JAKARTA,Sumutcyber – Sugiyanto, seorang ayah yang ingin menjual ginjalnya agar bisa menebus ijazah anaknya, Sarah Meylanda Ayu yang tertahan di Pondok Pesantren Al Asriyah Nurul Iman, Parung Bogor, Jumat (28/6), diterima oleh Mendikbud Mohammad Nuh.
Sugiyanto bersama anaknya sengaja diundang Nuh ke kantornya setelah mendapat kabar dari media tentang aksi Sugiyanto yang melakukan lelang terbuka atas ginjalnya di Bunderan HI, dua hari lalu.
Pertemuan pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang jahit pakaian itu dengan Nuh tidak berlangsung lama. Saat itu, M Nuh menyampaikan keprihatinannya atas apa yang dialami oleh Sarah Meylinda Ayu karena ijazahnya ditahan oleh pihak sekolah.
“Tapi solusinya sudah ketemu. Mungkin inilah cara Allah menemukan solusi dari persoalan yang dihadapi Pak Gi (Sugiyanto). Intinya urusan ijazah kementerian yang akan take over,” kata Mendikbud usai bertemu keluarga Sugiyanto di Kemdikbud, Jumat (28/6).
Sarah Meylinda Ayu merupakan lulusan SMA Nurul Iman yang berada di komplek Ponpes Al Asrioyah Nurul Iman, Desa Waru Jaya, Parung, Kabupaten Bogor.
Namun sejak September 2012 lalu, ijazah Ayu ditahan oleh sekolah dan baru akan diberikan setelah uang tebusan senilai Rp 17 juta dibayar Sugiyanto.
Nuh sendiri saat ditanya bagaimana cara menebus ijazah itu tidak mau membeberkannya. “Caranya kayak apa gak begitu penting, kementerian punya cara sendiri,” kiha Nuh.
Adanya jaminan dari Nuh membuat Sugiyanto terharu karena masih ada harapan ijazah anaknya bisa diperoleh. Saat itu dengan mata berkaca-kaca, Sugiyanto mengucap terimakasih kepada Mendikbud.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ayu -sapaan akrab Sarah Meylinda Ayu-. Namun Ayu terlihat lebih tegar dengan apa yang dialaminya. “Terimakasih buat Pak Menteri. Dengan begitu bapak (ayah Ayu, red) tidak jadi jual ginjalnya,” kata Ayu.(fat/jpnn)