28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ada Wacana Pasangkan Ganjar-Anies, PKS: Boleh, Asal Anies Capres

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sosok bakal calon wakil presiden (Bacawapres) menjadi isu politik yang menarik. Tidak hanya menjadi tarik-ulur para elite. Banyak juga publik yang menunggu. Terkini, ada wacana menyandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai bacapres dan bacawapres.

Wacana itu ditanggapi dingin oleh PPP. Maklum, parpol berlambang Kakbah itu ingin mengusung Sandiaga Uno dan menaruh harapan besar untuk menjadi Bacawapres Ganjar. “(Di internal koalisi, Red) sampai sekarang belum ada pembahasan itu,” kata Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, kemarin (23/8).

Sebelumnya, wacana memasangkan Ganjar-Anies tersebut muncul dari salah seorang Ketua DPP PDIP, Said Abdullah. Statemen itu merespons hasil survei salah satu lembaga yang menempatkan Ganjar kalah head-to-head dengan Prabowo Subianto. Namun, Ganjar unggul head-to-head dengan Anies.

Mardiono menilai, wacana tersebut sebatas pendapat pribadi. Yang pasti, sejauh ini di internal partai pendukung Ganjar, opsi itu tidak muncul. Hingga saat ini, PPP masih konsisten dengan hasil Rapimnas 25 April lalu. Yakni, mengusung Sandi sebagai kader untuk maju pada Pilpres. “Jadi, selama belum ada forum resmi partai yang menganulir keputusan itu, akan tetap menjadi garis perjuangan PPP,” tegasnya.

PKS juga merespons wacana itu. Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal mengatakan, mimpi koalisi itu bisa saja terealisasi asalkan Anies tetap menjadi Capres dalam kontestasi politik 2024 mendatang. “PKS tentu saja partai yang siap berkoalisi dengan partai yang memiliki visi yang sama dan siap mengusung perubahan, asal Anies jadi capres dan Ganjar menjadi wapres, sangat mungkin terjadi,” kata Iqbal.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid juga menyebut, sah-sah saja apabila PDIP memiliki bayangan pasangan Ganjar dan Anies. Namun senada dengan Iqbal, Hidayat memastikan PKS, Partai Demokrat, dan Partai NasDem tetap berkomitmen mengusung Anies sebagai capres. “PKS tidak tergoda untuk menjadikan Pak Anies hanya sebagai Cawapres, kita menginginkan beliau sebagai Capres untuk menghadirkan perubahan untuk bisa lebih baik,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).

Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus merespons pernyataan PKS yang menginginkan Anies Baswedan sebagai capres, sementara Ganjar Pranowo jika berduet di Pilpres 2024. Deddy mengatakan, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait penetapan pasangan capres dan cawapres. “Untuk PDIP sendiri, keputusan untuk pasangan calon (paslon) itu sudah diserahkan Kongres Partai sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi kepada Ketua Umum,” ujar Deddy.

“Ibu Megawati yang berhak memutuskan. Tentu dengan berdialog dan mendalaminya bersama partai-partai yang ikut mengusung Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

Meski demikian, Deddy menyebut wacana duet Ganjar dan Anies bisa saja terjadi. Ia menilai pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah merupakan upaya mendinginkan suasana politik belakangan yang memanas. “Dalam politik semua hal bisa terjadi, sepanjang untuk kebaikan bersama menurut saya itu baik-baik saja. Saya melihat pernyataan itu sebagai upaya menurunkan tensi politik yang semakin memanas,” katanya.

Deddy berpendapat Said ingin agar masyarakat Indonesia atau akar rumput, khususnya para pendukung Ganjar dan Anies tidak bersitegang satu sama lain. “Itu ikhtiar Mas Said untuk mencairkan para pendukung sehingga di tingkat pendukung dan akar rumput tidak perlu terlalu tegang. Kami berharap rakyat menangkap hal itu, bahwa komunikasi di kalangan pemimpin itu sangat cair,” ujarnya.

