26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 4891

Hakim Pertanyakan Akta PT Kiat Unggul

TEDDY/SUMUT POS DIAMBIL SUMPAH: Ahli forensik diambil sumpah sebelum didengar kesaksiannya sebagai saksi ahli.
DIAMBIL SUMPAH: Ahli forensik diambil sumpah sebelum didengar kesaksiannya sebagai saksi ahli.
TEDDY/SUMUT POS

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Binjai kembali menggelar sidang lanjutan kebakaran pabrik korek gas ilegal di Ruang Cakra, Senin (30/9). Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang terdiri dari Benny Surbakti dan Hamidah Ginting, hakim kembali menanyakan akta PT Kiat Unggul (KU).

“Saya kecarian soal akta ini. Kenapa kecarian? Karena sebentar lagi ada pemeriksaan 3 orang ini (terdakwa),” ujar Hakim Anggota Dedy dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Fauzul Hamdi didampingi Tri Syahriawani Saragih.

Hingga kini, JPU maupun Penasehat Hukum terdakwa tak mampu menunjukkan akta perusahaan yang diminta majelis. Dalam sidang kali ini, JPU menghadirkan 3 orang saksi.

Dua saksi ahli masing-masing, Robby Sipayung selaku Kasi Keselamatan Kerja Disnaker Sumut dan dr Mistar Ritonga selaku Ahli Forensik. Selain itu, seorang saksi yang sempat tertunda diambil keterangannya Kadis Lingkungan Hidup Langkat.

Ahli Forensik kali pertama yang dimintai keterangan. Kepada majelis hakim, Mistar menjelaskan proses datangnya 30 kantung mayat setelah proses evakuasi di TKP, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat.

Menurut dia, kondisi seluruh korban mengalami luka bakar hampir 100 persen. Karenanya, tim forensik melakukan identifikasi dengan berbagai cara. Baik skunder, primair hingga pencocokan atau antem mortem.

“Penyebab kematiannya karena terhirup asap. Kami menemukan Jelaga di lubang hidung dan tenggorokannya. Jelaga itu istilahnya sisa asap,” ujar dia.

Artinya, seluruh korban sebelum tewas terpanggang, sudah dalam keadaan lemas karena udara yang hidup tidak sehat. Ditambah lagi juga beracun karena sudah berbaur dengan gas pada mancis yang turut ludes terbakar.

Setelah ahli forensik, giliran Robby Sipayung yang juga saksi ahli diminta keterangannya. Menurut Robby, PT KU tidak mendaftarkan jumlah tenaga kerjanya.

Dia juga menjelaskan tentang pengawasan yang dilakukan Disnaker Sumut terhadap seluruh perusahaan yang ada.

Menurut dia, pihaknya memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan terhadap perusahaan atau pabrik rumahan yang tidak mengantongi izin. Sebab, Disnaker Sumut dilengkapi tenaga penyidik yang berasal dari PNS untuk mengawal keselamatan kerjanya.

“Sepanjang yang saya ketahui, sampai sekarang kita belum memiliki data untuk perusahaan yang tidak terdaftar. Dalam pelaksanaan pengawasan, ada tenaga pengawas se-Sumut berjumlah 59 orang,” beber Robby.

“Berkaitan dengan (kasus) ini, data tidak ada. Setelah terjadi kebakaran, kami diinfokan. UPT (Binjai Langkat) juga tidak mengetahui ada perusahaan (PT KU),” bebernya.

Padahal, kata dia, pengawas Disnaker Sumut diwajibkan memeriksa 5 perusahaan tiap bulan. Hingga September 2019 ini, kata dia, kurang lebih sebanyak 9 ribu perusahaan yang terdaftar.

“Kendala kita memang kekurangan tenaga. Tugas kami melaksanakan pengawasan terhadap penerapan UU Ketenagakerjaan,” ujar dia.

Terakhir Kadis Lingkungan Hidup Langkat, Iskandar Zulkarnaen Tarigan yang diperiksa sebagai saksi, sore hari. “Bagaimana mau melakukan pengawasan kalau mereka tidak memiliki izin. Belum pernah melakukan pengendalian selama saya bertugas karena banyak kegiatan yang kita pantau, seluruh kegiatan yang ada di Kabupaten Langkat,” kata Kadis LH.

Sejatinya lagi, ujar dia, PT KU harus mengantongi izin mengenai analisis dampak lingkungan hidup.

“Sesuai protap kalau tau akan menyurati untuk segera mengurus perizinan yang diperlukan,” pungkasnya.

Berhubung jarum jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, majelis mengakhiri sidang. Kadis LH Langkat pun diminta untuk datang lagi.

“Rabu 2 Oktober 2019 dilanjutkan ya dengan agenda masih mendengar saksi yang dihadirkan JPU. Kepada penasehat hukum kalau mau menghadirkan saksi ad-charge, sekalian nanti ya,” tandas Fauzul sembari mengetuk palu tiga kali.

Diketahui, ketiga terdakwa masing-masing Dirut PT KU Indramawan, Menejer Personalia Lismawarni dan Menejer Operasional Burhan didakwa dengan pasal berlapis. Ketiganya dianggap bersalah atas kebakaran hebat yang menewaskan 30 korban dengan cara terpanggang. (ted/ala)

20 Persen Warga Medan Belum Terdaftar BPJS, Sekda Tagih Bayar Tunggakan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyikapi dan membahas berbagai persoalan terkait program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Pemko Medan bersama BPJS Kesehatan Kota Medan menggelar Rapat Rutin Forum Pemangku Kepentingan Utama di Balai Kota, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, Senin (30/9)n

Rapat dipimpin Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Sekda Kota Medan Ir Wiriya Alrahman MM didampingi Kepala Badan Perencanaan & Pembangunan Daerah (Bappeda) Irwan Ritonga dan Kadis Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi.

Di hadapan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Medan Johana, Sekda minta BPJS Kesehatan untuk segera membayar uang klaim BPJS Kesehatan yang diajukan RSUD Dr Pirngadi karena sudah dua bulan belum dibayarkan. Sebab, keterlambatan pembayaran itu berdampak terhadap operasional RSUD Dr Pirngadi termasuk pembayaran gaji petugas medis.

“Kami minta tindaklanjut dan kejelasan dari BPJS Kesehatan terkait hal tersebut. Apalagi ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Permasalahan ini menjadi tanggungjawab kita semua. Oleh karenanya fokuslah pada solusi yang diharapkan sehingga klaim yang diajukan segera terbayarkan,” ujar Sekda.

Sekda juga meminta BPJS Kesehatan untuk melakukan monitoring dan evaluasi berbagai hal terkait sehingga tidak merugikan masyarakat dan Pemko Medan. “Pertemuan demi pertemuan telah kita lakukan dan berharap memberi hasil yang signifikan guna menyelesaikan berbagai permasalahan. Sebab, kami tidak ingin masyarakat menilai Pemko Medan tidak memiliki langkah konkrit dalam penanganan masalah terlebih dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta BPJS Kesehatan di Kota Medan,” kata Sekda.

