkan. Setelah didata, malam itu juga seluruh para pelajar dipulangkan ke orangtua masing-masing.

“DALAM aksi ujukrasa yang berlansung pada Kamis (26/9) lalu, Polrestabes mengamankan 58 pelajar yang terindikasi melakukan tindak anarkis saat unjukrasa. Setelah kita data, kemudian kita kembalikan ke orangtua mereka,” ungkap Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto, didampingi Kasat Narkoba, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodon

Kasat Reskrim, Kompol Eko Hartanto dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Senin (30/9).

Sehari berikutnya atau pada Jumat (27/9), Polrestabes kembali mengamankan 520 pelajar dari berbagai sekolah yang ikut dalam unjukrasa. Dari yang diamankan, setidaknya 517 siswa terindikasi melakukan tindak anarki (pelemparan).

“Dari 517 siswa yang ikut unjukrasa anarkis di DPRD Sumut, 4 pelajar terindikasi positif menggunakan narkoba. Selain itu, tiga pelajar lainnya ketahuan membawa senjata tajam (sajam) dan molotov. Pelajar yang terindikasi menggunakan narkoba kita kembalikan ke orangtua dan diarahkan untuk menjalani rehab. Begitu juga dengan siswa yang kedapatan membawa sajam dan molotov, kita kembalikan ke orangtua masing-masing,” sambung Dadang.

Atas kejadian ini, Kapolrestabes berharap agar para pelajar tidak dilibatkan dalam aksi unjukrasa. Sebab dikhawatirkan dapat berpotensi melakukan kekerasan atau bahkan menjadi korban tindak anarki. “Hampir keseluruhan orangtua mereka (siswa) tidak tahu kalau anaknya ikut aksi. Dan pada umumnya mereka (para pelajar, Red) juga tidak tahu apa yang menjadi tujuan aksi,” urainya.

Saat ini, kepolisian terus berupaya melakukan pendekatan dan pengamanan secara humanis. “Kalau tidak bisa dikendalikan, barulah kami melakukan tindakan sesuai prosedur,” tegasnya.

Intensifkan Kegiatan Ekstrakurikuler

Mengantisipasi keterlibatan siswa dalam aksi-aksi demo, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Marasutan Siregar, menyampaikan imbauan dan edaran ke sekolah-sekolah, dan telah memerintahkan setiap sekolah agar mengintensifkan kegiatan ekstrakurikuler.

“Upaya untuk mencegah siswa mengikuti aksi unjuk rasa terus kita lakukan, sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pencegahan Keterlibatan Peserta Didik dalam Aksi Unjuk Rasa yang Berpotensi Kekerasan,” katanya.

Saat ini kita juga sedang menunggu hasil pemeriksaan apakah ada oknum guru yang terlibat memberi izin para siswa untuk ikut unjuk rasa,” tandasnya.

Di Binjai, Dibayar Rp20 Ribu

Selain di DPRD Sumut, pengerahan pelajar untuk ikut aksi demo juga terjadi di Kota Binjai. Di Binjai, para pelajar juga melakukan aksi pelemparan batu polisi saat demo ke DPRD Binjai. Akibatnya, polisi mengamankan 42 orang untuk dibina di Mapolres Binjai. Di sana, para pelajar itu dihukum jalan jongkok.

“Mereka berasal dari sejumlah sekolah yang mencoba ikut berdemo ke Kantor DPRD Binjai,” ujar Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Siswanto Ginting, Senin (30/9) malam.

Para pelajar tersebut berasal dari SMAN 1 Binjai, SMK Tunas Pelita Binjai, SMA dan SMP Taman Siswa Binjai, SMK Abdi Negara Binjai, SMA Putra Anda Binjai, SMK Maju Binjai, SMKN 2 Binjai, SMK Al Muslihin, SMKN 1 Serapit, SMKN 11 Binjai, SMP Usia Tama Namu Terasi, SMA Asyiah Kebun Lada Binjai dan SMEI Al Insyiah Padang Cermin Langkat.

Hasil interogasi sementara, kata Siswanto, mereka tidak masuk sekolah kemudian diajak oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk mencoba membuat kegaduhan di Kota Rambutan.

“Hasil pantauan petugas di lapangan, keseluruhan anak-anak sekolah tersebut ikut berdemo dengan imbalan Rp20 ribu per orang. Akibat mereka melempari batu, seorang personil Polres Binjai kena lemparan batu di bagian kepala hingga luka darah. Personil tersebut dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan,” beber mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.

