25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Ical dan Prabowo Enggan Jadi Cawapres

Prabowo-Ical
Prabowo-Ical

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Prabowo Subianto tak ingin ketinggalan kereta. Bakal capres Partai Gerindra itu belakangan makin intensif melakukan komunikasi politik dengan pimpinan parpol-parpol menghadapi pilpres 9 Juli nanti. Aburizal Bakrie yang notabene merupakan bakal capres yang siap diusung Partai Golkar termasuk yang diajak berkomunikasi.

Kemarin (29/4), Prabowo datang menemui Ical “sapaan Aburizal. Keduanya bertemu sekitar 90 menit di kediaman ketua umum DPP Partai Golkar itu di Jl. Mangunsarkoro, Jakarta Pusat.

“Kami sepakat membicarakan lagi arah menuju koalisi dua partai, koalisi semua partai, tapi kita coba Gerindra dan Golkar, dan saya rasa masih sangat mungkin jadi koalisi sebelum kita putuskan dalam pertemuan berikutnya,” papar Ical dalam konferensi pers seusai pertemuan.

Meski demikian, sinyal positif menuju koalisi tersebut belum sampai pada tingkat pembahasan posisi capres maupun cawapres yang kemungkinan bakal diusung. Ical menegaskan pembicaraan lebih intensif dan rinci masih akan dilakukan beberapa waktu kedepan. “Kami belum bicarakan presiden dan wapres. Tapi koalisi ke depan mudah-mudahan terbentuk sebelum pendaftaran presiden dan wapres,” tandasnya.

Hingga saat ini, baik Golkar maupun Gerindra, masih merupakan dua poros utama koalisi partai menghadapi pilpres, di luar PDIP. Selain merupakan dua dari tiga besar parpol dengan perolehan suara pada pemilu legislatif 9 April lalu, Golkar dan Gerindra hingga saat ini masing-masing juga telah memiliki bakal capres yang siap diusung.

Ditanya tentang mekanisme dan opsi yang disiapkan terkait pembagian posisi capres dan cawapres nantinya kalau koalisi berhasil terbentuk, Ical belum mau menjelaskannya. “Tidak ada pembicaraan mengenai capres dengan Pak Prabowo. Saya tetap capres, Pak Prabowo tetap capres. Siapa tahu presidennya bisa dua,” canda Ical.

Adanya sinyal koalisi Golkar dan Gerindra tersebut juga dipertegas Prabowo. Seperti halnya Ical, ketua dewan pembinan Partai Gerindra itu mengungkapkan bahwa kedua pihak sepakat meneruskan pembicaraan lebih intensif untuk kepentingan bangsa. “Kita sangat serius memikirkan penggabungan kekuatan demi bangsa dan negara,” kata Prabowo.

Dalam pertemuan itu, Ical didampingi pula sejumlah politikus Golkar. Diantaranya, Sekjen Idrus Marham dan Bendahara Umum Setya Novanto. Sedangkan Prabowo datang disertai jajaran pengurus DPP Partai Gerindra, antara lain, Wakil Ketua Umum Fadli Zon dan Sekjen Ahmad Muzani.

Sementara itu, jika kedua partai jadi berkoalisi, kemungkinan akan ada sejumlah partai lainnya yang bakal bergabung pula. Salah satunya adalah PKS. Hal itu karena Golkar dan Gerindra masing-masing telah meminang PKS untuk berkoalisi. PKS telah menerima surat resmi dari Prabowo terkait dukungan terhadap Gerindra. Golkar pun telah bergerak untuk mendapat dukungan PKS, meski baru sebatas lisan.

Namun, hingga kini, PKS masih galau menentukan koalisi. “Belum (menentukan). Satu surat dari Prabowo, tapi secara lisan, Ical juga mengajak berkoalisi. Tapi kita semua kan berada di dalam tataran menengah. Jadi Andi Lau-lah, antara dilema dan galau. Kita kan ada di dalam dilema dan galau,” ujar anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring ditemui di Kompleks Setneg, kemarin.

Sebab itu, lanjut Tifatul, rencana koalisi PKS dengan Gerindra belum final. Meski begitu, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Prabowo terkait surat tersebut. Saat ini, PKS masih melakukan pembahasan terkait koalisi. “Sudah dibentuk tim dan akan berbicara masalah seperti apa perkembangannya. PKS bicara dengan seluruh komponen. Nanti dari hasil pembicaraan akan dibawa lagi ke Majelis Syuro,” ujarnya.

Meski begitu, Tifatul mengakui PKS lebih condong terhadap Prabowo. Internal PKS banyak yang mengusulkan mantan Danjen Kopassus itu. Namun, tidak sedikit juga yang mengusulkan untuk memperkuat koalisi partai Islam. “Sebenarnya saya ingin perkuat partai Islam untuk bargaining power aja. Kalau kita bersatu kan kuat tuh, mau jadi capres, cawapres belakangan aja. Atau kita nggak usah jadi apa-apa deh. Yang penting kita bersatu. Tapi saya pikir sebelum 18 Mei diputuskan (koalisi) ,” paparnya.