Dari data BPJS Kesehatan yang dijabarkan, terdapat hampir 20 % warga Kota Medan belum terdaftar dalam BPJS Kesehatan. Menanggapi hal tersebut, Sekda mengimbau pihak BPJS Kesehatan untuk lebih giat dan gencar melakukan berbagai pendekatan melalui sosialisasi ke masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami manfaat dan pentingnya terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

“Ini menjadi catatan penting bagi kita terutama BPJS Kesehatan sebagai pihak yang bertanggung jawab menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Upaya persuasif, edukasi, sosialisasi harus lebih gencar dilakukan agar informasi terkait BPJS Kesehatan dapat diketahui masyarakat secara luas, terbuka dan jelas. Dengan demikian, setiap warga mendapat pelayanan kesehatan yang sama sebagai sebuah kesetaraan,” tegasnya. (map/ila)

PWI Sumut Siap Dukung Pemko Medan Sosialisasikan & Wujudkan Program Pembangunan

map/sumut pos BERSAMA: Ketua PWI Sumut, H Hermasyah bersama pengurus, foto bersama Wali Kota Medan, Drs Dzulmi Eldin.
BERSAMA: Ketua PWI Sumut, H Hermasyah bersama pengurus, foto bersama Wali Kota Medan, Drs Dzulmi Eldin.
Map/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut siap mendukung Pemko Medan dalam mensosialisasikan dan mewujudkan program pembangunan, baik yang telah maupun tengah dilakukan Pemko Medan lewat pemberitaan. Sebab, hal itu menjadi salah satu tugas wartawan sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Ketua PWI Sumut H Hermasyah kepada Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH ketika audiensi ke Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sudirman Medan, Senin (30/9). Selain bersilaturahmi, tujuan audiensi dilakukan untuk menyampaikan telah terbentuknya Kelompok Kerja (Pokja) PWI Kota Medan yang diketuai Rifki Warisan dari Harian Medan Pos.

“Sebagai organisasi berkumpulnya wartawan, kami punya tanggug jawab untuk mendukung dan mengawal kinerja pemerintah. Dengan Pokja PWI Kota Medan, maka kami dapat memberi sumbangsih dan peran mendukung percepatan pembangunan pemerintah, khususnya Pemko Medan sehingga masyarakat dapat mengetahui seluruh kinerja dan pencapaian yang dilakukan, “ kata Hermansyah.

Hermansyah minta dukungan Wali Kota agar dapat memfasilitasi diadakannya uji kompetensi wartawan (UKW) bagi wartawan yang tergabung di PWI dan bertugas di lingkungan Pemko Medan. Pasalnya, UKW saat ini menjadi syarat wajib yang harus dimiliki setiap wartawan guna mendukung tugas jurnalistiknya di lapangan.

“Saat ini UKW menjadi ketentuan yang dikeluarkan Dewan Pers agar wartawan dapat memiliki kompetensi dan kapasitas dalam mendukung tugas-tugasnya. Di samping itu menghindari keberadaan oknum-oknum yang mengaku wartawan serta tidak jarang meresahkan berbagai pihak, sehingga dapat merusak imagewartawan sebagai sebuah profesi yang dilindungi undang-undang,” ungkapnya.

Didampingi Kadis Kominfo Zain Noval dan Kabag Humas Arrahman Pane, Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH pun menyampaikan selamat atas terbentuknya Pokja PWI Kota Medan.

Diharapkan Wali Kota, PWI secara keselurahan dapat senantiasa bersinergi dengan Pemko Medan dalam mensosialisasikan dan menyebarkan program serta pencapaian yang telah dilakukan Pemko Medan. Selain itu, wartawan diminta dapat mematuhi dan menjalankan profesinya sesuai Kode Etik Jurnalistik yang berlaku setiap kali melakukan tugas peliputan.

“Wartawan dan pemerintah adalah mitra. Untuk itu, sudah selayaknya kita bersinergi membangun bersama Kota Medan ini. Namun di samping itu, hal lain yang perlu diingat para wartawan adalah pentingnya memahami seluruh regulasi sehingga pada pelaksanaan kerja di lapangan tidak menyalahi aturan yang tidak jarang dapat merugikan pihak-pihak tertentu,” pesan Wali Kota.

Wali Kota juga minta agar PWI melalui Pokja PWI Kota Medan dapat melakukan pembinaan wartawan lewat berbagai pelatihan yang edukatif, seperti etika dalam sesi wawancara dan santun dalam pemberitaan. Meski demikian, Wali Kota mengaku pers punya hak dan bebas intervensi dalam pemberitaan. Namun pemberitaan yang disampaikan tidak bersifat tendensius dan opini melainkan fakta dan realita yang bersifat konstruktif.

“Perkembangan media yang begitu pesat memungkinkan segala sesuatu menjadi berita dan dengan cepat dapat disiarkan melalui media online. Namun pemberitaan yang disajikan hendaknya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan sopan santun. Dengan begitu masyarakat dapat teredukasi lewat pemberitaan yang bermutu dan bermanfaat sekaligus menjadi wadah perekat persatuan dan kesatuan,” harapnya. (map/ila)

Takut Dimarahi Bila Pulang ke Rumah, Siswi SMK Terjun ke Sungai Lau Renun

Ribka Berutu (17) diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara terjun ke sungai Lau Renun, Minggu (29/9) sore. Kuat dugaan, aksi itu dilakukannya karena takut dimarahi jika kembali ke rumah.

“YA benar. Kita duga (korban) terjun dari atas jembatan Ramba Serit, Desa Lau Siremeh, Kecamatan Tigalingga ke Sungai Lau Renun,” ujar Kapolsek Tigalingga, AKP Sarbanua Siringo-ringo via telepon, Senin (30/9).

Dijelaskan kapolsek, korban nekat melompat ke sungai karena diduga takut pulang kerumah. Pasalnya, sudah satu hari tidak pulang ke rumah sehingga takut dimarahi orangtuanya.

“Tak jauh dari lokasi korban melompat, ditemukan barang milik korban. Seperti, sepedamotor, tas, telepon seluler serta sendal,” ucap Siringo-ringo.

Ia menyebut, hingga saat ini korban belum ditemukan.Upaya pencarian dengan menyusuri alur sungai terus dilakukan.

“Sebagian warga bersama petugas menunggu di hilir sungai di Desa Mangan Molih Tanah Pinem,” sebut kapolsek.

Korban merupakan siswi kelas X SMKN 1 Tanah Pinem. Ia tinggal di Dusun II, Desa Kendit Liang, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi.

Pjs Kepala Desa Kendit Liang, Jakharia Sembiring mem benarkan Ribka adalah warganya. Hingga kini, warga bersama petugas terkait sedang melakukan pencarian.