Atas kejadian itu, polisi terus melakukan pemantauan dan mengambil langkah untuk menghentikan semangat para pelajar. Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Binjai sudah menerbitkan edaran yang bunyinya melarang pelajar SD dan SMP se Kota Binjai untuk ikut aksi dengan mahasiswa.

“Perintah Pak Kapolres untuk memanggil perwakilan sekolah atau orang tua anak-anak itu, untuk hadir ke Polres Binjai,” tandasnya.

Wakapolda Sambangi SMAN 1

Mengantisipasi aksi-aksi pelajar ini, Wakil Kepala (Waka) Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto, menyambangi SMA Negeri 1 Medan Jalan Cikditiro, Kota Medan dalam rangka Goes To School, Senin (30/9) pagi.

Jendral bintang satu itu memberikan arahan motivasi di hadapan 1.300 siswa saat pelaksanaan upacara pagi.

“Situasi sekarang ini perlu dicermati dengan bijak. Siswa-siswi jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita hoax yang belum tentu kebenarannya. Waspadai isu-isu intolerans yang menyesatkan. Bijaklah menggunakan media sosial. Mari menjaga keutuhan dan kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Mardiaz menegaskan, meski masih muda, para pelajar tidak luput dari ancaman tindak pidana. Seperti narkoba, pergaulan bebas, curanmor, penyalahgunaan Tehnologi (IT), kejahatan jalananm dan pelanggaran lalulintas. “Oleh karenanya hindari semuanya dan belajarlah yang rajin,” ucap Mardiaz.

Hal yang penting sesuai perkembangan situasi dan kondisi saat ini, menurut Wakapolda, agar pelajar menghindari terlibat dalam aksi unjuk rasa. Karena pelibatan dan penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik, dilarang secara tegas oleh UU No. 25 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

“Pelibatan pelajar dalam aktivitas politik akan membawa dampak negatif bagi pelajar sekalian. Dampak negatif tersebut disebabkan karena masih minimnya kemampuan pelajar dalam menyaring atau memfilter informasi,” sebut mantan Kapolrestabes Medan itu.

Untuk itu, ia mengimbau kepada para siswa untuk terus tetap menjaga situasi keamanan yang sudah ada di lingkungan sekolah. “Kepada adik adik semua, janganlah terlibat tindak pidana dan membuat ataupun menyampaikan berita-berita hoax, ujaran kebencian, dan intoleransi. Rajinlah belajar untuk masa depan yang cerah dan hormati dan patuhi perintah guru,” tandasnya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan, Drs. Suhairi MPd, mengungkapkan terimakasih atas kehadiran orang nomor dua di Polda Sumut itu, di Sekolah SMA Negeri 1 Medan. “Kami siap mendukung dan membantu kepolisian dalam menjaga dan memelihara kamtibmas. Semoga Polri semakin sukses dalam pengabdiannya dan semakin dicintai masyarakat,” sebut Suhairi.

Kegiatan Goes To School dihadiri Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP Juliani Prihatini, Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing SIK, Bhabinkamtibmas Kelurahan Madras Hulu Aiptu Juani Sinaga. Juga Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Pendidikan Sumut, Arsyad Lubis, Danramil Medan Baru Kapten Arh.Eddi Hutabarat SH MH, Camat Medan Polonia Amran Sanusi Rambe, S.Sos, M.SP dan Lurah Madras Hulu Amrul Jihat SSos. (man/ted/gus)

Orangutan Hidup Harmoni Berdampingan dengan PLTA Batangtoru

istimewa/sumut pos ORANGUTAN: Salah satu orangutan Tapanuli yang masih bebas berkembangbiak di kawasan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
ORANGUTAN: Salah satu orangutan Tapanuli yang masih bebas berkembangbiak di kawasan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Istimewa/sumut pos

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Orangutan Tapanuli tidak terganggu dengan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kab. Tapanuli Selatan. Artinya, hewan primata itu hidup nyaman berdampingan dengan pembangkit energi terbarukan tersebut.

