26 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Munaslub Golkar Ajang Pertarungan Gengsi: JK Vs Luhut

Di sela-sela Munaslub Partai Golkar, Menkopolhukam mengadakan makan siang bersama bersama Calon Ketua Umum (Caketum) Setya Novanto, di The Mulia Hotel, Nusa Dua – Bali, Minggu (15/5) siang. Makan siang hanya berlangsung antara berdua.

Luhut dan Novanto makan siang di restoran Table 8 yang ada di hotel mewah tersebut. Setelah makan siang tersebut, Luhut lalu memanggil dua Caketum lainnya yaitu Priyo Budi Santoso dan Indra Bambang Utoyo. Priyo datang sekitar jam 15.05. Setelah berbicara sekitar setengah jam, setelah jabat tangan, keduanya berpisah. Menjelang jam 16.00, muncul Indra Bambang.

Luhut mengatakan, sebagai anggota Partai Golkar, boleh saja mendukung calon manapun atau membawa pesan Presiden. Dia tidak mengungkapkan apakah makan siang bersama itu sebagai tanda dukungan terhadap Novanto.

“Baca saja sendiri, gak mungkin kan saya jalan sendiri-sendiri (dengan presiden). Presiden intinya siapa saja boleh, tapi Presiden tidak nyaman kalau ada rangkap-rangkap jabatan. Beliau juga tidak mau ada yang rangkap jabatan di kabinet,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, pekan lalu, ramai diberitakan bahwa Caketum Setya Novanto (SN) mengaku mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk memimpin Golkar. Dukungan itu disebut-sebut karena lobi Menkopolhukam kepada Presiden Jokowi.

Dalam kesimpulan rapat dengan beberapa pengurus daerah yang bocor ke media, Luhut mengatakan berjuang dengan berbagai cara, termasuk mempertaruhkan jabatan demi terpilihnya Novanto.

Luhut mengaku memanggil para calon ketua umum Golkar agar proses pemilihannya terhindar dari kekisruhan. “Jangan Golkar itu pemilihannya (ketua umum, red) nggak gentle,” katanya saat ditemui di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Minggu (15/5).

Meski demikian, kabar di seputar arena Munaslub Golkar menyebut Luhut hanya memanggil Setya Novanto, Indra Bambang Utoyo dan Priyo Budi Santoso. Padahal, ada delapan calon ketua umum Golkar. Tentu saja Luhut membantah kabar itu. “Semua dipanggil kok,” ujarnya.

Luhut pun akan bertahan di Bali sampai munaslub kelar. Bahkan besok (16/5) Luhut tak akan masuk ke kantor demi menunggui munaslub. “Besok saya ijin sehari mau join (munaslub) Golkar‎,” tegasnya.

Satu hari menjelang pemilihan Ketum Partai Golkar, dari delapan kandidat yang mengikuti ajang pemilihan. Tujuh diantaranya menolak pemilihan dengan cara pemilihan terbuka, hanya Setya Novanto yang tak menolak. Pro dan kontra tentang tata cara pemilihan Ketum Golkar dalam munaslub masih alot.

Luhut mengatakan, sebaiknya proses pemilihan tetap mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar dan kesepakatan peserta munaslub. Namun, ia wanti-wanti agar tidak ada pemaksaan. “Kalau di AD/ART boleh dan di floor (peserta munaslub, red) memutuskan begitu, ya kan demokratis. Asal jangan dipaksain,” uja‎rnya.

Dia secara tegas menolak opsi pemilihan calon ketua umum secara aklamasi. Sebab, tidak sesuai dengan AD/ART yang berlaku di partai beringin itu. “Jangan aklamasi dipaksain. Nggak usah lah. Pegangan kita, koridor kita AD/ART. Belajar da‎ri pengalaman kemarin ada nakal-nakal jadilah perpecahan. Janganlah itu, kan cost-nya mahal banget,” pungkas Luhut.

Dikonfirmasi terpisah, Priyo tidak membantah adanya pertemuan itu. Menurut dia, pertemuan informal itu hanya berisi bincang-bincang terkait pelaksanaan Munas. Luhut berpesan agar Munaslub bisa berjalan lancar dan sukses. ”Saya lebih banyak mendengarkan padangan dia sebagai senior,” kata Priyo.