“Belum diketahui keberadaannya. Diduga hanyut dibawa arus sungai. Ribka anak kelima dari enam bersaudara,” aku Sembiring.

Upaya pencarian sulit dilakukan. Karena arus sungai sangat deras.

“Pemerintah desa sudah menghubungi Basarnas Medan untuk membantu pencarian,” katanya.

Menurut Sembiring, sebelum kejadian ada warga yang melihat korban berdiri sambil main handphone di pinggir jembatan.

“Saat disapa, korban mengaku sedang menunggu temannya,” jelas Sembiring.

Tetapi tidak lama kemudian, korban tidak ada lagi di tempat itu. Diduga korban sudah melompat ke sungai.

“Tapi barang-barangnya masih ada di pinggir jembatan,” tandasnya.(rud/ala)

https://sumutpos.co/2019/10/02/siswi-smk-terjun-ke-sungai-lau-renun-mayatnya-ditemukan-anak-sekolah/

Orangutan Hidup Harmoni Berdampingan dengan PLTA Batangtoru

Orangutan Tapanuli .

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Hewan primata Orangutan Tapanuli selama ini hidup nyaman berdampingan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kab. Tapanuli Selatan.

“Habitat Orangutan Tapanuli tersebar di ekosistem Batangtoru yang total luasnya 165 ribu hektar. Selalu bergerak dengan daerah jelajah 800-3.000 Ha. Sementara luas tapak PLTA Batangtoru hanya 122 Ha atau 0,07 persen dari ekosistem Batangtoru. Lebih sedikit dibanding kebutuhan jelajah satu ekor orangutan,” kata Barita Manullang, Biodiversity Expert PT. North Sumatera Hydro Energy perusahaan pelaksana PLTA Batangtoru, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, belum lama ini.

Senada, Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick, mengatakan PLTA Batangtoru berkomitmen penuh melindungi orangutan yang ada di dalam maupun di luar kawasan konservasi dan sekitar area kerja PLTA.

Agar perlindungan orangutan lebih efektif, PLTA Batangtoru menjalin kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup, termasuk organisasi internasional PanEco.

“Penganiayaan orangutan yang dituduhkan ke PLTA Batangtoru adalah fitnah dan tak berdasar. Justru kita sangat berkomitmen melindungi orangutan dan menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim,” tegas Firman.

PLTA Batangtoru, sebut Firman, diatur untuk berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon. Yakni sebesar 1,6 – 2,2 MTon per tahun atau 4 persen dari target nasional di sektor energi dan setara dengan daya serap 12,3 juta pohon.

Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. NSHE, Agus Djoko Ismanto, menambahkan, PLTA Batangtoru melakukan berbagai langkah melindungi orangutan. Seperti membentuk tim monitoring, melindungi satwa dari perburuan dan melarang pekerja melukai satwa.

“Kegiatan monitoring diperkuat dengan penerapan Smart Patrol yang memiliki call center. Kapanpun dan dimanapun, petugas dan relawan dapat melaporkan setiap kejadian dengan melampirkan foto atau video,” jelasnya.

PLTA Batangtoru merekrut ahli orangutan dan menanam tanaman pakan di areal koridor. Mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA dan rehabilitasi kebun yang terganggu satwa. Untuk menghubungkan habitat yang terpisah, dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal.  (rel)

Disain Ribuan Model Sepatu Kulit, Brandnya Tembus Mall

Tak lulus pendidikan formal SMP karena faktor ekonomi, bukan berarti dunia Kadiruddin jadi gelap. Ia banting setir jadi penjual sepatu sembari belajar membuat ‘si alas kaki’. Tiga tahun berikutnya, ia sudah menerima pesanan sepatu kulit untuk berbagai merek. Sempat bangkrut, kini ia memiliki merek sendiri yang sudah merambah masuk Transmart.

Dame Ambarita, Medan

“Rumah pengusaha sepatu? Oh, yang itu…,” tunjuk seorang pria paroh baya sambil menunjuk rumah bercat cokelat cerah di Jalan AR Hakim, Gang Langgar Lorong Bahagia, Medan, awal September baru lalu.

Meski terlihat lebih kokoh dibanding rumah di kanan kirinya, rumah itu seperti kediaman biasa. Tidak terlihat aktivitas usaha di sana. Pagar besinya tertutup. Pintu depan juga tertutup.

Setelah nomor kontak yang diperoleh dihubungi, pintu akhirnya terbuka. Tengku Fahlia Kurnia tersenyum dan menyuruh masuk. “Abang lagi mengurus barang. Sebentar lagi pulang,” sapanya sambil mempersilakan duduk.

Tak lama, seorang pria datang memanggul seikat kertas karton berwarna coklat. “Maaf, tadi menjemput kotak-kotak sepatu. Berbagi tugas,” cetusnya seraya memberi salam.

Usai berkenalan, Kadiruddin dengan ramah bercerita tentang usaha sepatu yang dikelolanya. “Nama usaha kami Empat Bersaudara Jaya. Kami bergerak di bidang sepatu. Saya sebagai pendisain sepatu, istri (Tengku Fahlia) bagian administrasi. Kakak ipar saya Tengku Syarifah dan suaminya Andi Oktobian sebagai marketing. Kami empat bersaudara,” tuturnya ramah.

Usaha sepatu itu bermula dari putusnya sekolah Kadiruddin kecil, karena faktor ekonomi. Sempat duduk di bangku kelas I SMP, pria kelahiran Padang ini keluar sekolah dan memilih ikut abangnya menjadi distributor sepatu di Medan. Berbagai macam merek sepatu mereka jual. “Kemudian saya disuruh abang bagian quality control sepatu-sepatu yang dijual. Tugas saya memeriksa ada cacat barang atau tidak,” tutur pria kelahiran tahun 1977 ini mengenang perjalanan hidupnya.

Sambil membantu abang berjualan sepatu, Kadir remaja belajar membuat sepatu secara hand made. Tampaknya ia berbakat. Buktinya di usia 15 tahun, ia sudah punya usaha sepatu kulit buatan sendiri. “Kecil-kecilan. Hasil belajar dari teman dan membaca buku,” katanya merendah.

Buku tentang sepatu yang dibacanya terbitan Italia, yang dibelinya belasan tahun lalu dari pasar buku loak di Titi Gantung, Medan. Bahasa di buku itu bahasa Italia. Ia sama sekali tak mengerti. Untungnya, banyak gambar, titik, dan skala cara membuat sepatu dalam buku itu. “Saya jiwai, saya praktekkan,” katanya membuka rahasia.

Kunci membuat sepatu agar nyaman dipakai, menurutnya, berada di master acuan yang ukuran dan skala titik-titiknya mesti presisi. “Lari 1 centi saja, kaki bisa terjepit atau terlalu longgar. Bagaimana cara membuat master acuan? Jiwai teknik membuat sepatu,” sebutnya seraya tersenyum.

