30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

NasDem Sebut Khofifah Tolak Jadi Cawapres Anies

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem mengaku tak lagi mendorong Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024. Ketua DPP NasDem, Effendi Choiri mengaku, partainya sempat menjalin komunikasi dan menawari Khofifah untuk mendampingi Anies. Namun, yang bersangkutan tak menerima tawaran tersebut.

“Dia enggak mau atau enggak berani,” kata Gus Choi, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi, Jumat (21/7).

Nama Khofifah sempat santer dikabarkan masuk dalam bursa Cawapres Anies usulan NasDem. Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengaku sempat berkomunikasi dengan Khofifah soal itu. Menurut Gus Choi, saat ini partainya tak sedang mendorong sosok tertentu untuk mendampingi Anies. Dia bilang, partainya telah menyerahkan sepenuhnya urusan cawapres kepada Anies. “Terserah Anies,” tegasnya.

Anies dalam beberapa kesempatan selalu irit bicara saat ditanya soal cawapres pendampingnya. Ia menyebut sosok cawapres akan diumumkan dalam waktu yang tepat. Tiga partai pendukung Anies, NasDem, PKS, dan Demokrat memastikan nama cawapres telah di kantong Anies dan hanya tinggal diumumkan.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespon soal dirinya yang menjadi salah satu kandidat kuat bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. AHY tak menjawab secara gamblang. Ia hanya menekankan bahwa dirinya adalah pribadi yang optimistis dan selalu mempersiapkan diri untuk hasil lebih baik, termasuk bagi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies.

“Insya Allah saya adalah orang yang selalu optimistis dan ingin terus mempersiapkan diri. Saya merasa harus terus bekerja karena kita (koalisi) tidak hanya ingin berlayar, tapi ingin menang,” kata AHY di sebuah kafe, bilangan Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogjakarta, Kamis (20/7) malam. “Oleh karena itu setiap saat harus meningkatkan performance kita, semakin baik diterima oleh masyarakat, semakin jelas narasi yang kita perjuangkan, substansinya harus jelas,” sambungnya.

AHY turut menyinggung soal berbagai hasil survei yang menempatkan namanya dalam jajaran teratas figur pendamping Anies di Pilpres nanti. Baginya, itu menjadi sebuah modal dasar. “Kalau tadi disampaikan ada sejumlah lembaga survei yang memotret pasangan ini (Anies-AHY) juga punya kans yang baik, saya pikir pertama harus kita nilai atau tempatkan sebagai sebuah potensi, sebuah modal dasar,” kata AHY.

Kendati demikian, bagi AHY hasil survei tersebut tak berarti apa-apa jika waktu coblosan nanti tak mampu mendulang suara yang signifikan. “Kita kan nggak mau hanya unggul di survei, kita ingin benar-benar unggul di lapangan artinya survei itu terkonversi menjadi suara riil rakyat di TPS-TPS,” ungkap AHY.

Diketahui, bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan telah mengungkapkan kriteria calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampinginya di Pilpres 2024. Menurut Anies, ada lima kriteria yang layak jadi pendampingnya. “Satu, dia bisa membantu pemenangan, tentu saja, masa pasangan yang membuat kalah, ya iya kan,” kata Anies dalam acara Indonesia Data and Economic (IDE) COnference 2023 di Jakarta, Kamis (20/7).

Kedua, lanjut Anies, sosok cawapresnya bisa membuat koalisi semakin solid. Ketiga, kata Anies, ingin agar cawapresnya bisa membantu roda pemerintahan bila ditakdirkan menang dalam pesta demokrasi 2024. “Keempat, dia punya visi yang sama, jangan sampai misiya beda. Nanti rutenya beda,” tegas Anies.

Kelima, Anies menginginkan cawapresnya satu chemistry. Sehingga, tidak ada masalah di kemudian hari. Setelah itu, Anies menyampaikan ada kriteria nol. “Dalam perjalanan ada kriteria nol, yaitu dulunya saya enggak memasukkan itu, yaitu tak bermasalah, tak bermasalah dan berani. Karena kalau ada masalah mudah sekali kesandung sekarang ini. Jadi, kriterianya 5, tapi mungkin kriteria 0, arena ternyata itu faktor yang sangat penting,” papar Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, tak mau memilih cawapres yang bermasalah. Karena, hal itu bisa menjadi beban ke depannya. “Di dalam perjalanan besok, berarti harus siap untuk menghadapi segala macam tantangan, kemudian rekamnya akan diliht lengkap semua hal-hal yang menyangkut dengan kebjakan, langkah yang pernah dikerjakan juga pasti akan dilihat. Sehingga, saya melihat itu menjadi salah satu faktor yang membuat ketika bicara tentang kriteria ikut menentukan, kalau bermasalah kan masalahnya jadi beban yang bersangkutan,” pungkasnya. (cnn/jpc/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem mengaku tak lagi mendorong Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024. Ketua DPP NasDem, Effendi Choiri mengaku, partainya sempat menjalin komunikasi dan menawari Khofifah untuk mendampingi Anies. Namun, yang bersangkutan tak menerima tawaran tersebut.