“Habitat Orangutan Tapanuli tersebar di ekosistem Batangtoru yang total luasnya 165 ribu hektar. Selalu bergerak dengan daerah jelajah 800-3.000 Ha. Sementara luas tapak PLTA Batangtoru hanya 122 Ha atau 0,07 persen dari ekosistem Batangtoru. Lebih sedikit dibanding kebutuhan jelajah satu ekor orangutan,” kata Barita Manullang, Biodiversity Expert PT. North Sumatera Hydro Energy perusahaan pelaksana PLTA Batangtoru, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, kemarin.

Senada, Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, mengatakan PLTA Batangtoru berkomitmen penuh melindungi orangutan yang ada di dalam maupun di luar kawasan konservasi dan sekitar area kerja PLTA.

Agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batangtoru menjalin kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup, termasuk organisasi internasional PanEco.

“Penganiayaan orangutan yang dituduhkan ke PLTA Batangtoru adalah fitnah dan tak berdasar. Justru kita sangat berkomitmen melindungi orangutan dan menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim,” tegas Firman.

PLTA Batangtoru, sebut Firman, diatur untuk berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon. Yakni sebesar 1,6 – 2,2 MTon per tahun atau 4 persen dari target nasional di sektor energi dan setara dengan daya serap 12,3 juta pohon.

Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. NSHE, Agus Djoko Ismanto, menambahkan, PLTA Batangtoru melakukan berbagai langkah melindungi orangutan. Seperti membentuk tim monitoring, melindungi satwa dari perburuan dan melarang pekerja melukai satwa.

“Kegiatan monitoring diperkuat dengan penerapan Smart Patrol yang memiliki call center. Kapanpun dan dimanapun, petugas dan relawan dapat melaporkan setiap kejadian dengan melampirkan foto atau video,” jelasnya.

PLTA Batangtoru merekrut ahli orangutan dan menanam tanaman pakan di areal koridor. Mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA dan rehabilitasi kebun yang terganggu satwa. Untuk menghubungkan habitat yang terpisah, dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal. (rel)

Guru Diminta Larang Siswa Berunjukrasa

ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS SOSIALISASI: Kacabdis Stabat Dinas Provsu, Ichsanul Arifin memberikan penjelasan kepada Kasek dan guru agar melarang siswa ikut berunjukrasa.
SOSIALISASI: Kacabdis Stabat Dinas Provsu, Ichsanul Arifin memberikan penjelasan kepada Kasek dan guru agar melarang siswa ikut berunjukrasa.
ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kepala sekolah dan dewan guru SMA, SMK dan Aliyah Negeri/Swasta di Kabupaten Langkat, diminta untuk melarang para siswa ikut-ikutan aksi unjukrasa.

Hal itu disampaikan secara tegas oleh Kepala Cabang Dinas Stabat (kacabdis) Dinas Provinsi Sumatera Utara, Ichsanul A’rifin, S.STP pada sosialisasi, terkait perlu tidaknya siswa berunjukrasa, di SMK Harapan Stabat Langkat, Senin (30/9).

Dikatakannya, kepala sekolah (Kasek) dan guru dituntut untuk selalu memberikan bimbingan kepada seluruh peserta didik, agar tidak terlibat dalam setiap bentuk kegiatan yang menjurus kepada kekerasan.

Untuk itu, sambung Ichsanul, selama jjam sekolah berlangsung sejak pukul 07.30- pukul 14.45, sekolah harus bertanggungjawab terhadap seluruh peserta didiknya, dan mencegah siswanya untuk tidak mengikuti dan terlibat dalam aksi-aksi unjukrasa.

“Apabila ada sekelompok siswa yang tertangkap atau ditangkap oleh petugas keamanan di kerumunan aksi unjukrasa, sebagaimana yang telah terjadi baru-baru ini di Langkat. Maka bapak ibu kepala sekolah dan guru harus bertanggungjawab,”tegas Ichsanul sembari mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran tentang larangan siswa berunjukrasa.

Sejumlah kepala sekolah SMK dan SMA termasuk Aliah masing, HT. Wahyu Amami, MPd, Drs Sudiatman, MPd dan Sutrisnawati, S.Pd yang dikonfirmasi secara terpisah, mengaku pihaknya secara tegas melarang para siswa ikut aksi unjukrasa.

Namun para kepala sekolah mengaku kesulitan, jika siswa dari rumah pergi mengenakan seragam sekolah, tapi tidak masuk sekolah. Tiba-tiba dapat kabar mereka ditangkap petugas ikut aksi unjukrasa.

