28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 9

Ribuan Pemuda Karo Deklarasi Perang Lawan Narkoba

DEKLARASI: Ribuan pemuda Karo deklarasi perang melawan narkoba.(Istimewa)
DEKLARASI: Ribuan pemuda Karo deklarasi perang melawan narkoba.(Istimewa)

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemkab Karo menggelar Apel Akbar Antinarkoba bagi Pemuda Kabupaten Karo 2025. Acara yang dihadiri sekitar 4.000 peserta yang terdiri dari pelajar, guru, perwakilan masyarakat, organisasi pemuda ini, berlangsung di Stadion Bola Kaki Samura Kabanjahe, Kamis (11/12) lalu.

Bupati Karo Antonius Ginting dalam sambutannya, menegaskan pentingnya peran pemuda sebagai benteng pertahanan bangsa.
“Narkoba bukan hanya merusak tubuh, tapi juga menghancurkan masa depan, merampas cita-cita, dan melemahkan bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa,” tegas Antonius.

Dalam kesempatan ini, Antonius menekankan tiga hal utama yang harus dipegang teguh oleh pemuda Karo. Yakni teguhkan komitmen pribadi dengan menolak narkoba secara lantang. Menunjukkan gaya hidup sehat, kreatif, dan produktif, dan dikenal karena prestasi. Serta bangun solidaritas, saling mengingatkan dan menjaga agar teman tidak jatuh ke dalam jerat narkoba.

Antonius menyambut baik kegiatan ini sebagai sarana preventif untuk mengarahkan generasi muda Kabupaten Karo pada kegiatan positif, serta berkomitmen bersama menuju Karo Emas 2045 dan Indonesia Emas 2045. Adapun tujuan dan pelaksanaan kegiatan apel akbar ini, untuk meningkatkan kesadaran kolektif, narkoba adalah ancaman serius. Serta mendorong gaya hidup sehat dan produktif di kalangan generasi muda.

Acara ini juga menjadi sarana untuk memperkuat sinergi dengan program Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Karo, yakni Mekar Bersinar (Menuju Karo Bersih Narkoba).

Selain apel akbar, ada beberapa kegiatan utama yang dilaksanakan, meliputi talkshow/sosialisasi bahaya narkoba dari narasumber ahli, termasuk perwakilan Kapolres Karo, Kepala BNN Kabupaten Karo, dan Aktivis Anti Narkoba. Pelayanan Administrasi Kependudukan dari Dinas Capil Kabupaten Karo, stand pelayanan dari BNN Kabupaten Karo.

Lomba Pidato Antinarkoba bagi pemuda berusia 16-30 tahun. Lomba pembuatan video kreatif antinarkoba bagi pemuda berusia 16-30 tahun. Duta antinarkoba sebagai garda terdepan.

Apresiasi khusus diberikan kepada para Duta Antinarkoba dari setiap kecamatan di Kabupaten Karo. Mereka diharapkan mampu menjadi inspirasi, menyebarkan edukasi tentang bahaya narkoba dengan cara yang kreatif, dan membangun jejaring dengan berbagai elemen masyarakat untuk memperkuat gerakan antinarkoba.

Turut hadir Wakil Bupati Karo Komando Tarigan, Sekretaris Kabupaten Karo Gelora Kurnia Putra Ginting, Forkopimda, Staf Ahli Bupati Bidang Politik dan Pemerintahan Frans Leonardo, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan Munarta Ginting, Kepala BNN Karo Ardi Effendi, seluruh camat Kabupaten Karo, dan kepala OPD terkait. (deo/saz)

DPRD Dorong Pemprovsu dan Pemko Benahi Infrastruktur

FOTO: Komisi D DPRD Sumut Hasyim SE
FOTO: Komisi D DPRD Sumut Hasyim SE

MEDAN, SUMUTPOS.CO – ANGGOTA Komisi D DPRD Sumut Hasyim SE mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk segera membenahi infrastruktur di Kota Medan, khususnya di kawasan Medan Utara (Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Deli, dan Medan Labuhan) pascabencana banjir yang terjadi di Kota Medan pada 27 November 2025.

