26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Caleg PBB dan PKPI Siap-siap Gigit Jari

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) diprediksi tidak akan mampu mengirimkan calegnya lolos ke Senayan. Ini lantara berdasarkan hasil sejumlah survei terbaru, kedua partai tersebut tak lolos persyaratan ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold atau PT) 3,5 persen.

Jika perolehan suara partai secara nasional tidak mencapai 3,5 persen, maka partai tersebut tidak bisa menempatkan calegnya di DPR. Untuk DPRD provinsi dan kabupaten/kota, tetap bisa meski secara nasional perolehan suaranya tidak mencapai 3,5 persen.

Dengan demikian, para caleg untuk DPR dari PBB dan PKPI, siap-siap saja gigit jari. Seperti diketahui, ada 30 caleg DPR dari PBB di tiga dapil di Sumut. Begitu pun dari PKPI juga ada 30 caleg untuk DPR. Masing-masing dapil ada 10 caleg.

Untuk dapil Sumut 1 dari PKPI, nomor urut 1 Yopie S Batubara. Untuk dapil Sumut II nomor urut 1 Huala Siregar, untuk dapil Sumut III nomor urut satu Berlian Rumapea. Sedang caleg dari PBB, untuk dapil Sumut 1 nomor urut 1 Masri Sitanggang, nomor urut 1 di dapil Sumut II Doriangat Pakpahan, dan dapil Sumut III nomor urut 1 Arifin Tarigan.

Seperti diberitakan, hasil survei tiga lembaga yang masih tergolong gres, menempatkan PBB dan PKPI di urutan terbawah perolehan suara. Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang merilis hasil surveinya pada Minggu (6/4), menyebutkan perolehan suara PKPI dan PBB sama, yakni 0,9 persen. Sedang PKS di urusan ke-10 dengan raihan suara 4,3 persen.

Sedang hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan 2 April 2014, menyebutkan PBB meraih suara 0,9 persen, sedang PKPI meraih 0,5 persen. Sedang PKS, berdasar survei LSI yang dilakukan pada 22-26 Maret 2014 ini, menempatkan PKS di posisi keenam dengan raihan 5,2 persen suara.

Peneliti LSI Network, Adjie Alfaraby menyebut, dua partai terbawah, yakni PBB dan PKPI diprediksi hanya memperoleh dukungan di bawah 3,5 persen. “Keduanya partai kelas papan bawah, yakni PBB dan PKPI,” ujarnya. Sedang hasil jajak pendapat Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang dirilis Kamis 3 April 2014, PBB mendapat 1,9 persen suara, dan PKPI 0,5 persen. Mirip hasil survei JSI, LSJ menempatkan juga menempatkan PKS di urutan ke 10, dengan meraih 3,6 persen.

 

CALEG ROGOH MILIARAN

Sejumlah caleg DPR RI dari dapil Sumut mengaku sudah mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah agar bisa lolos ke Senayan, lewat pileg 9 April besok. Sutan Bathoegana Siregar misalnya, mengaku sudah mengeluarkan Rp1,5 miliar di masa kampanye yang berakhir 5 April 2014. Pengeluaran tersebut untuk pembelian atribut kampanye.

“Sudah satu setengah (miliar). Pengeluaran terbesar untuk atribut seperti kaos, gantungan kunci, jam. Kalau ada caleg DPR bilang habis tiga ratus juta, bohong itu. Semua pasti miliaran,” kata caleg untuk DPR dari Partai Demokrat itu kepada koran ini, kemarin (7/4).

Dia mengatakan, anggaran Rp1,5 miliar itu sudah dihemat. Kalau tidak terkontrol, lanjutnya, pasti lebih dari angka itu. Dia yakin, banyak caleg DPR yang pengeluarannya lebih besar dari Rp1,5 miliar. Untuk pileg 2009 silam, dia hanya habiskan Rp750 juta.

“Harga-harga naik, jadi sekarang dua kali lipat,” ujarnya. Ketua Komisi VII DPR itu mengaku, pihaknya tidak sembarangan mengeluarkan uang yang akan dibelanjakan anggota tim suksesnya, di mana yang ada di Posko ada 20 orang. Dia mengklaim, jumlah relawannya mencapai sekitar 5.000 orang yang tersebar hingga tingkat kecamatan. “Di setiap kecamatan ada 20 orang,” ujar Sutan.

Pengeluaran hingga miliaran juga diakui caleg DPR di dapil III Sumut, Martin Hutabarat. Ketua Dewan Penasehat Gerindra Sumut ini tidak menyebut angka pastinya, lantaran gerakan sosialisasi sudah dilakukan dalam satu terakhir. Sudah keluar dana berapa? “Lumayan juga, miliaran pasti,” ujar vokalis di Komisi Hukum DPR itu.

“Saya sudah bagi-bagi kaos sebanyak 80 ribu kaos, sejak enam bulan lalu,” ujarnya saat ditanya pos pengeluaran terbesar. Berbeda dengan Sutan yang membentuk tim sukses, Martin mengaku menggunakan jaringan pengurus partainya hingga tingkat ranting.  “Sekalian konsolidasi partai,” cetusnya.

Caleg DPR dari dapil Sumut III, Nasril Bahar, juga mengaku menghabiskan miliaran rupiah. Hanya saja, dengan alasan belum merekap rincian pengeluaran, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu belum menyebut angka pastinya. “Yang jelas nggak mungkin ratusan juta,” ujar anggota Komisi VI DPR itu memastikan bahwa dia juga telah merogoh miliaran rupiah. Pengeluaran cukup besar, lanjutnya, lantaran dia membentuk jaringan hingga tingkat dusun. (sam/deo)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) diprediksi tidak akan mampu mengirimkan calegnya lolos ke Senayan. Ini lantara berdasarkan hasil sejumlah survei terbaru, kedua partai tersebut tak lolos persyaratan ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold atau PT) 3,5 persen.

