31.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Tidak Ingin Keputusan Mundur dari Kabinet Dikaitkan dengan Paslon Lain yang Masih Menjabat, Mahfud MD Tinggalkan Tiga Catatan Penting

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemarin sore (1/2), keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Lewat pertemuan tersebut, Mahfud menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Kemarin Mahfud tiba di komplek Istana Negara sekitar pukul 16.32. Tidak seperti biasanya, Mahfud yang mengenakan batik berwarna coklat dan putih itu lewat Pintu Bali atau jalan khusus VVIP. Dia terlihat sedikit lari-lari kecil menuju Istana Merdeka. Maklum Jokowi sudah menunggunya. Sebelum sampai di Jakarta, Mahfud terbang dari Aceh untuk bertemu Jokowi.

Jokowi yang sebelumnya kunjungan kerja di Jawa Tengah juga langsung ke Komplek Istana Negara. Awalnya pertemuan keduanya dijadwalkan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada pukul 15.00. Namun pukul 12.00 tempat pertemuan keduanya digeser ke Istana Negara. Hingga akhirnya pada pukul 15.20 Jokowi sampai Istana Negara.

Usai pertemuan, Mahfud memberikan keterangan kepada awak media. Pertemuan dengan Jokowi berlangsung lebih dari sepuluh menit. Padahal hanya tiga hal saja yang disampaikan Mahfud lewat surat. Pertama dia berterima kasih sudah dipercaya sebagai menkopolhukam selama empat setengah tahun sejak 23 Oktober 2019. Kedua dia minta berhenti dari jabatannya. “Ketiga saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik,” ungkapnya.

Mahfud menceritakan momen pertemuan dengan kepala negara. Menurutnya Jokowi menyambut dengan ramah. “Kami bicara dari hati ke hati,” tuturnya. Tidak ada ketegangan dengan ditandai saling senyum dan kekeluargaan.  Keduanya juga mengingat masa lalu. Saat mereka bekerja bersama. “Presiden menyatakan Pak Mahfud ini menkopolhukam terlama dalam sepanjang pemerintahan Pak Jokowi. Pak Tedjo tidak sampai setahun, Pak Luhut 16 bulan, dan Pak Wiranto tiga tahun dua bulan,” katanya.

Diakui oleh Mahfud dalam pertemuan tersebut banyak gurauan yang keluar dari mulut pejabat asal Madura itu. Pun demikian dengan Jokowi. “Sebenarnya kalau suratnya sendiri  selesai dalam waktu pendek. Kami tadi banyak bergurau dan bicara bahwa negara ini harus dibangun ke depan sesuai dengan tujuan negara,” cerita Mahfud. Dia juga menyebut Jokowi berterima kasih. Sebab sudah membantu dalam kabinet. “Pesannya sudah umum. Ada di konstitusi. Tidak ada pesan lain,” jawabnya ketika ditanya apakah Jokowi ada pesan khusus terkait posisinya sebagai Cawapres.

Namun, dia enggan mengaitkan keputusan mundur dari posisi menteri sebagai kode untuk pasangan capres dan cawapres lain. Dalam hal ini, Prabowo Subianto yang merupakan Capres nomor urut 02 masih menjabat sebagai menteri pertahanan. Begitu juga cawapresnya yang masih memegang posisi Walikota Solo. Sejumlah menteri juga dengan terang-terangan memihak paslon dan bahkan fokus berkampanye sebagai calon legislatif.

Mahfud menyebut dirinya resmi lepas dari jabatan setelah ada Keputusan Presiden (Keppres). Dia menyatakan masih ada tugas yang menggantung yang harus dilanjutkan menkopolhukam setelahnya. Karena itu, dia meninggalkan tiga catatan penting. “Pertama soal BLBI. Kita dulu hampir kehilangan uang lebih dari Rp111 triliun,” katanya. Lalu dalam satu setengah tahun terakhir dapat mengumpulkan Rp35,8 triliun.