Dikatakan Hasyim, saat ini kondisi infrastruktur di kawasan Medan Utara belum juga pulih akibat bencana banjir. Akan tetapi, penanganan perbaikan infrastruktur belum berjalan maksimal dan terkesan lambat.

“Infrastruktur di kawasan Medan Utara masih banyak yang rusak dan belum tersentuh perbaikan, utamanya kondisi ruas jalan yang rusak akibat banjir. Kita minta agar Pemprovsu dan Pemko Medan bisa segera membenahi kondisi ini,” ucap Hasyim kepada Sumut Pos, Jumat (12/12).

Dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Medan itu, kawasan Medan Utara menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak saat banjir di Kota Medan pada akhir November 2025 lalu.

“Di Medan Utara, layanan kesehatan dan pendidikan juga sempat terhenti ketika bencana maupun pasca bencana. Kondisi ini juga harus dibenahi,” ujarnya.

Selanjutnya, Hasyim juga meminta Pemprov Sumut maupun Pemko Medan untuk memperhatikan aspek-aspek lainnya yang masih terdampak dari bencana banjir di Kota Medan.

“Keperluan sekolah seperti buku-buku pelajaran, tas, sepatu dan pakaian sekolah anak-anak banyak yang sudah hilang dan hancur karena tergenang air. Sarana pendidikan seperti ini juga perlu diperhatikan, disamping infrastruktur yang ada di sekolah seperti meja, kursi dan perlengkapan lainnya yang ikut rusak akibat banjir,” katanya.

Tak hanya itu, Hasyim juga meminta pemerintah untuk terus memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat pascabencana, termasuk asupan makanan yang dikonsumsi.

“Saya sendiri sudah turun langsung untuk memberikan bantuan kepada korban banjir di Kota Medan. Kita berharap, pemerintah terus memberikan perhatian kepada mereka hingga kondisi masyarakat benar-benar pulih,” pungkasnya. (map/azw)

Pascabanjir Melanda Kota Medan, Tinggalkan Sampah 5.000 Ton per Hari

TINJAU SAMPAH: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat meninjau tempat pembuangan sampah (TPS) di Jalan Pertempuran Komp. Brayan, Pulo Brayan, kemarin.
TINJAU SAMPAH: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat meninjau tempat pembuangan sampah (TPS) di Jalan Pertempuran Komp. Brayan, Pulo Brayan, kemarin.

SUMUTPOS.CO – KEPALA Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan, Melvi Marlabayana, menyebutkan adanya peningkatan volume sampah di Kota Medan pascabencana banjir yang terjadi pada 27 November 2025 kemarin.

Dikatakan Melvi, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Medan di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan sempat mencapai 5.000 ton per hari. Padahal biasanya, volume sampah yang masuk ke TPA Terjun hanya berkisar 1.100 hingga 1.300 ton per hari.

“Pasca bencana banjir kemarin, volume sampah yang masuk ke TPA Terjun sekitar 5.000 ton per hari. Naik berkali-kali lipat dari biasanya,” ucap Melvi Marlabayana kepada Sumut Pos, Jumat (12/12).

Meskipun begitu, kata Melvi, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Saat ini, volume sampah yang masuk ke TPA Terjun sudah melandai.

“Volume sampah sekitar 5.000 ton perhari itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 3 atau 4 hari saja. Setelah itu sudah melandai, sekarang volume sampah yang masuk ke TPA Terjun tinggal sekitar 1.500 ton per hari. Meski belum normal seperti biasanya, tetapi sudah jauh melandai,” paparnya.

Melvi menerangkan, peningkatan volume sampah di Kota Medan pascabencana banjir terjadi karena beberapa faktor. Pertama, kondisi bencana banjir pada 19 kecamatan di Kota Medan membuat pengangkutan sampah di kecamatan-kecamatan tersebut menjadi terkendala.

