BERSAMA: Jajaran Direksi dan Komisaris berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PGN 2019 di Jakarta, Jumat (30/8).
BERSAMA: Jajaran Direksi dan Komisaris berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PGN 2019 di Jakarta, Jumat (30/8).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) komitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Untuk itu PGN akan terus melakukan pembangunan dan pengembangan infrastruktur gas bumi sehingga dapat menjangkau semua segmen pasar.
Sekretaris Perusahaan, Rachmat Hutama mengatakan pihaknya akan membangun jaringan pipa distribusi sepanjang 500 km, pipa transmisi 528 km, 7 LNG filling station untuk truk dan kapal, 5 Floating Storage Regasification Unit ( FSRU ), 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG. Berbagai proyek ini dilakukan juga dalam rangka mewujudkan bauran energi gas bumi sebesar 22 persen pada 2025 dan 24 persen pada 2050.
“Bertambahnya populasi, meningkatnya aktifitas ekonomi dan perubahan gaya hidup ke green energy akan mendorong kebutuhan gas bumi semakin besar. Jadi komitmen PGN adalah menyediakan energi baik gas bumi untuk rumah tangga dan pelaku usaha dari berbagai sektor,” kata Rachmat Hutama usai Rapat Umum Pemengang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Four Sesons Jakarta, Jumat (30/8).
Untuk menyuplai kebutuhan gas bumi ini, PGN bersama anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertagas melakukukan sinergi sebagaimana amanat dalam pembentukam holding industri migas. Dengan adanya pasokan gas yang mencukupi diharapkan gas tidak lagi hanya sebagai komoditas saja melainkan sebagai bagian dari alat produksi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Hingga semester I 2019, PGN telah menyalurkan gas bumi sebesar 2.938 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 932 BBTUD dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.006 BBTUD. Hingga periode tersebut PGN telah melayani lebih dari 350.000 pelanggan dengan cakupan infrastruktur pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.000 km termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang 3.800 km.
“Infrastruktur gas bumi adalah investasi jangka panjang dengan risiko pasokan dan pasar yang belum terjamin. Namun risiko itu diambil PGN agar ketahanan energi nasional semakin kokoh,” pungkas Rachmat Hutama.
Adapun Hasil RUPSLB memutuskan:
Direktur Utama: Gigih Prakoso Soewarto
Direktur Strategis dan Pemgembangan Bisnis: Syahrial Muchtar
Direkstur SDM dan Umum: Desima E Siahaan
Direktur Infrastruktur dan Teknologi: Redy Feryanto
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemberian pin emas berikut setelan jas kepada anggota DPRD periode 2019-2024, dianggarkan Rp1,2 miliar. Masing-masing ke-100 anggota DPRD baru itu dapat dua pin emas dan dua potong jas. Termasuk untuk belasan para wakil rakyat petahana yang kembali duduk di kursi dewan. Yang berarti, koleksi pin emas para dewan ini bakal bertambah.
“Pin emas tidak lebih hanya sebuah prestise belaka. Tidak ada substansinya. Keuangan akan tergerus hanya untuk hal-hal yang sifatnya seremonial. Dewan yang sudah dapat kepercayaan rakyatn
sebaiknya tidak menerima pin emas lagi saat pengambilan sumpah jabatan nanti,” ujar pengamat anggaran, Elfenda Ananda kepada Sumut Pos, Kamis (29/8).
Diketahui, adapun pengadaan pin emas dan pakaian (setelan jas) bagi wakil rakyat terpilih sudah dianggarkan senilai Rp1,2 miliar oleh Sekretariat DPRD Sumut melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) Biro Administrasi Pembangunan Setdaprovsu. Masing-masing anggota dewan akan menerima dua pin emas, dengan berat 10 gram dan 6 gram. Untuk pakaian dinas dengan pin emas 10 gram dibanderol dengan harga Rp6,7 juta. Sedangkan pakaian dinas dengan pin emas 6 gram dibanderol Rp4 juta lebih.
Menurut Elfenda, anggaran sebesar itu kalau dipergunakan untuk kepentingan rakyat susah, banyak sekali gunanya. Antara lain bisa membangkitkan ekonomi rakyat. “Dari aspek keuangan, pin emas tidak mempunyai dampak apapun terhadap kepentingan rakyat. Lebih bagus anggaran tersebut diperuntukkan bagi rakyat kecil, baik sektor pendidikan, kesehatan dan perekonomian mereka,” katanya.
Mantan Sekretaris Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Sumut ini juga menekankan, kepada DPRD Sumut yang mau habis masa periode untuk segera mengembalikan fasilitas yang diberikan pemerintah daerah kepada mereka. “Pastilah (fasilitas negara harus dikembalikan). Itu aset daerah yang tercatat milik daerah harus dikembalikan ke daerah,” katanya.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Sumut petahana, Zeira Salim Ritonga mengaku tidak mempermasalahkan pemberian pin emas kepada wakil rakyat yang kembali terpilih lima tahun mendatang. “Menurut saya karena pin tersebut diberi lima tahun sekali, barang tentu tidak menjadi permasalahan untuk diberikan kepada anggota dewan yang duduk kembali,” ujarnya.
Karena kata dia, masing-masing periode jabatan dewan juga berbeda. Dan juga bisa saja pin yang lama sudah rusak, hilang atau bentuk yang berubah. Persoalan pin, katanya tidak harus menjadi polemik, sebab memang setiap instansi memiliki pin. “Baik gubernur, PNS dan juga presiden. Dan memang aturannya lima tahun sekali,” pungkasnya.
