MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para petani di Desa Ujung Tanduk, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, masih memiliki jagung secara manual. Hal ini menyebabkan para petani di sana sulit memenuhi permintaan pasar.
Untuk itu, dosen FMIPA USU yang tergabung dalam Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai Dr Martha Rianna SSi berinisiatif membuatkan mesin pemipil jagung agar para petani lebih efektif, cepat, dan efisien dalam memipil biji jagung. “Kita berharap, mesin pemipil jagung ini bisa menjadi solusi atau pemecah masalah yang dihaypara petani jagung di Desa Ujung Tanduk ini dalam memenuhi permintaan pasar. Yang pastinya, dapat meningkatkan perekonomian petani jagung,” kata Dr Martha Rianna SSi melalui pesan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Rabu (6/9/2023).
Menurut Martha, mesin pemipil jagung tersebut telah mereka serahkan kepada para petani di Desa Ujung Tanduk, pada 2 – 3 September 2023. Ada pun rombongan tim pengabdi diketuai Dr Martha Rianna SSi. dengan anggota Pengabdi yaitu Dr Putri Cahaya Situmorang SPd MSi, Herty Afrina Sianturi SSi MSi, dan Prof Dr Timbangen Sembiring MSc serta dibantu lima mahasiswa Program Studi Sarjana Fisika FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU) yakni Agnes Federova Napitupulu, Mikha Tessa Sitorus, Theresya Putri Naftali, Nikolaus Rabbuni Larsson Sitinjak dan Lidersson Sinaga.
Menurut Dr Martha, hasil program kerja Pengabdian kepada Masyarakat USU ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan perekonomian petani jagung. Sosialisasi rombongan pengabdi USU ini juga menjelaskan pemanfaatan tongkol jagung yang menjadi limbah dari proses pemipilan jagung tersebut. Dimana tongkol jagung yang dihasilkan dapat dipergunakan menjadi karbon alam untuk yang dimanfaatkan untuk penjernihan air, penetralisir pH pada air melalui proses pembakaran pada suhu tertentu.
Dalam sambutannya, Dr Martha juga menyampaikan ucapan terima kasih untuk atensi dan penyambutan warga Desa Ujung Tanduk dan sekiranya mesin pemipil jagung yang diserahkan dapat meningkatkan produktivitas dan perekonomian warga desa.
Sedangkan Dr Putri Cahaya Situmorang SPd MSi berpesan, kerjasama pengabdian tidak terhenti sampai di sini saja, namun dapat dibuat pengembangan yang lebih produktif lagi dan memberdayakan masyarakat desa.
Herty Afrina Sianturi SSi MSi juga menyampaikan terima kasih kepada warga Desa Ujung Tanduk dan mengharapkan agar anak-anak desa dapat melanjutkan pendidikan dan cita-citanya ke Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara.
Sedangkan Prof Dr Timbangen Sembiring MSc berharap agar kerjasama pengabdian masyarakat ini tidak berhenti sampai disini, melainkan dapat berlanjut dengan solusi kreatif yang baru dan bermanfaat bagi desa.
Serah terima mesin pemipil jagung diserahkan secara simbolik oleh Prof Dr Timbangen Sembiring MSc dan diterima oleh Bongsu Situmorang selaku Mitra Pengabdi. Mitra dan masyarakat Desa Ujung Tanduk mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kerjasama pengabdian ini tidak terhenti sampai disini, namun dapat dilanjutkan dengan pengembangan pengabdian lainnya.
Selain sosialisasi penggunaan mesin pemipil jagung dan serah terima mesin pemipil jagung, mahasiswa yang terlibat dalam pengabdian ini juga memberikan sosialisasi dan sharing session tentang pengalaman kehidupan kampus serta memberikan motivasi agar anak-anak desa melanjutkan mimpi dan cita-cita untuk meraih prestasi dan berpendidikan tinggi seperti Agnes Federova Napitupulu memberikan motivasi tentang menerima dan memberi dalam dunia Kampus.
Disebutkan Agnes, beberapa masyarakat mungkin berprasangka bahwa harus mengeluarkan biaya yang sangat banyak jika anaknya berkuliah, apalagi di kota besar. Sehingga banyak anak-anak yang menjadikan hal itu beban dan tidak ingin melanjutkan pendidikannya dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya. Padahal hal tersebut adalah salah.
“Ketika kita menempuh pendidikan di dunia kampus yang meskipun berada di kota besar, kita masih mampu menerapkan prinsip memberi dan menerima. Sebagai mahasiswa tentunya kita akan membayar atau memberi biaya UKT kepada universitas kita, seperti kami kepada USU. Namun, kita juga bisa menerima bahkan lebih dari ukt yang kita bayarkan dengan cara aktif mengikuti organisasi dan lomba-lomba yang diadakan untuk mahasiswa,” beber Agnes.
“Ada begitu banyak benefit yang bisa didapatkan selama menjadi mahasiswa, seperti menerima beasiswa yang dapat membantu biaya perkuliahan kita, mengikuti perlombaan dan menang sehingga mendapatkan apresiasi dari USU, mengikuti kegiatan kewirausahaan yang disediakan kampus mendukung kita memiliki jiwa kewirausahaan dan masih banyak hal lainnya yang membuat kita bisa menerima lebih dari apa yang kita berikan,” pungkasnya. (adz)