25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Mahyuddin Jual Rumah, Setnov Dukung Jokowi-JK

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Plt Ketua DPD Golkar Sumut Nurdin Halid (tengah) berjabat tangan dengan kedua calon Ketua Umum Golkar zona I Sumatera Setya Novanto di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Plt Ketua DPD Golkar Sumut Nurdin Halid (tengah) berjabat tangan dengan kedua calon Ketua Umum Golkar zona I Sumatera Setya Novanto di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua Caketum Partai Golkar, Setya Novanto dan Mahyudin melakukan kampanye perdana di Hotel Grand Angkasa Medan, tadi malam. Mereka berusaha meyakinkan para pengurus DPD I dan DPD II Golkar se-Sumatera untuk memberikan suara pada pemilihan ketum di Munaslub.

Caketum Partai Golkar nomor urut 4, Mahyudin mengaku rela menjual rumah pribadinya demi membesarkan partai. “Jangankan uang Rp1 miliar, rumah pribadipun siap saya jual kalau itu demi membesarkan partai. Bagi saya Golkar adalah segalanya,” kata Mahyudin saat memaparkan visi-misinya.

Mahyudin menilai kondisi Partai Golkar saat ini sudah sangat memperihatikan. Bahkan, ia mengibaratkan Golkar sudah berada di bibir jurang.

“Kalau kata Bang Akbar, jika pemilu dilakukan hari ini, maka Golkar hanya memiliki elektabilitas 7 persen. Kita miris melihatnya, padahal Golkar partai tua,” urainya.

Dijelaskannya, berdasarkan statistik perolehan kursi7 Partai Golkar di DPR RI sejak Pemilu 1999-2014 terus mengalami penurunan. Dimana pada Pemilu 1999 Golkar mampu mencuri 128 kursi. Tahun 2004 menurun menjadi 120 kursi, 2009 menjadi 108 kursi dan pemilu 2014 hanya 98 kursi.

“Trennya mengalami penurunan, kalau terus dibiarkan maka kondisinya akan semakin mengkahwatirkan,” tuturnya.

Maka dari itu, Mahyudin memiliki empat visi atau jurus jitu yang akan dilaksanakannya jikalah terpilih menjadi Ketum Partai Golkar pada pelaksanaan Munaslub di Bali.

Pertama, melakukan konsolidasi di semua tingkatan serta memeberdayakan kembali para tokoh-tokoh partai golkar. Kedua, memupuk militansi para kader Golkar.

“Saat ini militansi yang perlu ditingkatkan, karena tidak sedikit kader golkar yang berpindah partai hanya karena tidak dicalonkan sebagai kepala daerah dan calon anggota legislatif,” paparnya.

Ketiga, kata Mahyudin, perlu memodrenisasi partai Golkar dengan merekrut para pemilih muda yang ada saat ini dengan cara digital. “Saat ini sudah era digital, sosial media akan kita manfaatkan untuk merekrut pemilih pemula,” bilangnya.

Terakhir, Mahyudin bakal membuat brand Partai Golkar semakin besar. “Brand (merek) Partai Golkar saat ini sudah mulai meredup, terlebih dalam dua tahun terakhir partai golkar hanya sibuk dengan konflik internal,” tuturnya.

Sementara Calon Ketum Partai Golkar nomor urut 2, Setya Novanto mengatakan, komitmennya membesarkan Golkar dan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

“Tentu saya ingin membesarkan Partai Golkar. Kita akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung Presiden Jokowi,” ujar Setya Novanto.

Dia juga menyebutkan akan melakukan konsolidasi partai kepada kader di tingkat dua hingga kecamatan. “Kami akan menyempurnakan program partai dari tingkat dua hingga kecamatan,” jelasnya.

Mantan Ketua DPR itu juga meminta seluruh kandidat ketua umum dan kader Partai Golkar untuk sama-sama membesarkan partai tersebut.

KEMBALIKAN UANG CAKETUM
Sementara, meskipun pendaftaran bakal calon ketua umum (Caketum) berakhir dan kini memasuki tahap kampanye, polemik sumbangan Rp1 miliar terus bergulir. Menyusul tetap diloloskannya Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo sebagai caketum tanpa harus ikut mengiur, Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) meminta uang senilai total Rp 6 miliar yang terkumpul dari enam bakal calon lainnya segera dikembalikan.

Ahmad Doli Kurnia, inisiator GMPG mengatakan, adanya dua caketum yang tidak membayar bisa menciptakan ketidakadilan. “Masak enam orang bayar, dua lagi enggak bayar. Itu sebenarnya enggak adil,” kata Doli saat launching buku “Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat” di Pulau Dua Senayan, Jakarta, kemarin (8/5).

