30 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Dosen USU Berikan Alat Sensor Pendeteksi Kematangan Fermentasi di Desa Sayur Matua

PALAS, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian kepada masyarakat USU kembali melakukan kegiatannya, kali ini desa Sayur Matua yang menjadi mitra. Selain bertani, masyarakat di Desa Sayur Matua, Kecamatan Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas, adalah beternak lembu dan kambing. Cara beternak mereka kebanyakan dengan sistem ekstensif (sistem lepas) sehingga sering menimbulkan konflik antar sesama warga atau warga dengan perusahaan perkebunan sawit.

Oleh karena itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat LPPM USU yang diketuai Dr Tulus Ikhsan Nasution SSi MSc datang ke Desa tersebut yang merupakan desa binaan LPPM USU untuk membantu masyarakat dalam penyediaan pakan ternak ruminansia secara mandiri.

Menurut Tulus, Tim PKM telah berhasil menerapkan alat pendeteksi kematangan fermentasi otomatis yang ditempatkan di dalam media pembuatan pakan. Alat pendeteksi tersebut merupakan hasil dari kolaborasi penelitian antara dosen Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik di Universitas Sumatera Utara. Tim juga telah melaksanakan pelatihan pada masyarakat di desa tersebut dalam pembuatan pakan ternak tinggi protein dan pupuk kompos tinggi nutrisi dengan menggunakan teknologi sensor.

Tulus menjelaskan, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Sayur Matua dalam pemanfaatan teknologi fermentasi, khususnya dalam produksi pakan ternak mandiri menggunakan sistem sensor kematangan.

Selama ini beternak dengan sistem intensif (sistem kandang) telah menyebabkan peternak harus keluar biaya tambahan karena harus membeli pakan penguat atau konsentrat yang harganya semakin lama semakin mahal.Pada hal, sumber bahan baku alami untuk pakan ternak dari limbah organik seperti daun sawit, tongkol jagung, jerami padi, gedebok pisang, dedak padi, ampas tahu dan banyak lagi lainnya sangat melimpah di desa.

Diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terhadap pemanfaatan limbah organik sebagai pakan ternak yang dihasilkan dengan menggunakan alat fermentasi otomatis, masyarakat peternak di Desa Sayur Matua dapat memenuhi kebutuhan pakan ternaknya secara mandiri. Masyarakat Desa Sayur Matua sekarang mempunyai harapan dan kesempatan dalam pengembangan produk pakan ternak tinggi protein, baik untuk hewan ruminansia, unggas dan ikan. Kedepannya, tim LPPM USU bersama dengan Badan Usaha Milik Desa akan melakukan scale up produksi dan pembuatan kemasan agar produk tersebut dapat dijual.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat desa binaan kali ini, Dr. Tulus Ikhsan Nasution dibantu oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat LPPM USU yang terdiri dari Dr. Irwana Nainggolan, M.Sc, Rahmadhani Banurea, S.Si, M.Si dan Dr. Zikri Noer, S.Si., M.Si. dari Fakultas MIPA, Achmad Sadeli, S.Pt., M.Sc dan Raju, S.TP., M.Si dari Fakultas Pertanian, Baihaqi Siregar, S.Si., MT dari Fasilkom TI dan Dr. Tetty Yuliaty, SE., M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Dengan anggota tim yang bersal dari multi disiplin ilmu ini telah membantu dan mempermudah penyiapan produk-produk inovasi teknologi dan keberhasilan kegiatan,” tutup Tulus. (rel/adz)

PALAS, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian kepada masyarakat USU kembali melakukan kegiatannya, kali ini desa Sayur Matua yang menjadi mitra. Selain bertani, masyarakat di Desa Sayur Matua, Kecamatan Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas, adalah beternak lembu dan kambing. Cara beternak mereka kebanyakan dengan sistem ekstensif (sistem lepas) sehingga sering menimbulkan konflik antar sesama warga atau warga dengan perusahaan perkebunan sawit.

Oleh karena itu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat LPPM USU yang diketuai Dr Tulus Ikhsan Nasution SSi MSc datang ke Desa tersebut yang merupakan desa binaan LPPM USU untuk membantu masyarakat dalam penyediaan pakan ternak ruminansia secara mandiri.

Menurut Tulus, Tim PKM telah berhasil menerapkan alat pendeteksi kematangan fermentasi otomatis yang ditempatkan di dalam media pembuatan pakan. Alat pendeteksi tersebut merupakan hasil dari kolaborasi penelitian antara dosen Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik di Universitas Sumatera Utara. Tim juga telah melaksanakan pelatihan pada masyarakat di desa tersebut dalam pembuatan pakan ternak tinggi protein dan pupuk kompos tinggi nutrisi dengan menggunakan teknologi sensor.

Tulus menjelaskan, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Sayur Matua dalam pemanfaatan teknologi fermentasi, khususnya dalam produksi pakan ternak mandiri menggunakan sistem sensor kematangan.

Selama ini beternak dengan sistem intensif (sistem kandang) telah menyebabkan peternak harus keluar biaya tambahan karena harus membeli pakan penguat atau konsentrat yang harganya semakin lama semakin mahal.Pada hal, sumber bahan baku alami untuk pakan ternak dari limbah organik seperti daun sawit, tongkol jagung, jerami padi, gedebok pisang, dedak padi, ampas tahu dan banyak lagi lainnya sangat melimpah di desa.

Diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terhadap pemanfaatan limbah organik sebagai pakan ternak yang dihasilkan dengan menggunakan alat fermentasi otomatis, masyarakat peternak di Desa Sayur Matua dapat memenuhi kebutuhan pakan ternaknya secara mandiri. Masyarakat Desa Sayur Matua sekarang mempunyai harapan dan kesempatan dalam pengembangan produk pakan ternak tinggi protein, baik untuk hewan ruminansia, unggas dan ikan. Kedepannya, tim LPPM USU bersama dengan Badan Usaha Milik Desa akan melakukan scale up produksi dan pembuatan kemasan agar produk tersebut dapat dijual.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat desa binaan kali ini, Dr. Tulus Ikhsan Nasution dibantu oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat LPPM USU yang terdiri dari Dr. Irwana Nainggolan, M.Sc, Rahmadhani Banurea, S.Si, M.Si dan Dr. Zikri Noer, S.Si., M.Si. dari Fakultas MIPA, Achmad Sadeli, S.Pt., M.Sc dan Raju, S.TP., M.Si dari Fakultas Pertanian, Baihaqi Siregar, S.Si., MT dari Fasilkom TI dan Dr. Tetty Yuliaty, SE., M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. “Dengan anggota tim yang bersal dari multi disiplin ilmu ini telah membantu dan mempermudah penyiapan produk-produk inovasi teknologi dan keberhasilan kegiatan,” tutup Tulus. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/