Kedua, volume sampah bukan hanya berasal dari produksi sampah rumah tangga seperti biasanya. Akan tetapi, volume sampah juga meningkat karena banyaknya sampah yang berasal dari perabot rumah tangga yang rusak akibat tergenang banjir.

“Tetapi saat ini kondisi TPA Terjun juga sudah melandai, tumpukan sampah tidak sampai menggunung tinggi, sampahnya sudah kita hamparkan,” ujarnya.

Selain itu, Melvi juga mengatakan bahwa saat ini tumpukan sampah pada TPS-TPS yang ada di Kota Medan juga sudah teratasi dengan baik.

“Kita tidak bilang sudah clear seratus persen, tetapi sudah jauh lebih baik. Misalnya TPS di belakang Lottemart di Medan Sunggal, sekarang sampah di sana sudah habis diangkut. Kalaupun masih ada, itu sampah-sampah yang baru. Begitu juga dengan TPS-TPS lainnya,” katanya.

Melvi memastikan, ke depannya proses pengangkutan sampah oleh pihak kecamatan akan terus berjalan dengan lebih maksimal. Mengingat, masalah persampahan merupakan salah satu faktor pemulihan yang perlu diperhatikan di masa perpanjangan Tanggap Darurat Bencana yang ditetapkan Wali Kota Medan.

“Sejauh ini proses pengangkutan sampah sudah berjalan dengan baik, tidak ada kendala yang berarti. Pengangkutan sampah akan terus ditingkatkan, begitu juga dengan pengelolaannya di TPA,” pungkasnya. (map/azw)

Ke Tapteng, Sibolga, dan Tapsel, Bupati Dairi Berangkatkan Bantuan

BANTUAN: Bupati Dairi Vickner Sinaga bersama unsur Forkopimda berangkatkan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir dan longsor di Kabupaten Tapteng, Tapsel, serta Sibolga, Jumat (12/12).(Istimewa)
BANTUAN: Bupati Dairi Vickner Sinaga bersama unsur Forkopimda berangkatkan bantuan kemanusiaan kepada korban banjir dan longsor di Kabupaten Tapteng, Tapsel, serta Sibolga, Jumat (12/12).(Istimewa)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Bupati Dairi Vickner Sinaga bersama unsur Forkopimda, berangkatkan bantuan peduli bencana hidrometerologi ke Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, dan Tapanuli Selatan (Tapsel). Bantuan dilepas dari Posko Bencana di Kompleks Kantor Bupati Dairi, Jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Jumat (12/12).

Kepala Badan Penanggulangan Beencana Daerah (BPBD) Dairi, Dekman Sitopu menyampaikan, bantuan yang diberangkatkan itu yang terkumpul di Posko Peduli Bencana yang disumbangkan masyarakat, ASN, BUMD, dan BUMN.

Adapun bantuan yang diterima Posko Peduli Bencana, yakni beras kemasan lima kilogram 790 zak, kemasan 10 kilogram 19 zak, kemasan 15 kilogram 45 zak, kemasan 25 kilogram sembilan zak, dan kemasan 50 kilogram satu zak. Kemudian mie instan 410 dus, pakaian layak pakai 125 kotak, pop mie 29 dus, serta selimut 202 plastik.

“Semoga bantuan itu dapat meringankan beban para korban,” ungkap Dekman, seraya menyampaikan terima kasih kepada para penyumbang.
Sementara itu, Bupati Dairi Vickner Sinaga menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras untuk menggalang dana.

“Dengan bantuan ini, kita telah menunjukkan, masyarakat dan Pemkab Dairi ikut merasakan penderitaan para korban. Semoga upaya penanganan yang dilakukan bisa segera cepat terselesaikan,” pungkasnya. (rud/saz)

Jelang Nataru Gelar Pasar Murah, Rico Waas Minta Stok Bahan Pokok Tersedia

PEMBUKAAN PASAR MURAH: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas membuka Pasar Murah dalam rangka menyambut Nataru yang digelar Pemko Medan di Halaman Gereja GKPI Jemaat Khusus Sidorame, Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, Rabu (10/12).
PEMBUKAAN PASAR MURAH: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas membuka Pasar Murah dalam rangka menyambut Nataru yang digelar Pemko Medan di Halaman Gereja GKPI Jemaat Khusus Sidorame, Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, Rabu (10/12).

