25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Dari Unpad, AHY Ajak Lintas Generasi Bersinergi dan Kolaborasi Bangun Ketahanan Pangan

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Dalam Rangkaian Dies Natalis ke-64 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron yang juga alumni Unpad, menerbitkan buku berjudul “Pangan, Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia”. Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara yang digelar di Graha Sanusi Jalan Dipatiukur Nomor 35 Bandung, Kamis (26/10) pagi.

AHY memberikan apresiasi dan selamat atas penerbitan buku tersebut. “Di tengah kesibukannya di Senayan, saya salut karena Kang Hero ini menyempatkan studi doktoralnya dan terus berkaya. Ini tentunya menjadi lecutan semangat dan inspirasi untuk kita semua. Bahwa apapun kesibukan dan profesi kita, marilah kita terus berkarya, marilah kita terus berkontribusi baik dalam pemikiran, dalam gagasan maupun dalam aksi dan solusi nyata di lapangan. Sekali lagi selamat untuk Kang Hero atas penerbitan bukunya, semoga membawa keberkahan untuk kita semuanya,” kata AHY.

Bagi AHY, penerbitan buku ini sangatlah penting dan relevan bukan hanya akan memberikan kontribusi pemikiran, atau sebagai refleksi secara akademis, tetapi juga diharapkan bisa secara langsung atau tidak langsung berdampak pada arah perbaikan kebijakan pangan nasional kita. “Saya bukanlah seorang ahli di bidang iklim, juga bukan ahli di bidang pertanian, tetapi saya memiliki kepedulian, termasuk The Yudhoyono Institute memiliki kepedulian untuk sama-sama menghadirkan spirit pembangunan yang berkeadilan dan juga berkelanjutan. Oleh karena itu tentu semangatnya adalah melihat secara cermat dan memprediksi apa yang akan terjadi pada dunia kita dan juga Indonesia di waktu-waktu mendatang,” tutur AHY.

 

AHY mengajak seluruh tamu undangan yang berasal dari berbagai latar belakang untuk membangun sinergi dan kolaborasi. “Lalu bagaimana kita sebagai bangsa? Saya senang di sini banyak anak-anak muda generasi masa depan kita. Kita semua harus membangun sinergi dan kolaborasi lintas generasi untuk mempersiapkan diri kita sebagai bangsa menghadapi berbagai tantangan,” ajak AHY.

AHY juga menyampaikan negara harus benar-benar hadir, negara harus bisa terus mengedukasi masyarakat sekaligus menunjukkan keberpihakannya kepada para petani, peternak dan juga kaum nelayan. “Ini semua bukan hanya sekedar untuk narasi kampanye, saya berharap kita semua, saya juga mengingatkan diri sendiri tidak hanya menggunakan isu dan narasi pertanian ini atau petani ini hanya untuk kampanye politik saja, tetapi benar-benar didasari oleh panggilan karena memang ingin menyejahterakan petani, dan membangun ketahanan pangan yang kita impikan,” tegas AHY.

Menutup sambutannya, AHY menyampaikan tiga hal yang harus kita perjuangkan bersama. “Pertama, mari kita perkuat diversifikasi pangan secara holistik berdasarkan karekteristik, demografi, dan geografi Indonesia. Kedua, negara harus hadir untuk bisa menjaga pasokan mata rantai dan juga stabilitas harga pangan berbasis produktifitas domestik. Untuk itu perlu sinergi dari hulu ke hilir di sektor pertanian, perkebunan, pertenakan dan kita tahu bahwa industri terkait seperti pupuk, benih, bibit, alat pertanian, hingga fasilitas pengolahan distribusinya juga harus dikawal,” terang AHY.