Sekretaris DPRD Sumut, Erwin Lubis mengatakan, seluruh wakil rakyat terpilih saat pengambilan sumpah jabatan pada 16 September 2019, akan menerima pin emas dan jas yang sebelumnya sudah dialokasikan pengadaannya oleh sekretariat. “Untuk semua (100 anggota dewan) yang baru,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan menyurati pimpinan dewan yang masih memegang kendaraan dinas untuk segera dikembalikan. Sementara untuk fasilitas lain yang mesti dikembalikan, Erwin menyebut tidak ada. “Kita akan surati untuk segera dikembalikan,” katanya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada ULP di Biro Administrasi Pembangunan, diketahui bahwa anggaran belanja untuk pembelian baju dinas dan pin emas sudah rampung. Artinya, sudah ada pemenang proyek yang akan mengerjakan pengadaan tersebut. “Sudah selesai pengadaan proyek untuk pengadaan baju dinas dan pin emas itu,” kata seorang pegawai yang berada di gedung lama kantor gubernur.
Disampaikannya, pengadaan tersebut dianggarkan dengan menelan biaya Rp 1,2 miliar. “Anggaran Rp 1,2 miliar untuk pengadaan baju dan pin emas,” katanya.
Pin DPRD Medan Cuma Disepuh Emas
Berbeda dengan anggota DPRD Medan, mereka tidak akan mendapatkan pin emas, melainkan cuma pin yang disepuh emas. “Anggota DPRD Medan terpilih periode mendatang bukan mendapatkan pin emas, tapi hanya pin biasa yang disepuh emas. Sekali lagi, bukan pin emas tapi pin yang disepuh emas” ucap Sekwan DPRD Medan, Abdul Azis kepada Sumut Pos, Kamis (29/8).
Namun, Azis tidak menyebutkan alasan mengapa ke-50 anggota DPRD Medan terpilih periode 2019-2024 tidak mendapatkan pin emas seperti sebelumnya. “Ya dengan berbagai pertimbanganlah,” ujarnya.
Anggota DPRD Medan yang kembali terpilih untuk periode 2019-2024, Rajuddin Sagala kepada Sumut Pos mengatakan, setiap anggota DPRD Medan yang telah habis periodenya wajib untuk mengembalikan pin emas yang pernah didapatkan pada periode sebelumnya (2014-2019).
“Jadi aturannya kan sudah ada. Misalnya saya, pin emas yang saya dapat itu wajib saya kembalikan usai periode yang sekarang habis. Nanti diperiode berikutnya baru saya akan diberi lagi pin yang baru, entah itu emas atau hanya disepuh emas saya kurang tahu,” kata Rajuddin.
Disebutkan Rajuddin, pada periode 2014-2019, ia dan 49 anggota DPRD Medan lainnya mendapatkan pin emas sekitar 5 gram. “Ditahun 2014 kemarin kami dapat sekitar 5 gram,” tandasnya. (prn/map)
ASAP TEBAL
Asap tebal mengepul dari sejumlah fasilitas publik yang terbakar saat demonstrasi warga di Jayapura, Papua, Kamis (29/8).
ASAP TEBAL
Asap tebal mengepul dari sejumlah fasilitas publik yang terbakar saat demonstrasi warga di Jayapura, Papua, Kamis (29/8).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Papua memanas lagi. Massa membakar sejumlah gedung di Abepura dan Jayapura. Tidak sedikit juga fasilitas umum milik pemerintah yang telah dirusak. Massa juga merusak lembaga permasyarakatan (Lapas) di Abepura.
Atas kejadian itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menkopolhukam, Kapolri, Kepala BIN dan Panglima TNI mengambil tindakan tegas kepada siapa pun yang melanggar hukum terkait situasi terkini di Jayapura dan Papua pada umumnya.
“Saya juga telah memerintahkan, sebetulnya malam tadi, saya perintahkan ke Menkolpulhukam bersama Kapolri, Kepala BIN, dan Panglima TNIn
untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang melanggar hukum dan pelaku tindakan anarkistis serta rasialis,” ujar Jokowi di sela kunjungan kerjanya di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (29/8) malam.
Di Purworejo, Jokowi juga menyempatkan menyaksikan pagelaran wayang kulit. “Saya terus mengikuti dan juga saya sudah mendapatkan laporan situasi terkini di Papua, khususnya di Jayapura, dan saya minta masyarakat juga tenang, tidak melakukan tindakan-tindakan yang anarkistis,” pinta.
Seperti diketahui, situasi dan kondisi di Jayapura kembali memanas. Aksi pembakaran sejumlah fasilitas publik juga terjadi di sejumlah titik di wilayah tersebut. “Kita semuanya akan rugi apabila ada fasilitas-fasilitas umum, fasilitas-fasilitas publik, fasilitas-fasilitas masyarakat yang kita bangun bersama jadi rusak atau dirusak,” lanjut suami Iriana itu.
Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus berkomitmen untuk memajukan Papua baik di bidang fisik maupun SDM agar semuanya, utamanya khususnya mama-mama, pace, mace, anak anak Papua bisa lebih maju dan lebih sejahtera.
“Mari kita semuanya menjaga agar Tanah Papua tetap menjadi sebuah wilayah yang damai, tanah yang damai, dan saya mengajak kepada semua ketua dan tokoh adat, ketua, tokoh agama, kaum muda Papua untuk mewujudkan Papua yang maju dan tetap damai. Sekali lagi mari kita jaga Tanah Papua sebagai tanah yang damai,” kata Jokowi.