SUMUTPOS.CO – Pasar murah dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Medan resmi dibuka Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas di Halaman Gereja GKPI Jemaat Khusus Sidorame, Jalan Pelita II, Medan Perjuangan, Rabu (10/12/25) kemarin.

Pada pasar murah yang digelar di 53 titik dan tersebar di 21 Kecamatan ini terdapat 8 jenis produk bahan pokok. Kehadiran pasar murah ini merupakan komitmen Pemko Medan untuk membantu masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru, di mana harga bahkan pokok cenderung naik.

Dalam sambutannya Wali Kota Medan Rico Waas, menyampaikan menuju akhir tahun sering terjadi lonjakan harga baik itu di pasar tradisional maupun di supermarket. Seperti saat dirinya mengunjungi pasar Pringgan kemarin, beberapa harga kebutuhan pokok ada sedikit kenaikan. Kondisi kenaikan harga ini menjadi salah satu yang menyebabkan inflasi.

“Maka dari itu Pemko Medan menggelar pasar murah jelang Natal dan tahun baru. Dengan tujuan untuk membantu masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang terjangkau”, kata Rico Waas.

Menurut Rico Waas pasar murah ini merupakan bentuk komitmen Pemko Medan ingin membantu masyarakat dengan menyediakan bahan pokok dengan harga yang lebih murah dan terjangkau sehingga mereka dapat menghemat pengeluaran.

“Pasar murah ini komitmen Pemko Medan untuk membantu masyarakat dalam menyambut Natal dan tahun baru. Setidaknya ini bisa meringankan biaya yang dikeluarkan masyarakat”, jelas Rico Waas.

Selama berlangsungnya pasar murah, Rico Waas menegaskan agar stok bahan pokok yang dijual di pasar murah harus selalu tersedia. Karena nantinya akan banyak masyarakat yang membeli bahan pokok di pasar murah dengan harga yang telah disubsidi.

“Saya minta stok bahan pokok di Pasar Murah diperhatikan. Jangan setelah launching tiba-tiba kehabisan atau kosong stoknya. Pantau terus selama pelaksanaan pasar murah “, tegas Rico Waas.

Dalam kesempatan ini, Rico Waas juga memberikan bantuan peralatan sejumlah 122 unit (16 jenis) secara simbolis kepada 60 kelompok usaha bersama & koperasi binaan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag).

“Saya berharap bahwa bantuan ini dapat membantu meningkatkan usaha masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan pelaku usaha,” ucap Rico Waas.

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Koperasi UKM Perindag Kota Medan, Citra Effendi Capah menjelaskan pasar murah Natal dan tahun Baru ini digelar untuk mengendalikan inflasi daerah dan mendorong terciptanya stabilisasi harga serta meningkatkan daya beli masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah terhadap pemenuhan kebutuhan pokok.

“Pasar murah ini dilaksanakan di 53 titik/lokasi yang tersebar di 21 kecamatan yang ada di Kota Medan.
Pasar murah ini berlangsung selama 10 hari dari tanggal 10 hingga 20 Desember.
Ada 8 jenis produk yang dijual yaitu beras kualitas medium, gula pasir, telur, tepung terigu, kacang kupas, margarine, minyak goreng dan sirup-sirup”, jelasnya.

Adapun harga kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah setelah disubsidi diantaranya beras Rp12.500 kilogram (kg), gula pasir Rp14.000 per kg, telur Rp1.550 per butir, tepung terigu Rp11.800 per kg, kacang tanah kupas, Rp31.300 per kg, minyak sania Rp17.800 per kg, dan margarin Rp4.900 per bungkus, serta sirup Rasberry, Rp18.667 per botol. (map/azw)

Di Sidang Paripurna DPD RI, Penrad Siagian Desak Hentikan Operasi Korporasi Perusak Lingkungan

JAKARTA, SumutPos.co– Anggota DPD RI Pdt Penrad Siagian menolak narasi yang hanya menyalahkan Siklon Tropis pada bencana alam yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera. Ia menegaskan, bencana ini harus dilihat sebagai bencana akibat kebijakan yang salah di sektor kehutanan, perkebunan, pertambangan, dan perizinan.

