30 C
Medan
Monday, September 23, 2024

Fakultas Kedokteran Institut Kesehatan Helvetia, Pusat Keunggulan Penanganan Penyakit Kronis Lansia

GUBSU H Edy Rahmayadi meresmikan Fakultas Kedokteran Institut Kesehatan Helvetia di Ballroom Rumah Sakit Mitra Medika Premiere Jalan S Parman Medan pada 27 Juli 2023.

Dalam kesempatan ini juga ditandatangani kerja sama gubernur dan rektor Institut Kesehatan Helvetia. Kerja sama untuk sinergitas bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peresmian fakultas kedokteran tersebut, diawali dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Izin Pembukaan Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter. SK diserahkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Sumut Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD pada Rektor Institut Kesehatan Helvetia Dr H Ismail Efendy MSi.

Hadir dalam acara ini Anggota DPR RI Prof Dr Djohar Arifin Husein, Ketua PB MABMI Dato Seri H Syamsul Arifin, Ketua Yayasan Institut Kesehatan Helvetia Dr dr Hj Razia Begum Suroyo MSc MKes, Ketua ABPPTSI Sumut Dr H Bahdin Nur Tanjung MM, Ketua Aptisi Sumut Dr H Muhammad Isa Indrawan MM, sejumlah guru besar, pimpinan rumah sakit dan undangan lainnya.

Gubernur berharap Fakultas Kedokteran Institut Kesehatan Helvetia Medan mampu menghasilkan tenaga medis berkompeten. Ia pun meminta agar mengutamakan kejujuran.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Ristek Dr Lukman MHum menegaskan untuk membuka fakultas kedokteran tidak mudah karena harus memenuhi syarat mulai dari memiliki rumah sakit, dosen dengan latar belakang ilmu kesehatan, peralatan kesehatan dan laboratorium.

”Institut Kesehatan Helvetia memulai proses pengurusan izin fakultas kedokteran sejak tahun 2015,” ujar direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Ristek

Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan Dr H Ismail Efendy MSi mengutarakan bahwa fakultas kedokteran untuk membantu pemerintah memenuhi tenaga kesehatan, khususnya dokter umum di Sumut.

Berdasarkan standar WHO, kata rektor, minimal 1 dokter per 1.000 penduduk. Pada tahun 2022, Sumut dengan penduduk 15 juta jiwa, idealnya membutuhkan 15.115 dokter. Namun Sumut baru ada 5.126 dokter termasuk dokter spesialis.

Untuk itu Sumut masih butuh 9.989 dokter agar tenaga kesehatan cukup dan merata sesuai standar WHO. Institut Kesehatan Helvetia akan melahirkan dokter berkualitas, profesional, berintegritas dan mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Saat ini, sebut rektor, Institut Kesehatan Helvetia dengan akreditasi B mengelola fakultas farmasi dan kesehatan, fakultas kesehatan masyarakat dan fakultas kedokteran.

Disamping itu terdapat lima rumah sakit yakni Rumah Sakit Mitra di Tanjungmulia, Bandarkhalipa dan Amplas, Rumah Sakit Wulan Windy Medan Utara serta Rumah Sakit Mitra Medika Premiere.

Rektor juga menjabarkan fakultas kedokteran yang hasilkan dokter yang kompeten dan berdaya saing nasional terutama pada penyakit kronis Lansia serta mampu gunakan teknologi informasi kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Ia menyebut beberapa penyakit kronis Lansia diantaranya hipertensi, diabetes dan rematik. Sejalan itu telah dijalin kerja sama dengan rumah sakit dan instansi terkait. ”Semoga Fakultas Kedokteran ini menjadi pusat keunggulan penanganan penyakit kronis Lansia dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan,” sebut rektor. (dmp)

GUBSU H Edy Rahmayadi meresmikan Fakultas Kedokteran Institut Kesehatan Helvetia di Ballroom Rumah Sakit Mitra Medika Premiere Jalan S Parman Medan pada 27 Juli 2023.

Dalam kesempatan ini juga ditandatangani kerja sama gubernur dan rektor Institut Kesehatan Helvetia. Kerja sama untuk sinergitas bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peresmian fakultas kedokteran tersebut, diawali dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Izin Pembukaan Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter. SK diserahkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Sumut Prof Saiful Anwar Matondang MA PhD pada Rektor Institut Kesehatan Helvetia Dr H Ismail Efendy MSi.

Hadir dalam acara ini Anggota DPR RI Prof Dr Djohar Arifin Husein, Ketua PB MABMI Dato Seri H Syamsul Arifin, Ketua Yayasan Institut Kesehatan Helvetia Dr dr Hj Razia Begum Suroyo MSc MKes, Ketua ABPPTSI Sumut Dr H Bahdin Nur Tanjung MM, Ketua Aptisi Sumut Dr H Muhammad Isa Indrawan MM, sejumlah guru besar, pimpinan rumah sakit dan undangan lainnya.

Gubernur berharap Fakultas Kedokteran Institut Kesehatan Helvetia Medan mampu menghasilkan tenaga medis berkompeten. Ia pun meminta agar mengutamakan kejujuran.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Ristek Dr Lukman MHum menegaskan untuk membuka fakultas kedokteran tidak mudah karena harus memenuhi syarat mulai dari memiliki rumah sakit, dosen dengan latar belakang ilmu kesehatan, peralatan kesehatan dan laboratorium.

”Institut Kesehatan Helvetia memulai proses pengurusan izin fakultas kedokteran sejak tahun 2015,” ujar direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Ristek

Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan Dr H Ismail Efendy MSi mengutarakan bahwa fakultas kedokteran untuk membantu pemerintah memenuhi tenaga kesehatan, khususnya dokter umum di Sumut.

Berdasarkan standar WHO, kata rektor, minimal 1 dokter per 1.000 penduduk. Pada tahun 2022, Sumut dengan penduduk 15 juta jiwa, idealnya membutuhkan 15.115 dokter. Namun Sumut baru ada 5.126 dokter termasuk dokter spesialis.

Untuk itu Sumut masih butuh 9.989 dokter agar tenaga kesehatan cukup dan merata sesuai standar WHO. Institut Kesehatan Helvetia akan melahirkan dokter berkualitas, profesional, berintegritas dan mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Saat ini, sebut rektor, Institut Kesehatan Helvetia dengan akreditasi B mengelola fakultas farmasi dan kesehatan, fakultas kesehatan masyarakat dan fakultas kedokteran.

Disamping itu terdapat lima rumah sakit yakni Rumah Sakit Mitra di Tanjungmulia, Bandarkhalipa dan Amplas, Rumah Sakit Wulan Windy Medan Utara serta Rumah Sakit Mitra Medika Premiere.

Rektor juga menjabarkan fakultas kedokteran yang hasilkan dokter yang kompeten dan berdaya saing nasional terutama pada penyakit kronis Lansia serta mampu gunakan teknologi informasi kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi.

Ia menyebut beberapa penyakit kronis Lansia diantaranya hipertensi, diabetes dan rematik. Sejalan itu telah dijalin kerja sama dengan rumah sakit dan instansi terkait. ”Semoga Fakultas Kedokteran ini menjadi pusat keunggulan penanganan penyakit kronis Lansia dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan,” sebut rektor. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/