31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Desain Rumah Menjadi Taman Edukasi

Jadikan Hijau dengan Pohon dan Buah-buhan

Salah satu rumah di Klaster Althia Park, Bintaro Jaya Sektor IX, Jakarta Selatan ini memang tampak lain dari yang lain. Warna oranye kulit jeruk dinding rumah inilah yang jadi penyebabnya tampil berbeda di tengah-tengah rimbun dan hijaunya pepohonan.

Hunian milik pasangan suami istri Andreas Krisbayu dan Irene Noviasari ini benar-benar “hijau”. Betapa tidak. Di lahan kavling hoek yang dibeli Andreas pada 2008 seluas 150 meter persegi disulap menjadi taman edukasi.
Di taman ini, sebanyak 11 jenis pohon buah varietas unggul sengaja ditanam Andreas. Selain itu, tanaman obat, tanaman bumbu dapur, serta tanaman hias menjadi pelengkap taman hijaunya.

“Kebetulan saya lulusan teknik lingkungan, jadi dulu bercita-cita mempraktikkan apa yang dipelajari. Sekarang ini terwujud menjadi rumah seperti ini, ya, bersyukur sekali. Keinginan semakin kuat ketika berkunjung ke Taman Buah Mekarsari, Bogor. Lalu, kami berdua merencanakannya tanpa arsitek untuk mendesain tanah sebelah rumah menjadi taman edukasi,” tutur Andreas.

Tak cuma tanaman dan pohon buah mengisi taman ini hingga terasa begitu nyaman. Andreas menambah lagi satu area favorit bersama sang istri, yakni sebuah saung dari bambu wulung berukuran 2 x 2,3 meter persegi dengan kolam ikan berisi nila dan patin di bawahnya.
“Sengaja kami memelihara ikan nila dan patin, karena jika sewaktu-waktu mau makan ikan, tinggal ambil dan digoreng,” ujarnya sembari tertawa.

Di sela-sela taman, Andreas membuat lubang-lubang biopori sebanyak 40 titik dengan jarak setiap 1 meter dengan kedalaman sampai 1 meter. Ia juga berusaha mendaur ulang sampah hijau sendiri, dan telah tersedia dua unit komposer di taman dan pekarangan rumah.

Sumur resapan juga dibuatnya di teras depan rumah. Sumur ini difungsikan untuk menampung air hujan dan air. Andreas mengatakan, alasannya mendesain rumahnya begitu hijau begitu sederhana, yakni sebagai pelepas dahaga setelah lelah beraktivitas.

“Pulang bekerja dalam keadaan lelah saya bisa rekreasi murah di rumah. Memberi makan ikan atau membersihkan taman menjadi hobi yang asyik. Kebetulan tugas perawatan dibagi, saya mengurus tanaman buah, sementara istri mengurusi tanaman hias,” katanya.

Inspirasi warga

Kebahagiaan pasangan ini dengan rumah mereka semakin bertambah, karena usaha mereka mempercantik rumah tersebut memenangi lomba rumah sehat asri dan hemat energi dari PT Jaya real Property Tbk sebagai pengembang perumahan Bintaro Jaya. Lomba rumah bertema “My Green Home, My Sweet Home” itu dimenangkan oleh Andreas berturut-turut pada 2010 dan 2011.

“Begitu tahu ada perlombaan pada 2009, kami mencoba untuk ikut dan bisa menang pada 2010 dan semangat ikut lagi pada 2011,” jelasnya.

Kriteria penilaian dari lomba ini antara lain rumah atau bangunan memenuhi ketentuan desain bangunan, tidak mengubah fungsi sebagai tempat tinggal, bentuk taman serasi dengan bentuk rumah, terlihat segar, dan terpelihara. Penggunaan pohon untuk mengurangi polusi udara dan suara, penggunaan biopori untuk meningkatkan penyerapan air dan meningkatkan kesuburan tanah, serta penggunaan sumur resapan untuk mengoptimalkan penyerapan air. Tim penilai lomba terdiri dari pengembang, juga perwakilan dari Dinas Pertamanan, serta perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, dan PLN.