“Saya melihat ada penggiringan bahwasanya ini akibat Siklon Tropis yang memicu ini semua. Saya ingin mengatakan, kalau ini (Siklon Tropis) terjadi atau masuk ke Indonesia 50 tahun yang lalu, saya tidak akan membayangkan kerusakan dan dampaknya itu seperti sekarang. Karena sekitar 50 tahun yang lalu, hutan-hutan masih cukup terjaga dan masih cukup besar,” kata Penrad dalam Sidang Paripurna ke-5 Masa Sidang II Tahun Sidang 2025-2026 yang digelar Rabu (10/12/2025),

Karena itu, Penrad menilai, ini harus dilihat sebagai bencana akibat sebuah kebijakan. “Bencana yang sedang dihadapi Sumut, Aceh, dan Sumbar, adalah akibat kebijakan yang salah. Karena itu saya mendesak melalui sidang yang terhormat ini, agar DPD RI mengambil inisiasi untuk mengevaluasi berbagai regulasi-regulasi terkait hal itu,” desaknya.

Berdasarkan pengamatannya selama hampir dua minggu di lapangan, ia melaporkan bahwa aktivitas korporasi di sektor-sektor tersebut masih berjalan, bahkan saat bencana berlangsung. Ia menyebut, truk-truk pengangkut kayu masih melintas di daerah bencana.

Penrad juga menyinggung akar penyebab bencana yang terjadi di Sumut, yang erat kaitannya dengan aktivitas pembabatan hutan oleh korporasi-korporasi di daerah hulu sehingga merusak aliran sungai.

“Saya berharap DPD RI sesegera mungkin, dalam tempo sesingkat-singkatnya, menginisiasi untuk menyampaikan segera agar operasi-operasi korporasi sektor-sektor tadi itu yang terbukti merusak ekologi dan menimbulkan konflik berkepanjangan dihentikan sampai dilakukan evaluasi menyeluruh,” tegasnya.

“Minimal di Sumut itu ada 18 korporasi yang bergerak di bidang perkebunan, hutan, tambang dll termasuk PT TPL, agar segera ditutup karena sektor ini ada di hulu-yang merusak aliran sungai,” imbuhnya.

Selain itu, Penrad juga menyampaikan laporan kritis dan sejumlah desakan terkait penanganan bencana yang melanda Sumut, Aceh, Sumbar. Menurut Penrad, setelah lebih dari dua minggu pasca-bencana, penanganan di lapangan masih dinilai sangat lambat, sporadik, dan tidak terkoordinasi.

“Saya perlu melaporkan dalam Paripurna yang terhormat ini, bahwasanya penanganan terhadap kedaruratan yang terjadi ini, saya melihat di lapangan secara langsung masih sangat lambat, sporadik, dan tidak terkoordinasi,” kata Penrad.

Ia menekankan, hingga mendekati minggu ketiga, masih banyak daerah dan desa terisolasi akibat jalan yang putus. “Sebenarnya kita punya banyak sumber daya, alat-alat berat, helikopter dan lainnya. Itu seharusnya bisa dipakai untuk memperbaiki jalan-jalan yang masih putus,” katanya.

Menurut Senator asal Sumut ini, akar lambatnya penanganan terletak pada belum ditetapkannya status bencana nasional oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Ia menegaskan, semua indikator dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah terpenuhi, mulai dari jumlah korban, kerusakan infrastruktur, luas wilayah terdampak lintas provinsi, hingga kapasitas fiskal daerah yang terbatas.”Bayangkan, kabupaten/kota yang terdampak hanya punya dana sedikit di akhir tahun ini. Bagaimana mereka bisa menangani!” ujarnya.

