JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Kelompok Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (Pokja PPLN), Wahid Supriyadi, mengatakan tingkat partisipasi pemilih di luar negeri pada pemilihan presiden 2014, meningkat luarbiasa.
“Saya baru menerima (laporan) separuh ya. Ini pun laporan dari whatsapp dan SMS yang belum diklarifikasi. Tapi hampir semua mengalami kenaikan yang cukup drastis. Bahkan di Hongkong saja itu naik 400 persen. Ada sekitar 25.000 lebih pemilih, belum termasuk yang memilih lewat pos dan dropbox, masih akan diberi waktu sampai dengan tanggal 14 Juli,” kata Wahid di Gedung KPU, Jakarta, Senin (7/7).
Saat ditanya ada berapa pemilih di Hongkong yang tidak dapat menggunakan hak pilih, menurut Supriyadi mencapai sekitar 100 pemilih lebih. Perkiraan tersebut berdasarkan laporan Ketua PPLN Hongkong yang disampaikan kepadanya.
“Atas apa yang terjadi di Hongkong, mungkin hanya satu-satunya terjadi di luar negeri. Karena yang di LA (Los Angeles) sudah terakomodasi karena jumlahnya sedikit dan ada kelebihan surat suara dan memang masih dalam waktu yang ditentukan,” katanya.
Sayangnya saat ditanya bagaimana dengan nasib pemilih yang belum memilih, Supriyadi belum dapat menjelaskan lebih lanjut langkah apa yang akan diambil oleh KPU.
Hal senada juga dikemukakan Ketua KPU, Husni Kamil Manik. Menurut mantan Komisioner Sumatera Barat ini, dari segi aturan kemungkinan pemilih di Hongkong yang tidak dapat menggunakan haknya, sulit diakomodir.
“Kalau dari segi aturan tidak. Kan sama saja kalau sudah jam 13:00 (di dalam negeri) setelah itu datang puluhan ribu orang mengatakan belum tedaftar, ya tidak bisa dilayani. Tetapi kalau belum penutupan mereka datang dan antrian datang, itu dilayani. Tapi mereka (pemilih di Hongkong) itu datang setelah ditutup,” katanya.(gir/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua Kelompok Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (Pokja PPLN), Wahid Supriyadi, mengatakan tingkat partisipasi pemilih di luar negeri pada pemilihan presiden 2014, meningkat luarbiasa.
“Saya baru menerima (laporan) separuh ya. Ini pun laporan dari whatsapp dan SMS yang belum diklarifikasi. Tapi hampir semua mengalami kenaikan yang cukup drastis. Bahkan di Hongkong saja itu naik 400 persen. Ada sekitar 25.000 lebih pemilih, belum termasuk yang memilih lewat pos dan dropbox, masih akan diberi waktu sampai dengan tanggal 14 Juli,” kata Wahid di Gedung KPU, Jakarta, Senin (7/7).
Saat ditanya ada berapa pemilih di Hongkong yang tidak dapat menggunakan hak pilih, menurut Supriyadi mencapai sekitar 100 pemilih lebih. Perkiraan tersebut berdasarkan laporan Ketua PPLN Hongkong yang disampaikan kepadanya.
“Atas apa yang terjadi di Hongkong, mungkin hanya satu-satunya terjadi di luar negeri. Karena yang di LA (Los Angeles) sudah terakomodasi karena jumlahnya sedikit dan ada kelebihan surat suara dan memang masih dalam waktu yang ditentukan,” katanya.
Sayangnya saat ditanya bagaimana dengan nasib pemilih yang belum memilih, Supriyadi belum dapat menjelaskan lebih lanjut langkah apa yang akan diambil oleh KPU.
Hal senada juga dikemukakan Ketua KPU, Husni Kamil Manik. Menurut mantan Komisioner Sumatera Barat ini, dari segi aturan kemungkinan pemilih di Hongkong yang tidak dapat menggunakan haknya, sulit diakomodir.
“Kalau dari segi aturan tidak. Kan sama saja kalau sudah jam 13:00 (di dalam negeri) setelah itu datang puluhan ribu orang mengatakan belum tedaftar, ya tidak bisa dilayani. Tetapi kalau belum penutupan mereka datang dan antrian datang, itu dilayani. Tapi mereka (pemilih di Hongkong) itu datang setelah ditutup,” katanya.(gir/jpnn)