30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ventilasi Baik, Rumah Nyaman

Faktor utama yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah rumah adalah bagaimana membuat penghuni di dalamnya merasa nyaman dan betah bertempat tinggal dan beraktivitas.

UNTUK membuat rumah menjadi nyaman ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya kecukupan pencahayaan dan penghawaan (aliran udara) serta memiliki ruang gerak yang memadai.

Kondisi Indonesia yang memiliki iklim tropis lembab di satu sisi memberi keuntungan yaitu cahaya matahari bersinar serta angin yang bertiup hampir sepanjang tahun. Namun di sisi lain kondisi ini menjadi sebuah dilema, karena kondisi di dalam rumah menjadi panas. Untuk itulah pada saat merancang rumah perlu dipikirkan sistem ventilasi yang bisa mendinginkan suhu di dalam rumah sekaligus menjadikan situasi di dalamnya terang.

Secara prinsip, ruang menjadi nyaman jika terjadi aliran udara.

Kondisi ruang dalam rumah akan terasa nyaman jika udara mengalir pada kecepatan 0,1- 0,15 m/detik (angin terasa sepoi- sepoi). Andai lebih rendah dari nilai tersebut menyebabkan ruangan terasa pengap, panas dan gerah.

Sementara bila kecepatan angin lebih tinggi dari nilai yang dipersyaratkan menyebabkan sakit (masuk angin). Untuk membuat aliran udara menjadi ideal, hal yang mesti diperhatikan adalah arah datangnya angin yang menerpa rumah karena erat kaitannya dengan penentuan posisi bukaan.

Ventilasi dikatakan baik, bila sistem itu berlangsung secara alamiah dalam artian berlangsung dengan sendirinya tanpa bantuan alat bantu seperti kipas angin maupun pengkondisi udara (AC). Jika ventilasi alamiah tidak dapat berjalan lancar, barulah membutuhkan alat bantu untuk memperlancar sirkulasi udaranya. Namun dengan pengaturan desain yang pas serta mengetahui seluk-beluk sistem ventilasi, usaha mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh.

Oleh karena itu perlu diketahui bahwa ventilasi memiliki dua prinsip, yaitu ventilasi horizontal dan ventilasi vertikal.

Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal. Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain kondisinya lebih sejuk.

Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).

Sementara ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara, baik di dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis.

Ventilasi vertikal ini akan sangat bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

Sistem ventilasi rumah dapat dirancang untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang maksimal.

Untuk membuat agar angin bisa masuk ke dalam bangunan, salah satu cara yang dilakukan adalah memodifikasi temperatur di lingkungan rumah.

Modifikasi ini bertujuan untuk memancing angin agar bergerak ke arah rumah yang kita tinggali. Mengingat prinsip dasar bahwa udara mengalir dari tempat dingin (bertekanan tinggi) ke tempat panas (bertekanan rendah) maka pohon (tanaman) yang rindang bisa dijadikan salah satu alternatif untuk memancing angin agar bergerak mendekat ke rumah.

Lokasi penempatannya diletakkan di area yang memotong arah pergerakan angin yang mengenai bangunan. Karakteristik angin ketika memasuki area rumah biasanya bergerak horizontal. Selanjutnya angin (udara yang mengalir) dimasukkan ke dalam rumah melalui bukaan- bukaan. Bukaan ini bisa berupa jendela, bouvenliecht, lubang angin (rooster), pintu, skylight maupun lubang di atap dan plafond.

Prinsip membuat ventilasi di dalam rumah adalah bagaimana membuat lebih mudah bergerak dari luar ke dalam maupun sebaliknya. Oleh karenanya peletakan bukaan ventilasi menjadi faktor penting. (net)

Faktor utama yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah rumah adalah bagaimana membuat penghuni di dalamnya merasa nyaman dan betah bertempat tinggal dan beraktivitas.

UNTUK membuat rumah menjadi nyaman ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya kecukupan pencahayaan dan penghawaan (aliran udara) serta memiliki ruang gerak yang memadai.

Kondisi Indonesia yang memiliki iklim tropis lembab di satu sisi memberi keuntungan yaitu cahaya matahari bersinar serta angin yang bertiup hampir sepanjang tahun. Namun di sisi lain kondisi ini menjadi sebuah dilema, karena kondisi di dalam rumah menjadi panas. Untuk itulah pada saat merancang rumah perlu dipikirkan sistem ventilasi yang bisa mendinginkan suhu di dalam rumah sekaligus menjadikan situasi di dalamnya terang.

Secara prinsip, ruang menjadi nyaman jika terjadi aliran udara.

Kondisi ruang dalam rumah akan terasa nyaman jika udara mengalir pada kecepatan 0,1- 0,15 m/detik (angin terasa sepoi- sepoi). Andai lebih rendah dari nilai tersebut menyebabkan ruangan terasa pengap, panas dan gerah.

Sementara bila kecepatan angin lebih tinggi dari nilai yang dipersyaratkan menyebabkan sakit (masuk angin). Untuk membuat aliran udara menjadi ideal, hal yang mesti diperhatikan adalah arah datangnya angin yang menerpa rumah karena erat kaitannya dengan penentuan posisi bukaan.

Ventilasi dikatakan baik, bila sistem itu berlangsung secara alamiah dalam artian berlangsung dengan sendirinya tanpa bantuan alat bantu seperti kipas angin maupun pengkondisi udara (AC). Jika ventilasi alamiah tidak dapat berjalan lancar, barulah membutuhkan alat bantu untuk memperlancar sirkulasi udaranya. Namun dengan pengaturan desain yang pas serta mengetahui seluk-beluk sistem ventilasi, usaha mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh.

Oleh karena itu perlu diketahui bahwa ventilasi memiliki dua prinsip, yaitu ventilasi horizontal dan ventilasi vertikal.

Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal. Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain kondisinya lebih sejuk.

Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).

Sementara ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara, baik di dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis.

Ventilasi vertikal ini akan sangat bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

Sistem ventilasi rumah dapat dirancang untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang maksimal.

Untuk membuat agar angin bisa masuk ke dalam bangunan, salah satu cara yang dilakukan adalah memodifikasi temperatur di lingkungan rumah.

Modifikasi ini bertujuan untuk memancing angin agar bergerak ke arah rumah yang kita tinggali. Mengingat prinsip dasar bahwa udara mengalir dari tempat dingin (bertekanan tinggi) ke tempat panas (bertekanan rendah) maka pohon (tanaman) yang rindang bisa dijadikan salah satu alternatif untuk memancing angin agar bergerak mendekat ke rumah.

Lokasi penempatannya diletakkan di area yang memotong arah pergerakan angin yang mengenai bangunan. Karakteristik angin ketika memasuki area rumah biasanya bergerak horizontal. Selanjutnya angin (udara yang mengalir) dimasukkan ke dalam rumah melalui bukaan- bukaan. Bukaan ini bisa berupa jendela, bouvenliecht, lubang angin (rooster), pintu, skylight maupun lubang di atap dan plafond.

Prinsip membuat ventilasi di dalam rumah adalah bagaimana membuat lebih mudah bergerak dari luar ke dalam maupun sebaliknya. Oleh karenanya peletakan bukaan ventilasi menjadi faktor penting. (net)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/