Ia juga menyoroti kesenjangan pendanaan, di mana BNPB hanya mendapatkan pendanaan sebanyak Rp 491 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Sementara, perkiraan kerusakan fisik di tiga provinsi terdampak bencana, menurut lembaga seperti Celios, bisa mencapai Rp 75 triliun.

“Itu masih kerusakan fisik atau infrastruktur, belum lagi dinamika ekonomi jangka benah dari masyarakat terdampak yang kita tahu mencapai ratusan ribu hektare pertanian. Siapa yang menanggung itu,” tuturnya.

Tanpa status bencana nasional yang membuka akses pada sumber pendanaan khusus, Penrad pesimistis proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana akan berjalan baik..”Saya sangat mengharapkan DPD RI sebagai sebuah institusi mendesak dan mendorong pemerintah melalui presiden menetapkan ini menjadi status bencana nasional. Sehingga proses rekonstruksi rehabilitasi ke depan bisa dilakukan secara menyeluruh,” tegasnya. (adz)

Telkomsel Percepat Pemulihan Jaringan dan Salurkan Bantuan Sosial untuk Masyarakat Aceh Tamiang

Dalam situasi bencana, Telkomsel juga terus menjalankan peran sosialnya. Untuk membantu masyarakat terdampak, Telkomsel telah menyalurkan air bersih, pakaian layak pakai, dan sembako melalui posko-posko kemanusiaan dan pusat pengungsian, termasuk di wilayah Aceh Tamiang.
Dalam situasi bencana, Telkomsel juga terus menjalankan peran sosialnya. Untuk membantu masyarakat terdampak, Telkomsel telah menyalurkan air bersih, pakaian layak pakai, dan sembako melalui posko-posko kemanusiaan dan pusat pengungsian, termasuk di wilayah Aceh Tamiang.

Aceh Tamiang, SUMUTPO.CO – Telkomsel memastikan percepatan pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang pasca bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak akhir November lalu. Hingga saat ini, sebanyak 21 site Telkomsel di Aceh Tamiang telah berhasil dipulihkan, sementara 67 site lainnya tengah menjalani percepatan pemulihan secara bertahap. Selain itu, Telkomsel juga turut menyalurkan bantuan sosial di berbagai posko bencana yang ada di wiayah terdampak.

VP Area Network Operations Sumatera Telkomsel, Nugroho A. Wibowo, menjelaskan bahwa sebagian besar perangkat jaringan sebenarnya sudah kembali berfungsi, namun operasional site sangat bergantung pada ketersediaan pasokan listrik di lapangan. “Secara teknis, banyak perangkat jaringan yang sudah kami pulihkan dan siap beroperasi. Namun site baru dapat hidup sepenuhnya apabila pasokan catu daya memadai. Saat ini di beberapa titik, pasokan listrik masih belum stabil, sehingga mempengaruhi proses normalisasi layanan. Kami terus berkoordinasi dengan PLN, pemerintah daerah, dan mitra strategis agar pemulihan bisa dipercepat,” ujar Nugroho..

Selain pemulihan di Aceh Tamiang, Telkomsel juga terus mempercepat pemulihan jaringan di seluruh wilayah Provinsi Aceh. Hingga saat ini Telkomsel telah berhasil memulihkan sekitar 1500 site atau lebih dari 80% dari total site yang terdampak bencana di Aceh, dimana site tersebut juga membutuhkan dukungan suplai catu daya dari PLN. Upaya pemulihan di Provinsi Sumatera Utara juga terus berlangsung, di mana Telkomsel telah berhasil memulihkan 1030 site atau sekitar 97% dari total perangkat yang terdampak. Sementara itu, di wilayah provinsi Sumatera Barat sendiri Telkomsel telah berhasil memulihkan 98% site terdampak bencana.

