PASANGAN bakal capres-cawapres, Jokowi-Jusuf Kalla, diakui lebih unggul daripada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, jika Jokowi-JK tidak mampu mengantisipasi gerakan Prabowo-Hatta, kemungkinan Jokowi-JK akan tersalip.
Prabowo berhasil ‘menggembosi’ kekuatan partai pendukung pasangan Jokowi-JK dengan merangkul sejumlah tokoh penting dan berpengaruh yang tidak puas dengan kondisi di partainya masing-masing.
Politisi Partai Hanura Fuad Bawazier memutuskan mengundurkan diri dari partai pengusung pasangan Jokowi-JK dan berbalik mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Bahkan, Fuad menyebut kalau dukungan Hanura ke pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya membawa gerbong kosong.
Salah satu alasan pengunduran diri tersebut karena Wiranto sebagai Ketua Umum Partai Hanura, dianggap sudah tidak dapat lagi diajak berkomunikasi. ”Pak Ketum: Karena nampaknya bapak sudah tidak bisa lagi diajak berkomunikasi, maka untuk tidak saling merepotkan, dengan ini saya resmi menyatakan mengundurkan diri dari Partai Hanura,” katanya dalam pesan kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Pesan pengunduran dirinya juga diteruskan kepada Sekjen Partai Hanura, Dossy Iskandar. Dalam pesan tersebut Fuad pun meminta maaf kepada seluruh jajaran kader Partai Hanura. “Kurang lebihnya mohon maaf dan terikma kasih. Cc.Sekjen Sdr. DI.,” lanjutnya.
Dukungan Fuad Bawazier ini menyusul langkah Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Rachmawati Soekarnoputri yang sudah lebih dulu memberi sinyal ke Prabowo. Beberapa waktu lalu, Prabowo dan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon berkunjung ke rumah Rachmawati.
Saat itu, Rachmawati secara tegas mengungkapkan dukungannya terhadap pencapresan Prabowo. Menurut dia, sebelum menerima kunjungan dari Prabowo itu, Rachmawati sudah meminta izin terlebih dulu kepada Partai Nasdem. Internal partai pun tidak mempermasalahkannya.
Tak hanya mengaet Rachmawati Soekarnoputri, kubu Prabowo juga berhasil merangkul Guruh Soekarnoputra. Dengan memecah suara, maka trah Sukarno tak bisa diklaim sepenuhnya oleh pasangan capres dan cawapres usungan PDIP dan 3 parpol lainnya, yakni Jokowi-JK. Mengingat Ketum PDIP juga merupakan putri dari Sukarno, yakni Megawati Soekarnoputri.
Direktur Lembaga Survei Proximity, Whima Edy Nugroho, turut membeber kekuatan strategi komunikasi politik Prabowo dengan menggandeng sejumlah tokoh kunci, seperti Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Ketua Bappilu Partai Hanura Harry Tanoesoedibjo.
Kemampuan Prabowo menggandeng musisi Ahmad Dhani dan Anang Hermansyah diyakini akan menggugah massa mengambang di kalangan muda.
”Kuncinya ada di kelihaian Prabowo membangun komunikasi politik. Ini harus diantisipasi Jokowi-JK,” ujarnya.
Tiga tokoh kunci itu, bisa dipastikan akan memecah dukungan suara Partai Kebangkitan Bangsa dan Nahdlatul Ulama. Terlebih dengan dukungan media massa yang dimiliki Harry Tanoe serta kehadiran musisi Dhani-Anang. (bbs/jpnn/tom)