MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski DPP PDI Perjuangan dan DPP Partai Golkar belum juga mengumumkan jagoan yang akan diusung di Pilkada Medan 2020, namun kedua parpol ini ditengarai condong akan menjagokan bakal calon Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution. Arah itu terbaca dari langkah-langkahn
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, yang bergerak mencari dukungan ke Demokrat dan PKS. Padahal, ia adalah kader PDIP, dan PDIP –jika mau— mampu sendirian mengusung calon tanpa menggandeng parpol lain.
“Kita sejuta persen mendukung Bobby Nasution untuk maju sebagai calon wali kota Medan,” kata Sekretaris Golkar Sumut, Amas Muda Siregar, saat dihubungi, Jumat (17/7).
Kendati demikian, Golkar belum mau ‘mencolokkan’ atau memasangkan kader tulen mereka sebagai wakil menantu Presiden Jokowi itu di Pilkada Medan. Menurut Amas Muda, Golkar memberi keleluasaan kepada suami Kahiyang Ayu tersebut untuk memilih pendamping. “Kita belum ada mencolokkan pasangan kepada dia. Mana berani kita colokkan? Biar dia sendiri yang akan memilih,” ujarnya.
Pihaknya optimis, siapapun wakil yang dipilih Bobby, tidak ada yang bisa menggagalkan Bobby Nasution memenangkan pertarungan sebagai orang nomor satu di ibukota Provinsi Sumut tersebut. “Hanya Tuhan yang bisa menggagalkan Bobby Nasution pada Pilkada Medan. Dia itu ‘kan menantu presiden,” pungkasnya.
PDIP Tunggu Pengumuman DPP
Sementara itu, dari 45 pasangan balon yang diumumkan DPP PDI Perjuangan untuk diusung pada Pilkada Serentak 2020, Jumat (17/7), di Sumut hanya paslon untuk Pilkada Pematangsiantar dan Pilkada Serdangbedagai yang diumumkan. Adapun paslon untuk Pilkada Medan, masih dirahasikan.
Ketua DPC PDIP Medan, Hasyim Wijaya SE, menuturkan dari 23 Kabupaten/Kota se-Sumut yang menggelar Pilkada tahun ini, baru paslon untuk 4 Kabupaten/Kota yang diumumkan. “Sampai hari ini paslon untuk Pilkada Kota Medan belum ada diumumkan DPP (PDIP). Dari dua gelombang pengumuman, Kota Medan belum termasuk. Tahap kedua masih Sergai dan Siantar,” ucap Hasyim, Jumat (17/7).
Artinya, saat ini DPP PDIP belum memutuskan paslon yang akan diusung untuk 17 Kabupaten/Kota. “Mungkin akan diumumkan di tahap berikutnya,” katanya.
Lantas kapankah DPP PDIP akan mengumumkan paslon yang akan diusung di Pilkada Medan? Hasyim mengatakan belum mengetahuinya. “Kita nggak tahu. Itu hak penuh DPP. Kita di DPC sifatnya menunggu saja. Mungkin nggak lama lagi, karena waktu pendaftaran ‘kan awal September. Maka selambat-lambatnya bulan depan mungkin akan diumumkan,” tutupnya.
Senada dengan Hasyim, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kota Medan, M Afri Rizki Lubis, mengatakan DPP Partai Golkar juga belum mengumumkan nama yang akan diusungnya di Pilkada Kota Medan. “Belum ada diumumkan hari ini untuk Kota Medan. Kapan akan diumumkan kita juga belum tahu, kita tunggu saja ya,” ujarnya.
Rizki mengatakan, ada kemungkinan Partai Golkar menunggu selesainya Musda Golkar di Jakarta. “Kan akan Musda di Jakarta. Mungkin sehabis itu (diumumkan). Apalagi masih ada waktu, pendaftaran masih di awal September,” pungkasnya.
Kemungkinan Dua Balon
Sejak KPU mengumumkan Pilkada Serentak tetap digelar tahun ini, perkembangan politik Kota Medan kian dinamis. Apalagi jelang pendaftaran bakal calon pada September mendatang. Selain kemunculan sosok Bobby Nasution, bacalon petahana Akhyar Nasution yang berkeinginan kuat bertarung lagi memperebutkan kursi Medan 1, adalah faktor utamanya. Artinya, Pilkada Medan 2020 tidak akan melawan kosong seperti yang diinginkan beberapa pihak termasuk partai politik.
Pendapat ini pun dilontarkan Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Hendro Susanto. “Masyarakat Medan sangat berharap bahwa pilkada 9 Desember 2020 jangan ada calon tunggal melawan kotak kosong. Ketika ada pihak-pihak yang memaksakan agar terjadi lawan kota kosong, maka saya menilai ini sebuah kemunduran dalam kita berdemokrasi,” katanya.
Ia mengatakan, bercermin pada Pilkada Medan dua periode sebelumnya, di mana jumlah pemilih yang menggunakan hak suara sangat jauh dari target angka nasional, Pilkada 2020 ini ia berharap pemilih yang mencoblos tembus ke angka nasional, bahkan lebih besar lagi, yakni 70% yang menggunakan hak suara.
“Momentum Pilkada Medan harus digunakan untuk mengadu gagasan yang segar untuk membangun Kota Medan ke depan. Karena sesungguhnya kepemimpinan itu adalah khadimul ummah (pelayan bagi masyarakat),” katanya.
Ketua Komisi A DPRDSU juga berpendapat, silaturahim Akhyar ke kantor PKS Sumut baru-baru ini, adalah bentuk kebersamaan dan kebangsaan untuk Kota Medan yang lebih baik lagi ke depan.
“Silaturahim Pak Akhyar ke PKS merupakan bentuk lanjutan komunikasi yang intensif untuk menyamakan persepsi dan gagasan dalam menghadirkan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan di Kota Medan. Kita butuh figur-figur yang bisa menjawab kegelisahan masyarakat sebagai pemilik demokrasi sesungguhnya,” tuturnya.
Kunjungan tersebut, imbuh dia pun merupakan keinginan dari masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat Medan untuk bisa memiliki lebih dari satu pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Medan. Sehingga kontestasi lebih menarik dan memunculkan antusias masyarakat untuk menggunakan hak suaranya. (prn/map)