31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

47 Judul Penelitian Diperlombakan

MEDAN,SUMUTPOS.CO -Lomba Peneliti Belia Sumut (LPBSU) 2018 kembali digelar. Tahun ini, setidaknya 47 tim penelitian siswa tingkat SMP dan SMA di Sumatera Utara (Sumut) diperlombakan. Mereka bersaing untuk bisa mendapuk gelar peneliti terbaik mewakili Sumut yang digelar Sabtu (6/10).

Ajang yang digelar sehari ini menampilkan judul penelitian yang unik dan menarik untuk kepentingan hajat hidup manusia.

Ketua Panitia LPBSU 2018, Nining Kartika mengatakan ada empat kategori penelitian yang dilombakan, yakni Ilmu Hayati, Ekologi, Campuran (Komputer, Matematika dan Fisika) dan pembahan bidang yang terbaru pada tahun ini berupa Ilmu Sosial yang terdiri dari Psikologi, Sejarah, Budaya dan Geografi.

Penelitian dari bidang Hayati dan Ekologi masih mendominasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Para peserta mengikuti dua sesi lomba, dan terakhir berupa lomba poster penelitian dan presentasi. Tidak semua peserta melakukan presentasi, hanya peserta yang lolos poster saja yang melakukan presentasi hasil penelitiannya di depan para juri.”Penelitian harus memberikan solusi dan alternatif bagi daerah. Idealnya 33 kabupaten/kota memiliki tim riset, itu menjadi kunci perubahan bangsa kita. Tidak hanya melahirkan orang-orang yang kritis tapi juga memberikan solusi dengan melakukan penelitian,” ungkap Nining.

Dalam gelaran tersebut, setidaknya ada tujuh kabupaten/kota dari beberapa sekolah yang ikut dalam ajang diantaranya Kabupaten Deliserdang, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Kota Tebingtinggi, Pematang Siantar dan Medan ujar Nining didampingi Dede Hariani selaku Wakil Ketua Panitia LPBSU 2018.

Sementara itu, Direktur Centre for Young Scientists (CYS), Monika Raharti mengatakan LPB memberikan kesempatan yang besar bagi siswa untuk ambil bagian dalam lomba penelitian tingkat nasional dan internasional. Sumut selama ini selalu menjadi bagian dari perwakilan Indonesia pada lomba tingkat internasional yaitu Internasional Conference of Young Scientists (ICYS) dan Asian Pasific Conference of Young Scientists (APCYS). Tahun depan APCYS akan digelar di Thailand dan ICYS akan digelar Serbia.

“Peserta yang akan mengikuti lomba tingkat internasional nantinya akan dibina CYS terlebih dahulu selama 4-6 bulan. Saya mengapresiasi para peserta yang sudah menyelesaikan penelitiannya. Tentu prosesnya tidak mudah dan penuh tantangan,” ungkapnya.

Kriteria penilaian dalam lomba tersebut antara lain seberapa penting latar belakang penelitian untuk komunitas sekitarnya, manfaat penelitian tersebut dan tidak mengawang. Kemampuan siswa dalam mengusulkan penelitian, metodologi serta langkah-langkah yang baik dan penyampaian isi penelitian juga menjadi pertimbangan.

Pemenang lomba tersebut pun diumumkan pada sore hari yang sama, untuk kategori Ekologi dimenangkan oleh SMA Chandra Kumala School dengan judul penelitian, ‘Rice Husk Ash And Eggshells as Substitutes for Cement in Making Concrete.’ Sedangkan kategori Ilmu Hayati dimenangkan tim dari SMP Swasta AL muslimin Pandan Tapanuli Tengah dengan penelitiaan: Bubuk Teh Dari Daun Kersen Penurun Kadar Gula Darah (Diabetes). (dvs/azw)
Sementara di kategori Komputer, Matematika, dan Fisika dimenangkan oleh SMP Chandra Kumala School dengan penelitian Arduino Based Auto Control Systems to Prevent Ship Overloaded.

Terakhir pada bidang Psikologi, Sejarah, Budaya dan Geografi diraih oleh SMAN 1 Matauli Pandan dengan judul penelitian ‘Keberagaman dan Akulturasi Budaya Suku Pesisir Sibolga dan Bugis di Hajoran, Kabupaten Tapanuli Tengah.’

Sedangkan untuk juara poster dimenangkan oleh SMA Matauli, Tapteng dengan judul Budaya Suku Pesisir Sibolga dan Suku Bugis pada bidang Sosial, sementara 3 bidang poster lainnya dimenangkan oleh SMAN 4 Tebingtinggi dengan judul ‘Ular Tangga Listrik pada Bidang Science, Penyaring Air Parit pada Bidang Ekologi dan Areca Nut Dryer pada bidang Life Science.’ (dvs/azw)

MEDAN,SUMUTPOS.CO -Lomba Peneliti Belia Sumut (LPBSU) 2018 kembali digelar. Tahun ini, setidaknya 47 tim penelitian siswa tingkat SMP dan SMA di Sumatera Utara (Sumut) diperlombakan. Mereka bersaing untuk bisa mendapuk gelar peneliti terbaik mewakili Sumut yang digelar Sabtu (6/10).