Proses pemulihan ini dilakukan melalui berbagai langkah strategis, seperti:

  1. mobilisasi perangkat mobile BTS,
  2. penambahan genset untuk suplai catu daya,
  3. pengalihan rute backbone dan penguatan jalur transmisi,
  4. hingga peningkatan koordinasi dengan pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya di lapangan.

Dalam situasi bencana, Telkomsel juga terus menjalankan peran sosialnya. Untuk membantu masyarakat terdampak, Telkomsel telah menyalurkan air bersih, pakaian layak pakai, dan sembako melalui posko-posko kemanusiaan dan pusat pengungsian, termasuk di wilayah Aceh Tamiang.

“Kami memahami bahwa masa pemulihan adalah masa yang penuh tantangan. Telkomsel berkomitmen untuk terus bekerja keras agar layanan kembali normal, sembari memberikan dukungan kemanusiaan agar masyarakat dapat segera bangkit. Bersama-sama, kita akan melewati masa sulit ini dan kembali bangkit menatap masa depan dengan optimisme,” ujar Nugroho.(rel)

Ajak Semua Bersatu Tangani Bencana, M Nuh: Stop Saling Menyalahkan!

SAMBUTAN: Muhammad Nuh saat membuka Focus Group Discusion (FGD) yang digelar DPD RI Sumatera Utara di Aula DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada Medan, Jumat (12/12).
SAMBUTAN: Muhammad Nuh saat membuka Focus Group Discusion (FGD) yang digelar DPD RI Sumatera Utara di Aula DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada Medan, Jumat (12/12).

MEDAN, SumutPos.co- Anggota DPD RI KH Muhammad Nuh MSP mengajak semua elemen anak bangsa untuk bersatu, bekerjasama, dan saling bergandengan tangan dalam membantu saudara saudara kita yang terdampak banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

“Pendekatan kita tidak sedang mencari siapa yang salah, tapi dengan sumbang pemikiran terbaik agar bencana ini dapat segera teratasi,” ujar Muhammad Nuh saat membuka Focus Group Discusion (FGD) yang digelar DPD RI Sumatera Utara di Aula DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada Medan, Jumat (12/12/2025).

Ia juga tak mempermasalahkan mengenai status bencana saat ini harus dinaikkan menjadi status bencana nasional atau tidak. “Yang terpenting adalah, mari kita bersama-sama menanggulangi bencana ini,” ujar Nuh.

Ketua Persis Sumatera Utara ini juga memaparkan data yang ia miliki. Berdasarkan data terbaru yang ia dapatkan pada Jumat (12/12/2025) pagi jam 09.00 WIB, total meninggal dunia 990 jiwa, hilang 222 jiwa, luka-luka lebih dari 5.400 jiwa. Dengan rincian, Sumatera Utara meninggal dunia 342 jiwa, hilang 98 jiwa, Sumatera Barat meninggal dunia 240 jiwa, hilang 93 jiwa, dan Aceh meninggal dunia 407 jiwa, hilang: 31 jiwa.

Melihat data tersebut M Nuh mengajak para peserta FGD untuk selalu berbaik sangka kepada Allah SWT. “Kita wajib meyakini, seluruh peristiwa yang terjadi saat ini akan berbuah kebaikan,” sebutnya.

FGD ini mengangkat tema, “Literasi, Mitigasi dan Pemulihan Bencana di sumatera Utara”. Selain M Nuh, yang menjadi keynote speakers ada beberapa pakar seperti akademisi USU Drs Karyono, M.Si, MCE dan Perwakilan dari BMKG Wilayah 1 Indah Paramita.

FGD berlangsung dinamis dengan diselingi beberapa pertanyaan dari peserta. Adapaun peserta yang hadir yaitu perwakilan pengurus Muhammadiyah Sumatera Utara, PUI Sumatera Utara, PERSIS Sumatera Utara, MUI Sumatera Utara, DMI, FPRD, FOZ Sumatera Utara, Ayah Yatim Indonesia, Ikut Berbagi, Laz Persis dan yang menjadi spesial juga dihadiri oleh Baitul Maal dari Surbaya yaitu: Baitul Maal Ar Rahmah. (adz)