30 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Dua Relawan Bobby Mundur dari Bacaleg PDIP

Sutrisno: Hanya Orang Titipan, Tidak Layak Jadi Bagian dari PDIP

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keluarnya dua orang relawan Bobby Nasution dari PDI Perjuangan sekaligus pembatalan pencalegannya dari partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut, menuai reaksi dari PDIP Sumut.

Anggota PDIP Sumut, Sutrisno Pengaribuan, mengatakan bahwa para relawan Bobby Nasution tersebut memang layak untuk keluar dari PDIP. Sebab ia menilai, mereka yang keluar hanyalah orang-orang ‘titipan’ yang memang tidak pernah punya kontribusi apapun untuk PDIP.

“Sebagai kader PDIP, tentu kami bergembira karena akhirnya orang- orang titipan itu sadar diri karena memang tidak layak menjadi bagian dari PDIP. Mereka orang-orang yang tidak pernah punya kontribusi dan perjuangan apapun kepada PDIP, sehingga memang tidak layak menjadi caleg apalagi pengurus PDIP. Intinya, mereka hanya orang titipan, tidak layak jadi bagian dari PDIP,” ucap Sutrisno kepada Sumut Pos, Rabu (1/11/2023).

Apalagi, sambung Sutrisno, pasca Bobby Nasution yang ‘menitipkan’ mereka di PDIP telah menyatakan dukungan secara terbuka kepada pasangan selain Ganjar – Mahfud yang jelas-jelas melanggar perintah partai.

“Maka tentu langkah mundur tersebut adalah yang paling tepat. PDIP tidak butuh alasan dan pertimbangan apapun terkait pengunduran diri keduanya. Lebih cepat lebih baik,” ujar mantan Anggota DPRD Sumut periode 2014 – 2019 tersebut.

Sutrisno pun berharap agar peristiwa mundurnya dua caleg ‘titipan’ tersebut dapat membuka mata para pimpinan dan kader PDIP, bahwa ada persoalan serius dalam pola rekrutmen pengurus dan caleg PDIP.

“Orang yang hanya karena jadi relawan menantu Jokowi diberi karpet merah menjadi pengurus dan caleg PDIP, sementara banyak kader PDIP yang ikut berjuang bersama PDIP sejak awal justru tersisih,” kata mantan Ketua Komisi D DPRD Sumut itu.

Sebagai contoh, kata Sutrisno, sosok Henry Jhon Hutagalung yang merupakan mantan Ketua DPC PDIP Medan, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, hingga pernah menjadi Ketua DPRD Medan periode 2014- 2019 yang terpaksa pindah partai karena tidak diberi kesempatan menjadi caleg di PDIP.

“Demikian juga dengan para kader, pengurus PAC, DPC, Badan dan Sayap PDIP, mereka banyak yang kecewa akibat digeser dan digusur orang- orang ‘titipan’ yang sama sekali tidak memiliki rekam jejak kontribusi dan perjuangan terhadap partai,” ungkapnya.

Dari peristiwa ini, lanjut Sutrisno, seharusnya para pimpinan partai dari tingkat DPC, DPD, hingga DPP PDIP dapat membuka mata, telinga, dan hati nuraninya atas adanya masalah pada pola rekrutmen pengurus dan caleg di berbagai tingkatan.

Sutrisno yang juga merupakan Presidium GaMa Centre itu meminta agar ada tindakan konkret dalam menjawab hal- hal yang mungkin timbul di kemudian hari secara khusus terkait masalah tersebut.

“Meskipun dari sisi partai, PDIP diuntungkan karena pengunduran diri para kader- kader ‘karbitan’ dan ‘titipan’ seperti ini,” lanjutnya.

Sebagai kader PDIP, Sutrisno juga meminta agar para pengurus partai dapat merespons kasus tersebut dengan cepat dan serius untuk memastikan target- target Pemilu tidak terganggu.

“Sebab jika target Pemilu tidak tercapai, hal tersebut akan dijadikan dasar dan alasan untuk melakukan evaluasi di tiap tingkatan kepengurusan partai,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dua orang relawan Bobby Nasution, yakni Hasanul Jihadi alias Jiji dan Muhammad Fadli, memilih keluar dan batal menjadi bacaleg PDIP di Pemilu 2024. Mereka mengaku memilih meninggalkan PDIP karena tegak lurus dengan Presiden Jokowi.