Ajang yang digelar sehari ini menampilkan judul penelitian yang unik dan menarik untuk kepentingan hajat hidup manusia.

Ketua Panitia LPBSU 2018, Nining Kartika mengatakan ada empat kategori penelitian yang dilombakan, yakni Ilmu Hayati, Ekologi, Campuran (Komputer, Matematika dan Fisika) dan pembahan bidang yang terbaru pada tahun ini berupa Ilmu Sosial yang terdiri dari Psikologi, Sejarah, Budaya dan Geografi.

Penelitian dari bidang Hayati dan Ekologi masih mendominasi seperti tahun-tahun sebelumnya. Para peserta mengikuti dua sesi lomba, dan terakhir berupa lomba poster penelitian dan presentasi. Tidak semua peserta melakukan presentasi, hanya peserta yang lolos poster saja yang melakukan presentasi hasil penelitiannya di depan para juri.”Penelitian harus memberikan solusi dan alternatif bagi daerah. Idealnya 33 kabupaten/kota memiliki tim riset, itu menjadi kunci perubahan bangsa kita. Tidak hanya melahirkan orang-orang yang kritis tapi juga memberikan solusi dengan melakukan penelitian,” ungkap Nining.

Dalam gelaran tersebut, setidaknya ada tujuh kabupaten/kota dari beberapa sekolah yang ikut dalam ajang diantaranya Kabupaten Deliserdang, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Kota Tebingtinggi, Pematang Siantar dan Medan ujar Nining didampingi Dede Hariani selaku Wakil Ketua Panitia LPBSU 2018.

Sementara itu, Direktur Centre for Young Scientists (CYS), Monika Raharti mengatakan LPB memberikan kesempatan yang besar bagi siswa untuk ambil bagian dalam lomba penelitian tingkat nasional dan internasional. Sumut selama ini selalu menjadi bagian dari perwakilan Indonesia pada lomba tingkat internasional yaitu Internasional Conference of Young Scientists (ICYS) dan Asian Pasific Conference of Young Scientists (APCYS). Tahun depan APCYS akan digelar di Thailand dan ICYS akan digelar Serbia.

“Peserta yang akan mengikuti lomba tingkat internasional nantinya akan dibina CYS terlebih dahulu selama 4-6 bulan. Saya mengapresiasi para peserta yang sudah menyelesaikan penelitiannya. Tentu prosesnya tidak mudah dan penuh tantangan,” ungkapnya.

Kriteria penilaian dalam lomba tersebut antara lain seberapa penting latar belakang penelitian untuk komunitas sekitarnya, manfaat penelitian tersebut dan tidak mengawang. Kemampuan siswa dalam mengusulkan penelitian, metodologi serta langkah-langkah yang baik dan penyampaian isi penelitian juga menjadi pertimbangan.

Pemenang lomba tersebut pun diumumkan pada sore hari yang sama, untuk kategori Ekologi dimenangkan oleh SMA Chandra Kumala School dengan judul penelitian, ‘Rice Husk Ash And Eggshells as Substitutes for Cement in Making Concrete.’ Sedangkan kategori Ilmu Hayati dimenangkan tim dari SMP Swasta AL muslimin Pandan Tapanuli Tengah dengan penelitiaan: Bubuk Teh Dari Daun Kersen Penurun Kadar Gula Darah (Diabetes). (dvs/azw)
Sementara di kategori Komputer, Matematika, dan Fisika dimenangkan oleh SMP Chandra Kumala School dengan penelitian Arduino Based Auto Control Systems to Prevent Ship Overloaded.

Terakhir pada bidang Psikologi, Sejarah, Budaya dan Geografi diraih oleh SMAN 1 Matauli Pandan dengan judul penelitian ‘Keberagaman dan Akulturasi Budaya Suku Pesisir Sibolga dan Bugis di Hajoran, Kabupaten Tapanuli Tengah.’

Sedangkan untuk juara poster dimenangkan oleh SMA Matauli, Tapteng dengan judul Budaya Suku Pesisir Sibolga dan Suku Bugis pada bidang Sosial, sementara 3 bidang poster lainnya dimenangkan oleh SMAN 4 Tebingtinggi dengan judul ‘Ular Tangga Listrik pada Bidang Science, Penyaring Air Parit pada Bidang Ekologi dan Areca Nut Dryer pada bidang Life Science.’ (dvs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/