Kebetulan ia menyukai dunia seni. Suka menggambar dan melukis. Dengan bakat itu pula ia merancang berbagai model sepatu. Diawali dengan meniru produk yang sudah ada. Lama-lama ia bisa merancang model sepatu yang muncul di benaknya. Atau menggambar model yang diinginkan orang lain. “Saya memang agak cepat menangkap keinginan orang,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
PEKERJA: Salahsatu pekerja UD Empat Bersaudara Jaya, proses finishing sepatu di rumah Kadiruddin. Model-model sepatu itu didisain sendiri oleh Kadiruddin.

Kualitas sepatu buatannya ternyata menarik perhatian distributor. “Lama-kelamaan, pesanan bisa 1.000 pasang sepatu per bulan. Semua hand made,” cetusnya bangga.

Di usia remaja, ia sudah piawai mengenal bahan kulit. Kulit ikan, sapi, ular, biawak, kambing, buaya, dan sebagainya. “Kulit sapi paling saya sukai. Karena meski berkali-kali kena air dan panas, tetap tahan. Selain itu, harganya lebih terjangkau dan konsumen lebih suka,” katanya.

Tapi tak semua sepatu-sepatu itu buatan tangannya sendiri. Agar pesanan selesai target, ia memodali sejumlah temannya sesama pembuat sepatu, untuk ikut bekerja. Kemudian ia yang mendistribusikan. “Tapi saya yang menyediakan semua bahan bakunya,” kata pria berkulit cokelat gelap ini kalem.

Tahun 1992 sampai 1996, usahanya sempat jaya. Omzet mencapai Rp180 juta per bulan dengan distribusi seluruh Sumatera. Bahkan sebagian hingga Jakarta.

Tapi bak pameo ‘jatah gagal itu ada’, kesuksesannya menjadi pengusaha di usia relatif muda itu terbentur bencana tak terduga. Berturut-turut, sejumlah kebakaran pasar tradisional terjadi di Dumai, Padangsidimpuan, Pekanbaru, Pangkalan Kerinci, Jambi, Padang, Solok, dan Palembang.

“Banyak sekali pajak (pasar, Red) yang terbakar saat itu. Para pedagang yang barangnya ikut terbakar, tak bisa membayar utang. Mereka bangkrut, saya ikut bangkrut. Pemasok kulit menagih pembayaran. Saya terjepit. Saya hitung-hitung, kerugian saya hingga Rp800 juta. Saya sempat berurusan dengan polisi,” kenangnya.

Karena bukan berniat menipu, kasusnya tidak berlanjut. Namun ia agak patah arang dan memutuskan berhenti dari dunia sepatu.

Tahun 1996, ia merantau ke Riau. Namun merasa kurang sukses di sana. Empat tahun kemudian, persisnya tahun 2000, ia balik ke Medan. Ia bertekad kembali fokus di bisnis sepatu. “Saat itu saya melihat sandal cowok tiruan brand Italia sedang tren di pasar. Saya amati produknya. Saya pikir, kenapa mereka bisa membuatnya? Saya juga bisa,” katanya.

Tanpa pikir panjang, ia langsung bertindak. Dengan modal awal Rp5 juta, ia mengontrak sebuah rumah kecil dengan dua kamar di Medan. Sendirian, ia bekerja memproduksi sandal cowok dan memasang brand KW Italia itu. Bahannya semi kulit. Meski hanya sendirian, ia mampu menyelesaikan 60 pasang sandal cowok per minggu.

Sandal itu dipasok ke grosir dengan harga Rp55 ribu per pasang. Ke konsumen, sandal dijual Rp120 ribu per pasang. Ternyata laris manis.  “Awalnya, saya berniat ujicoba hanya 2 bulan. Eh, jadi keterusan,” katanya.

Pesanan mengalir. Sebagian distributor minta sepatu kulit asli. Ia pun merekrut tenaga kerja. Diajarinya bikin sepatu. “Kalau orangnya punya kemauan, membuat sepatu itu bisa dipelajari,” senyumnya

Dalam dua bulan, produksinya naik menjadi 200 pasang per minggu. Ia juga menerima pesanan sepatu untuk berbagai merek. “Merek asli terkenal salahsatunya La Perla,” katanya.

Selebihnya merek terkenal lain. “Fakta pasar, menjual brand KW lebih gampang. Soalnya jauh lebih murah dibanding merek aslinya yang berharga puluhan juta,” cetusnya.

Selain menerima model pesanan, ia banyak mendisain model sepatu. Baik untuk merek KW maupun merek asli.  “Kalau di toko-toko Indonesia, hanya 25 persen brand yang asli. Biasanya harganya sangat tinggi. Kalau yang KW, meski bagus, asli kulit, dan strukturnya kuat, paling banter dijual Rp1,3 juta,” katanya.

Untuk merek asli seperti La Perla, ia kerap membuat contoh model dan mengirimnya ke pemilik merek di Jakarta. “Kalau dia suka, baru diproduksi. Karena membuat pesanan sepatu kulit itu modalnya tinggi. Biasanya pemodal besar yang kuat memesan. Soalnya pesanan satu model baru minimal 100 pasang,” sebutnya.

Foto: Dame/Sumut Pos
PAMER: Kadiruddin memamerkan model telapak dan rajutan sepatu kulit yang diproduksi UD Empat Bersaudara Jaya.

Dari Medan, merek La Perla yang diproduksinya didistribusikan ke seluruh Indenesia. “Banyak yang meniru model sepatu yang saya disain,” katanya tanpa maksud menyombong. Sepatu kulit buatannya kuat dan tahan. “Rata-rata tahan di atas 2 tahun,” katanya.

Kadir kemudian menunjukkan ruangan tempat pekerjanya sedang membuat sepatu. Di lantai atas, suasana industri rumahan sepatu langsung terlihat. Tiga pekerja tampak sibuk bekerja. Satu orang memasang merek sepatu. Dua lagi memasang tali-tali sepatu. Sementara puluhan pasang sepatu pria berjejer di lantai. Sebagian di rak.

Berbagai peralatan berserak di sekeliling mereka. Seperti material kulit, alat pewarna, brush, gunting, lem, dan sebagainya. “Mereka melakukan tahap finishing,” jelas Kadir.

Ia menuturkan, pekerjaan membuat sepatu dimulai dari mendisain model sepatu. Kemudian membuat norest dan stick/apper (bukaan sepatu). Lalu rajut, bawahan, dan terakhir finishing.

 “Untuk membuat sepatu, dibutuhkan peralatan antara lain mesin jahit, mesin seset, master kayu/acuan ukuran sepatu, grenda tangan, jarum, lem, benang, mesin gerinda, kompressor, mesin cap, dan mesin press,” katanya. Sementara telapak sepatu, kotak, tali, label merek, semuanya dipesan dalam bentuk jadi.