Terpisah, Menko Polhukam Wiranto mengaku mendapat laporan, massa membakar sejumlah gedung dan merusak sejumlah fasilitas umum milik pemerintah. Awalnya massa membakar Gedung Majelis Rakyat Papua (MRP). Kemudian berlanjut pada pengrusakan lembaga permasyarakatan (Lapas) di Abepura.
ý”Sudah membakar Gedung MRP, rutan juga dijebol. Padahal itu semua dibangun dari uang rakyat, pemerintah mendapatkan dana dari rakyat,” ujar Wiranto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/8).
Wiranto mengatakan, pemerintah mempersilakan melakukan penyampaian pendapat dengan cara berunjuk rasa. Namun jangan berunjuk rasa dengan melakukan perusakan fasilitas umum. Karena Wiranto takut akan ditunggangi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Jadi jangan sampai ditunggangi. Jangan sampai kemudian justru dimanfaatkan oleh pendemo atau pendompleng pendemo untuk mencelakakan aparat keamanan. Diparang, dipanah, itu saya kira tidak manusiawi. Mereka bukan pendemo,” imbuhnya.
ýSelain itu, Wiranto juga mengatakan, aparat keamanan dari TNI dan Polri juga ia sarankan supaya tidak melakukan tindakan represif. Melainkan harus persuasif. Bahkan senjata api dan tajam tidak boleh digunakan untuk melakukan pengamanan di Papua.
Wiranto juga meminta kesadaran masyarakat Papua untuk bisa melakukan ujuk rasa yang damai. Tidak melakukan tindakan anarkis. Jangan sampai ujuk rasa ini dijadikan komoditas politik untuk melakukan adu domba. “Jangan sampai kita mau diadu domba, jangan sampai kita mau diprovokasi oleh pihak lain,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wiranto menyatakan, kerusuhan di Papua ini memang sebenarnya diinginkan oleh kelompok tertentu. Karena dia menduga ada yang tidak senang dengan kondisi Indonesia yang aman dan damai. “Memang banyak yang tidak senang negeri ini aman dan damai, ada yang tidak senang negeri dapat membangun, memakmurkan rakyatnya. Itu mereka gunakan momen ini untuk nimbrung untuk mengacau,” pungkasnya.
ýSebelumnya, aksi unjuk rasa hingga berakhir ricuh terjadi di Kabupaten Deiyai, Papua. Demo yang menuntut referendum Papua itu menewaskan datu prajurit TNI dan melukai lima anggota kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, demo berlangsung di Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8). Awalnya, massa yang berdemo hanya berjumlah sekitar 150 orang.
Aparat TNI-Polri yang diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa mencoba bernegosiasi dengan demonstran. Saat itu, ribuan massa dari berbagai macam penjuru tiba-tiba datang dengan membawa senjata tajam dan panah. “Langsung menyerang aparat keamanan. 1 TNI (meninggal dunia), dan lima (anggota) Polri terluka terkena panah,” ujar Dedi.
Dedi menyebut, seluruh korban terkena panah saat mengamankan demo ricuh Papua. Saat ini, aparat keamanan tengah berupaya mengendalikan situasi yang memanas di wilayah tersebut.
“Kami terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat kemudian melalui Pemda setempat untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti ini,” ujarnya.
Seperti diberitakan, setelah sebelumnya membakar kantor Majelis Rakyat Papua, massa membakar juga kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor Bank BTN, di Jalan Koti Jayapura.
Massa juga melempari kantor-kantor dan hotel di Jayapura lalu massa bergerak mengarah ke kantor Gubernur Papua. “Informasi ada pembakaran di situ (Kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kita belum tahu pastinya,” ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8).
Usai membakar, sambung Eko, massa mulai bergerak ke arah pusat kota. “Massa ada di sekitar Skyland,” ucapnya.
Aksi protes kali ini diikuti ratusan orang yang berkumpul dari berbagai titik, Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura, serta perwakilan dari mahasiswa.
Sebelumnya, aksi massa di Expo Waena sempat anarkis. Massa melemparkan batu ke arah aparat, mobil dinas Dandim 1701/Jayapura rusak akibat aksi tersebut. Dari pihak keamanan, sebanyak 500 personel gabungan TNI-Polri diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut.
Akibat aksi ini, aktivitas perekonomian di Jayapura lumpuh dan masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah. (fat/jpnn/jpc)
sutan siregar/sumut pos
ASN: Seorang ASN berjalan di depan Balai Kota Medan. Tahun ini, Pemko Medan mengusulkan 800 formasi untuk CASN 2019.
ASN: Seorang ASN berjalan di depan Balai Kota Medan. Tahun ini, Pemko Medan mengusulkan 800 formasi untuk CASN 2019. Sutan siregar/sumut pos
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan berencana melakukan rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) tahun 2019. Bahkan dikabarkan, Oktober mendatang seleksi bakal dilakukan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Muslim Harahap yang dikonfirmasi Sumut Pos, membenarkan kabar rekrutmen CASN 2019 tersebut. Bahkan Muslim mengaku, mereka sudah.
mengajukan formasi CASN 2019 kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) sejak beberapa bulan lalu. Sayang, hingga kini belum ada jawaban.
“Iya, memang sudah lama kita ajukan itu. Sudah ada beberapa bulan yang lalu, tapi memang belum ada jawaban sampai sekarang. Kita tunggulah, mungkin sebentar lagi,” kata Muslim Harahap, Kamis (29/8).