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Plt Ketua DPD Golkar Sumut Nurdin Halid (tengah) berjabat tangan dengan kedua calon Ketua Umum Golkar zona I Sumatera Setya Novanto di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Plt Ketua DPD Golkar Sumut Nurdin Halid (tengah) berjabat tangan dengan kedua calon Ketua Umum Golkar zona I Sumatera Setya Novanto di Hotel Grand Angkasa Medan, Minggu (8/5) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua Caketum Partai Golkar, Setya Novanto dan Mahyudin melakukan kampanye perdana di Hotel Grand Angkasa Medan, tadi malam. Mereka berusaha meyakinkan para pengurus DPD I dan DPD II Golkar se-Sumatera untuk memberikan suara pada pemilihan ketum di Munaslub.

Caketum Partai Golkar nomor urut 4, Mahyudin mengaku rela menjual rumah pribadinya demi membesarkan partai. “Jangankan uang Rp1 miliar, rumah pribadipun siap saya jual kalau itu demi membesarkan partai. Bagi saya Golkar adalah segalanya,” kata Mahyudin saat memaparkan visi-misinya.

Mahyudin menilai kondisi Partai Golkar saat ini sudah sangat memperihatikan. Bahkan, ia mengibaratkan Golkar sudah berada di bibir jurang.

“Kalau kata Bang Akbar, jika pemilu dilakukan hari ini, maka Golkar hanya memiliki elektabilitas 7 persen. Kita miris melihatnya, padahal Golkar partai tua,” urainya.

Dijelaskannya, berdasarkan statistik perolehan kursi7 Partai Golkar di DPR RI sejak Pemilu 1999-2014 terus mengalami penurunan. Dimana pada Pemilu 1999 Golkar mampu mencuri 128 kursi. Tahun 2004 menurun menjadi 120 kursi, 2009 menjadi 108 kursi dan pemilu 2014 hanya 98 kursi.

“Trennya mengalami penurunan, kalau terus dibiarkan maka kondisinya akan semakin mengkahwatirkan,” tuturnya.

Maka dari itu, Mahyudin memiliki empat visi atau jurus jitu yang akan dilaksanakannya jikalah terpilih menjadi Ketum Partai Golkar pada pelaksanaan Munaslub di Bali.

Pertama, melakukan konsolidasi di semua tingkatan serta memeberdayakan kembali para tokoh-tokoh partai golkar. Kedua, memupuk militansi para kader Golkar.

“Saat ini militansi yang perlu ditingkatkan, karena tidak sedikit kader golkar yang berpindah partai hanya karena tidak dicalonkan sebagai kepala daerah dan calon anggota legislatif,” paparnya.

Ketiga, kata Mahyudin, perlu memodrenisasi partai Golkar dengan merekrut para pemilih muda yang ada saat ini dengan cara digital. “Saat ini sudah era digital, sosial media akan kita manfaatkan untuk merekrut pemilih pemula,” bilangnya.

Terakhir, Mahyudin bakal membuat brand Partai Golkar semakin besar. “Brand (merek) Partai Golkar saat ini sudah mulai meredup, terlebih dalam dua tahun terakhir partai golkar hanya sibuk dengan konflik internal,” tuturnya.

Sementara Calon Ketum Partai Golkar nomor urut 2, Setya Novanto mengatakan, komitmennya membesarkan Golkar dan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

“Tentu saya ingin membesarkan Partai Golkar. Kita akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung Presiden Jokowi,” ujar Setya Novanto.

Dia juga menyebutkan akan melakukan konsolidasi partai kepada kader di tingkat dua hingga kecamatan. “Kami akan menyempurnakan program partai dari tingkat dua hingga kecamatan,” jelasnya.

Mantan Ketua DPR itu juga meminta seluruh kandidat ketua umum dan kader Partai Golkar untuk sama-sama membesarkan partai tersebut.

KEMBALIKAN UANG CAKETUM
Sementara, meskipun pendaftaran bakal calon ketua umum (Caketum) berakhir dan kini memasuki tahap kampanye, polemik sumbangan Rp1 miliar terus bergulir. Menyusul tetap diloloskannya Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo sebagai caketum tanpa harus ikut mengiur, Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) meminta uang senilai total Rp 6 miliar yang terkumpul dari enam bakal calon lainnya segera dikembalikan.

Ahmad Doli Kurnia, inisiator GMPG mengatakan, adanya dua caketum yang tidak membayar bisa menciptakan ketidakadilan. “Masak enam orang bayar, dua lagi enggak bayar. Itu sebenarnya enggak adil,” kata Doli saat launching buku “Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat” di Pulau Dua Senayan, Jakarta, kemarin (8/5).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/