Kadir berperan di bagian awal dan akhir. Yakni mendisain awal dan terakhir memasukkan sepatu ke kotak sebagai bagian quality control.

“Disain masternya biasa saya pahat dulu dari bahan kayu. Biasanya dari kayu mahoni dan laban. Kemudian, model master itu saya kirim ke sebuah pabrik model di Cengkareng Jakarta yang khusus memproduksi master. Nanti master berbahan fiber dikirim lagi ke saya,” katanya.

Ada tiga ukuran sepatu yang berlaku di dunia: Indonesia, Asia, dan internasional/Eropa. Ukuran internasional dimulai dari nomor 5 sampai 12. Asia dimulai dari ukuran 5, kemudian 5,5, hingga 9,5. Indonesia dimulai dari ukuran 21 hingga 46.

Setiap membuat master baru, Kadir biasanya memesan langsung satu lusin. Ukuran sepatu orang Indonesia.  “Harga sebuah master jutaan. Untungnya, sebuah master bisa dipakai untuk berbagai model,” katanya.

Kepiawaiannya membuat sepatu membuatnya kerap diundang sebagai instruktur pelatihan oleh Dinas Perdagangan dan Industri Medan. Agar lebih ahli, tahun 2009 ia pernah dikirim untuk pemantapan membuat sepatu ke Sidoarjo di Pulau Jawa. Eh ternyata, dirinya lebih menguasai teknik membuat sepatu dibandingkan para pelatih. “Saya malah dijadikan narasumber di sana dan sempat dikasih plakat penghargaan,” cetusnya bangga, seraya menunjukkan plakat dimaksud.

Setelah belasan tahun bergelut di dunia sepatu, menurut Kadir, dirinya sudah menciptakan ribuan model. “Banyak yang meniru. Bahkan telapak model yang ini, saya yang ciptakan. Sekarang sudah banyak yang menirunya,” katanya sembari memamerkan sebuah telapak sepatu yang modelnya unik. Seperti balok-balok sawah membentuk sebuah motif.

Ide membuat model sepatu konon muncul saat dirinya mood. “Dalam seminggu, saya bisa saja menggambar tiga model sepatu baru. Tapi kadang tak ada ide dalam sebulan,” kekehnya.

Sepatu-sepatu produksinya banyak dipasok ke toko-toko di sejumlah mall, seperti Medan Plaza (sebelum terbakar), Thamrin Plaza, Deli Plaza (sebelum berubah menjadi apartemen), dan sebagainya. Sepatu buatannya jarang retur. “Saya menerapkan quality control yang ketat,” ungkapnya membuka rahasia.

Lama sebagai pembuat sepatu atas pesanan orang lain, tahun 2012 akhirnya ia memproduksi merek sendiri. Brandnya Cha Dear (plesetan Kadir). Untuk modal, ia meminjam ke bank Rp 30 juta. Tapi tidak cukup. “Soalnya bahan kulit itu mahal. Sementara kalau brand kita sendiri masuk pasar, sistemnya konsinyasi,” cetusnya.

Cita-citanya mengembangkan brand Cha Dear agar masuk ke mall, semakin hari semakin tebal. Ia ingin menjadi suplier sepatu Cha Dier di Transmart.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. “Tahun 2018 lalu, saat ikut sebuah pameran UMKM di Medan, saya mendengar ada bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dari Pertamina. Tanya punya tanya, saya dapat nomor kontak bagian CSR-nya,” ungkapnya.

Dari CSR Pertamina, ia mendapat pinjaman Rp 150 juta untuk modal usaha. Bunganya sangat kecil dengan sistem kredit yang ringan. Hasilnya, Cha Dear masuk Transmart Medan. “Kalau pergi ke Transmart, lihatlah Cha Dier. Itu merek sepatu saya,” katanya berbunga-bunga.

Setelah masuk Transmart Medan, ia bermimpi bisa mensuplai Cha Dier ke seluruh Transmart di Indonesia. “Tapi itu butuh modal miliaran rupiah. Karena sistemnya konsinyasi,” katanya.

Mengingat modal UD Bersaudara Jaya belum besar, saat ini brand Cha Dier ditargetkan untuk pasar menengah ke bawah. “Bahannya semi kulit. Di pasaran dijual Rp55 ribu sampai Rp100 ribu per pasang,” katanya.

Sambil mengembangkan brand sepatu Cha Dier, UD Bersaudara Jaya tetap memproduksi sepatu kulit pesanan La Perla dan merek-merek lainnya.

Saat ini, Kadir memiliki sekitar 25 pekerja. Setengah di antaranya tenaga lepas, yakni pekerja yang memberi motif atau menyulam sepatu. Para penyulam rumahan itu dibayar Rp7.500 per pasang sepatu. Mereka umumnya ibu-ibu. Benang dan jarum disediakan UD Bersaudara. “Jumlah gaji mereka ya tergantung jumlah sepatu yang disulam. Soal cari tenaga kerja, saya tidak ada kesulitan,” katanya.

Untuk memperkenalkan produksi sepatunya, Kadir rajin ikut pameran di dalam dan luar negeri. Tentu dengan dukungan Disperindag dan Pertamina. Lewat pameran, ia pernah mendapat pesanan dari India dan Malaysia. “Harga sih cocok. Tapi ternyata ongkos kirim dan pajak lebih mahal dari harga barang. Jadinya pikir-pikir,” keluhnya.

Dia berharap, Pertamina menambah pelatihan soal lika-liku pemasaran ke luar negeri, pembuatan sertifikat SNI, dan kalau bisa: menambah modal. “Dan satu lagi, kalau bisa Pertamina memesan sepatu produk kita untuk dipakai karyawannya,” harapnya.

Sembari memproduksi sepatu, Kadirudddin juga menjadi instruktur langganan Disperindag Medan untuk pembuatan sepatu, tali pinggang, dan tas kulit. Baginya, prinsip dalam berusaha: tidak merugikan dan dirugikan orang. “Orang bangga, saya puas,” katanya.

Di tengah kelesuan ekonomi saat ini, pesanan sepatunya ikut tersendat. Dulu pesanan brand La Perla bisa 1.500 sampai 2.000 pasang per bulan. “Sekarang sebulan paling banyak 1.000 pasang untuk semua merek. Pasar lagi sunyi,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah turun tangan mengontrol peredaran barang-barang dari Cina. “Disain mereka memang lebih cantik, tapi kualitasnya lebih rendah,” cetusnya.

Untuk menjaga kestabilan pasar, ia berharap pemerintah melindungi produksi dalam negeri. Kalau bisa, mewajibkan pegawai menggunakan produk daerah. “Banggalah dengan produk-produk lokal. Agar uang kita tidak terlempar ke luar,” katanya.

