31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

PDIP Butuh Ketua Harian

Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka Anggota Komisi III DPRD RI, Trimedya Pandjaitan (tengah) tersandung kasus cek calon Kapolri.
Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka
Anggota Komisi III DPRD RI, Trimedya Pandjaitan (tengah).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana penambahan posisi wakil ketua umum dan ketua harian di struktur kepengurusan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus berembus kencang menjelang kongres di Bali pekan depan. Puan Maharani diproyeksikan menempati posisi wakil ketua umum partai.

Politikus PDIP Trimedya Panjaitan mengatakan, posisi baru itu akan dibahas di arena kongres. Namun, secara pribadi, dia mendukung dua posisi baru tersebut. Menurut dia, perubahan merupakan keniscayaan. Partai seperti PDIP harus terus berkembang mengikuti zaman agar selalu dipercaya oleh masyarakat. “Juga agar mesin partai terus berjalan dengan baik,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPR itu tidak menampik bahwa Puan dijagokan untuk mengisi posisi wakil ketua umum. Menurut dia, putri Megawati tersebut sudah sangat berpengalaman di partai. Selain itu, loyalitas Puan sudah terbukti. “Mbak Puan kader yang bagus. Harus mendapatkan tempat yang baik,” ucap dia.

Alasan lain Puan dipilih adalah kedekatan dengan ketua umum (Ketum). Puan merupakan putri Megawati Soekarnoputri. Menurut Trimedya, Megawati membutuhkan orang yang bisa diajak berdiskusi panjang lebar tentang partai. Selain itu, Puan mengerti karakter serta pemikiran Ketum PDIP tersebut. “Yang pantas ya Mbak Puan,” kata dia.

Apabila menjadi wakil ketua umum PDIP, tentu Puan harus meninggalkan jabatannya sebagai menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (Menko PMK). Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang para pembantunya merangkap jabatan di partai politik (parpol). Kecuali jika nanti Jokowi merevisi kebijakan tersebut.

Trimedya mengatakan bahwa hal itu nanti diatur. Menurut dia, sebagai wakil ketua umum, Puan masih bisa menjabat Menko PMK. “Kan bisa dia menjabat Waketum, tapi nonaktif,” jelasnya.

Dia menambahkan, sebagai Waketum, Puan tidak harus selalu hadir dalam rapat-rapat partai. Trimedya menjamin bahwa Puan masih bisa berfokus di Kabinet Kerja. “Kan bisa sumbang pemikiran saja. Nggak perlu harus hadir secara fisik,” paparnya.

Posisi lain yang menjadi rebutan adalah sekretaris jenderal (Sekjen). Saat ini ada beberapa nama yang muncul. Antara lain, Ahmad Basarah dan Hasto Kristiyanto. Bukan hanya itu, nama mantan Sekjen Pramono Anung juga disebut-sebut kembali menjadi kandidat Sekjen PDIP. Menurut Trimedya, Sekjen akan dipilih langsung oleh Megawati. Sebab, itu merupakan hak ketua umum.

Kongres PDIP di Bali akan berlangsung pada 9-11 April. Pada hari pertama, kongres bakal menetapkan ketua umum. Pada hari berikutnya, kongres akan masuk ke pembahasan komisi. Dalam pembahasan itu, nanti dipetakan program-program pemerintah yang harus diperbaiki oleh Jokowi. (aph/c11/tom/jpnn/rbb)

Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka Anggota Komisi III DPRD RI, Trimedya Pandjaitan (tengah) tersandung kasus cek calon Kapolri.
Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka
Anggota Komisi III DPRD RI, Trimedya Pandjaitan (tengah).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana penambahan posisi wakil ketua umum dan ketua harian di struktur kepengurusan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus berembus kencang menjelang kongres di Bali pekan depan. Puan Maharani diproyeksikan menempati posisi wakil ketua umum partai.

Politikus PDIP Trimedya Panjaitan mengatakan, posisi baru itu akan dibahas di arena kongres. Namun, secara pribadi, dia mendukung dua posisi baru tersebut. Menurut dia, perubahan merupakan keniscayaan. Partai seperti PDIP harus terus berkembang mengikuti zaman agar selalu dipercaya oleh masyarakat. “Juga agar mesin partai terus berjalan dengan baik,” ujarnya.

Anggota Komisi III DPR itu tidak menampik bahwa Puan dijagokan untuk mengisi posisi wakil ketua umum. Menurut dia, putri Megawati tersebut sudah sangat berpengalaman di partai. Selain itu, loyalitas Puan sudah terbukti. “Mbak Puan kader yang bagus. Harus mendapatkan tempat yang baik,” ucap dia.

Alasan lain Puan dipilih adalah kedekatan dengan ketua umum (Ketum). Puan merupakan putri Megawati Soekarnoputri. Menurut Trimedya, Megawati membutuhkan orang yang bisa diajak berdiskusi panjang lebar tentang partai. Selain itu, Puan mengerti karakter serta pemikiran Ketum PDIP tersebut. “Yang pantas ya Mbak Puan,” kata dia.

Apabila menjadi wakil ketua umum PDIP, tentu Puan harus meninggalkan jabatannya sebagai menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (Menko PMK). Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang para pembantunya merangkap jabatan di partai politik (parpol). Kecuali jika nanti Jokowi merevisi kebijakan tersebut.

Trimedya mengatakan bahwa hal itu nanti diatur. Menurut dia, sebagai wakil ketua umum, Puan masih bisa menjabat Menko PMK. “Kan bisa dia menjabat Waketum, tapi nonaktif,” jelasnya.

Dia menambahkan, sebagai Waketum, Puan tidak harus selalu hadir dalam rapat-rapat partai. Trimedya menjamin bahwa Puan masih bisa berfokus di Kabinet Kerja. “Kan bisa sumbang pemikiran saja. Nggak perlu harus hadir secara fisik,” paparnya.

Posisi lain yang menjadi rebutan adalah sekretaris jenderal (Sekjen). Saat ini ada beberapa nama yang muncul. Antara lain, Ahmad Basarah dan Hasto Kristiyanto. Bukan hanya itu, nama mantan Sekjen Pramono Anung juga disebut-sebut kembali menjadi kandidat Sekjen PDIP. Menurut Trimedya, Sekjen akan dipilih langsung oleh Megawati. Sebab, itu merupakan hak ketua umum.

Kongres PDIP di Bali akan berlangsung pada 9-11 April. Pada hari pertama, kongres bakal menetapkan ketua umum. Pada hari berikutnya, kongres akan masuk ke pembahasan komisi. Dalam pembahasan itu, nanti dipetakan program-program pemerintah yang harus diperbaiki oleh Jokowi. (aph/c11/tom/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/