Di sela-sela Munaslub Partai Golkar, Menkopolhukam mengadakan makan siang bersama bersama Calon Ketua Umum (Caketum) Setya Novanto, di The Mulia Hotel, Nusa Dua – Bali, Minggu (15/5) siang. Makan siang hanya berlangsung antara berdua.

Luhut dan Novanto makan siang di restoran Table 8 yang ada di hotel mewah tersebut. Setelah makan siang tersebut, Luhut lalu memanggil dua Caketum lainnya yaitu Priyo Budi Santoso dan Indra Bambang Utoyo. Priyo datang sekitar jam 15.05. Setelah berbicara sekitar setengah jam, setelah jabat tangan, keduanya berpisah. Menjelang jam 16.00, muncul Indra Bambang.

Luhut mengatakan, sebagai anggota Partai Golkar, boleh saja mendukung calon manapun atau membawa pesan Presiden. Dia tidak mengungkapkan apakah makan siang bersama itu sebagai tanda dukungan terhadap Novanto.

“Baca saja sendiri, gak mungkin kan saya jalan sendiri-sendiri (dengan presiden). Presiden intinya siapa saja boleh, tapi Presiden tidak nyaman kalau ada rangkap-rangkap jabatan. Beliau juga tidak mau ada yang rangkap jabatan di kabinet,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, pekan lalu, ramai diberitakan bahwa Caketum Setya Novanto (SN) mengaku mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk memimpin Golkar. Dukungan itu disebut-sebut karena lobi Menkopolhukam kepada Presiden Jokowi.

Dalam kesimpulan rapat dengan beberapa pengurus daerah yang bocor ke media, Luhut mengatakan berjuang dengan berbagai cara, termasuk mempertaruhkan jabatan demi terpilihnya Novanto.

Luhut mengaku memanggil para calon ketua umum Golkar agar proses pemilihannya terhindar dari kekisruhan. “Jangan Golkar itu pemilihannya (ketua umum, red) nggak gentle,” katanya saat ditemui di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Minggu (15/5).

Meski demikian, kabar di seputar arena Munaslub Golkar menyebut Luhut hanya memanggil Setya Novanto, Indra Bambang Utoyo dan Priyo Budi Santoso. Padahal, ada delapan calon ketua umum Golkar. Tentu saja Luhut membantah kabar itu. “Semua dipanggil kok,” ujarnya.

Luhut pun akan bertahan di Bali sampai munaslub kelar. Bahkan besok (16/5) Luhut tak akan masuk ke kantor demi menunggui munaslub. “Besok saya ijin sehari mau join (munaslub) Golkar‎,” tegasnya.

Satu hari menjelang pemilihan Ketum Partai Golkar, dari delapan kandidat yang mengikuti ajang pemilihan. Tujuh diantaranya menolak pemilihan dengan cara pemilihan terbuka, hanya Setya Novanto yang tak menolak. Pro dan kontra tentang tata cara pemilihan Ketum Golkar dalam munaslub masih alot.

Luhut mengatakan, sebaiknya proses pemilihan tetap mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar dan kesepakatan peserta munaslub. Namun, ia wanti-wanti agar tidak ada pemaksaan. “Kalau di AD/ART boleh dan di floor (peserta munaslub, red) memutuskan begitu, ya kan demokratis. Asal jangan dipaksain,” uja‎rnya.

Dia secara tegas menolak opsi pemilihan calon ketua umum secara aklamasi. Sebab, tidak sesuai dengan AD/ART yang berlaku di partai beringin itu. “Jangan aklamasi dipaksain. Nggak usah lah. Pegangan kita, koridor kita AD/ART. Belajar da‎ri pengalaman kemarin ada nakal-nakal jadilah perpecahan. Janganlah itu, kan cost-nya mahal banget,” pungkas Luhut.

Dikonfirmasi terpisah, Priyo tidak membantah adanya pertemuan itu. Menurut dia, pertemuan informal itu hanya berisi bincang-bincang terkait pelaksanaan Munas. Luhut berpesan agar Munaslub bisa berjalan lancar dan sukses. ”Saya lebih banyak mendengarkan padangan dia sebagai senior,” kata Priyo.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/