Kepada para calon pengusaha muda, ia berpesan agar berani menantang masalah dan berani berkorban. Tetapi tetap dengan perhitungan yang matang. “Dalam berbisnis, skill itu bisa menjadi modal awal. Tapi dalam mempertahankan bisnis, jujur itu penting. Kalau nggak jujur, nggak akan dipakai di mana-mana,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
JEMUR: Tengku Fahlia Kurnia menunjukkan sepatu produksi UD Empat Bersaudara Jaya yang sedang masuk tahap pengeringan, di sebuah rak di lantai atas rumahnya.

Pertamina Tidak Bertujuan Profit

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, Roby Hervindo mengatakan, prinsip Program Kemitraan (PK) Pertamina adalah membantu UMKM yang non-bankable. “Jadi membantu UMKM yang kesulitan akses permodalan melalui jalur institusi keuangan macam bank. Karena prinsip tersebut, maka persyaratan UMKM menerima bantuan PK nggak sulit. Cukup memenuhi kriteria sebagai UMKM (asset kurang dari Rp 500 juta, omzet setahun kurang dari Rp 2,5 miliar). Kemudian usaha milik sendiri, dan sudah berbisnis minimal 6 bulan,” katanya.

UMKM diketahui memberi kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) yang sangat signifikan, lebih dari 60 persen. Melalui PK, Pertamina berharap dapat mendukung pengembangan dan kemajuan UMKM Indonesia.

“Beda dengan institusi keuangan, Pertamina tidak bertujuan profit dalam menyalurkan modal bergulir melalui PK. Jasa administrasi sangat ringan, hanya 3 persen, yang ditetapkan pada mitra binaan, dikembalikan pada mereka dalam bentuk pelatihan dan pengembangan usaha,” jelasnya.

Selain akses dana bergulir dengan jasa administrasi yang super ringan, PK Pertamina juga memberikan pelatihan dan pengembangan usaha. “Misalnya, UD Bersaudara Jaya kami ikutkan dalam pameran Indonesia Creative Product Festival (ICPF) di Kuala Lumpur pada Mei lalu. Kemudian pameran Sail Nias 2019 yg baru berlalu. Ada juga mitra binaan petani cabai, yang mendapat pelatihan produk olahan cabai,” sebutnya.

Mengenai harapan UD Bersaudara Jaya, mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya, menurut Roby, peluangnya ada. “Jika sudah menjadi mitra binaan melalui PK Pertamina, artinya masih ada kewajiban pengembalian dana bergulir. Tentunya UD Bersaudara Jaya mesti menuntaskan dulu kewajiban tsb. Jika sudah dilunasi, tentunya terbuka kemungkinan mendapat akses modal bergulir kembali,” ungkapnya.

Sedangkan mengenai pelatihan dan pengembangan usaha, menurutnya, telah menjadi program dalam PK Pertamina. “Salah satunya yang sedang kami jalankan adalah kegiatan bantuan pengurusan perijinan, kali ini untuk industri kuliner. Tentunya terbuka kesempatan untuk mitra binaan dari sektor lain, seperti UD Bersaudara Jaya, untuk mendapatkan pelatihan dan pengurusan izin,” jelasnya seraya tersenyum. (mea)

Penjaringan Balon Wali Kota Nasdem, Mulai TNI Aktif hingga Dirut PD Pembangunan

net JAWAB: Ketua DPD Partai Nasdem Kota Medan Afif Abdillah, saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan dari berbagai media, belum lama ini.
JAWAB: Ketua DPD Partai Nasdem Kota Medan Afif Abdillah, saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan dari berbagai media, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini sudah ada 3 orang yang mengambil formulir pendaftaran dari tim penjaringan bakal calon (balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Partai Nasdem. Yakni Kolonel Datuk Syaiful Azhar, Dirut PD Pembangunan Putrama Al Khairi, dan kader Partai Nasdem, Nezar Djoeli.

Menurut Ketua DPD Partai Nasdem Kota Medan, Afif Abdillah mengatakan, setelah Hamdan Simbolon, belum ada lagi yang mendaftar.

“Yang datang mengambil formulir itu perwakilannya. Kami belum tahu kapan mereka akan mengembalikan formulir pendaftaran. Kami masih menunggu konfirmasi, karena masih menunggu kelengkapan berkas,” ungkap Afif, Minggu (29/9).

Anggota DPRD Kota Medan ini, menambahkan, pekan depan akan ada beberapa nama lain yang datang ke DPD Nasdem Kota Medan, untuk mengambil formulir pendaftaran.

“Ada beberapa orang lagi yang mau ambil formulir minggu depan,” bebernya, tanpa merinci siapa orangnya.

Untuk diketahui, Putrama Al Akhairi dan Nezar Djoeli berniat ikut Pilkada Medan sebagai calon wakil wali kota.

Putrama dengan tegas mengatakan, bersedia menjadi pendamping Bobby Nasution, yang juga menantu Presiden Jokowi. Sedangkan Nezar Djoeli, mengatakan, bersedia disandingkan dengan siapa saja.

Sedangkan Kolonel Datuk Syaiful Azhar, berdasarkan spanduk dan flyer yang beredar, menyatakan niatnya maju sebagai calon wali kota.

Seperti diberitakan sebelumnya, terhitung sejak 29 September hingga 23 Oktober 2019 mendatang, DPD Partai Nasdem Kota Medan membuka penjaringan balon wali kota dan wakil wali kota, untuk Pilkada Medan 2020 mendatang.

Usai pendaftaran, Afif menyebutkan, tahapan selanjutnya yakni pemaparan oleh kandidat pada 24-31 Oktober.

“Kemudian pada November sampai Desember, berkas para kandidat sudah masuk ke DPP, untuk selanjutnya dilakukan survei,” jelasnya.

Sesuai slogan partai, lanjutnya, para kandidat yang mendaftar tidak dipungut biaya.

“Politik tanpa mahar itu tetap kami kedepànkan. Bahkan, untuk materai sekalipun kami yang menyediakan,” kata Afif.

Disinggung sejumlah nama yang telah melakukan komunikasi politik, Afif mengakui, ada sejumlah nama yang bersilaturahim dengan Partai NasDem.

“Semua itu tergantung, apakah yang bersangkutan mendaftar atau tidak,” pungkasnya. (mbd/saz)

PSI Gabung ke Perindo, Bentuk Fraksi Gabungan di DPRD Humbahas

ist TANDA TANGAN: Ketua Partai Perindo Guntur Simamora, Ketua PSI Tomos Pangkiriman Purba, dan anggota dewan terpilih Charles Ary Herianto Purba, serta Poltak Purba, saat menandatangani penyatuan fraksi di Kantor DPRD Humbahas, baru-baru ini.
TANDA TANGAN: Ketua Partai Perindo Guntur Simamora, Ketua PSI Tomos Pangkiriman Purba, dan anggota dewan terpilih Charles Ary Herianto Purba, serta Poltak Purba, saat menandatangani penyatuan fraksi di Kantor DPRD Humbahas, baru-baru ini.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Perindo dan PSI Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), membentuk fraksi gabungan, sebelum pelantikan, pada hari ini, Senin (30/9).