Muslim menyebutkan, sebelumnya Pemko Medan telah mengajukan formasi sebanyak lebih dari 800 formasi untuk perekrutan CASN dan PPPK tahun 2019. “Ada 800-an formasi, jumlah itu sudah disesuaikan juga dengan jumlah ASN Pemko Medan yang sudah pensiun. Tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan jawaban dari Kemenpan berapa jumlah formasi yang mereka setujui untuk direkrut di tahun ini,” jelasnya.
Dia juga tak menepis kabar yang menyebutkan, rekrutmen akan dilakukan pada Oktober mendatang. “Kalau soal wacana di Bulan Oktober, itukan baru sekadar wacana. Artinya, waktunya masih bisa mundur dari wacana itu. Karena usulan kita memang belum mendapat jawaban dari Kemenpan,” ujarnya.
Dilanjutkan Muslim, bila nantinya mereka sudah mendapatkan surat balasan terkait kuota dari jumlah formasi yang telah diajukan, barulah mereka mendapatkan jadwal pelaksanaan perekrutan CASN. “Biasanya kita akan disurati dulu terkait jumlah formasi atau kuota yang disetujui Kemenpan, baru nantinya akan diberikan jadwal kapan akan dilaksanakannya perekrutan itu. Nah, ini saja kami belum dapat berapa jumlah kuota yang disetujui oleh Kemenpan, apalagi jadwal pelaksanaannya, belum ada kepastian sampai saat ini,” terangnya.
Dari jumlah 800-an formasi yang diajukan, lanjut Muslim, 70 persen di antaranya adalah untuk formasi PPPK bagi tenaga pendidikan dan kesehatan, sedangkan 30 persen lainnya untuk ASN reguler di luar PPPK. “Karena memang begitu formasi yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Dan faktanya, memang itu sesuai, saat ini memang tenaga pendidikan dan kesehatan yang paling banyak dibutuhkan,” tutupnya. (map)
istimewa
BPJS: Seorang peserta berkonsultasi dengan customer service terkait pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan, Jalan Karya Medan.
BPJS: Seorang peserta berkonsultasi dengan customer service terkait pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan, Jalan Karya Medan.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bakal mengalami kenaikan hingga 100 persen setiap kelasnya. Bahkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan, Peraturan Presiden (Perpres) untuk aturan kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini akan segera diterbitkan.
Penegasan itu disampaikan langsung Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo ketika ditanya soal kelanjutan kenaikan iuran BPJS. Ia menyatakan, kenaikan besaran iuran yang disepakati bukan dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), melainkan usulan dari Menkeu Sri Mulyani. “Ini sudah kita naikan, segera akan keluar Perpresnya. Itungannya seperti yang disampaikan ibu menteri pada saat di DPR itu,” kata Mardiasmo di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
Adapun usulan kenaikan dari iuran BPJS Kesehatan yang diajukan Sri Mulyani jauh lebih besar ketimbang usulan DJSN. Yakni, kenaikan iuran penerima bantuan iuran (PBI) naik dari Rp23 ribu per jiwa menjadi Rp42 ribu.
Sedangkan untuk peserta penerima upah (PPU) badan usaha akan dinaikkan menjadi sebesar 5 persen dengan batas upah dari yang sebelumnya Rp8 juta menjadi Rp12 juta. Selanjutnya, iuran peserta penerima upah (PPU) pemerintah, akan berlaku tarif iuran sebesar 5 persen dari take home pay dari yang sebelumnya 5 persen dari gaji pokok plus tunjangan keluarga.
Sementara itu, untuk peserta bukan penerima upah (PBPU), iurannya masing-masing akan naik 100 persen. Rinciannya, jaminan sosial untuk kelas I dari Rp80 ribu menjadi Rp160 ribu, kelas II dari Rp51 ribu menjadi Rp110 ribu dan Kelas III dari Rp25,5 ribu menjadi Rp42 ribu jiwa per bulan.
Menurut Mardiasmo, kenaikan iuran BPJS Kesehatan itu dimaksudkan agar keuangan lebih sehat untuk menekan angka defisit yang diperkirakan akan mencapai Rp32,8 triliun sampai akhir tahun. Nantinya, uang yang didapatkan dari kenaikan iuran juga akan digunakan untuk memperbaiki sistem jaminan sosial. “BPJS akan memperbaiki semuanya baik sisi purchasing nya. Karena ada UU bahwa setiap 2 tahun (iuran) harus dievaluasi. Jadi dihitung agar defisit bisa ditutup,” bebernya.
Lebih lanjut, Mardiasmo menyatakan pemerintah optimistis kenaikan iuran BPJS Kesehatan akan mampu menambal defisit anggaran. “Insya Allah tidak ada lagi (defisit) dengan optimalisasi semuanya. Jadi sudah dihitung, kalau sudah semuanya, tidak akan defisit lagi,” tukasnya.
Sebagai informasi, rencananya, kenaikan iuran jaminan kesehatan nasional ini mulai berlaku pada 2020 mendatang. Namun itu hanya berlaku untuk peserta segmen pekerja mandiri atau PBPU. Sedangkan untuk segmen PBI, PBI APBN dan PBI APBD akan dinulai pada Agustus 2019 ini.
Menyikapi rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tak setuju dengan rencana pemerintah tersebut. Namun jika pemerintah bersikeras menaikkan iuran, YKLI mendesak dilakukan reformasi total pada pengelolaan BPJS Kesehatan, salah satunya dengan menghapus fasilitas kelas iuran.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulis Abadi menjelaskan usulan untuk menghilangkan kelas iuran BPJS Kesehatan selaras dengan spirit asuransi sosial yakni berkeadilan dan gotong royong. “Jadi, iuran BPJS Kesehatan hanya satu kategori saja,” ujar Tulus dalam keterangan resmi, Kamis (29/8).
