26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prabowo & Jokowi Tak Masuk Indeks

Pemilihan presiden tahun depan hanya akan diikuti tiga calon presiden. Ketiganya adalah Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, dan pemenang Konvensi Partai Demokrat.

BALAP KARUNG TOKOH KONVENSI: Sejumlah pengunjung CFD (Car Free Day)  Jalan Slamet Riyadi Solo melakukan aksi teatrikal lomba balap karung mengenakan topeng sebelas tokoh konvensi Partai Demokrat, belum lama ini. //ichwan prihantoro/radar solo/jpnn
BALAP KARUNG TOKOH KONVENSI: Sejumlah pengunjung CFD (Car Free Day) di Jalan Slamet Riyadi Solo melakukan aksi teatrikal lomba balap karung mengenakan topeng sebelas tokoh konvensi Partai Demokrat, belum lama ini. //ichwan prihantoro/radar solo/jpnn

Demikian hasil survei terakhir yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Denny JA. Survei LSI ini diadakan pada 12 September hingga 5 Oktober 2013 pada 33 provinsi di Indonesia dengan menggunakan 1.200 responden.

Metodenya adalah multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 2,9 persen. Survei menggunakan kuisioner dengan wawancara tatap muka.

Dalam survei ini, LSI menggunakan indikator baru yang disebut Indeks Capres. Ada tiga variabel yang mencakup Indeks Capres, yaitu dicalonkan oleh koalisi atau tiga partai terbesar atau teratas dalam perolehan suara pemilu, pengurus struktural partai atau pemenang konvensi dan dicalonkan secara resmi oleh partai.

[table caption=”Elektabilitas Peserta Konvensi Demokrat” delimiter=”/”]
Dahlan Iskan                 /16,1 persen
Pramono Edhie Wibowo         /5,3 persen
Marzuki Alie                 /3,2 persen
Gita Wirjawan                 /2,2 persen

[/table

[table caption=”Elektabilitas di bawah 2 persen”]
Irman Gusman
Anies Baswedan
Sarundajang
Hayono Isman
Endiartono Sutarto
Dino Patti Djalal
Ali Masykur Musa

[/table]

Karenanya, LSI menyatakan dari survei terbaru Oktober 2013, tiga partai yang berpeluang masuk tiga besar adalah Partai Golkar 20,4 persen, PDI Perjuangan 18,7 persen, dan PD 9,8 persen.

Menurut Adjie, di luar Golkar, PDIP, PD belum ada satu pun partai peserta pemilu 2014 yang elektabilitasnya di atas 10 persen. Dari sejumlah tracking survei LSI sejak 2011, elektabilitas partai-partai tersebut masih di bawah 10 persen.

“Jika terjadi ‘tsunami politik’ yang mahadahsyat, Golkar, PDIP, Demokrat tetap punya kans yang lebih kuat untuk menjadi tiga partai perolehan suara terbanyak dengan elektabilitas di atas 10 persen,” ujar Adjie.

Menurutnya pula, walau dilanda berbagai kasus korupsi yang melibatkan petingginya, PD adalah partai penguasa yang masih banyak ‘amunisi’ untuk tetap bertahan di tiga besar.”Di antaranya adalah jika kinerja pemerintahan dipersepsikan baik dan berbagai program pupulis yang dibuat menjelang pemilu 2014,” kata Adjie.

Nah, ia menambahkan, jika hasil survei partai politik di atas disimulasikan ke dalam indeks capres 2014 yang dibuat LSI, maka akan hanya ada tiga nama capres riil.Yakni Aburizal Bakrie (Partai Golkar dan koalisinya), Megawati Soekarnoputri (PDIP dan koalisinya dan pemenang Konvensi Capres PD).
Jika Dahlan Iskan menang konvensi dan memeroleh tiket Capres PD, maka sesuai hasil survei LSI Oktober 2013 posisi elektabilitas masing-masing kandidat hanya ada dua yang elektabilitasnya di atas 25 persen.

Yakni, Megawati 29,8 persen dan Aburizal 28,6 persen. Sedangkan Dahlan Iskan memeroleh dukungan di bawah 10 persen yakni 9,2 persen.”Namun, masih banyak mereka yang belum menyatakan memilih ketiga tokoh tersebut yaitu 32,4 persen,” ungkap Adjie.

Lebih jauh Adjie mengatakan berdasarkan survei Oktober 2014 capres rill yang memenuhi syarat Indeks Capres 2014 hanya Megawati, Aburizal dan pemenang Konvensi Capres PD.

