25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Aneh, Sirekap Bisa Menaikkan dan Menurunkan Suara Caleg

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kepercayaan publik terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu, merupakan pilar fundamental dalam menjaga demokrasi. Kepercayaan ini dibangun atas dasar transparansi, akuntabilitas, dan integritas penyelenggara dalam menjalankan tugasnya.

Ketika publik dihadapkan pada permasalahan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) yang terus berulang, sesungguhnya di sisi lain kepercayaan publik secara perlahan mulai terkikis. Salah satu contoh permasalahan yang muncul adalah lambatnya proses rekapitulasi.

Hal ini menimbulkan keraguan dan kecurigaan publik terhadap kredibilitas hasil pemilu. Selain itu, terdapat pula inkonsistensi data di berbagai tingkatan rekapitulasi antara Sirekap dan formulir C-Hasil di berbagai daerah, yang semakin memperparah situasi dan memicu spekulasi tentang manipulasi hasil pemilu.

Seperti yang terlihat pada Sirekap perolehan suara Caleg DPRD Sumut untuk daerah pemilihan (Dapil) 5 meliputi kabupaten Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai. Pada Hari Senin (19/2/2024) sore pukul 16.33 WIB, terlihat perolehan suara Caleg dari PDIP nomor urut 1 atas nama Aswan Jaya memperoleh 4.777 suara. Nomor urut 2, Teyza Cimira Tisya memperoleh 6.221 suara. Nomor urut 3 H Faizal memperoleh 4695 suara, dan nomor urut 4 Imam Hidayat S Pane dengan 5.275 suata.

Saat dilihat kembali pada malam harinya, pukul 23.36 WIB, terjadi perubahan perolehan suara. Tapi, perolehan suara Caleg nomor urut 1 dan 4 bukan bertambah, malah berkurang. Sementara caleg nomor urut 2 dan 3 terus bertambah.

Caleg nomor urut 1 atas nama Aswan Jaya dari 4.777 suara berkurang 1.111 suara menjadi 3.666 suara. Nomor urut 2, Teyza Cimira Tisya dari 6.221 suara bertambah 438 menjadi 6.659 suara. Caleg nomor urut 3, H Faizal dari 4.695 suara bertambah 87 menjadi 4.782 suara, dan caleg nomor urut 4 Imam Hidayat S Pane dari 5.275 suara berkurang 162 menjadi 5.113 suara.

Saat dimintai komentarnya soal ini, caleg nomor urut 1, Aswan Jaya mengaku kaget. Dia merasa heran mengapa perolehan suaranya bisa berkurang sebanyak itu. “Aneh, ternyata hasil Sirekap pun bisa menaikkan dan menurunkan suara caleg,” kata Aswan Jaya, Senin (19/2/2024) malam.

Dia pun mengaku tidak tahu, apakah ini bentuk kecurangan atau karena sistem yang eror. “Saya berprasangka baik saja bahwa ini adalah sistem yang error,” ujarnya.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut ini pun menyoroti aplikasi Sirekap KPU. Menurutnya, banyak ketidaksesuaian jumlah suara sah partai politik (parpol) dan calon legislatif (caleg). “Hal itu akan membuat masyarakat banyak yang tidak percaya dengan hasil penghitungan suara KPU RI,” pungkasnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kepercayaan publik terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu, merupakan pilar fundamental dalam menjaga demokrasi. Kepercayaan ini dibangun atas dasar transparansi, akuntabilitas, dan integritas penyelenggara dalam menjalankan tugasnya.

Ketika publik dihadapkan pada permasalahan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) yang terus berulang, sesungguhnya di sisi lain kepercayaan publik secara perlahan mulai terkikis. Salah satu contoh permasalahan yang muncul adalah lambatnya proses rekapitulasi.

Hal ini menimbulkan keraguan dan kecurigaan publik terhadap kredibilitas hasil pemilu. Selain itu, terdapat pula inkonsistensi data di berbagai tingkatan rekapitulasi antara Sirekap dan formulir C-Hasil di berbagai daerah, yang semakin memperparah situasi dan memicu spekulasi tentang manipulasi hasil pemilu.

Seperti yang terlihat pada Sirekap perolehan suara Caleg DPRD Sumut untuk daerah pemilihan (Dapil) 5 meliputi kabupaten Batubara, Asahan, dan Tanjungbalai. Pada Hari Senin (19/2/2024) sore pukul 16.33 WIB, terlihat perolehan suara Caleg dari PDIP nomor urut 1 atas nama Aswan Jaya memperoleh 4.777 suara. Nomor urut 2, Teyza Cimira Tisya memperoleh 6.221 suara. Nomor urut 3 H Faizal memperoleh 4695 suara, dan nomor urut 4 Imam Hidayat S Pane dengan 5.275 suata.

Saat dilihat kembali pada malam harinya, pukul 23.36 WIB, terjadi perubahan perolehan suara. Tapi, perolehan suara Caleg nomor urut 1 dan 4 bukan bertambah, malah berkurang. Sementara caleg nomor urut 2 dan 3 terus bertambah.

Caleg nomor urut 1 atas nama Aswan Jaya dari 4.777 suara berkurang 1.111 suara menjadi 3.666 suara. Nomor urut 2, Teyza Cimira Tisya dari 6.221 suara bertambah 438 menjadi 6.659 suara. Caleg nomor urut 3, H Faizal dari 4.695 suara bertambah 87 menjadi 4.782 suara, dan caleg nomor urut 4 Imam Hidayat S Pane dari 5.275 suara berkurang 162 menjadi 5.113 suara.

Saat dimintai komentarnya soal ini, caleg nomor urut 1, Aswan Jaya mengaku kaget. Dia merasa heran mengapa perolehan suaranya bisa berkurang sebanyak itu. “Aneh, ternyata hasil Sirekap pun bisa menaikkan dan menurunkan suara caleg,” kata Aswan Jaya, Senin (19/2/2024) malam.

Dia pun mengaku tidak tahu, apakah ini bentuk kecurangan atau karena sistem yang eror. “Saya berprasangka baik saja bahwa ini adalah sistem yang error,” ujarnya.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut ini pun menyoroti aplikasi Sirekap KPU. Menurutnya, banyak ketidaksesuaian jumlah suara sah partai politik (parpol) dan calon legislatif (caleg). “Hal itu akan membuat masyarakat banyak yang tidak percaya dengan hasil penghitungan suara KPU RI,” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/