Ia mengusulkan, iuran untuk peserta mandiri sebesar Rp60 ribu. Sementara untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau warga miskin yang dibiayai pemerintah diusulkan naik dari Rp23 ribu menjadi ke kisaran Rp30 ribu-Rp40 ribu.
Agar lebih transparan, ia pun mengusulkan nama penerima PBI dapat diakses publik Manajemen BPJS Kesehatan juga diinilai harus membereskan tunggakan iuran dari kategori mandiri/pekerja bukan penerima upah, yang mencapai 54 persen. “Fenomena tunggakan ini jika dibiarkan akan menjadi benalu bagi finansial BPJS Kesehatan. Di sisi yang lain, kenaikan iuran untuk kategori peserta mandiri juga akan memicu tunggakan dari peserta mandiri akan semakin tinggi,” jelas dia.
Terakhir, YLKI mengusulkan BPJS Kesehatan melakukan verifikasi terkait ketersediaan dan jumlah dokter untuk mitra faskes tingkat pertama, seperti puskesmas dan klinik. Meski demikian, Tulus menegaskan, kenaikan iuran seharusnya menjadi skenario terakhir yang digunakan pemerintah untuk menambal defisit BPJS Kesehatan. Usulan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Ketimbang menaikkan iuran, menurut dia, pemerintah sebenarnya dapat mengalokasikan subsidi energi yang saat ini mencapai Rp 157 triliun atau menaikkan cukai rokok. “Skema cukai rokok selain tidak membebani konsumen BPJS Kesehatan, juga sebagai upaya preventif promotif, sehingga sangat sejalan dengan filosofi BPJS Kesehatan,” terang dia.(jpg/bbs)
JENGUK: Gubsu, Edy Rahmayadi, didampingi Dirut RS Haji Medan dan Kadinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan menjenguk Meimeris Tumanggor di RS Haji Medan, Kamis (29/8). Gubsu menyemangati Meimeris supaya kuat makan dan cepat gemuk.
JENGUK: Gubsu, Edy Rahmayadi, didampingi Dirut RS Haji Medan dan Kadinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan menjenguk Meimeris Tumanggor di RS Haji Medan, Kamis (29/8). Gubsu menyemangati Meimeris supaya kuat makan dan cepat gemuk.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keluarga besar Meimeris Tumanggor, tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mengucapkan terima kasih kepada Pemprovsu atas bantuan yang diberikan sehingga Meimeris bisa kembali pulang ke tanah air, Kamis (29/8).
“Kami dari keluarga Meimeris Tumanggor, berterima kasih kepada Pemprovsu, terlebih kepada bapak Gubernur Juga kepada bupati Tapanuli Tengah dan Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sumut dan semua yang telah membantu adik saya. Kami berterima kasih dan mendoakan semua yang mengurusnya panjang umur, sehat-sehat dan mendapat rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar abang kandung Meimeris Tumanggor, Kalarus Tumanggor saat dihubungi Sumut Pos, Kamis (29/8).
Dia mengungkapkan, mereka adalah penduduk asli Tumba Jae, Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sebelum Meimeris berangkat ke Malaysia menjadi TKW, kondisinya sehat dan tidak ada menderita TBC akut.
“Waktu dari kampung tidak ada (sakit). Tapi udah lama dia di perantauan baru ketahuan. Kami selama di kampung tidak ada dia (Meimeris) mengidap penyakit (TBC akut),” katanya.
Ia mengatakan, belum sempat menemui adiknya tersebut. Keluarga juga baru mengetahui bahwa Meimeris sudah di Rumah Sakit Haji Medan untuk dirawat. “Besoklah (hari ini, Red) kami berangkat dari kampung ke Medan,” katanya.
Istri Kalarus Tumanggor, Ester Marpaung juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Pemprovsu. “Saya mengucapkan terima kasih karena adik ipar saya sudah diurusi, sehingga adik saya bisa sampai kembali ke Indonesia. Semoga pihak-pihak yang membantu mendapat rezeki yang berlipat ganda dari Tuhan,” katanya.
Dijenguk Gubsu
Tidak hanya memulangkan TKW Meimeris Tumanggor dari Penang, Malaysia ke Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Edy Rahmayadi juga ingin memastikan agar wanita kelahiran Tapteng itu mendapat pengobatan yang baik. Untuk itu, Kamis (29/8), di sela-sela kesibukannya Edy Rahmayadi menyempatkan diri menjenguk Meimeris yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Haji Medan, di Jalan RS Haji, Medan Estate.
“Gimana? Udah mulai sehat?” sapa Gubernur saat berjabat tangan dan mengawali perbincangan dengan Meimeris. Sembari berbincang dan menanyakan kondisi Meimeris, Gubernur juga sesekali menuturkan candaan-candaan untuk menghibur Meimeris yang sedang terbaring lemah.
“Banyakin aja dulu istirahat, jangan banyak mikir-mikir dulu,” ujar Edy Rahmayadi yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan serta dokter yang menangani yakni dr Supiono SpP.
Selain itu, Edy juga menyampaikan kalimat-kalimat untuk menenangkan Meimeris. Bahwa kehidupan sejatinya memang selalu penuh dengan cobaan. Tetapi, yang paling penting adalah bagaimana untuk menghadapi dan bangkit dari cobaan-cobaan tersebut. “Nanti jangan balik lagi ke sana. Di sini aja cari kerja,” ujar Edy sambil tertawa.