Catatan kedua terkait dengan penyelesaian pelanggaran HAM berat. “Saya katakan untuk penyelesaian dari sudut korbannya itu terus berjalan sesuai dengan Inpres dan itu mendapat pujian resmi PBB,” ucapnya. Ketiga soal RUU Mahkamah Konstitusi (MK). Dia menegaskan, menolak RUU inisiatif DPR itu. “Saya katakan, bapak presiden saya tidak setuju dan saya hentikan pembahasan itu karena aturan peralihannya tidak adil bagi hakim yang ada sekarang,” imbuhnya. Tiga catatan penting itu juga disampaikan kembali saat Mahfud menyampaikan keterangan kepada awak media di kantor Kemenko Polhukam.

Menurut dia, keputusan mundur dari kabinet Jokowi – Ma’ruf sudah bulat sejak dipastikan bakal maju dalam kontestasi pilpres sebagai cawapres Ganjar Pranowo. Namun, dia mengaku harus menunggu momen untuk menyampaikan pengunduran diri tersebut. Salah satunya momen bertemu langsung dengan presiden. “Kan tidak mungkin saya against kebijakan atau against calon yang didukung Pak Jokowi lalu saya masih terus. Kan ndak bagus,” imbuhnya. Karena itu, dia menyatakan harus mundur dari posisi menteri.

Sampai kemarin, Mahfud belum tahu menko polhukam yang bakal menggantikan dirinya. Menurut dia, itu mutlak menjadi kewenangan Jokowi. Untuk itu, dia juga tidak punya pesan untuk penggantinya. “Setiap menteri itu menurut saya nanti akan dibekali sendiri oleh presiden. Biar presiden yang membekali itu semua,” bebernya. Dia hanya akan membantu jika nantinya menko polhukam baru bertanya dan meminta masukan dari dirinya. “Kalau siapa-siapa nama yang cocok yang menggantikan, sama sekali saya hindari untuk bicara itu,” kata dia tegas.

Kemarin saat kunjungan kerja di Jawa Tengah, Jokowi sempat menanggapi pengunduran diri Mahfud. Pada kesempatan itu dia menegaskan bahwa rencana pengunduran diri tersebut merupakan hak bagi setiap jajarannya. “Itu hak dan saya sangat menghargai, saya sangat menghargai,” ucapnya. Sebelumnya, diketahui Mahfud Md telah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (29/1) malam. Dalam pertemuan itu, Mahfud meminta untuk menghadap dan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. (lyn/syn/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemarin sore (1/2), keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Lewat pertemuan tersebut, Mahfud menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Kemarin Mahfud tiba di komplek Istana Negara sekitar pukul 16.32. Tidak seperti biasanya, Mahfud yang mengenakan batik berwarna coklat dan putih itu lewat Pintu Bali atau jalan khusus VVIP. Dia terlihat sedikit lari-lari kecil menuju Istana Merdeka. Maklum Jokowi sudah menunggunya. Sebelum sampai di Jakarta, Mahfud terbang dari Aceh untuk bertemu Jokowi.

Jokowi yang sebelumnya kunjungan kerja di Jawa Tengah juga langsung ke Komplek Istana Negara. Awalnya pertemuan keduanya dijadwalkan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada pukul 15.00. Namun pukul 12.00 tempat pertemuan keduanya digeser ke Istana Negara. Hingga akhirnya pada pukul 15.20 Jokowi sampai Istana Negara.

Usai pertemuan, Mahfud memberikan keterangan kepada awak media. Pertemuan dengan Jokowi berlangsung lebih dari sepuluh menit. Padahal hanya tiga hal saja yang disampaikan Mahfud lewat surat. Pertama dia berterima kasih sudah dipercaya sebagai menkopolhukam selama empat setengah tahun sejak 23 Oktober 2019. Kedua dia minta berhenti dari jabatannya. “Ketiga saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik,” ungkapnya.

Mahfud menceritakan momen pertemuan dengan kepala negara. Menurutnya Jokowi menyambut dengan ramah. “Kami bicara dari hati ke hati,” tuturnya. Tidak ada ketegangan dengan ditandai saling senyum dan kekeluargaan.  Keduanya juga mengingat masa lalu. Saat mereka bekerja bersama. “Presiden menyatakan Pak Mahfud ini menkopolhukam terlama dalam sepanjang pemerintahan Pak Jokowi. Pak Tedjo tidak sampai setahun, Pak Luhut 16 bulan, dan Pak Wiranto tiga tahun dua bulan,” katanya.