“Kondisi seperti inilah yang kerap terjadi. Karena itu, kami mohon petugas juga harus benar-bebar selektif dalam memproses kasus siswa seperti ini. Kalau kami para guru, tetap melarang siswa ikut berunjukrasa,”tegas Drs Sudiatman, MPd. (yas/han)

Stadion Café Gelar Event Model Competition 2019, Hasilkan Modeling Berbakat Kota Medan

BERSAMA: Owner Stadion Cafe, M Yusuf (kanan) dan Ilham (tengah) dari Ai Rantanks Management foto bersama para pemenang Event Model Competition 2019 di Stadion Cafe Jalan Jati II, Medan, Sabtu (28/9).
BERSAMA: Owner Stadion Cafe, M Yusuf (kanan) dan Ilham (tengah) dari Ai Rantanks Management foto bersama para pemenang Event Model Competition 2019 di Stadion Cafe Jalan Jati II, Medan, Sabtu (28/9).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Stadion Cafe melaksanakan Event Model Competition 2019, berkerja sama dengan Event Organizer Ai Rantanks Management yang dilaksanakan di aula Stadion Café, Jalan Jati II, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (28/9). Kompetisi modeling ini dibagi dalam dua kategori yakni anak-anak dan dewasa.

Sebanyak puluhan modeling dari 11 agent management model se-Kota Medan mengikuti event ini. Seperti DAF dari Brastagin

Toto Management, Barbie Management, Elmode Management, Revo Management, Andika Production, D’Model Pro, Enji Production, Nando Management, Boesa Managemnet, MNBI Management, dan Akbar Managemnet.

Ilham dari Ai Rantangks Management, selaku event organizer pada kegiatan Model Competition 2019 Stadion Cafe ini mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan bakat anak muda di bidang modeling, yang nantinya diharapkan bisa menjadi model-model berbakat mewakili Kota Medan ke ajang nasional.

“Kegiatan yang kita buat ini untuk mempromosikan model-model Kota Medan, yang pada hari ini ikut di eventnya Stadion Cafe, dan mengucapkan terima kasih kepada Stadion Cafe yang telah mengadakan event ini agar nantinya dapat dieksplor ke depannya,” kata Ilham.

Sementara itu, M Yusuf, selaku owner Stadion Cafe mengatakan, saat ini sedang mendukung pengembangan bakat bagi para generasi muda khususnya para insane-insan muda dalam bidang berbagai macam kegiatan contohnya event modeling. “Ini merupakan kegiatan rutin yang setiap bulan kita lakukan untuk mencari bakat-bakat yang akan kita orbitkan dan tempat Stadion Cafe ini kita dukung untuk pengembangan berbagai macam kegiatan anak muda,” ungkap yusuf.

Event Model Competition 2019 Stadion Cafe ini dimeriahkan oleh Ratu Tria, finalis Indonesia Idol Junior/ dan DJ Naewang, serta dipandu MC ternama Kota Medan, Mis Dayana dan Mis Donita dan acara ditutup dengan menari bersama para juri yang fropesional.

Diketahui, Stadion Cafe menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang hendak mengadakan acara, seperti pernikahan, lomba, karaoke keluarga, serta arena bermain untuk anak-anak, yang mana Stadion Cafe sudah sering melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti lomba modeling, syukuran anggota DPRD Sumatera Utara, seminar, dan banyak lagi yang sudah pernah di buat di Stadion Cafe ini.(adz/ila)

KPU Asahan Bangun Rumah Pintar Pemilu

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Kabupaten Asahan memiliki Rumah Pintar Pemilu (RPP) di Kantor KPU Asahan, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Kisaran Barat.

Dimana, dengan adanya kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mencerdaskan pengetahuan masyarakat tentang pemilu.

“Kehadiran RPP diharapkan untuk peningkatan partisipasi pemilih, yang menyediakan berbagai informasi tentang Pemilu yang dapat dikunjungi setiap hari kerja mulai pukul 08.00—15.00 WIB,”kata Ketua KPU Asahan, Hidayat SP kepada Sumut Pos, Senin (30/9).