Kemudian, Edy berbincang dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, mengingatkan untuk memantau kondisi dan memenuhi kebutuhan Meimeris selama dirawat.
Alwi Mujahit Hasibuan menceritakan proses penjemputan Meimeris dari Penang. “Kita tiba di Pelabuhan Tanjungbalai itu sore Pak, jadi kita menginap satu malam di sana. Dirawat di RSUD Dr Tengku Mansyur Tanjungbalai, baru lah tadi pagi dibawa ke sini,” jelasnya.
Sebelumnya, dokter yang menangani Meimeris yakni dr Sp Paru Supiono menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan awal memperlihatkan ada infeksi paru-paru yang menyebabkan batuk darah, demam, dan penurunan berat badan. “Pemulihan hingga penyembuhan mungkin enam bulan lebih,” terangnya.
Kondisi Meimeris sudah mulai membaik dibanding sebelumnya. Meski tampak lemas dan butuh istirahat, tetapi dirinya bersemangat bertemu dan menjawab pertanyaan Gubernur. Di akhir pertemuan, Meimeris mengucapkan terima kasih kepada Gubernur beserta jajaran Pemprov yang tidak hanya membawanya kembali pulang ke Indonesia, tetapi juga merawat dirinya yang sedang sakit. “Terima kasih, Pak. Tuhan lah yang bisa membalas kebaikan Bapak,” ujarnya.
Sebelumnya, Meimeris Tumanggor berhasil dibawa pulang oleh Tim Pemprov Sumut yang ditugaskan oleh Gubernur Edy Rahmayadi. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, TKW Meimeris telah tiba di Pelabuhan Tanjungbalai, Asahan, Rabu (28/8) sore.
Kedatangan Meimeris dan Alwi Mujahit disambut langsung oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjung Balai. Hadir di antaranya Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Sosial Pemko Tanjungbalai Zainul Arifin, Kepala Dinas Kesehatan Burhanuddin Harahap dan para petugas kesehatan.
Begitu sampai, Meumeris langsung dimasukkan ke ambulans KKP dan diperiksa petugas RSUD Dr Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai. “Setelah pemeriksaan singkat, selanjutnya Meimeris dibawa ke RSUD, untuk dirawat satu malam. Diharapkan besok pagi akan lebih segar dan akan dipindahkan ke RS Haji Medan,” ungkap Alwi Mujahit.
Secara psikologi, menurut Alwi, Meimeris merasa terus mendapat dukungan. Lalu secara teknis, Meimeris juga terus mendapat pengobatan intensif sejak dari Penang, Malaysia.
“Jadi sudah pasti kebugaran tubuhnya semakin baik. Karena dia selalu mendapat support. Pengakuan Meimeris, dia itu warga Jalan Susteran Tumba Jae, Manduamas, Tapteng. Tapi paspornya memang dari Siantar. Bisa saja pas ngurusnya itu di sana,” terang dia.
Sebelumnya diberitakan, Meimeris yang sempat sakit dan telantar di Penang, Malaysia, akhirnya berhasil dibawa pulang ke Sumut. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, Meimeris telah tiba di Pelabuhan Tanjungbalai, Asahan, Rabu (28/8) sore. “Alhamdulillah, saat ini kami sudah tiba di Tanjungbalai, Asahan,” ujar Alwi usai tiba di Pelabuhan Tanjungbalai.
Kedatangan Meimeris dan Alwi Mujahit disambut Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Hadir di antaranya Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Sosial Pemko Tanjungbalai Zainul Arifin, Kepala Dinas Kesehatan Burhanuddin Harahap dan para petugas kesehatan.
Begitu sampai, Meumeris langsung dimasukkan ke ambulans KKP dan diperiksa petugas “Setelah pemeriksaan singkat, selanjutnya Meimeris dibawa ke RSUD, untuk dirawat satu malam. Diharapkan besok pagi akan lebih segar dan akan dipindahkan ke RS Haji Medan,” ungkap Alwi yang merupakan salah satu Tim Pemprov Sumut yang diutus Gubernur Edy Rahmayadi ke Penang. (prn)
IST/SUMUT POS
KORBAN: Kiki Riva Yogi dan istrinya Putri, korban pemukulan debt colector berfoto bersama.
KORBAN: Kiki Riva Yogi dan istrinya Putri, korban pemukulan debt colector berfoto bersama. IST/SUMUT POS
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kiki Riva Yogi dan istrinya Putri dipukuli beberapa pria yang mengaku sebagai debt colector salah satu perusahaan leasing. Namun sayang, dua pelaku yang diamankan warga dilepas Polsek Medan Area.
MENURUT Kiki, kasus pencurian dan kekerasan yang dialaminya terjadi pada 12 Februari 2018. Saat melintas di Jalan Amaliun dengan mengendarai mobil Avanza BH 1841 FM, tiba-tiba dipepet beberapa orang yang mengaku debt colector dari salah satu leasing dan berusaha menghentikan mobil mereka.
“Para debt colector itu menghentikan mobil seperti begal. Mereka lebih dari 10 orang. Ada yang naik sepeda motor dan naik mobil, dengan memukul-mukul kaca. Kami kemudian berhenti,” ujar Kiki didampingi Putri kepada Sumut Pos, kemarin (28/8).
Merasa tak ada persoalan, Kiki dan istrinya berusaha mempertahankan mobil tersebut. Mereka kemudian dipukul dan dicakar para pria tersebut.