Jika perolehan suara partai secara nasional tidak mencapai 3,5 persen, maka partai tersebut tidak bisa menempatkan calegnya di DPR. Untuk DPRD provinsi dan kabupaten/kota, tetap bisa meski secara nasional perolehan suaranya tidak mencapai 3,5 persen.

Dengan demikian, para caleg untuk DPR dari PBB dan PKPI, siap-siap saja gigit jari. Seperti diketahui, ada 30 caleg DPR dari PBB di tiga dapil di Sumut. Begitu pun dari PKPI juga ada 30 caleg untuk DPR. Masing-masing dapil ada 10 caleg.

Untuk dapil Sumut 1 dari PKPI, nomor urut 1 Yopie S Batubara. Untuk dapil Sumut II nomor urut 1 Huala Siregar, untuk dapil Sumut III nomor urut satu Berlian Rumapea. Sedang caleg dari PBB, untuk dapil Sumut 1 nomor urut 1 Masri Sitanggang, nomor urut 1 di dapil Sumut II Doriangat Pakpahan, dan dapil Sumut III nomor urut 1 Arifin Tarigan.

Seperti diberitakan, hasil survei tiga lembaga yang masih tergolong gres, menempatkan PBB dan PKPI di urutan terbawah perolehan suara. Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang merilis hasil surveinya pada Minggu (6/4), menyebutkan perolehan suara PKPI dan PBB sama, yakni 0,9 persen. Sedang PKS di urusan ke-10 dengan raihan suara 4,3 persen.

Sedang hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasikan 2 April 2014, menyebutkan PBB meraih suara 0,9 persen, sedang PKPI meraih 0,5 persen. Sedang PKS, berdasar survei LSI yang dilakukan pada 22-26 Maret 2014 ini, menempatkan PKS di posisi keenam dengan raihan 5,2 persen suara.

Peneliti LSI Network, Adjie Alfaraby menyebut, dua partai terbawah, yakni PBB dan PKPI diprediksi hanya memperoleh dukungan di bawah 3,5 persen. “Keduanya partai kelas papan bawah, yakni PBB dan PKPI,” ujarnya. Sedang hasil jajak pendapat Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang dirilis Kamis 3 April 2014, PBB mendapat 1,9 persen suara, dan PKPI 0,5 persen. Mirip hasil survei JSI, LSJ menempatkan juga menempatkan PKS di urutan ke 10, dengan meraih 3,6 persen.

 

CALEG ROGOH MILIARAN

Sejumlah caleg DPR RI dari dapil Sumut mengaku sudah mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah agar bisa lolos ke Senayan, lewat pileg 9 April besok. Sutan Bathoegana Siregar misalnya, mengaku sudah mengeluarkan Rp1,5 miliar di masa kampanye yang berakhir 5 April 2014. Pengeluaran tersebut untuk pembelian atribut kampanye.

“Sudah satu setengah (miliar). Pengeluaran terbesar untuk atribut seperti kaos, gantungan kunci, jam. Kalau ada caleg DPR bilang habis tiga ratus juta, bohong itu. Semua pasti miliaran,” kata caleg untuk DPR dari Partai Demokrat itu kepada koran ini, kemarin (7/4).

Dia mengatakan, anggaran Rp1,5 miliar itu sudah dihemat. Kalau tidak terkontrol, lanjutnya, pasti lebih dari angka itu. Dia yakin, banyak caleg DPR yang pengeluarannya lebih besar dari Rp1,5 miliar. Untuk pileg 2009 silam, dia hanya habiskan Rp750 juta.

“Harga-harga naik, jadi sekarang dua kali lipat,” ujarnya. Ketua Komisi VII DPR itu mengaku, pihaknya tidak sembarangan mengeluarkan uang yang akan dibelanjakan anggota tim suksesnya, di mana yang ada di Posko ada 20 orang. Dia mengklaim, jumlah relawannya mencapai sekitar 5.000 orang yang tersebar hingga tingkat kecamatan. “Di setiap kecamatan ada 20 orang,” ujar Sutan.

Pengeluaran hingga miliaran juga diakui caleg DPR di dapil III Sumut, Martin Hutabarat. Ketua Dewan Penasehat Gerindra Sumut ini tidak menyebut angka pastinya, lantaran gerakan sosialisasi sudah dilakukan dalam satu terakhir. Sudah keluar dana berapa? “Lumayan juga, miliaran pasti,” ujar vokalis di Komisi Hukum DPR itu.

“Saya sudah bagi-bagi kaos sebanyak 80 ribu kaos, sejak enam bulan lalu,” ujarnya saat ditanya pos pengeluaran terbesar. Berbeda dengan Sutan yang membentuk tim sukses, Martin mengaku menggunakan jaringan pengurus partainya hingga tingkat ranting.  “Sekalian konsolidasi partai,” cetusnya.

Caleg DPR dari dapil Sumut III, Nasril Bahar, juga mengaku menghabiskan miliaran rupiah. Hanya saja, dengan alasan belum merekap rincian pengeluaran, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu belum menyebut angka pastinya. “Yang jelas nggak mungkin ratusan juta,” ujar anggota Komisi VI DPR itu memastikan bahwa dia juga telah merogoh miliaran rupiah. Pengeluaran cukup besar, lanjutnya, lantaran dia membentuk jaringan hingga tingkat dusun. (sam/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/