Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, sampai saat ini dirinya belum memiliki persiapan untuk mengikuti konvensi Partai Demokrat.
AKAN tetapi , menurut dia, sudah ada tim sukses yang didirikan oleh kelompok-kelompok yang menginginkan dirinya menjadi presiden. “Tim sukses itu mereka sendiri yang membentuk, bukan saya,” kata Dahlan saat acara open house di Surabaya, Senin (26/8).
Dahlan mengatakan, sebenarnya tim sukses tersebut sudah lama terbentuk. Namun, selama ini dirinya tidak pernah melayani mereka dan juga tidak pernah melakukan komunikasi terkait dengan pencalonannya sebagai presiden. Sebab, Dahlan tidak yakin dirinya akan menjadi calon presiden beneran. Apalagi dia mengaku belum dikenal oleh banyak orang.
Setelah namanya masuk dalam daftar konvensi Partai Demokrat, menurut Dahlan, satu minggu yang lalu ia sudah bertemu dengan tim suksesnya tersebut di Jakarta untuk membicarakan strategi agar lolos dalam konvensi.
Selain itu, kata Dahlan, dalam pertemuan tersebut telah disepakati oleh semua tim suksesnya bahwa dirinya tidak perlu sibuk kampanye dan diminta tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai menteri. “Dalam konvensi nanti saya juga tidak akan kampanye. Lolos tidak lolos itu urusan nanti,” katanya.
Dahlan mengatakan dirinya bukan orang baru di Partai Demokrat. Karena itu, bila sekarang namanya masuk dalam jajaran tokoh-tokoh yang terjaring konvensi, menurut Dahlan, hal itu bukan proses yang tiba-tiba. “Makanya dengan pertimbangan yang matang saya bersedia ikut konvensi Partai Demokrat,” katanya.
Menurut Dahlan, dirinya sudah menempuh perjalanan panjang bersama Partai Demokrat. Sejak 2004 Dahlan mengaku telah memberikan dukungan kepada Susilo Bambang Yudhoyono saat mencalonkan diri sebagai presiden. Dukungan yang sama dia lakukan pada Pemilu 2009 lalu. “Saya memberikan dukungan pada Pak SBY. Bukti-buktinya ada,” ujar Dahlan.
Pertimbangan lain bersedia ikut konvensi, ujar Dahlan, karena Partai Demokrat dianggap sebagai partai tengah yang kuat sehingga dapat memajukan Indonesia yang memiliki suku dan budaya yang beragam. “Memajukan Indonesia butuh partai tengah yang besar dan kuat,” kata dia.
Namun, di satu sisi Dahlan mengaku prihatin terhadap kondisi Partai Demokrat yang terpuruk karena terbelit kasus-kasus korupsi. Padahal, sebelumnya Demokrat diharapkan bisa menjadi partai tengah yang kuat dan bersih. “Siapa tahu saya bisa ikut memperbaiki partai Demokrat menjadi lebih baik,” katanya. (gil/jpnn)