Dikatakan Hidayat, di dalam RPP tersebut, telah sersaji semua informasi tentang Pemilu. “Artinya, semua informsi tentang Pemilu di RPP itu tersedia. Adik-adik siswa dapat mengetahui tentang proses dan tata cara Pemilu,”terang Dayat didampingi Komisioner KPU Asahan, Samiun Sembara Marpaung. (omi/han)

Atraksi Lumba-lumba dan Aneka Satwa Kembali Hadir di Area Parkir Plaza Medan Fair

LUMBA LUMBA: Atraksi lumba-lumba di areal parkir Pasar Raya MMTC Medan, Jalan William Iskandar/ Pancing. Atraksi lumba-lumba ini selalu dipadati pengunjung.
LUMBA LUMBA: Atraksi lumba-lumba di areal parkir Pasar Raya MMTC Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak perlu bingung kemana mengisi liburan bersama keluarga. PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) kembali akan menghadirkan wahana pentas lumba-lumba dan aneka satwa di Medan.

Anda bisa membawa keluarga menyaksikan pertunjukan atau atraksi menarik sepasang Lumba-lumba (dolphine) di areal parkir belakang Plaza Medan Fair mulai 4 Oktober hingga 10 November mendatangn

Hanya dengan kocek Rp50.000, pengunjung sudah bisa menyaksikan lihainya kemampuan sepasang Lumba-lumba yang didatangkan dari Kendal, Jawa Timur. Atraksi yang ditampilkan menendang bola pakai ekor, menyundul bola, bermain lingkaran dan meliuk-liuk serta lompat indah di air.

Serunya lagi, sepasang Lumba-lumba itu pintar berhitung. Perkalian maupun penjumlahan angka yang dimintakan pengunjung, akan dijawab Lumba-lumba dengan cepat dan tepat. Dalam kolam berisi air asin, Lumba-lumba akan menyapa pengunjung lewat suara yang khas dan ragam gerakannya yang menghibur.

‘’Pertunjukan ini bentuknya edukasi yang akan menambah kecintaan anak – anak terhadap lumba-lumba dan aneka satwa,’’ kata Manager Operasional PT WSI Tomi Alfredo.

Dikatakan Tomi, jadwal pertunjukan akan hadir setiap hari. Pada Senin-Jumat akan dimulai pukul 11.00 WIB- 20.00 WIB, Sabtu dan Minggu mulai puluk 09.00 – 20.00 WIB. ‘’Tiket masuk nantinya Rp50.000 sekali masuk dengan kapasitas tempat duduk 300 orang. Khusus untuk pelajar nantinya boleh menghubungi pihak sekolah untuk mendapatkan harga diskon jika datang secara rombongan,’’ujarnya.

Di luar wahana, tersedia juga wahana permainan anak-anak yang bisa dinikmati anak anak sebelum atau sesudah menonton pertunjukan lumba-lumba. (rel)

Permintaan Tak Sebanding dengan Pasokan, Harga Cabai Picu Inflasi

sopian/sumut pos CABAI: Pedagang cabai di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi saat menggelar dagangannya, Senin (16/9). Harga cabai yang mahal pada Agustus yang lalu menjadi penyebab deflasi di Tebingtinggi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Sumut terus mewaspadai dan memantau harga cabai. Karena, di Provinsi Sumut komiditi cabai sangat berpotensi mendorong laju inflasi. Hal itu disebabkan kebutuhan besar atau permintaan tidak sebanding dengan kondisi pasokan yang tersedia.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut), Wiwiek Sisto Widayat menyebutkan bahwa komoditas bumbu-bumbuan khususnya cabai merah menjadi kebutuhan pokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Sumut, terutama di Kota Medan.

“Inflasi tahun 2018 tercatat 1,23% (yoy), dan Inflasi 2019 tercatat 5,29%-5,79% (yoy). Penyebab utama tingginya inflasi karena peningkatan permintaan secara umum (kebutuhan cabai),” papar Wiwiek kepada wartawan, Senin (30/9).

Dengan kondisi tersebut, Wiwiek menyebutkan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Sumut terus menekan harga cabai sehingga stabil dan selalu menjaga ketersedian pasokan cabai dengan jenisnya seperti Cabai merah, rawit dan hijau.

Wiwiek mengungkapkan, sistem dan program dilaksanakan bersama dilakukan dan telah merencanakan pelaksanaan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) oleh Bulog sepanjang tahun dan pasar murah oleh TPID di bulan Ramadan dan hari besar keagamaan lainnya.