“Ketiga, perlunya melakukan evalusi mendalam terhadap proses penentuan kuota impor, bahan pangan, dan penerbitan lisensi agar semuanya lebih terukur, sehingga tidak merugikan petani, nelayan, produsen pangan dalam negeri maupun konsumen rumah tangga sendiri. Kita harus melindungi petani dengan cara mengontrol impor dan juga mengoreksi ekspor kita,” tutup AHY. (adz)

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Dalam Rangkaian Dies Natalis ke-64 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron yang juga alumni Unpad, menerbitkan buku berjudul “Pangan, Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia”. Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara yang digelar di Graha Sanusi Jalan Dipatiukur Nomor 35 Bandung, Kamis (26/10) pagi.

AHY memberikan apresiasi dan selamat atas penerbitan buku tersebut. “Di tengah kesibukannya di Senayan, saya salut karena Kang Hero ini menyempatkan studi doktoralnya dan terus berkaya. Ini tentunya menjadi lecutan semangat dan inspirasi untuk kita semua. Bahwa apapun kesibukan dan profesi kita, marilah kita terus berkarya, marilah kita terus berkontribusi baik dalam pemikiran, dalam gagasan maupun dalam aksi dan solusi nyata di lapangan. Sekali lagi selamat untuk Kang Hero atas penerbitan bukunya, semoga membawa keberkahan untuk kita semuanya,” kata AHY.

Bagi AHY, penerbitan buku ini sangatlah penting dan relevan bukan hanya akan memberikan kontribusi pemikiran, atau sebagai refleksi secara akademis, tetapi juga diharapkan bisa secara langsung atau tidak langsung berdampak pada arah perbaikan kebijakan pangan nasional kita. “Saya bukanlah seorang ahli di bidang iklim, juga bukan ahli di bidang pertanian, tetapi saya memiliki kepedulian, termasuk The Yudhoyono Institute memiliki kepedulian untuk sama-sama menghadirkan spirit pembangunan yang berkeadilan dan juga berkelanjutan. Oleh karena itu tentu semangatnya adalah melihat secara cermat dan memprediksi apa yang akan terjadi pada dunia kita dan juga Indonesia di waktu-waktu mendatang,” tutur AHY.

 

AHY mengajak seluruh tamu undangan yang berasal dari berbagai latar belakang untuk membangun sinergi dan kolaborasi. “Lalu bagaimana kita sebagai bangsa? Saya senang di sini banyak anak-anak muda generasi masa depan kita. Kita semua harus membangun sinergi dan kolaborasi lintas generasi untuk mempersiapkan diri kita sebagai bangsa menghadapi berbagai tantangan,” ajak AHY.

AHY juga menyampaikan negara harus benar-benar hadir, negara harus bisa terus mengedukasi masyarakat sekaligus menunjukkan keberpihakannya kepada para petani, peternak dan juga kaum nelayan. “Ini semua bukan hanya sekedar untuk narasi kampanye, saya berharap kita semua, saya juga mengingatkan diri sendiri tidak hanya menggunakan isu dan narasi pertanian ini atau petani ini hanya untuk kampanye politik saja, tetapi benar-benar didasari oleh panggilan karena memang ingin menyejahterakan petani, dan membangun ketahanan pangan yang kita impikan,” tegas AHY.

Menutup sambutannya, AHY menyampaikan tiga hal yang harus kita perjuangkan bersama. “Pertama, mari kita perkuat diversifikasi pangan secara holistik berdasarkan karekteristik, demografi, dan geografi Indonesia. Kedua, negara harus hadir untuk bisa menjaga pasokan mata rantai dan juga stabilitas harga pangan berbasis produktifitas domestik. Untuk itu perlu sinergi dari hulu ke hilir di sektor pertanian, perkebunan, pertenakan dan kita tahu bahwa industri terkait seperti pupuk, benih, bibit, alat pertanian, hingga fasilitas pengolahan distribusinya juga harus dikawal,” terang AHY.

“Ketiga, perlunya melakukan evalusi mendalam terhadap proses penentuan kuota impor, bahan pangan, dan penerbitan lisensi agar semuanya lebih terukur, sehingga tidak merugikan petani, nelayan, produsen pangan dalam negeri maupun konsumen rumah tangga sendiri. Kita harus melindungi petani dengan cara mengontrol impor dan juga mengoreksi ekspor kita,” tutup AHY. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/