Keduanya mengaku sebagai Jokowisme dan mendukung Prabowo – Gibran dalam Pilpres 2024. Jiji pun mengucapkan terima kasih kepada PDIP yang telah memberikan kesempatan bagi mereka.
(map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keluarnya dua orang relawan Bobby Nasution dari PDI Perjuangan sekaligus pembatalan pencalegannya dari partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut, menuai reaksi dari PDIP Sumut.

Anggota PDIP Sumut, Sutrisno Pengaribuan, mengatakan bahwa para relawan Bobby Nasution tersebut memang layak untuk keluar dari PDIP. Sebab ia menilai, mereka yang keluar hanyalah orang-orang ‘titipan’ yang memang tidak pernah punya kontribusi apapun untuk PDIP.

“Sebagai kader PDIP, tentu kami bergembira karena akhirnya orang- orang titipan itu sadar diri karena memang tidak layak menjadi bagian dari PDIP. Mereka orang-orang yang tidak pernah punya kontribusi dan perjuangan apapun kepada PDIP, sehingga memang tidak layak menjadi caleg apalagi pengurus PDIP. Intinya, mereka hanya orang titipan, tidak layak jadi bagian dari PDIP,” ucap Sutrisno kepada Sumut Pos, Rabu (1/11/2023).

Apalagi, sambung Sutrisno, pasca Bobby Nasution yang ‘menitipkan’ mereka di PDIP telah menyatakan dukungan secara terbuka kepada pasangan selain Ganjar – Mahfud yang jelas-jelas melanggar perintah partai.

“Maka tentu langkah mundur tersebut adalah yang paling tepat. PDIP tidak butuh alasan dan pertimbangan apapun terkait pengunduran diri keduanya. Lebih cepat lebih baik,” ujar mantan Anggota DPRD Sumut periode 2014 – 2019 tersebut.

Sutrisno pun berharap agar peristiwa mundurnya dua caleg ‘titipan’ tersebut dapat membuka mata para pimpinan dan kader PDIP, bahwa ada persoalan serius dalam pola rekrutmen pengurus dan caleg PDIP.

“Orang yang hanya karena jadi relawan menantu Jokowi diberi karpet merah menjadi pengurus dan caleg PDIP, sementara banyak kader PDIP yang ikut berjuang bersama PDIP sejak awal justru tersisih,” kata mantan Ketua Komisi D DPRD Sumut itu.

Sebagai contoh, kata Sutrisno, sosok Henry Jhon Hutagalung yang merupakan mantan Ketua DPC PDIP Medan, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, hingga pernah menjadi Ketua DPRD Medan periode 2014- 2019 yang terpaksa pindah partai karena tidak diberi kesempatan menjadi caleg di PDIP.

“Demikian juga dengan para kader, pengurus PAC, DPC, Badan dan Sayap PDIP, mereka banyak yang kecewa akibat digeser dan digusur orang- orang ‘titipan’ yang sama sekali tidak memiliki rekam jejak kontribusi dan perjuangan terhadap partai,” ungkapnya.

Dari peristiwa ini, lanjut Sutrisno, seharusnya para pimpinan partai dari tingkat DPC, DPD, hingga DPP PDIP dapat membuka mata, telinga, dan hati nuraninya atas adanya masalah pada pola rekrutmen pengurus dan caleg di berbagai tingkatan.

Sutrisno yang juga merupakan Presidium GaMa Centre itu meminta agar ada tindakan konkret dalam menjawab hal- hal yang mungkin timbul di kemudian hari secara khusus terkait masalah tersebut.

“Meskipun dari sisi partai, PDIP diuntungkan karena pengunduran diri para kader- kader ‘karbitan’ dan ‘titipan’ seperti ini,” lanjutnya.

Sebagai kader PDIP, Sutrisno juga meminta agar para pengurus partai dapat merespons kasus tersebut dengan cepat dan serius untuk memastikan target- target Pemilu tidak terganggu.

“Sebab jika target Pemilu tidak tercapai, hal tersebut akan dijadikan dasar dan alasan untuk melakukan evaluasi di tiap tingkatan kepengurusan partai,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dua orang relawan Bobby Nasution, yakni Hasanul Jihadi alias Jiji dan Muhammad Fadli, memilih keluar dan batal menjadi bacaleg PDIP di Pemilu 2024. Mereka mengaku memilih meninggalkan PDIP karena tegak lurus dengan Presiden Jokowi.

Keduanya mengaku sebagai Jokowisme dan mendukung Prabowo – Gibran dalam Pilpres 2024. Jiji pun mengucapkan terima kasih kepada PDIP yang telah memberikan kesempatan bagi mereka.
(map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/