Material dari PLN, Biaya Pemasangan Ditanggung Pelanggan
MEDAN- Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mencapai kesepakatan kerjasama dalam membangun perumahan. Ketua REI Sumut, Tomi Wistan menyatakan kesepakatan yang terjadi antara REI dan PLN ini kembali ditegaskan Jumat kemarin (14/12).
Dimana berbagai fasilitas pemasangan listrik, mulai dari tiang, trafo, hingga jaringan ke rumah (meteran) akan ditanggung oleh PLN. Sedangkan biaya pemasangan akan menjadi tanggung jawab pelanggan. “Dengan adanya perjanjian ini, setidaknya pengembang dapat menghembat Rp1 juta hingga Rp3 juta. Tergantung dari daerah mana pemasangan tersebut,” ujar nya.
Dijelaskannya, MoU ini telah terjalin sejak tahun lalu. Tetapi, belum dapat diterapkan seutuhnya karena kurang sosialisasi. Sehingga, beberapa pengembang yang di daerah, bahkan di Medan sendiri masih membayar fasilitas dari PLN ini.
“Beberapa teman di Medan ada sebagain yang sudah mengetahuinya. Tetapi, masih banyak yang belum mengetahuinya. Apalagi yang didaerah. Karena itu, kita akan tingkatkan sosialisasi, sehingga teman-teman dapat mengetahui,” lanjutnya.
Sosialisasi nantinya juga bukan pada pihak pengembang saja, tetapi juga ke PLN. Sehingga kedepannya tidak ada diskronisasi antara kedua belah pihak dalam memandang MoU tersebut.
Sebuah kerjasama, nantinya tidak akan luput dari berbagai kendala. Karena itu, untuk meningkatkan kerjasama ini, setidaknya 2 atau 3 bulan sekali, REI dan PLN akan bertemu untuk mendiskusikan berbagai kendala yang ada. Misalnya, pengadaan alat-alat listrik.
Terutama untuk didaerah, sering trafo maupun tiang listrik tidak tersedia, karena itu dalam perkembangannya diharapkan adanya sinergi dikedua belah pihak.
“Pengadaan stok fasilitas tersebutkan harus dengan biaya. Karena itu, kita juga memberikan data ke PLN berapa unit rumah yang akan dibangun baik dalam sebulan, setahun, dan lainnya. Karena mengajukan biaya untuk pengadaan tersebutkan tidak mudah,” ungkapnya. Diharapkan kerjasama ini akan terus meningkat.
Dan pada awal 2013 semua pengembang mengetahui tentang kerjasama ini, sehingga dapat meringankan biaya pengeluaran mereka.
Sebelum adanya perjanjian tersebut, fasilitas listrik tersebut menjadi beban dari pengembang. Kemudian dihibahkan ke PLN. Walaupun biayanya tidak besar, setidaknya ada spirit yang diberikan baik kepada pelanggan maupun pengembang.
“Kerjasama ini menyatakan bahwa PLN telah berubah. BUMN turut mendukung program perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” tambahnya.
Tomi menegaskan, kerjasama ini bukan hanya menguntungkan pihak pengembang saja, tetapi PLN juga. Karena sebagai salah satu perusahaan yang berbasis bisnis, kesepakatan ini menjadi strategi bisnis PLN. Dan tidak menutup kemungkinan, bila kerjasama ini nantinya akan meningkat.
“Kemudian hari bisa saja berkembang. Strategi bisnis PLN kan pasti berkembang. Mana tahu dikemudian hari, semua fasilitas listrikl tersebut ditanggung PLN. Sedangkan pelanggan hanya tinggal membayar perbulannya saja,” tutupnya. (ram)