Kejadian itu mengundang masyarakat sekitar. Para debt colector itu pun melarikan diri.
“Begitu masyarakat datang, debt colector itu ketakutan. Tapi massa masih sempat mengamankan dua orang dan diserahkan ke polisi dari Polsek Medan Area beserta mobil Avanza tahun 2012 tersebut, sebagai barang bukti,” ungkapnya.
Kiki dan istrinya pun membuat laporan ke Polsek Medan Area. Laporan korban diterima dengan nomor STTLP/120/K/II/2018/SPKT Sektor Medan Area.
Namun, pelaku tersebut dilepas oleh Polsek Medan Area dengan alasan ada jaminan. Tapi hingga kini kasus tersebut belum jelas. Bahkan Polsek Medan Area seenaknya mengaku pelaku sudah melarikan diri.
“Bagaimana mungkin hilang. Kami ingin keadilan. Kami sudah dipukuli. Bahkan mata suami saya sempat sakit karena dipukul debt colector itu,” tambah Putri.
Putri mengakui mobil Avanza BH 1841 FM tersebut merupakan milik rekan bisnisnya Amril. Mobil itu diberikan sebagai jaminan kepadanya, karena Amril memiliki utang.
Belakangan diketahui, bahwa Amril juga menggadaikan buku hitam mobil itu ke salah satu leasing.
“Kami tidak berharap mobil itu. Tapi kami ingin agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Mereka telah memukuli kami di tengah jalan,” tegasnya.
Putri menambahkan, pihaknya sudah lama menunggu itikad baik dari perusahaan leasing tersebut untuk berdamai. Namun hingga kini itikad baik itu tidak pernah direspon.
“Beberapa kali pihak leasing sudah datang, tapi itikad mereka tidak pernah baik. Mereka hanya berusaha agar mobil itu bisa dilepaskan polisi. Tentu kami tidak mau,” tegasnya.
Kapolsek Medan Area Kompol Anjas Asmara ketika dikonfirmasi bakal mengecek kembali kasus ini, karena dia baru menjabat pada Mei 2019.
IST/SUMUT POS
KETERANGAN: Aspidsus Kejati Sumut, Irwan Sinuraya memberi keterangan kepada media.
KETERANGAN: Aspidsus Kejati Sumut, Irwan Sinuraya memberi keterangan kepada media. IST/SUMUT POS
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) terus mengusut dugaan pungutan liar (pungli) di Kementerian Agama Sumatera Utara (Kemenag Sumut). Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejatisu, memanggil dan memeriksa sejumlah pihak terkait dalam kasus ini.
Diketahui, sebanyak 13 orang saksi diperiksa dan dimintai keterangannya. Di antaranya, 2 orang Kepala MAN, 3 orang Kepala MTsN, serta sisanya dari pihak Kanwil Kemenag Sumut, Kota Medan dan Binjai.
“Memang infonya ada jadwal pemeriksaan hari ini, hasilnya belum ada laporan dari jaksa penyelidik,” ujar Aspidsus Kejatisu, Irwan Sinuraya, Kamis (29/8).
Namun Irwan tidak mengetahui dari pukul berapa hingga pukul berapa pemeriksaan itu dilakukan. Mantan Kajari Parepare, Kejati Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) ini mengatakan, pihaknya masih terus akan melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan).
Sementara, Irwan optimis kasus ini bisa dibawa ke pengadilan, sepanjang bukti yang diperoleh mencukupi.
“Tergantung bukti yang diperoleh kalau cukup bukti kita tingkatkan ke dik (penyidikan) setelah selesai dik baru dibawa ke pengadilan,” tandasnya.
Sebelumnya, Irwan juga mengatakan pihaknya sejauh ini masih melakukan pemeriksaan terhadap mantan kepala madrasah.
“Sedangkan kakanwil dan kabid belum ada pemanggilan, tergantung dari tim lid (tim penyelidikan),” kata Irwan beberapa hari lalu.
Diketahui, kasus dugaan korupsi atau pungli di Kanwil Kemenag Sumut terjadi pada pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang bernilai Rp2 miliar lebih.
Menurut keterangan yang diperoleh dari sumber, sebanyak 50 persen siswa/i setiap madrasah dari mulai Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA), diwajibkan mengikuti seleksi KSM tersebut. Setiap siswa/i membayar Rp35 ribu yang dibebankan kepada kepala madrasah masing-masing.
Ada sekitar 58 ribu siswa/i madrasah se-Sumut yang mengikuti seleksi KSM tersebut dan telah membayar biayanya. Bila ditotal jumlah keseluruhan uang dari 58 ribu jumlah siswa/i itu dikali Rp35 ribu, maka mencapi Rp2.030.000.000.
Padahal, seleksi pelaksanaan KSM hanya mencari 11 orang utusan yang akan dikirim dalam pelaksanaan KSM tingkat nasional di Manado pada September 2019 mendatang.
Hal ini jelas-jelas telah melanggar Junis Juknis Dirjen Pendidikan Islam Pusat. Sebab menurut juknis tersebut, tidak dibenarkan mengkoordinir seleksi KSM ditingkat satuan pendidikan kabupaten/kota dan provinsi.
Pelaksanaannya harus secara mandiri dan diserahkan kepada kabupaten/kota masing-masing.(man/ala)
BERBUKA:
Karyawan Sumut Pos sedang antre untuk mengambil nasi saat acara buka puasa bersama beberapa waktu yang lalu.
BERBUKA:
Karyawan Sumut Pos sedang antre untuk mengambil nasi saat acara buka puasa bersama beberapa waktu yang lalu.