Menurut Adjie, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Wiranto dan lain-lain hanya menjadi capres wacana karena tidak memenuhi Indeks Capres 2014. Menurutnya, Capres Rill 2014 dapat berubah jika Megawati menolak mencalonkan diri sebagai Capres 2014.”Dan Demokrat tak mendapatkan dukungan partai lain untuk memenuhi syarat tiket Capres 2014 (yaitu) 20 persen kursi atau 25 persen suara dalam pemilu legislatif 2014,” ungkap Adjie.
Dalam hasil itu disebutkan, andai pemilu legislatif dilaksanakan pada hari ini maka Gerindra hanya memperoleh suara sebanyak 6,6 persen. Sehingga sangat sulit untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

“Artinya, Prabowo sangat sulit menjadi capres. Kalau wapres sangat mungkin,” tegasnya.
Kata Adjie, kehendak Prabowo untuk bertarung di 2014 akan sirna sama halnya di 2009. Kala itu, ia dipaksa tunduk pada real politics dan harus menerima kenyataan bergabung dalam poros PDIP jadi wakil Megawati. Dengan kenyataan yang ada, maka dipastikan Prabowo hanya akan jadi capres wacana di 2014.

“Palingan nanti maksimal Gerindra bisa 8 persen. Jadi Prabowo tidak bisa nyapres,” demikian Adjie.

Lalu, bagaimana dengan Jokowi? Menurutnya, maju tidaknya Jokowi dalam bursa capres 2014 sangat tergantung kebaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Walaupun memiliki elektabilitas tinggi, Jokowi menyisakan perbedaan pendapat di internal PDIP sendiri.

Sebab jelas Adjie, hasil rakernas PDIP di Ancol beberapa bulan lalu masih banyak petinggi dan pengurus daerah partai banteng moncong putih itu yang masih menginginkan Megawati sebagai capres. Dan ada beberapa kader yang menyerahkan apapun keputusan Megawati.

“Menurut data yang kami tahu malah tokoh-tokoh penting atau pengurus struktural partai yang punya kedekatan dengan Mega, mau Mega yang nyapres. Karena Jokowoi baru dan bukan struktural partai,” ujar Adjie. (boy/gil/rm/jpnn)

Pemilihan presiden tahun depan hanya akan diikuti tiga calon presiden. Ketiganya adalah Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, dan pemenang Konvensi Partai Demokrat.

BALAP KARUNG TOKOH KONVENSI: Sejumlah pengunjung CFD (Car Free Day)  Jalan Slamet Riyadi Solo melakukan aksi teatrikal lomba balap karung mengenakan topeng sebelas tokoh konvensi Partai Demokrat, belum lama ini. //ichwan prihantoro/radar solo/jpnn
BALAP KARUNG TOKOH KONVENSI: Sejumlah pengunjung CFD (Car Free Day) di Jalan Slamet Riyadi Solo melakukan aksi teatrikal lomba balap karung mengenakan topeng sebelas tokoh konvensi Partai Demokrat, belum lama ini. //ichwan prihantoro/radar solo/jpnn

Demikian hasil survei terakhir yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Denny JA. Survei LSI ini diadakan pada 12 September hingga 5 Oktober 2013 pada 33 provinsi di Indonesia dengan menggunakan 1.200 responden.

Metodenya adalah multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 2,9 persen. Survei menggunakan kuisioner dengan wawancara tatap muka.

Dalam survei ini, LSI menggunakan indikator baru yang disebut Indeks Capres. Ada tiga variabel yang mencakup Indeks Capres, yaitu dicalonkan oleh koalisi atau tiga partai terbesar atau teratas dalam perolehan suara pemilu, pengurus struktural partai atau pemenang konvensi dan dicalonkan secara resmi oleh partai.

[table caption=”Elektabilitas Peserta Konvensi Demokrat” delimiter=”/”]
Dahlan Iskan                 /16,1 persen
Pramono Edhie Wibowo         /5,3 persen
Marzuki Alie                 /3,2 persen
Gita Wirjawan                 /2,2 persen

[/table

[table caption=”Elektabilitas di bawah 2 persen”]
Irman Gusman
Anies Baswedan
Sarundajang
Hayono Isman
Endiartono Sutarto
Dino Patti Djalal
Ali Masykur Musa

[/table]

Karenanya, LSI menyatakan dari survei terbaru Oktober 2013, tiga partai yang berpeluang masuk tiga besar adalah Partai Golkar 20,4 persen, PDI Perjuangan 18,7 persen, dan PD 9,8 persen.