Pembentukan fraksi gabungan ini ditandatangani oleh Ketua Partai Perindo Guntur Simamora, Ketua PSI Tomos Pangkiriman Purba, dan anggota dewan terpilih Charles Ary Herianto Purba, serta Poltak Purba, di Kantor DPRD Humbahas, Jumat (27/9) lalu.

Kedua partai ini harus membentuk fraksi gabungan, sebab jumlah masing-masing partai tersebut kurang dari jumlah minimal pembentukan kursi, yakni 3 kursi. Berdasarkan hasil Pemilu 2019, PSI mendapatkan satu kursi, sedangkan Perindo memiliki 2 kursi.

“Jadi kami bergabung di fraksi ini. Pertama karena kesamaan azas, yakni Pancasila,” ungkap Ketua Partai Perindo Guntur Simamora.

Selain azas Pancasila, Guntur juga mengungkapkan, tujuan dari gabungan itu juga karena sama-sama menjaga NKRI dan UUD 45. Dengan harapan, dari gabungan ini bisa dapat bekerja secara maksimal dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Itu saja tujuan kami, demi memajukan Humbahas khususnya,” katanya.

Kemudian, soal nama fraksi, kedua partai ini sepakat dengan nama fraksinya, Persatuan Solidaritas. Menurut Ketua PSI Tomos Pangkiriman Purba, nama fraksi itu karena ada kesepahaman dari dasar, berupa visi dan misi.

Selain itu, lanjutnya, karena jauh sebelumnya, PSI dan Partai Perindo sudah melakukan diskusi bersama. “Jadi, kami sepakat dan sepahaman demi Humbahas lebih maju nantinya. Dan juga pengawasan akan teratur dan terorganisir dengan meningkatkan Humbahas,” ujar Pangkiriman.

Sebagai representasi partai politik di DPRD Humbahas, tambah Guntur, fraksi gabungan ini harus bisa menyuarakan suara masyarakat, khususnya pemilih. “Kami akan selalu berkomunikasi membuka diri dan melihat bagaimana kepentingan masyarakat ke depan di Humbahas,” jelasnya.

Perlu diketahui, total di DPRD Humbahas akan ada 6 fraksi nantinya, jumlah yang sama seperti periode sebelumnya.

Selain fraksi gabungan Persatuan Solidaritas, ada fraksi Partai PDI Perjuangan (7 kursi), demikian juga fraksi Partai Golkar (5 kursi), dan fraksi Partai Hanura (4 kursi), kemudian fraksi Partai Nasdem (3 kursi). Sementara, Partai Gerindra yang memiliki 2 kursi, ditambah Partai Demokrat satu kursi, diperkirakan akan bergabung. (mag-12/saz)

Layanan Solusi Teknologi IoT Telkomsel Perkuat Transformasi Digital Operasional PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)

(Ki-ka) Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir, Direktur Pengelolaan Sarana PT. KAI Azahari dan Corporate Deputy Director of Rollingstock PT. KAI Denny Haryanto seusai penandatanganan kerjasama Telkomsel dan PT. KAI saat hari jadi PT. KAI ke-74 di Bandung (28/9). Telkomsel memperkuat komitmennya dalam mengakselerasikan transformasi digital di berbagai sektor industri melalui implementasi layanan solusi korporasi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) untuk mentransformasi operasional armada kereta pembangkit. Telkomsel menghadirkan solusi Industrial Internet of Things dengan layanan Intelligent Tank Monitoring System (INTANK) yang kemudian dikembangkan menjadi solusi baru dengan nama GRAMS, atau Genset Reliability and Availability Monitoring System.
(Ki-ka) Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir, Direktur Pengelolaan Sarana PT. KAI Azahari dan Corporate Deputy Director of Rollingstock PT. KAI Denny Haryanto seusai penandatanganan kerjasama Telkomsel dan PT. KAI saat hari jadi PT. KAI ke-74 di Bandung (28/9).

–          Unit bisnis Telkomsel Enterprise mengimplementasikan solusi Industrial Internet of Things ke dalam aplikasi GRAMS milik PT KAI

–          Kolaborasi Telkomsel dan PT KAI dalam mentransformasi operasional kereta api menggunakan layanan solusi bisnis korporasi berbasis teknologi IoT sejalan dengan upaya dalam mengakselerasikan visi Making Indonesia 4.0

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Telkomsel memperkuat komitmennya dalam mengakselerasikan transformasi digital di berbagai sektor industri melalui implementasi layanan solusi korporasi berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Kini, layanan solusi korporasi berbasis IoT Telkomsel, dipercaya oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk mentransformasi operasional armada kereta pembangkit milik PT KAI. Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Telkomsel dan PT KAI hari jadi PT KAI yang ke 74 di Bandung, Jawa Barat (28/9).

Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, “Telkomsel mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan oleh PT KAI dalam pemanfaatan solusi  inovatif bisnis korporasi berbasis Internet of Things dari Telkomsel. Implementasi teknologi IoT milik Telkomsel ke dalam ekosistem digital PT KAI merupakan perwujudan komitmen kami dalam mendukung terwujudnya visi Making Indonesia 4.0 dari pemerintah yang mampu mendorong realisasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.”

Melalui unit Telkomsel Enterprise, Telkomsel menghadirkan solusi Industrial Internet of Things dengan layanan Intelligent Tank Monitoring System (INTANK) yang kemudian dikembangkan dan dikustomisasi oleh PT KAI dan Telkomsel menjadi solusi baru dengan nama GRAMS, atau Genset Reliability and Availability Monitoring System. Solusi ini berfungsi untuk memonitoring performance dan kondisi genset di kereta pembangkit secara real time sehingga dapat dilakukan pencegahan problem sebelum terjadi dan dapat memprediksi jadwal maintenance yang akan dilakukan. Sejumlah faktor pada kereta pembangkit yang dapat GRAMS pantau meliputi efisiensi kelistrikan (faktor daya, voltase, arus listrik), kondisi mesin (suhu, tekanan oli, rpm), status dan masa operasi mesin, kondisi baterai, hingga lokasi.

Efisiensi menjadi salah satu aspek penting dalam merevitalisasi industri sebagai upaya untuk mengakselerasikan Revolusi Industri 4.0 di Tanah Air. Maka dari itu, melalui kolaborasi dengan PT KAI, Telkomsel mengimplementasikan teknologi IoT sebagai fondasi efisiensi terhadap aplikasi GRAMS. Hal tersebut dilakukan agar dapat membantu mengakselerasikan revitalisasi sektor transportasi Indonesia, yang dalam hal ini adalah kereta api.

