31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Ratusan Ribu Rumah untuk Buruh-Wartawan

JAKARTA-Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) menargetkan membangun 200 ribu rumah bagi para pekerja/buruh yang tersebar di kawasan-kawasan industri di  seluruh Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan kesejahteraan, sehingga kesejahteraan para buruh bisa meningkat lebih baik.

“Ini merupakan kesepakatan Kemenakertrans dengan Kemenpera. Pemerintah juga telah mengadakan  petemuan dengan perwakilan serikat buruh dan Apindo untuk membicarakan rumah bagi pekerja di kawasan-kawasan industri ini,” ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Kamis (5/4).

Muhaimin mengatakan, upaya peningkatan kesejahteraan buruh ini telah dilakukan  sejak beberapa tahun terakhir. Yakni,  dimulai dengan membangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) untuk pekerja lajang di kantong-kantong industri, termasuk yang sudah berjalan baik di Batam.

“Untuk tahun ini, kita berharap melalui kerjasama dengan Menteri Perumahan Rakyat, kita akan bikin tower perumahan di daerah kantong-kantong industri Jabodetabek. Pemerintah terus mengembangkan perumahan murah untuk para pekerja dan buruh dengan harga terjangkau dari segi bantuan uang muka maupun terjangkau dari segi kredit ataupun cicilan yang diberikan untuk para buruh,” jelasnya.
Ketua Umum DPP PKB ini menambahkan, pemerintah juga akan memprioritaskan besaran upah, perumahan dan  transportasi serta jaminan sosial bagi pekerja/buruh. Dijelaskan, pengelolaaan perumahan ini akan diserahkan pada Perumnas, Jamsostek ataupun Pemda.

Sedangkan lokasi perumahan untuk pekerja/buruh yang sudah berkeluarga, akan dicarikan pada  lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat kerja dan transportasi massal.
Tak hanya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), PNS, TNI, dan Polri yang disiapkan perumahan dengan suku bunga rendah. Para jurnalis juga ternyata ikut kecipratan proyek pemerintah.  Menurut Menteri Perumahan Rakyat, pemerintah akan membangun kompleks rumah wartawan di Citayam. Proyek pembangunan rumah untuk para kuli tinta tersebut direncanakan selesai dibangun dalam waktu enam bulan mendatang.
“Kemenpera akan membangun kira-kira 1.000 rumah untuk para wartawan,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Kemenpera, Rabu (4/4).

Pembangunan perumahan bagi wartawan, lanjutnya, merupakan salah satu arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, selama ini presiden melihat kinerja wartawan sangat berat, harus mencari berita yang harus ditayangkan kepada masyarakat luas selama 24 jam.

“Melihat itu Kemenpera kemudian diminta presiden untuk memberikan perhatian pada penyediaan rumah bagi wartawan. Apalagi tidak semua wartawan telah memiliki rumah,” tuturnya.

Untuk membangun rumah para kuli tinta ini, Kemenpera akan menunjuk Perumnas. Mengenai lokasi pembangunan rumah wartawan ini, menurut Djan Faridz, akan dipusatkan di daerah Citayam, Depok. Harga tanah yang telah ditawarkan ke Kemenpera sekitar Rp 100 ribu per meter. Dari perhitungan Kemenpera, biaya untuk pembelian tanah yang diperlukan adalah Rp 10 juta. Harga bangunan rumah sekitar Rp 25 juta dan sedikit keuntungan untuk pengembang.
“Rumah untuk wartawan ini harganya Rp 45 juta dengan cicilan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp Rp 400 ribu. Tentunya cicilan rumah ini lebih rendah daripada mencicil motor sehingga tidak memberatkan,” tandasnya.
Untuk dapat memperoleh rumah ini, pemerintah akan memberikan beberapa kemudahan. Pertama, besar uang muka diusahakan maksimal 10 persen dari harga rumah. Kedua, apabila para wartawan sudah dicover  Jamsostek diharapkan Jamsostek bisa ikut membantu penyediaan uang muka tersebut.

