26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2013, Properti Komersil Diprediksi Tumbuh Pesat

MEDAN- Tahun 2013 sektor properti di Sumatera Utara di prediksi akan tetap tumbuh pesat. Walau pada tahun tersebut, Sumut akan menghadapi Euforia Pilgubsu. Dimana, tahun sebelumnya pada 2012, pertumbuhan properti Sumut mencapai 25 persen.

“Dibandingkan 2011, properti tahun 2012 lebih baik, terutama di sektor komersil,” kata Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumut Tomi Wistan, di Medan kemarin.

Dijelaskannya, secara keseluruhan realisasi pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mencapai 5 ribu unit, dari target 10 ribu unit. Sedangkan, rumah komersil, tambah dia, realisasinya berkisar 25 persen dari rumah MBR. “Artinya, rumah di luar harga FLPP yang terbangun ada 25 persen dari realisasi MBR. Rumah di atas Rp 88 juta paling banyak dibangun pengembang. Dan memang serapan pasar rumah jenis ini sangat besar. Begitu juga harga di kisaran Rp 200 juta sampai Rp 300 juta,” ucapnya.

Menurutnya, daya pikat properti di mata konsumen tetap menarik. Alasannya, selain sebagai tempat tinggal, rumah bisa dijadikan bentuk investasi menjanjikan di masa mendatang.

Apalagi sepanjang 2012, sambung dia, terjadi kenaikan harga rumah hampir mencapai 30 persen sejak awal tahun. Hal ini menjadi alasan buat konsumen untuk tetap melirik properti sebagai bentuk investasi menarik.

Menurutnya, beberapa faktor pemicu tumbuhnya sektor properti di Sumut. Di antaranya, dukungan perbankan yang menerapkan tingkat suku bunga kompetitif, terutama buat MBR. Sedangkan bagi rumah non FLPP, tingkat suku bunga komersil masih dalam jangkauan dan tidak terjadi kenaikan lantaran SBI bertahan bahkan cenderung turun.

“Target kawan-kawan pengembang di komersil tercapai. Ini berkat suku bunga komersil tak naik, dan ada yang menerapkan pembayaran KPR flat rata-rata 2 tahun,” tuturnya.

Meski demikian, diakuinya, rumah MBR masih memiliki tantangan kendati pertumbuhan di sepanjang tahun 2012 jauh melampaui 2011. Selain, harga lahan mulai bergerak naik naik, tidak sinkronnya regulasi pusat dan daerah masih mengganjal pengembang untuk berlomba-lomba membangun MBR.
“Saya melihat harga lahan mulai bergerak. Termasuk komersil yang sudah jor-joran. Ini tentunya akan berpengaruh dengan lokasi dan harga rumah, jika tanah terus naik,” ucapnya.

Saat ditanyakan kondisi properti tahun 2013, Tomi memprediksi sedikit banyak akan berpengaruh situasi politik. Hanya saja, REI tetap merasa optimis, pertumbuhan masih terjadi. Pilgubsu, imbuhnya, bukan hal yang perlu dikhawatirkan, lantaran masyarakat Sumut dewasa ini sudah semakin cerdas.
“Kita sudah melalui pengalaman politik. Memang akan ada pengaruh, itu pasti. Tapi kita tak tahu apakah akan terjadi perlambatan. Namun, diprediksi tetap tumbuh,” tutupnya. (ram)

MEDAN- Tahun 2013 sektor properti di Sumatera Utara di prediksi akan tetap tumbuh pesat. Walau pada tahun tersebut, Sumut akan menghadapi Euforia Pilgubsu. Dimana, tahun sebelumnya pada 2012, pertumbuhan properti Sumut mencapai 25 persen.

“Dibandingkan 2011, properti tahun 2012 lebih baik, terutama di sektor komersil,” kata Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumut Tomi Wistan, di Medan kemarin.

Dijelaskannya, secara keseluruhan realisasi pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mencapai 5 ribu unit, dari target 10 ribu unit. Sedangkan, rumah komersil, tambah dia, realisasinya berkisar 25 persen dari rumah MBR. “Artinya, rumah di luar harga FLPP yang terbangun ada 25 persen dari realisasi MBR. Rumah di atas Rp 88 juta paling banyak dibangun pengembang. Dan memang serapan pasar rumah jenis ini sangat besar. Begitu juga harga di kisaran Rp 200 juta sampai Rp 300 juta,” ucapnya.

Menurutnya, daya pikat properti di mata konsumen tetap menarik. Alasannya, selain sebagai tempat tinggal, rumah bisa dijadikan bentuk investasi menjanjikan di masa mendatang.

Apalagi sepanjang 2012, sambung dia, terjadi kenaikan harga rumah hampir mencapai 30 persen sejak awal tahun. Hal ini menjadi alasan buat konsumen untuk tetap melirik properti sebagai bentuk investasi menarik.

Menurutnya, beberapa faktor pemicu tumbuhnya sektor properti di Sumut. Di antaranya, dukungan perbankan yang menerapkan tingkat suku bunga kompetitif, terutama buat MBR. Sedangkan bagi rumah non FLPP, tingkat suku bunga komersil masih dalam jangkauan dan tidak terjadi kenaikan lantaran SBI bertahan bahkan cenderung turun.

“Target kawan-kawan pengembang di komersil tercapai. Ini berkat suku bunga komersil tak naik, dan ada yang menerapkan pembayaran KPR flat rata-rata 2 tahun,” tuturnya.

Meski demikian, diakuinya, rumah MBR masih memiliki tantangan kendati pertumbuhan di sepanjang tahun 2012 jauh melampaui 2011. Selain, harga lahan mulai bergerak naik naik, tidak sinkronnya regulasi pusat dan daerah masih mengganjal pengembang untuk berlomba-lomba membangun MBR.
“Saya melihat harga lahan mulai bergerak. Termasuk komersil yang sudah jor-joran. Ini tentunya akan berpengaruh dengan lokasi dan harga rumah, jika tanah terus naik,” ucapnya.

Saat ditanyakan kondisi properti tahun 2013, Tomi memprediksi sedikit banyak akan berpengaruh situasi politik. Hanya saja, REI tetap merasa optimis, pertumbuhan masih terjadi. Pilgubsu, imbuhnya, bukan hal yang perlu dikhawatirkan, lantaran masyarakat Sumut dewasa ini sudah semakin cerdas.
“Kita sudah melalui pengalaman politik. Memang akan ada pengaruh, itu pasti. Tapi kita tak tahu apakah akan terjadi perlambatan. Namun, diprediksi tetap tumbuh,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/