28 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Lulusan SMK Medan Kalah Bersaing

Daerah Masih Mendominasi Tenaga Kerja Industri

Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Medan masih menempati posisi terendah dalam hal bekerja di dunia industri (Dudi) yang ada di seluruh Sumatera Utara (Sumut). Setidaknya itu terlihat dari lulusan SMK yang bekerja di Astra Auto 2000 yang kebanyakan berasal dari lulusan SMK daerah di Sumut.

Penyampaian itu tertuang dalam workshop, “Kerjasama Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi) dengan SMK Se Kota Medan di Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan, Senin(14/14).

“Itu bisa dilihat hingga saat ini belum ada lulusan dari SMK Kota Medan yang bekerja di Astra Auto 2000, justru  lebih banyak lulusan dari SMK daerah lainnya di Sumut”, ungkapnya Suparman perwakilan  PT Astra Auto 2000.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan, Marasultan Siregar menanggapi, untuk mengupayakan masalah tersebut, Dinas Pendidikan telah melakukan kerjasama antara SMK Kota Medan dengan dunia industri dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding)

“Masalah tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab dari Dinas Pendidikan, akan tetapi menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat. Baik itu pihak sekolah maupun pihak industri yang terkait”, katanya.
Marasultan menambahkan bahwa Mou Dudi dengan SMK Kota Medan juga harus didukung oleh tindakan yang preventif agar keluaran dari SMK Kota Medan memiliki kemampuan yang layak diperhitungkan di dunia industri maupun dunia usaha.

“Siswa SMK Kota Medan juga harus memiliki kompetensi daya saing yang kuat dengan SMK lainnya, sehingga nantinya keluaran dari SMK layak dipakai di dunia industri”, ujarnya.

Dijelaskannya juga bahwa saat ini, SMK Kota Medan juga tidak mampu bersaing dengan dunia industri. Pasalnya, sampai saat ini bahan praktik yang ada di seluruh SMK kota Medan belum memadai.
“Misalnya jurusan Otomotif SMK Negeri 2  Medan, sampai saat ini masih memakai mobil Kijang petak sebagai bahan praktiknya”, jelasnya.

Sedangkan Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan, Patrionis Ilyas menyikapi, jika pihak sekolah sudah mengoptimalkan kompetensi siswa.

Buktinya, sambung Patrionis, saat ini jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Medan sudah tidak menggunakan Kijang petak lagi sebagai bahan praktik siswa. Mereka sudah menggnakan mobil evi. “Bahwa kenyataan lulusan SMK kota Medan masih rendah di dunia industri memang sebuah fakta, namun untuk mengantisipasi masalah itu, perlu adanya komitmen yang kuat antara-pihak sekolah dengan dunia usaha atau industri”, bilangnya.

Menghadapi tantangan itu, kata Patrionis saat ini SMK Negeri 2 Medan telah bekerjasama dengan dunia industri seperti PT United Tractor, Mistsubishi dan PT. Astra Auto 2000.(uma)

Daerah Masih Mendominasi Tenaga Kerja Industri

Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Medan masih menempati posisi terendah dalam hal bekerja di dunia industri (Dudi) yang ada di seluruh Sumatera Utara (Sumut). Setidaknya itu terlihat dari lulusan SMK yang bekerja di Astra Auto 2000 yang kebanyakan berasal dari lulusan SMK daerah di Sumut.

Penyampaian itu tertuang dalam workshop, “Kerjasama Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi) dengan SMK Se Kota Medan di Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan, Senin(14/14).

“Itu bisa dilihat hingga saat ini belum ada lulusan dari SMK Kota Medan yang bekerja di Astra Auto 2000, justru  lebih banyak lulusan dari SMK daerah lainnya di Sumut”, ungkapnya Suparman perwakilan  PT Astra Auto 2000.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan, Marasultan Siregar menanggapi, untuk mengupayakan masalah tersebut, Dinas Pendidikan telah melakukan kerjasama antara SMK Kota Medan dengan dunia industri dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding)

“Masalah tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab dari Dinas Pendidikan, akan tetapi menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat. Baik itu pihak sekolah maupun pihak industri yang terkait”, katanya.
Marasultan menambahkan bahwa Mou Dudi dengan SMK Kota Medan juga harus didukung oleh tindakan yang preventif agar keluaran dari SMK Kota Medan memiliki kemampuan yang layak diperhitungkan di dunia industri maupun dunia usaha.

“Siswa SMK Kota Medan juga harus memiliki kompetensi daya saing yang kuat dengan SMK lainnya, sehingga nantinya keluaran dari SMK layak dipakai di dunia industri”, ujarnya.

Dijelaskannya juga bahwa saat ini, SMK Kota Medan juga tidak mampu bersaing dengan dunia industri. Pasalnya, sampai saat ini bahan praktik yang ada di seluruh SMK kota Medan belum memadai.
“Misalnya jurusan Otomotif SMK Negeri 2  Medan, sampai saat ini masih memakai mobil Kijang petak sebagai bahan praktiknya”, jelasnya.

Sedangkan Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan, Patrionis Ilyas menyikapi, jika pihak sekolah sudah mengoptimalkan kompetensi siswa.

Buktinya, sambung Patrionis, saat ini jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Medan sudah tidak menggunakan Kijang petak lagi sebagai bahan praktik siswa. Mereka sudah menggnakan mobil evi. “Bahwa kenyataan lulusan SMK kota Medan masih rendah di dunia industri memang sebuah fakta, namun untuk mengantisipasi masalah itu, perlu adanya komitmen yang kuat antara-pihak sekolah dengan dunia usaha atau industri”, bilangnya.

Menghadapi tantangan itu, kata Patrionis saat ini SMK Negeri 2 Medan telah bekerjasama dengan dunia industri seperti PT United Tractor, Mistsubishi dan PT. Astra Auto 2000.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/