Pada tanggal 1 September mendatang, umat Muslim di Indonesia akan merayakan tahun baru Islam yaitu 1 Muharram. Ada satu kebiasaan yang dilakukan umat Islam saat bulan yang dimuliakan ini dating, yaitu puasa Asyura.
syura adalah hari kesepuluh pada bulan Muharram. Hari yang mulia dan menyimpan sejarah yang mendalam, tak bisa dilupakan.
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa.
Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Nabi dalam berpuasa ‘Asyura mengalami empat fase:
Fase pertama: Beliau berpuasa di Mekkah dan tidak memerintahkan manusia untuk berpuasa.
Aisyah menuturkan: “Dahulu orang Quraisy berpuasa A’syuro pada masa jahiliyyah. Dan Nabi-pun berpuasa ‘Asyura pada masa jahiliyyah.
Tatkala beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia juga untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadan telah diwajibkan, beliau berkata: “Bagi yang hendak puasa silakan, bagi yang tidak puasa, juga tidak mengapa”
Fase kedua: Tatkala beliau datang di Madinah dan mengetahui bahwa orang Yahudi puasa ‘Asyura, beliau juga berpuasa dan memerintahkan manusia agar puasa. Sebagaimana keterangan Ibnu Abbas di muka. Bahkan Rasulullah menguatkan perintahnya dan sangat menganjurkan sekali, sampai-sampai para sahabat melatih anak-anak mereka untuk puasa ‘Asyura.
Fase ketiga: Setelah diturunkannya kewajiban puasa Ramadan, beliau tidak lagi memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa A’syuro, dan juga tidak melarang, dan membiarkan perkaranya menjadi sunnah sebagaimana hadits Aisyah yang telah lalu.
Fase keempat: Pada akhir hayatnya, Nabi bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari A’syuro saja, namun juga menyertakan hari tanggal 9 A’syuro agar berbeda dengan puasanya orang Yahudi.
Ibnu Abbas berkata: “Ketika Nabi puasa A’syuro dan beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.
Para sahabat berkata: “Wahai Rasululloh, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashoro!! Maka Rasululloh berkata: “Kalau begitu, tahun depan Insya Allah kita puasa bersama tanggal sembelilannya juga”. Ibnu Abbas berkata: “Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu”.
Keutamaan Puasa Asyura
Hari ‘Asyura adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaan yang sangat besar.
Imam al-Izz bin Abdus Salam berkata: “Keutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk; Bentuk pertama adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama.
Keutamaan yang bersifat agama adalah kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan cara melebihkan pahala bagi yang beramal. Seperti keutamaan puasa Ramadan atas seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari ‘Asyura.
Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hambanya di dalam waktu dan tempat tersebut”. Diantara keutamaan puasa ‘Asyura adalah;
1- Menghapus dosa satu tahun yang lalu
Rasululloh bersabda:
Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
Imam an-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”.
2- Nabi sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari itu
Ibnu Abbas berkata:
Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadan.
3- Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Isroil
Ibnu Abbas berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa A’syuro. Nabi bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”.
4- Puasa ‘Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa ‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyura pada awal perkaranya.
Ibnu Umar berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadan, puasa ‘Asyura ditinggalkan”.
5- Jatuh pada bulan haram
Nabi bersabda:
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharrom.
Semoga kita diberi kemudahan untuk melaksanakan puasa Asyura. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. (bbs/ram)
istimewa
RESMI: Wakil Gubernur Jawa Timur, KEmil Elestianto Dardak menandatangani prasasti peresmian galeri Gery X-Quest Factory di pabrik biskuit Garudafood Gresik, (28/8).
RESMI: Wakil Gubernur Jawa Timur, KEmil Elestianto Dardak menandatangani prasasti peresmian galeri Gery X-Quest Factory di pabrik biskuit Garudafood Gresik, (28/8).
GRESIK, SUMUTPOS.CO – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (“Garudafood”) mengadakan talkshow sekaligus peresmian galeri kunjungan pabrik digital pertama di Indonesia yang diberi nama Gery X-Quest Factory di pabrik biskuit Garudafood Gresik, Jawa Timur (28/8).
Gery X-Quest Factory merupakan salah satu inovasi Garudafood dengan konsep digital pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dalam mendukung Tourism 4.0. Hal ini merupakan bentuk kolaborasi lanjutan antara Garudafood dengan pihak Kementerian Pariwisata, setelah sebelumnya melakukan kerjasama ‘co-branding’ di tahun 2017 pada kemasan maupun iklan televisi produk Gery Saluut Malkist Kelapa bercita rasa kelapa Bali yang masih berlangsung hingga saat ini.
CEO Garudafood, Hardianto Atmadja mengatakan ‘Gery X-Quest Factory ini menjadi awalan baru bagi pihaknya dalam hal inovasi kunjungan pabrik digital pertama di Indonesia. Dimana Garudafood menggabungkan edukasi dengan teknologi sehingga pengunjung dapat merasakan sensasi pengalaman secara holistik dan berbeda.
“Kami juga berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan industri pariwisata Indonesia menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) dengan tema ‘Pesona Bali’ , baik destinasi wisata yang dekat dengan penghasil kelapa maupun kuliner dengan unsur kelapa Bali. Hal ini sejalan dengan konsep ‘co-branding’ sebelumnya di produk Gery Saluut Malkist Kelapa dengan citarasa Bali,” ujarnya.
Garudafood juga mengundang masyarakat sekitar pabrik yang menjadi mitra binaan Garudafood Sehati. (rel/ram)