Menurut Adjie, di luar Golkar, PDIP, PD belum ada satu pun partai peserta pemilu 2014 yang elektabilitasnya di atas 10 persen. Dari sejumlah tracking survei LSI sejak 2011, elektabilitas partai-partai tersebut masih di bawah 10 persen.

“Jika terjadi ‘tsunami politik’ yang mahadahsyat, Golkar, PDIP, Demokrat tetap punya kans yang lebih kuat untuk menjadi tiga partai perolehan suara terbanyak dengan elektabilitas di atas 10 persen,” ujar Adjie.

Menurutnya pula, walau dilanda berbagai kasus korupsi yang melibatkan petingginya, PD adalah partai penguasa yang masih banyak ‘amunisi’ untuk tetap bertahan di tiga besar.”Di antaranya adalah jika kinerja pemerintahan dipersepsikan baik dan berbagai program pupulis yang dibuat menjelang pemilu 2014,” kata Adjie.

Nah, ia menambahkan, jika hasil survei partai politik di atas disimulasikan ke dalam indeks capres 2014 yang dibuat LSI, maka akan hanya ada tiga nama capres riil.Yakni Aburizal Bakrie (Partai Golkar dan koalisinya), Megawati Soekarnoputri (PDIP dan koalisinya dan pemenang Konvensi Capres PD).
Jika Dahlan Iskan menang konvensi dan memeroleh tiket Capres PD, maka sesuai hasil survei LSI Oktober 2013 posisi elektabilitas masing-masing kandidat hanya ada dua yang elektabilitasnya di atas 25 persen.

Yakni, Megawati 29,8 persen dan Aburizal 28,6 persen. Sedangkan Dahlan Iskan memeroleh dukungan di bawah 10 persen yakni 9,2 persen.”Namun, masih banyak mereka yang belum menyatakan memilih ketiga tokoh tersebut yaitu 32,4 persen,” ungkap Adjie.

Lebih jauh Adjie mengatakan berdasarkan survei Oktober 2014 capres rill yang memenuhi syarat Indeks Capres 2014 hanya Megawati, Aburizal dan pemenang Konvensi Capres PD.

Menurut Adjie, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Wiranto dan lain-lain hanya menjadi capres wacana karena tidak memenuhi Indeks Capres 2014. Menurutnya, Capres Rill 2014 dapat berubah jika Megawati menolak mencalonkan diri sebagai Capres 2014.”Dan Demokrat tak mendapatkan dukungan partai lain untuk memenuhi syarat tiket Capres 2014 (yaitu) 20 persen kursi atau 25 persen suara dalam pemilu legislatif 2014,” ungkap Adjie.
Dalam hasil itu disebutkan, andai pemilu legislatif dilaksanakan pada hari ini maka Gerindra hanya memperoleh suara sebanyak 6,6 persen. Sehingga sangat sulit untuk mengusung Prabowo sebagai capres.

“Artinya, Prabowo sangat sulit menjadi capres. Kalau wapres sangat mungkin,” tegasnya.
Kata Adjie, kehendak Prabowo untuk bertarung di 2014 akan sirna sama halnya di 2009. Kala itu, ia dipaksa tunduk pada real politics dan harus menerima kenyataan bergabung dalam poros PDIP jadi wakil Megawati. Dengan kenyataan yang ada, maka dipastikan Prabowo hanya akan jadi capres wacana di 2014.

“Palingan nanti maksimal Gerindra bisa 8 persen. Jadi Prabowo tidak bisa nyapres,” demikian Adjie.

Lalu, bagaimana dengan Jokowi? Menurutnya, maju tidaknya Jokowi dalam bursa capres 2014 sangat tergantung kebaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Walaupun memiliki elektabilitas tinggi, Jokowi menyisakan perbedaan pendapat di internal PDIP sendiri.

Sebab jelas Adjie, hasil rakernas PDIP di Ancol beberapa bulan lalu masih banyak petinggi dan pengurus daerah partai banteng moncong putih itu yang masih menginginkan Megawati sebagai capres. Dan ada beberapa kader yang menyerahkan apapun keputusan Megawati.

“Menurut data yang kami tahu malah tokoh-tokoh penting atau pengurus struktural partai yang punya kedekatan dengan Mega, mau Mega yang nyapres. Karena Jokowoi baru dan bukan struktural partai,” ujar Adjie. (boy/gil/rm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/