Dalam implementasinya, INTANK akan menjadi solusi untuk menyajikan informasi dari perangkat pengendali otomatis programmable logic controller (PLC), yang termasuk di dalam ekosistem aplikasi GRAMS, pada kereta pembangkit KAI secara online dan real-time. Penggunaan dari teknologi IoT tersebut mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan operasional PT KAI demi meningkatkan pelayanan bagi seluruh pengguna kereta api di Indonesia.

Selain mendorong efisiensi pada operasional PT KAI, INTANK juga dapat menghadirkan rasa aman dengan adanya sistem diagnosa untuk membantu meminimalisir biaya tak terduga serta sistem peringatan yang terus berjalan sepanjang hari agar aset yang diawasi senantiasa terjaga. Keamanan memang menjadi salah satu faktor penting dalam penerapan teknologi IoT.

Corporate Deputy Director of Rollingstock PT KAI Denny Haryanto menyampaikan, “Program ini terwujud dalam rangka meningkatkan Pelayanan yang prima bagi seluruh Pengguna Jasa Kereta Api dan sejalan dengan Program Kerja kami untuk Digitalisasi di Bidang Sarana (Rollingstock) dengan memanfaatkan Teknologi IoT yang dapat memonitor kondisi dan kesehatan genset selama beroperasi secara online serta real-time sehingga dapat lebih menjamin terselenggaranya Pelayanan yang Prima dan juga mengutamakan aspek Keselamatan. Dalam hal ini, Telkomsel dapat menjawab kebutuhan kami, dengan kerjasama ini kami harap dapat diterapkan di semua jenis Sarana (Rollingstock) yang dimiliki oleh PT. KAI untuk meningkatkan Efisiensi dan Keselamatan Operasional Kereta Api.”

“Menghadirkan layanan dan solusi digital yang komprehensif dan berkelanjutan merupakan komitmen Telkomsel dalam mengakselerasikan ekosistem digital di Indonesia. Semoga kolaborasi antara Telkomsel dengan PT KAI untuk membantu produktivitas dan efisiensi PT. KAI dalam melayani pelanggannya serta dapat menginspirasi berbagai industri lainnya untuk mengimplementasikan teknologi digital,” tutup Dharma.

Ajak Jadi Pengendara yang Bijak

istimewa NAIK MOTOR: Wali Kota Medan naik ke atas motor dan foto bersama salah satu Club Motor di Kota Medan.
NAIK MOTOR: Wali Kota Medan naik ke atas motor dan foto bersama salah satu Club Motor di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memperingati ke-64 Hari Lalu Lintas (HLL) Bhayangkara, Polda Sumatera Utara menggelar syukuran di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (29/9). Acara yang bertajuk Dengan Semangat Promoter Korlantas Polri Mengoptimalkan Pelayanan Lalu Lintas Berbasis IT Guna Mendukung Program Road Safety turut dihadiri Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S, MSi, MH. Acara ini juga diramaikan ribuan masyarakat yang tengah mengikuti Car Free Day (CFD).

Selain bersilaturahim, tujuan kegiatan ini digelar dalam rangka mensosialisasikan sekaligus mengajak seluruh masyarakat menjadi pelopor keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas. Acara yang dimulai sekitar pukul 08.30 WIB tersebut, diawali dengan senam bersama serta hiburan musik.

Selain Wali Kota, acara dihadiri langsung Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, Wakapolda, Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Pangdam I/BB, Mayjen TNI M Sabrar Fadhillah, Dandenpom 1/5 Medan Letkol Cpm Anggun Hendriyantoro, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto serta sejumlah unsur Forkopimda Sumut dan Kota Medan.

Dalam sambutannya, Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto menyampaikan terima kasihnya kepada warga Sumut, khususnya Kota Medan karena menjunjung tinggi dan senantiasa mematuhi aturan lalu lintas setiap kali berkendara di jalan. Kapolda berharap, perilaku sadar aturan berlalu lintas dapat terus ditanamkan dalam diri sehingga setiap individu dapat menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

“Rasa aman dan nyaman saat berkendara di jalan dapat tercipta jika setiap pengendara memahami serta menaati aturan lalu lintas yang berlaku. Sebab, jika aturan kita langgar hal tersebut tidak hanya berdampak padi diri sendiri tapi juga membahayakan bagi orang lain. Untuk itu, jangan sesekali bertindak dan berlaku sembarangan apalagi saat berkendara,” kata Kapolda.

Kapolda berpesan kepada seluruh masyarakat agar menjadi pengendara yang bijak. Artinya, bijak dalam mematuhi aturan lalu lintas dan bijak melengkapi syarat berkendara yakni memiliki surat izin mengemudi (SIM). Sebab, hal tersebut menjadi syarat wajib yang harus dimiliki pengendara di atas usia 17 tahun.

“Selain bagi pengendara, saya juga berpesan kepada seluruh jajaran untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan bagi masyarakat. Selain itu juga, HLL Bhayangkara hendaknya menjadi momentum evaluasi bagi kita semua sehingga dapat menjadi pelayan, pengayom dan pelindung yang sejati bagi masyarakat,” pesannya.

Syukuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Kapolda bersama Wali Kota, Wakapolda serta Pangdam. Berbagai kegiatan dihadirkan guna memeriahkan acara tersebut di antaranya donor darah, lomba video pendek dan fotografi bagi jajaran kepolisian, sosialisasi safety riding serta kegiatan bakti sosial berupa bersih-bersih rumah ibadah dan pemberian santunan dan bantuan 2 unit kursi roda.

Sementara itu, Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH menyampaikan apresiasi atas digelarnya syukuran HLL Bhayangkara tersebut. Dinilai Wali Kota, kegiatan tersebut menjadi kesempatan, khususnya bagi seluruh jajaran kepolisian untuk bersilaturahmi serta merekatkan hubungan baik dengan masyarakat.

“Alhamdulillah, kesempatan ini menjadi momentum baik bagi kita semua untuk saling bersilaturahim dan evaluasi. Terlebih, acara juga dirangkai dengan berbagai kegiatan positif bagi masyarakat salah satunya sosialisasi safety riding. Tentu hal ini dapat mengedukasi kita semua sehingga menjadi pengendara bijak sekaligus pelopor keselamatan berlalu lintas,” bilang Wali Kota.

Selanjutnya Wali Kota juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta berperan aktif menjaga keamanan, kenyamanan dan kekondusifan Kota Medan. Sebab, iklim kota yang nyaman menunjukkan wajah Kota Medan sebagai kota yang humanis. “Kebersamaan memiliki nilai yang mahal. Untuk itu, jangan rusak rasa soliditas yang telah kita bangun selama ini. Mari jaga dan rawat kekondusifan Kota Medan yang kita cintai ini,” ajaknya.

Usai acara, Kapolda bersama Wali Kota beranjak menuju ke tengah lapangan untuk menghampiri serta berdiskusi dan bertatap muka langsung dengan masyarakat dan para komunitas ojek online. Tampak Wali Kota juga sesekali menuruti permintaan warga untuk berswafoto dengannya. (map/ila)