Diakui oleh Mahfud dalam pertemuan tersebut banyak gurauan yang keluar dari mulut pejabat asal Madura itu. Pun demikian dengan Jokowi. “Sebenarnya kalau suratnya sendiri  selesai dalam waktu pendek. Kami tadi banyak bergurau dan bicara bahwa negara ini harus dibangun ke depan sesuai dengan tujuan negara,” cerita Mahfud. Dia juga menyebut Jokowi berterima kasih. Sebab sudah membantu dalam kabinet. “Pesannya sudah umum. Ada di konstitusi. Tidak ada pesan lain,” jawabnya ketika ditanya apakah Jokowi ada pesan khusus terkait posisinya sebagai Cawapres.

Namun, dia enggan mengaitkan keputusan mundur dari posisi menteri sebagai kode untuk pasangan capres dan cawapres lain. Dalam hal ini, Prabowo Subianto yang merupakan Capres nomor urut 02 masih menjabat sebagai menteri pertahanan. Begitu juga cawapresnya yang masih memegang posisi Walikota Solo. Sejumlah menteri juga dengan terang-terangan memihak paslon dan bahkan fokus berkampanye sebagai calon legislatif.

Mahfud menyebut dirinya resmi lepas dari jabatan setelah ada Keputusan Presiden (Keppres). Dia menyatakan masih ada tugas yang menggantung yang harus dilanjutkan menkopolhukam setelahnya. Karena itu, dia meninggalkan tiga catatan penting. “Pertama soal BLBI. Kita dulu hampir kehilangan uang lebih dari Rp111 triliun,” katanya. Lalu dalam satu setengah tahun terakhir dapat mengumpulkan Rp35,8 triliun.

Catatan kedua terkait dengan penyelesaian pelanggaran HAM berat. “Saya katakan untuk penyelesaian dari sudut korbannya itu terus berjalan sesuai dengan Inpres dan itu mendapat pujian resmi PBB,” ucapnya. Ketiga soal RUU Mahkamah Konstitusi (MK). Dia menegaskan, menolak RUU inisiatif DPR itu. “Saya katakan, bapak presiden saya tidak setuju dan saya hentikan pembahasan itu karena aturan peralihannya tidak adil bagi hakim yang ada sekarang,” imbuhnya. Tiga catatan penting itu juga disampaikan kembali saat Mahfud menyampaikan keterangan kepada awak media di kantor Kemenko Polhukam.

Menurut dia, keputusan mundur dari kabinet Jokowi – Ma’ruf sudah bulat sejak dipastikan bakal maju dalam kontestasi pilpres sebagai cawapres Ganjar Pranowo. Namun, dia mengaku harus menunggu momen untuk menyampaikan pengunduran diri tersebut. Salah satunya momen bertemu langsung dengan presiden. “Kan tidak mungkin saya against kebijakan atau against calon yang didukung Pak Jokowi lalu saya masih terus. Kan ndak bagus,” imbuhnya. Karena itu, dia menyatakan harus mundur dari posisi menteri.

Sampai kemarin, Mahfud belum tahu menko polhukam yang bakal menggantikan dirinya. Menurut dia, itu mutlak menjadi kewenangan Jokowi. Untuk itu, dia juga tidak punya pesan untuk penggantinya. “Setiap menteri itu menurut saya nanti akan dibekali sendiri oleh presiden. Biar presiden yang membekali itu semua,” bebernya. Dia hanya akan membantu jika nantinya menko polhukam baru bertanya dan meminta masukan dari dirinya. “Kalau siapa-siapa nama yang cocok yang menggantikan, sama sekali saya hindari untuk bicara itu,” kata dia tegas.

Kemarin saat kunjungan kerja di Jawa Tengah, Jokowi sempat menanggapi pengunduran diri Mahfud. Pada kesempatan itu dia menegaskan bahwa rencana pengunduran diri tersebut merupakan hak bagi setiap jajarannya. “Itu hak dan saya sangat menghargai, saya sangat menghargai,” ucapnya. Sebelumnya, diketahui Mahfud Md telah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Senin (29/1) malam. Dalam pertemuan itu, Mahfud meminta untuk menghadap dan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. (lyn/syn/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/