“Kami juga telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada komoditas tertentu seperti gula pasir untuk menjaga kestabilan harga. Kemudian juga tarif cukai rokok, tarif listrik dan tarif angkutan kota, harga BBK/BBM yang stabil di tahun 2019 sehingga dapat mendorong ekspektasi harga semakin terkendali,” jelas Wiwiek.

Ia menuturkan, inflasi juga disebabkan fluktuasi harga pangan, khususnya hortikultura yang rentan terhadap kondisi cuaca dengan proses distribusi yang belum optimal. Sementara, harga tiket pesawat beresiko dalam tren yang kembali meningkat, terutama saat memasuki periode akhir tahun (peak season).

“Kita juga akan memperhatikan perbaikan harga minyak dunia yang perlu diwaspadai karena akan mempengaruhi penyesuaian harga bahan bakar domestik,” pungkasnya.(gus)

JLC Race Cabang Medan 2019, Hadiah dari JNE untuk Partner Bisnis

BERSAMA: Para partner bisnis JNE Medan yang beruntung pada program JLC Race 2019 berfoto bersama
BERSAMA: Para partner bisnis JNE Medan yang beruntung pada program JLC Race 2019 berfoto bersama

JNE menyelenggarakan JLC (JNE Loyality Card) Race Cabang sejak bulan Juni lalu. Untuk program ini, 3 orang member JLC dari tiap kota diselenggarakan program ini, yaitu: Jakarta, Bandung, Tangerang, Depok, Surabaya, Medan dan Banjarmasin, berhak mendapatkan logam mulia, mulai dari 5 hingga 25 gram.

Di Medan, para member JLC yang berhasil mendapatkan hadiah dalam JLC Race Cabang tahun ini adalah, Jepri yang mendapatkan emas 25 gram, dan Tommy Wijaya mendapat emas 10 gram, serta Micael John Hupkin sebagai pemenang emas 5 gram. Ketiganya berhasil terpilih dengan mengikuti JLC Race Cabang 2019 untuk kiriman periode 17 Juli sampai 17 Agustus 2019.

Hadiah diserahkan langsung oleh Head of Sales JNE Medan, Sudarto Sagala selaku dalam acara “Ceremonial JLC Race Cabang Medan” di Cafe Steak on You, Jalan HM Joni, Kota Medan (26/9).

Para pemenang tersebut juga diberikan apresiasi dengan menjadi pembicara dalam sesi talkshow interaktif agar dapat berbagi pengalaman serta trik berjualan di era digital kepada lebih dari 20 member JLC lainnya yang hadir. Fikri Al Haq Fachryana, Pimpinan Cabang Utama JNE Medan menyampaikan, rasa terima kasihnya kepada seluruh pelanggan yang telah menjadi partner bisnis.

“Ajang ini seyogyanya adalah tidak hanya berlomba meningkatkan bisnis pelanggan, tapi juga memberikan kontribusi terhadap masyarakat dan menjadi nilai ibadah. Itu karena setiap transaksi dari paket pelanggan yang dikirim melalui JNE, sebagian diberikan untuk anak yatim dan kegiatan sosial lain,” ujarnya.

Salah satu pemenang asal Medan yaitu Jepri mengungkapkan kebahagiaannya atas apresiasi yang diberikan JNE dalam ajang JLC Race Cabang 2019. “ Saya bersyukur dan sangat senang karena selama menjadi member JLC sudah banyak mendapatkan hadiah dari JLC point. Namun dengan adanya JLC Race ini, lebih memacu saya untuk terus mengirimkan paket melalui JNE, karena selain memudahkan usaha, JNE juga memberikan berbagai solusi untuk tiap kebutuhan pengiriman”, tuturnya.

Hingga kini, lebih dari 3000 member JLC di Sumatera Utara sudah merasakan beragam benefit dari penukaran point JLC. Benefit yang bisa didapatkan, mulai dari voucher belanja, peralatan elektronik, hingga berkesempatan mengikuti acara tahunan JLC Race atau JLC Award yang berhadiah fantastis, seperti sepeda motor, dan mobil serta paket wisata keluar negeri.

