26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Partai Demokrat Diminta Berani Calonkan Dahlan

Partai Demokrat hanya bertengger di posisi keempat di pemilu legislatif. Namun Partai Demokrat sepertinya akan menjadi penentu peta koalisi di Pilpres 2014.

Logo Partai Demokrat
Logo Partai Demokrat

Terbukti hampir semua partai masih menunggu langkah apa yang akan diambil partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

“Faktanya, sampai saat ini tidak ada satupun koalisi solid dan permanen yang berani melakukan deklarasi mengusung pasangan capres cawapres. Semua masih menunggu arah politik SBY untuk membawa Demokrat kemana,” ujar analis politik Founding Fathers House (FFH) Dian Permata pada INDOPOS (Grup Sumut Pos).

Bahkan menurut Dian, PDI Perjuangan sekalipun yang memiliki capres dengan elektabilitas tertinggi masih belum percaya diri untuk segera mengumumkan siapa pasangan koalisi serta pasangan Jokowi.

“Semua partai masih wait and see dan saling mengintip strategi masing-masing parpol, terutama menebak langkah politik apa yang akan diambil Partai Demokrat,” tuturnya.

Dian juga memaparkan, saat ini saja PPP dan PKS atau partai yang pernah bergabung dalam Setgab masih terus mencari chemistry di antara poros yang ada saat ini, yakni Jokowi dan Prabowo. Parpol-parpol tersebut, lanjutnya, masih menimbang pengalaman baik dan buruk selama di Setgab.

“Tentu ini menjadi pertimbangan sendiri dalam menentukan arah koalisi. PPP pernah berkoalisi dengan PDI Perjuangan pada masa kepimpinan Hamzah Haz. Sedangkan PKS belum pernah sekalipun berkoalisi dengan PDI Perjuangan,” jelasnya.

Ironinya, situasi belum munculnya koalisi hadapi Pilpres 2014 makin dipanasi dengan molornya penetapan rekapitulasi Pileg 2014 oleh KPU.

Karena bagaimanapun, penetapan oleh KPU menjadi landasan objektif dalam menentukan teman koalisi dalam Pilpres 2014.

“Makanya tidak heran apabila PD mengulur waktu pengumuman capres konvesi sesudah penetapan rekapitulasi nasional Pileg 2014. Sebab, Demokrat sepertinya sudah bisa membaca peta tersebut. Asumsi itu diperkuat dengan jebloknya kinerja KPU yang sudah diprediksi jauh-jauh hari. Dari persoalan DPT, distribusi logistik pemilu dan lainnya,” paparnya.

Karena itu, dirinya menyarankan, agar Demokrat berani memilih Dahlan Iskan sebagai jago di Pilpres 2014, karena elektabilitasnya paling tinggi di antara kader Demokrat lainya.

Bahkan, lanjutnya, parpol berlambang bintang mercy itu bisa saja mengusung pasangan capres cawapres internal. Seperti memajukan Dahlan Iskan dan Anies Baswedan.

“Tinggal untuk melengkapi persyaratan pengajuan pasangan tersebut seperti amanah UU pilpres, maka Demokrat bisa saja mengajak partai Islam bergabung seperti PAN, PPP dan PKS, atau bahkan PKB yang bisa menyumbangkan Mahfud untuk berdampingan dengan Dahlan Iskan,” terangnya.

Sekadar diketahui, Berdasarkan survei Founding Fathers House periode Desember 2013 dan Maret 2014, elektabilitas tertinggi peserta konvensi dipuncaki oleh Dahlan Iskan. Di bawahnya beturut-turut, Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, dan lainnya.

Dahlan tertinggi karena menteri BUMN ini memiliki modal sosial dan politik paling banyak di antara peserta capres konvensi lainnya. Hal ini, kata Dian, tidak bisa ditanggulangi oleh 10 peserta capres konvensi lainnya juga.

“Sekarang bola tersebut di tangan SBY. Ibaratnya, memilih Dahlan itu buy one get one. Pilih Dahlan maka dapat medianya sebagai alat publikasi untuk modal dasar serangan udara kelak,” pungkasnya. (dms/jpnn/tom)

Partai Demokrat hanya bertengger di posisi keempat di pemilu legislatif. Namun Partai Demokrat sepertinya akan menjadi penentu peta koalisi di Pilpres 2014.