“Menjadi pemenang itu membanggakan, apalagi langkah hijau kami juga diikuti oleh warga lainnya. Di rumah kami, terutama area saung ini, bukan cuma favorit kami berdua, karena banyak anak-anak kecil dan tetangga senang berkumpul di sini. Mereka juga bisa ikut menikmati hasil kebun seperti buah-buahan, tanaman bumbu dapur, dan tanaman obat,” kata Andreas. (net/jpnn)

Jadikan Hijau dengan Pohon dan Buah-buhan

Salah satu rumah di Klaster Althia Park, Bintaro Jaya Sektor IX, Jakarta Selatan ini memang tampak lain dari yang lain. Warna oranye kulit jeruk dinding rumah inilah yang jadi penyebabnya tampil berbeda di tengah-tengah rimbun dan hijaunya pepohonan.

Hunian milik pasangan suami istri Andreas Krisbayu dan Irene Noviasari ini benar-benar “hijau”. Betapa tidak. Di lahan kavling hoek yang dibeli Andreas pada 2008 seluas 150 meter persegi disulap menjadi taman edukasi.
Di taman ini, sebanyak 11 jenis pohon buah varietas unggul sengaja ditanam Andreas. Selain itu, tanaman obat, tanaman bumbu dapur, serta tanaman hias menjadi pelengkap taman hijaunya.

“Kebetulan saya lulusan teknik lingkungan, jadi dulu bercita-cita mempraktikkan apa yang dipelajari. Sekarang ini terwujud menjadi rumah seperti ini, ya, bersyukur sekali. Keinginan semakin kuat ketika berkunjung ke Taman Buah Mekarsari, Bogor. Lalu, kami berdua merencanakannya tanpa arsitek untuk mendesain tanah sebelah rumah menjadi taman edukasi,” tutur Andreas.

Tak cuma tanaman dan pohon buah mengisi taman ini hingga terasa begitu nyaman. Andreas menambah lagi satu area favorit bersama sang istri, yakni sebuah saung dari bambu wulung berukuran 2 x 2,3 meter persegi dengan kolam ikan berisi nila dan patin di bawahnya.
“Sengaja kami memelihara ikan nila dan patin, karena jika sewaktu-waktu mau makan ikan, tinggal ambil dan digoreng,” ujarnya sembari tertawa.

Di sela-sela taman, Andreas membuat lubang-lubang biopori sebanyak 40 titik dengan jarak setiap 1 meter dengan kedalaman sampai 1 meter. Ia juga berusaha mendaur ulang sampah hijau sendiri, dan telah tersedia dua unit komposer di taman dan pekarangan rumah.

Sumur resapan juga dibuatnya di teras depan rumah. Sumur ini difungsikan untuk menampung air hujan dan air. Andreas mengatakan, alasannya mendesain rumahnya begitu hijau begitu sederhana, yakni sebagai pelepas dahaga setelah lelah beraktivitas.

“Pulang bekerja dalam keadaan lelah saya bisa rekreasi murah di rumah. Memberi makan ikan atau membersihkan taman menjadi hobi yang asyik. Kebetulan tugas perawatan dibagi, saya mengurus tanaman buah, sementara istri mengurusi tanaman hias,” katanya.

Inspirasi warga

Kebahagiaan pasangan ini dengan rumah mereka semakin bertambah, karena usaha mereka mempercantik rumah tersebut memenangi lomba rumah sehat asri dan hemat energi dari PT Jaya real Property Tbk sebagai pengembang perumahan Bintaro Jaya. Lomba rumah bertema “My Green Home, My Sweet Home” itu dimenangkan oleh Andreas berturut-turut pada 2010 dan 2011.

“Begitu tahu ada perlombaan pada 2009, kami mencoba untuk ikut dan bisa menang pada 2010 dan semangat ikut lagi pada 2011,” jelasnya.

Kriteria penilaian dari lomba ini antara lain rumah atau bangunan memenuhi ketentuan desain bangunan, tidak mengubah fungsi sebagai tempat tinggal, bentuk taman serasi dengan bentuk rumah, terlihat segar, dan terpelihara. Penggunaan pohon untuk mengurangi polusi udara dan suara, penggunaan biopori untuk meningkatkan penyerapan air dan meningkatkan kesuburan tanah, serta penggunaan sumur resapan untuk mengoptimalkan penyerapan air. Tim penilai lomba terdiri dari pengembang, juga perwakilan dari Dinas Pertamanan, serta perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, dan PLN.

“Menjadi pemenang itu membanggakan, apalagi langkah hijau kami juga diikuti oleh warga lainnya. Di rumah kami, terutama area saung ini, bukan cuma favorit kami berdua, karena banyak anak-anak kecil dan tetangga senang berkumpul di sini. Mereka juga bisa ikut menikmati hasil kebun seperti buah-buahan, tanaman bumbu dapur, dan tanaman obat,” kata Andreas. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/