JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kubu Romahumurmuziy dikepung. Suryadharma Ali (SDA), yang awalnya merupakan kubu tersendiri, telah bergabung dengan kelompok Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Kemarin (16/10) mantan menteri agama itu menemui Mbah Moen di Hotel Ibis, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Dalam pertemuan sebagai tindak lanjut rapat konsultasi majelis yang dilaksanakan di tempat yang sama sehari sebelumnya, SDA menyatakan tunduk kepada apa pun keputusan majelis syariah. “Pak SDA sudah menyatakan tunduk, taat, dan takzim dengan segala putusan yang nanti diambil majelis syariah,” ungkap Sekretaris Majelis Syariah Ahmad Yani saat dihubungi kemarin.
Politikus PPP yang turut hadir dalam pertemuan di Hotel Ibis itu menambahkan, kesediaan SDA otomatis menjadi penegasan komitmen untuk turut menyukseskan agenda muktamar yang akan digawangi majelis syariah.”Ini berbeda dengan Romy (Romahurmuziy, Red) yang memilih tidak mengindahkan putusan majelis syariah,” terang Yani.
Dia menambahkan, dalam pertemuan kemarin, Mbah Moen kembali menegaskan posisi awalnya terkait dengan muktamar di Surabaya yang dilaksanakan kubu Romy. Menurut dia, kiai sepuh pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, itu menegaskan bahwa muktamar tersebut tidak sah. “Tidak sesuai dengan AD/ART, tidak sesuai dengan keputusan mahkamah partai dan majelis syariah,” tegasnya, menirukan pernyataan Mbah Moen.
Atas penegasan itu, dia menganggap seluruh hasil muktamar Surabaya tidak sah. Termasuk terpilihnya Romahurmuziy secara aklamasi sebagai ketua umum di muktamar tersebut. “Muktamar yang sesungguhnya tunggu beberapa hari ini. Yang pasti, sebelum 20 Oktober,” tandas Yani.
Sebagaimana diberitakan, pada Rabu (15/10), para pimpinan majelis berkumpul di Hotel Ibis. Rapat yang dipimpin langsung oleh Mbah Moen sesaat setelah tiba di tanah air pasca menunaikan ibadah haji itu memutuskan akan melaksanakan muktamar islah dengan mengacu kepada putusan mahkamah partai. Saat itu juga ditegaskan bahwa muktamar di Surabaya tidak sah. Termasuk muktamar yang pernah direncanakan kubu SDA di Jakarta pada 23 Oktober 2014.”Soal teknis pelaksanaan, lokasi, dan, waktunya segera kami bahas,” imbuh Yani.