“Dia enggak mau atau enggak berani,” kata Gus Choi, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi, Jumat (21/7).

Nama Khofifah sempat santer dikabarkan masuk dalam bursa Cawapres Anies usulan NasDem. Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengaku sempat berkomunikasi dengan Khofifah soal itu. Menurut Gus Choi, saat ini partainya tak sedang mendorong sosok tertentu untuk mendampingi Anies. Dia bilang, partainya telah menyerahkan sepenuhnya urusan cawapres kepada Anies. “Terserah Anies,” tegasnya.

Anies dalam beberapa kesempatan selalu irit bicara saat ditanya soal cawapres pendampingnya. Ia menyebut sosok cawapres akan diumumkan dalam waktu yang tepat. Tiga partai pendukung Anies, NasDem, PKS, dan Demokrat memastikan nama cawapres telah di kantong Anies dan hanya tinggal diumumkan.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespon soal dirinya yang menjadi salah satu kandidat kuat bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. AHY tak menjawab secara gamblang. Ia hanya menekankan bahwa dirinya adalah pribadi yang optimistis dan selalu mempersiapkan diri untuk hasil lebih baik, termasuk bagi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies.

“Insya Allah saya adalah orang yang selalu optimistis dan ingin terus mempersiapkan diri. Saya merasa harus terus bekerja karena kita (koalisi) tidak hanya ingin berlayar, tapi ingin menang,” kata AHY di sebuah kafe, bilangan Kotabaru, Gondokusuman, Kota Jogjakarta, Kamis (20/7) malam. “Oleh karena itu setiap saat harus meningkatkan performance kita, semakin baik diterima oleh masyarakat, semakin jelas narasi yang kita perjuangkan, substansinya harus jelas,” sambungnya.

AHY turut menyinggung soal berbagai hasil survei yang menempatkan namanya dalam jajaran teratas figur pendamping Anies di Pilpres nanti. Baginya, itu menjadi sebuah modal dasar. “Kalau tadi disampaikan ada sejumlah lembaga survei yang memotret pasangan ini (Anies-AHY) juga punya kans yang baik, saya pikir pertama harus kita nilai atau tempatkan sebagai sebuah potensi, sebuah modal dasar,” kata AHY.

Kendati demikian, bagi AHY hasil survei tersebut tak berarti apa-apa jika waktu coblosan nanti tak mampu mendulang suara yang signifikan. “Kita kan nggak mau hanya unggul di survei, kita ingin benar-benar unggul di lapangan artinya survei itu terkonversi menjadi suara riil rakyat di TPS-TPS,” ungkap AHY.

Diketahui, bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan telah mengungkapkan kriteria calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampinginya di Pilpres 2024. Menurut Anies, ada lima kriteria yang layak jadi pendampingnya. “Satu, dia bisa membantu pemenangan, tentu saja, masa pasangan yang membuat kalah, ya iya kan,” kata Anies dalam acara Indonesia Data and Economic (IDE) COnference 2023 di Jakarta, Kamis (20/7).

Kedua, lanjut Anies, sosok cawapresnya bisa membuat koalisi semakin solid. Ketiga, kata Anies, ingin agar cawapresnya bisa membantu roda pemerintahan bila ditakdirkan menang dalam pesta demokrasi 2024. “Keempat, dia punya visi yang sama, jangan sampai misiya beda. Nanti rutenya beda,” tegas Anies.

Kelima, Anies menginginkan cawapresnya satu chemistry. Sehingga, tidak ada masalah di kemudian hari. Setelah itu, Anies menyampaikan ada kriteria nol. “Dalam perjalanan ada kriteria nol, yaitu dulunya saya enggak memasukkan itu, yaitu tak bermasalah, tak bermasalah dan berani. Karena kalau ada masalah mudah sekali kesandung sekarang ini. Jadi, kriterianya 5, tapi mungkin kriteria 0, arena ternyata itu faktor yang sangat penting,” papar Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, tak mau memilih cawapres yang bermasalah. Karena, hal itu bisa menjadi beban ke depannya. “Di dalam perjalanan besok, berarti harus siap untuk menghadapi segala macam tantangan, kemudian rekamnya akan diliht lengkap semua hal-hal yang menyangkut dengan kebjakan, langkah yang pernah dikerjakan juga pasti akan dilihat. Sehingga, saya melihat itu menjadi salah satu faktor yang membuat ketika bicara tentang kriteria ikut menentukan, kalau bermasalah kan masalahnya jadi beban yang bersangkutan,” pungkasnya. (cnn/jpc/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/