JLC pun terus berinovasi dalam berbagai hal, salah satunya bertransformasi menjadi e-card untuk memudahkan pendaftaran melalui website https://jlc.jne.co.id/. Bentuk hadiahnya juga makin bervariasi, bukan hanya berupa barang tapi juga pengalaman menarik agar semakin sesuai dengan kebutuhan member. (rel/ram)

Sidang Penganiayaan Bos Diskotik LG, Saksi Korban Sempat Opname 4 Hari

man/sumut pos KETERANGAN: Saksi korban, Ramly Hati dan Gunawan saat memberikan keterangan, Senin (30/9).
KETERANGAN: Saksi korban, Ramly Hati dan Gunawan saat memberikan keterangan, Senin (30/9).
Man/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sidang kasus penganiayaan dengan terdakwa Bos Diskotik LG, Lisam (45) dan Lienawati (51) kembali digelar. Saksi korban, Ramly Hati dan Gunawan dihadirkan dalam sidang yang berlangsung di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (30/9).

Dalam keterangannya, Ramly Hati dianiaya, saat ingin melakukan sembahyang 49 hari ibunya meninggal di rumah orangtuanya tersebut. Bahkan kata saksi, dia dipukul diludahi hingga dibenturkan kepalanya.

“Tangan saya dicakar, ini masih ada bekas lukanya. Saya pun sempat diopname empat hari di rumah sakit Methodis,” ungkap Ramly, sembari menunjukkan surat visumnya kepada Ketua Majelis hakim, Erintuah Damanik.

Ramly melanjutkan, ia sama sekali tidak mempunyai akses masuk ke rumah orangtuanya lantaran dikuasai oleh kedua terdakwa. Untuk itulah, dia meminta tolong kepada Rizal, sopir terdakwa untuk membukakan pintu rumah tersebut. “Karena kunci rumah sudah diganti sama adik saya ini yang mulia. Makanya saya minta tolong bilang ke Rizal, untuk bukakan pintu,” terangnya.

Mendengar keterangan saksi, hakim Erintuah sempat bingung. Pasalnya, ia tak tahu awal pertikaian kakak beradik ini. Akhirnya setelah dikorek-korek, akhirnya majelis hakim tahu, bahwa pertikaian ini akibat masalah warisan, setelah saksi menunjukkan surat perdamaian.

“Ohh masalah warisan toh. Bodoh kalian, gara-gara warisan kalian kakak beradik bisa berkelahi. Kalau itu harta kalian sendiri, kalian pertahankan ngak apa-apa. Ini harta warisan orangtua yang kalian rebutkan,” ucap Erintuah, ceramahi saksi dan terdakwa.

Lantas Ramly mengatakan, ia merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua terdakwa. “Kalau mau adil, gugatlah di pengadilan. Biar pengadilan yang memutuskan pembagiannya,” kata Erintuah kepada saksi.

Sebelum menutup sidang, Erintuah menyarankan kepada saksi korban dan terdakwa untuk berdamai. Sidang dilanjutkan pada pekan depan, dengan agenda keterangan saksi korban lainnya, Gunawan.

Dikutip dari dakwaan JPU Rambo Sinurat, pada tanggal 7 April 2019 sekira pukul 11.15 WIB, kedua terdakwa pergi ke rumah Ibu Lienawati di Jalan Gatot Subroto No 75 Kelurahan Petisah, Kecamatan Medan Petisah, untuk melakukan sembahyang.

Pertikaian antar keluarga ini dimulai, manakala terjadi silang pendapat antara terdakwa Lisam dengan saksi korban Ramly Hati. Pertengkaran itu kemudian didengar oleh saksi korban, Gunawan yang kemudian naik ke lantai 4. Disitu, terjadi pertengkaran mulut antara kedua terdakwa dengan saksi korban Gunanwan.

Dari pertengkaran mulut itu, terdakwa Lienawati langsung menghentakkan kedua tangannya ke dada Gunawan. Kemudian, saksi Ramly Hati berusaha memisahkan pertengkaran keduanya. Namun, situasi semakin memanas dimana terdakwa Lienawati mendorong Ramly Hati dan meludahinya.

Tak puas sampai di situ, Lienawati mengantukkan kepala dan mencakar tangan Ramly Hati. Mengetahaui hal itu, Gunawan ingin melerai namun dihalangi oleh terdakwa Lisam, dengan memiting leher Gunawan.

Lantaran tidak senang, korban Ramly Hati dan Gunawan melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Polrestabes Medan. Kedua terdakwa diancam dengan Pasal 170 ayat (1) dan Pasal 351 ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP. (man/ila)