“Kami harap pihak media melalui bagian personalia juga bisa mengirimkan surat permohonan perumahan bagi karyawannya sebagai penjamin gaji. Dan wartawan juga harus datang ke bank untuk kreditnya,” terangnya. (cha/esy/jpnn)

JAKARTA-Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) menargetkan membangun 200 ribu rumah bagi para pekerja/buruh yang tersebar di kawasan-kawasan industri di  seluruh Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan kesejahteraan, sehingga kesejahteraan para buruh bisa meningkat lebih baik.

“Ini merupakan kesepakatan Kemenakertrans dengan Kemenpera. Pemerintah juga telah mengadakan  petemuan dengan perwakilan serikat buruh dan Apindo untuk membicarakan rumah bagi pekerja di kawasan-kawasan industri ini,” ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Kamis (5/4).

Muhaimin mengatakan, upaya peningkatan kesejahteraan buruh ini telah dilakukan  sejak beberapa tahun terakhir. Yakni,  dimulai dengan membangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) untuk pekerja lajang di kantong-kantong industri, termasuk yang sudah berjalan baik di Batam.

“Untuk tahun ini, kita berharap melalui kerjasama dengan Menteri Perumahan Rakyat, kita akan bikin tower perumahan di daerah kantong-kantong industri Jabodetabek. Pemerintah terus mengembangkan perumahan murah untuk para pekerja dan buruh dengan harga terjangkau dari segi bantuan uang muka maupun terjangkau dari segi kredit ataupun cicilan yang diberikan untuk para buruh,” jelasnya.
Ketua Umum DPP PKB ini menambahkan, pemerintah juga akan memprioritaskan besaran upah, perumahan dan  transportasi serta jaminan sosial bagi pekerja/buruh. Dijelaskan, pengelolaaan perumahan ini akan diserahkan pada Perumnas, Jamsostek ataupun Pemda.

Sedangkan lokasi perumahan untuk pekerja/buruh yang sudah berkeluarga, akan dicarikan pada  lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat kerja dan transportasi massal.
Tak hanya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), PNS, TNI, dan Polri yang disiapkan perumahan dengan suku bunga rendah. Para jurnalis juga ternyata ikut kecipratan proyek pemerintah.  Menurut Menteri Perumahan Rakyat, pemerintah akan membangun kompleks rumah wartawan di Citayam. Proyek pembangunan rumah untuk para kuli tinta tersebut direncanakan selesai dibangun dalam waktu enam bulan mendatang.
“Kemenpera akan membangun kira-kira 1.000 rumah untuk para wartawan,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Kemenpera, Rabu (4/4).

Pembangunan perumahan bagi wartawan, lanjutnya, merupakan salah satu arahan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, selama ini presiden melihat kinerja wartawan sangat berat, harus mencari berita yang harus ditayangkan kepada masyarakat luas selama 24 jam.

“Melihat itu Kemenpera kemudian diminta presiden untuk memberikan perhatian pada penyediaan rumah bagi wartawan. Apalagi tidak semua wartawan telah memiliki rumah,” tuturnya.

Untuk membangun rumah para kuli tinta ini, Kemenpera akan menunjuk Perumnas. Mengenai lokasi pembangunan rumah wartawan ini, menurut Djan Faridz, akan dipusatkan di daerah Citayam, Depok. Harga tanah yang telah ditawarkan ke Kemenpera sekitar Rp 100 ribu per meter. Dari perhitungan Kemenpera, biaya untuk pembelian tanah yang diperlukan adalah Rp 10 juta. Harga bangunan rumah sekitar Rp 25 juta dan sedikit keuntungan untuk pengembang.
“Rumah untuk wartawan ini harganya Rp 45 juta dengan cicilan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp Rp 400 ribu. Tentunya cicilan rumah ini lebih rendah daripada mencicil motor sehingga tidak memberatkan,” tandasnya.
Untuk dapat memperoleh rumah ini, pemerintah akan memberikan beberapa kemudahan. Pertama, besar uang muka diusahakan maksimal 10 persen dari harga rumah. Kedua, apabila para wartawan sudah dicover  Jamsostek diharapkan Jamsostek bisa ikut membantu penyediaan uang muka tersebut.

“Kami harap pihak media melalui bagian personalia juga bisa mengirimkan surat permohonan perumahan bagi karyawannya sebagai penjamin gaji. Dan wartawan juga harus datang ke bank untuk kreditnya,” terangnya. (cha/esy/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/