Menyoal masa lalu Prabowo terkait pelanggaran HAM, Tifatul mengakui PKS tengah mendalami hal tersebut. Pihaknya mempelajari tentang berbagai tuduhan yang dialamatkan pada Prabowo tersebut. “Ya itu juga sedang didalami dan ada juga jawban dari pak Prabowo-nya, apa situasi yang terjadi saat itu kan juga belum clear juga bagi kita,” imbuhnya. (dyn/fal/ken/agm)

Prabowo-Ical
Prabowo-Ical

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Prabowo Subianto tak ingin ketinggalan kereta. Bakal capres Partai Gerindra itu belakangan makin intensif melakukan komunikasi politik dengan pimpinan parpol-parpol menghadapi pilpres 9 Juli nanti. Aburizal Bakrie yang notabene merupakan bakal capres yang siap diusung Partai Golkar termasuk yang diajak berkomunikasi.

Kemarin (29/4), Prabowo datang menemui Ical “sapaan Aburizal. Keduanya bertemu sekitar 90 menit di kediaman ketua umum DPP Partai Golkar itu di Jl. Mangunsarkoro, Jakarta Pusat.

“Kami sepakat membicarakan lagi arah menuju koalisi dua partai, koalisi semua partai, tapi kita coba Gerindra dan Golkar, dan saya rasa masih sangat mungkin jadi koalisi sebelum kita putuskan dalam pertemuan berikutnya,” papar Ical dalam konferensi pers seusai pertemuan.

Meski demikian, sinyal positif menuju koalisi tersebut belum sampai pada tingkat pembahasan posisi capres maupun cawapres yang kemungkinan bakal diusung. Ical menegaskan pembicaraan lebih intensif dan rinci masih akan dilakukan beberapa waktu kedepan. “Kami belum bicarakan presiden dan wapres. Tapi koalisi ke depan mudah-mudahan terbentuk sebelum pendaftaran presiden dan wapres,” tandasnya.

Hingga saat ini, baik Golkar maupun Gerindra, masih merupakan dua poros utama koalisi partai menghadapi pilpres, di luar PDIP. Selain merupakan dua dari tiga besar parpol dengan perolehan suara pada pemilu legislatif 9 April lalu, Golkar dan Gerindra hingga saat ini masing-masing juga telah memiliki bakal capres yang siap diusung.

Ditanya tentang mekanisme dan opsi yang disiapkan terkait pembagian posisi capres dan cawapres nantinya kalau koalisi berhasil terbentuk, Ical belum mau menjelaskannya. “Tidak ada pembicaraan mengenai capres dengan Pak Prabowo. Saya tetap capres, Pak Prabowo tetap capres. Siapa tahu presidennya bisa dua,” canda Ical.

Adanya sinyal koalisi Golkar dan Gerindra tersebut juga dipertegas Prabowo. Seperti halnya Ical, ketua dewan pembinan Partai Gerindra itu mengungkapkan bahwa kedua pihak sepakat meneruskan pembicaraan lebih intensif untuk kepentingan bangsa. “Kita sangat serius memikirkan penggabungan kekuatan demi bangsa dan negara,” kata Prabowo.

Dalam pertemuan itu, Ical didampingi pula sejumlah politikus Golkar. Diantaranya, Sekjen Idrus Marham dan Bendahara Umum Setya Novanto. Sedangkan Prabowo datang disertai jajaran pengurus DPP Partai Gerindra, antara lain, Wakil Ketua Umum Fadli Zon dan Sekjen Ahmad Muzani.

Sementara itu, jika kedua partai jadi berkoalisi, kemungkinan akan ada sejumlah partai lainnya yang bakal bergabung pula. Salah satunya adalah PKS. Hal itu karena Golkar dan Gerindra masing-masing telah meminang PKS untuk berkoalisi. PKS telah menerima surat resmi dari Prabowo terkait dukungan terhadap Gerindra. Golkar pun telah bergerak untuk mendapat dukungan PKS, meski baru sebatas lisan.

Namun, hingga kini, PKS masih galau menentukan koalisi. “Belum (menentukan). Satu surat dari Prabowo, tapi secara lisan, Ical juga mengajak berkoalisi. Tapi kita semua kan berada di dalam tataran menengah. Jadi Andi Lau-lah, antara dilema dan galau. Kita kan ada di dalam dilema dan galau,” ujar anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring ditemui di Kompleks Setneg, kemarin.

Sebab itu, lanjut Tifatul, rencana koalisi PKS dengan Gerindra belum final. Meski begitu, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Prabowo terkait surat tersebut. Saat ini, PKS masih melakukan pembahasan terkait koalisi. “Sudah dibentuk tim dan akan berbicara masalah seperti apa perkembangannya. PKS bicara dengan seluruh komponen. Nanti dari hasil pembicaraan akan dibawa lagi ke Majelis Syuro,” ujarnya.

Meski begitu, Tifatul mengakui PKS lebih condong terhadap Prabowo. Internal PKS banyak yang mengusulkan mantan Danjen Kopassus itu. Namun, tidak sedikit juga yang mengusulkan untuk memperkuat koalisi partai Islam. “Sebenarnya saya ingin perkuat partai Islam untuk bargaining power aja. Kalau kita bersatu kan kuat tuh, mau jadi capres, cawapres belakangan aja. Atau kita nggak usah jadi apa-apa deh. Yang penting kita bersatu. Tapi saya pikir sebelum 18 Mei diputuskan (koalisi) ,” paparnya.

Menyoal masa lalu Prabowo terkait pelanggaran HAM, Tifatul mengakui PKS tengah mendalami hal tersebut. Pihaknya mempelajari tentang berbagai tuduhan yang dialamatkan pada Prabowo tersebut. “Ya itu juga sedang didalami dan ada juga jawban dari pak Prabowo-nya, apa situasi yang terjadi saat itu kan juga belum clear juga bagi kita,” imbuhnya. (dyn/fal/ken/agm)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/