Logo Partai Demokrat
Logo Partai Demokrat

Terbukti hampir semua partai masih menunggu langkah apa yang akan diambil partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

“Faktanya, sampai saat ini tidak ada satupun koalisi solid dan permanen yang berani melakukan deklarasi mengusung pasangan capres cawapres. Semua masih menunggu arah politik SBY untuk membawa Demokrat kemana,” ujar analis politik Founding Fathers House (FFH) Dian Permata pada INDOPOS (Grup Sumut Pos).

Bahkan menurut Dian, PDI Perjuangan sekalipun yang memiliki capres dengan elektabilitas tertinggi masih belum percaya diri untuk segera mengumumkan siapa pasangan koalisi serta pasangan Jokowi.

“Semua partai masih wait and see dan saling mengintip strategi masing-masing parpol, terutama menebak langkah politik apa yang akan diambil Partai Demokrat,” tuturnya.

Dian juga memaparkan, saat ini saja PPP dan PKS atau partai yang pernah bergabung dalam Setgab masih terus mencari chemistry di antara poros yang ada saat ini, yakni Jokowi dan Prabowo. Parpol-parpol tersebut, lanjutnya, masih menimbang pengalaman baik dan buruk selama di Setgab.

“Tentu ini menjadi pertimbangan sendiri dalam menentukan arah koalisi. PPP pernah berkoalisi dengan PDI Perjuangan pada masa kepimpinan Hamzah Haz. Sedangkan PKS belum pernah sekalipun berkoalisi dengan PDI Perjuangan,” jelasnya.

Ironinya, situasi belum munculnya koalisi hadapi Pilpres 2014 makin dipanasi dengan molornya penetapan rekapitulasi Pileg 2014 oleh KPU.

Karena bagaimanapun, penetapan oleh KPU menjadi landasan objektif dalam menentukan teman koalisi dalam Pilpres 2014.

“Makanya tidak heran apabila PD mengulur waktu pengumuman capres konvesi sesudah penetapan rekapitulasi nasional Pileg 2014. Sebab, Demokrat sepertinya sudah bisa membaca peta tersebut. Asumsi itu diperkuat dengan jebloknya kinerja KPU yang sudah diprediksi jauh-jauh hari. Dari persoalan DPT, distribusi logistik pemilu dan lainnya,” paparnya.

Karena itu, dirinya menyarankan, agar Demokrat berani memilih Dahlan Iskan sebagai jago di Pilpres 2014, karena elektabilitasnya paling tinggi di antara kader Demokrat lainya.

Bahkan, lanjutnya, parpol berlambang bintang mercy itu bisa saja mengusung pasangan capres cawapres internal. Seperti memajukan Dahlan Iskan dan Anies Baswedan.

“Tinggal untuk melengkapi persyaratan pengajuan pasangan tersebut seperti amanah UU pilpres, maka Demokrat bisa saja mengajak partai Islam bergabung seperti PAN, PPP dan PKS, atau bahkan PKB yang bisa menyumbangkan Mahfud untuk berdampingan dengan Dahlan Iskan,” terangnya.

Sekadar diketahui, Berdasarkan survei Founding Fathers House periode Desember 2013 dan Maret 2014, elektabilitas tertinggi peserta konvensi dipuncaki oleh Dahlan Iskan. Di bawahnya beturut-turut, Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, dan lainnya.

Dahlan tertinggi karena menteri BUMN ini memiliki modal sosial dan politik paling banyak di antara peserta capres konvensi lainnya. Hal ini, kata Dian, tidak bisa ditanggulangi oleh 10 peserta capres konvensi lainnya juga.

“Sekarang bola tersebut di tangan SBY. Ibaratnya, memilih Dahlan itu buy one get one. Pilih Dahlan maka dapat medianya sebagai alat publikasi untuk modal dasar serangan udara kelak,” pungkasnya. (dms/jpnn/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/