 

PSI Evaluasi Dukungan ke Ganjar

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi mengevaluasi kembali dukungan capres ke Ganjar. Hal itu diputuskan dalam kopi darat nasional (kopdarnas) PSI di Senayan, Jakarta, Selasa (22/8) malam. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, 38 DPW provinsi telah melakukan musyawarah. “Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi,” ujarnya.

Penentuan dukungan capres, kata Grace, perlu juga mempertimbangkan faktor siapa sosok cawapresnya. Termasuk mencermati judicial review mengenai batas usia capres dan cawapres yang diajukan LBH PSI. Di level DPW, masih terjadi perdebatan. Ada yang Ganjar, ada yang Prabowo, dan ada pula yang meminta untuk menjomblo atau abstain. Karena itu, keputusan akhir dikembalikan kepada dewan pembina dan DPP.

Turut hadir dalam kopdarnas PSI itu sebagai narasumber, antara lain, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Yenny Wahid. Dua nama ini juga santer memiliki kans besar sebagai bacawapres. Baik mendampingi Ganjar, Prabowo, maupun Anies Baswedan. Selain itu, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih mengemuka. Di beberapa lembaga survei, nama kader Golkar itu juga berada di deretan atas.

Menanggapi itu, Kang Emil –panggilan akrab Ridwan Kamil– menyambut baik tren tersebut. “Ya, Alhamdulillah. Pokoknya, kalau survei bagus, Alhamdulillah. Kalau enggak, jadi evaluasi,” ujarnya ditemui di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, kemarin.

Kang Emil bersama lima gubernur lain kemarin menerima penghargaan dari Menpora Dito Ariotedjo. Yakni, gubernur Sumatera Utara, Riau, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. Ada juga bupati Bengkalis dan bupati Kotabaru. Mereka mendapat penghargaan karena telah selesai menyusun rencana aksi daerah (RAD) pelayanan kepemudaan. (far/raf/c19/hud/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sosok bakal calon wakil presiden (Bacawapres) menjadi isu politik yang menarik. Tidak hanya menjadi tarik-ulur para elite. Banyak juga publik yang menunggu. Terkini, ada wacana menyandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai bacapres dan bacawapres.

Wacana itu ditanggapi dingin oleh PPP. Maklum, parpol berlambang Kakbah itu ingin mengusung Sandiaga Uno dan menaruh harapan besar untuk menjadi Bacawapres Ganjar. “(Di internal koalisi, Red) sampai sekarang belum ada pembahasan itu,” kata Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, kemarin (23/8).

Sebelumnya, wacana memasangkan Ganjar-Anies tersebut muncul dari salah seorang Ketua DPP PDIP, Said Abdullah. Statemen itu merespons hasil survei salah satu lembaga yang menempatkan Ganjar kalah head-to-head dengan Prabowo Subianto. Namun, Ganjar unggul head-to-head dengan Anies.

Mardiono menilai, wacana tersebut sebatas pendapat pribadi. Yang pasti, sejauh ini di internal partai pendukung Ganjar, opsi itu tidak muncul. Hingga saat ini, PPP masih konsisten dengan hasil Rapimnas 25 April lalu. Yakni, mengusung Sandi sebagai kader untuk maju pada Pilpres. “Jadi, selama belum ada forum resmi partai yang menganulir keputusan itu, akan tetap menjadi garis perjuangan PPP,” tegasnya.

PKS juga merespons wacana itu. Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal mengatakan, mimpi koalisi itu bisa saja terealisasi asalkan Anies tetap menjadi Capres dalam kontestasi politik 2024 mendatang. “PKS tentu saja partai yang siap berkoalisi dengan partai yang memiliki visi yang sama dan siap mengusung perubahan, asal Anies jadi capres dan Ganjar menjadi wapres, sangat mungkin terjadi,” kata Iqbal.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid juga menyebut, sah-sah saja apabila PDIP memiliki bayangan pasangan Ganjar dan Anies. Namun senada dengan Iqbal, Hidayat memastikan PKS, Partai Demokrat, dan Partai NasDem tetap berkomitmen mengusung Anies sebagai capres. “PKS tidak tergoda untuk menjadikan Pak Anies hanya sebagai Cawapres, kita menginginkan beliau sebagai Capres untuk menghadirkan perubahan untuk bisa lebih baik,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).

Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus merespons pernyataan PKS yang menginginkan Anies Baswedan sebagai capres, sementara Ganjar Pranowo jika berduet di Pilpres 2024. Deddy mengatakan, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait penetapan pasangan capres dan cawapres. “Untuk PDIP sendiri, keputusan untuk pasangan calon (paslon) itu sudah diserahkan Kongres Partai sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi kepada Ketua Umum,” ujar Deddy.

“Ibu Megawati yang berhak memutuskan. Tentu dengan berdialog dan mendalaminya bersama partai-partai yang ikut mengusung Ganjar Pranowo,” imbuhnya.

Meski demikian, Deddy menyebut wacana duet Ganjar dan Anies bisa saja terjadi. Ia menilai pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah merupakan upaya mendinginkan suasana politik belakangan yang memanas. “Dalam politik semua hal bisa terjadi, sepanjang untuk kebaikan bersama menurut saya itu baik-baik saja. Saya melihat pernyataan itu sebagai upaya menurunkan tensi politik yang semakin memanas,” katanya.

Deddy berpendapat Said ingin agar masyarakat Indonesia atau akar rumput, khususnya para pendukung Ganjar dan Anies tidak bersitegang satu sama lain. “Itu ikhtiar Mas Said untuk mencairkan para pendukung sehingga di tingkat pendukung dan akar rumput tidak perlu terlalu tegang. Kami berharap rakyat menangkap hal itu, bahwa komunikasi di kalangan pemimpin itu sangat cair,” ujarnya.

 

PSI Evaluasi Dukungan ke Ganjar

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi mengevaluasi kembali dukungan capres ke Ganjar. Hal itu diputuskan dalam kopi darat nasional (kopdarnas) PSI di Senayan, Jakarta, Selasa (22/8) malam. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, 38 DPW provinsi telah melakukan musyawarah. “Kami meminta kepada DPP untuk ojo kesusu dan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, termasuk komitmen tegak lurus kepada Pak Jokowi,” ujarnya.

Penentuan dukungan capres, kata Grace, perlu juga mempertimbangkan faktor siapa sosok cawapresnya. Termasuk mencermati judicial review mengenai batas usia capres dan cawapres yang diajukan LBH PSI. Di level DPW, masih terjadi perdebatan. Ada yang Ganjar, ada yang Prabowo, dan ada pula yang meminta untuk menjomblo atau abstain. Karena itu, keputusan akhir dikembalikan kepada dewan pembina dan DPP.

Turut hadir dalam kopdarnas PSI itu sebagai narasumber, antara lain, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Yenny Wahid. Dua nama ini juga santer memiliki kans besar sebagai bacawapres. Baik mendampingi Ganjar, Prabowo, maupun Anies Baswedan. Selain itu, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masih mengemuka. Di beberapa lembaga survei, nama kader Golkar itu juga berada di deretan atas.

Menanggapi itu, Kang Emil –panggilan akrab Ridwan Kamil– menyambut baik tren tersebut. “Ya, Alhamdulillah. Pokoknya, kalau survei bagus, Alhamdulillah. Kalau enggak, jadi evaluasi,” ujarnya ditemui di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, kemarin.

Kang Emil bersama lima gubernur lain kemarin menerima penghargaan dari Menpora Dito Ariotedjo. Yakni, gubernur Sumatera Utara, Riau, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. Ada juga bupati Bengkalis dan bupati Kotabaru. Mereka mendapat penghargaan karena telah selesai menyusun rencana aksi daerah (RAD) pelayanan kepemudaan. (far/raf/c19/hud/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/