25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Simulation-Based Learning Model Terhadap Skill Performance Mahasiswa Keperawatan

Oleh: Muhammad Nur Maghribi Sembiring, S.Kep, Ns., & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Prodi Magister Ilmu Keperawatan USU)

METODE Simulasi Based Learning awalnya di konsep oleh penulis pertama yang menggambarkan pengembangan, implementasi dan evaluasi Simulasi – Problem Based Learning (S-PBL) yang diterapkan pada kurikulum di Korea. Practice based simulation model adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dikembangkan dengan tujuan untuk mencapai integrasi simulasi yang efektif.

Practice based simulation model didasarkan pada teori belajar konstruktif yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak pasif ditransfer dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dibangun oleh peserta didik melalui pengolahan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka.

Pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dapat menjadikan mahasiswa percaya diri dalam memutuskan dan melakukan suatu tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien.
Penilaian berbasis performance umumnya terkait dengan keterampilan psikomotor. Misalnya menunjukkan kompetensi dalam mengukur tanda-tanda vital. Melakukan perawatan langsung salah satunya perawatan luka Diabetes Melitus.

Penilaian performance meliputi kompetensi hasil yang relevan dengan perawatan dan profesi kesehatan lainnya yaitu penilaian dan intervensi, komunikasi, berpikir kritis, pengajaran, hubungan antar manusia, manajemen, kepemimpinan dan integrasi pengetahuan.

Mahasiswa dapat melaksanakan beberapa keterampilan pada manikin dan melihat hasil yang menunjukkan apakah mereka melakukan prosedur dengan benar.

Mahasiswa melakukan aplikasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya guna untuk mengambil keputusan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Kelebihan simulasi yaitu dapat memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman yang tidak langsung diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Zapko, dkk (2018) dengan judul penelitian “Evaluating best educational practices, student satisfaction and self-confidence in simulation: A descriptive study”. Yang di lakukan di Universitas Kent State, Amerika Serikat. Dengan jumlah sampel penelitian 199 mahasiswa keperawatan tingkat akhir dan tingkat pertama menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapat nilai sempurna lebih banyak pada kelompok yang diberikan metode pembelajaran simulasi dibanding kelompok-kelompok yang diberikan dengan metode pembelajaran latihan/drill.

Menurut Hasil Penelitian Kim & Lee, (2018) dengan judul penelitian “Effects of a Simulation Practicum using Standardized Patients on Communication Skills, Critical Thinking Disposition and Clinical Competency in Nursing Students: Diabetic Care”. yang dilakukan di Universitas Nasional Gyeongnam of Science and Technology, Jinju, Korea Selatan. Dengan jumlah sampel penelitian 45 mahasiswa keperawatan tingkat empat memperkuat terkait bentuk kurikulum yang dapat membantu meningkatkan kemampuan klinis peserta didik keperawatan adalah dengan penggunaan metode simulasi. Pengaruh metode simulasi pada mahasiswa keperawatan meliputi pengetahuan, prestasi, dan kepuasaan diri.

Penggunaan model simulasi demontrasi masih menjadi model utama dalam pembelajaran di Indonesia. Diluar negeri, High Fidelity Simulation merupakan metode simulasi yang sudah terlaksana dan diterapkan pada pembelajaran di universitas khususnya mahasiswa keperawatan. Metode ini dapat digunakan sebagai alternatif karena keterbatasan biaya dan teknologi. (*)

Oleh: Muhammad Nur Maghribi Sembiring, S.Kep, Ns., & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Prodi Magister Ilmu Keperawatan USU)

METODE Simulasi Based Learning awalnya di konsep oleh penulis pertama yang menggambarkan pengembangan, implementasi dan evaluasi Simulasi – Problem Based Learning (S-PBL) yang diterapkan pada kurikulum di Korea. Practice based simulation model adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang dikembangkan dengan tujuan untuk mencapai integrasi simulasi yang efektif.

Practice based simulation model didasarkan pada teori belajar konstruktif yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak pasif ditransfer dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dibangun oleh peserta didik melalui pengolahan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka.

Pengalaman dan interaksi dengan lingkungan dapat menjadikan mahasiswa percaya diri dalam memutuskan dan melakukan suatu tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien.
Penilaian berbasis performance umumnya terkait dengan keterampilan psikomotor. Misalnya menunjukkan kompetensi dalam mengukur tanda-tanda vital. Melakukan perawatan langsung salah satunya perawatan luka Diabetes Melitus.

Penilaian performance meliputi kompetensi hasil yang relevan dengan perawatan dan profesi kesehatan lainnya yaitu penilaian dan intervensi, komunikasi, berpikir kritis, pengajaran, hubungan antar manusia, manajemen, kepemimpinan dan integrasi pengetahuan.

Mahasiswa dapat melaksanakan beberapa keterampilan pada manikin dan melihat hasil yang menunjukkan apakah mereka melakukan prosedur dengan benar.

Mahasiswa melakukan aplikasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya guna untuk mengambil keputusan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Kelebihan simulasi yaitu dapat memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman yang tidak langsung diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Zapko, dkk (2018) dengan judul penelitian “Evaluating best educational practices, student satisfaction and self-confidence in simulation: A descriptive study”. Yang di lakukan di Universitas Kent State, Amerika Serikat. Dengan jumlah sampel penelitian 199 mahasiswa keperawatan tingkat akhir dan tingkat pertama menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapat nilai sempurna lebih banyak pada kelompok yang diberikan metode pembelajaran simulasi dibanding kelompok-kelompok yang diberikan dengan metode pembelajaran latihan/drill.

Menurut Hasil Penelitian Kim & Lee, (2018) dengan judul penelitian “Effects of a Simulation Practicum using Standardized Patients on Communication Skills, Critical Thinking Disposition and Clinical Competency in Nursing Students: Diabetic Care”. yang dilakukan di Universitas Nasional Gyeongnam of Science and Technology, Jinju, Korea Selatan. Dengan jumlah sampel penelitian 45 mahasiswa keperawatan tingkat empat memperkuat terkait bentuk kurikulum yang dapat membantu meningkatkan kemampuan klinis peserta didik keperawatan adalah dengan penggunaan metode simulasi. Pengaruh metode simulasi pada mahasiswa keperawatan meliputi pengetahuan, prestasi, dan kepuasaan diri.

Penggunaan model simulasi demontrasi masih menjadi model utama dalam pembelajaran di Indonesia. Diluar negeri, High Fidelity Simulation merupakan metode simulasi yang sudah terlaksana dan diterapkan pada pembelajaran di universitas khususnya mahasiswa keperawatan. Metode ini dapat digunakan sebagai alternatif karena keterbatasan biaya dan teknologi. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/