32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tren Positif Pupuk Organik

MEDAN-Tren penggunaan pupuk organik di Sumut semakin meningkat setiap tahunnya, peningkatan itu mencapai 20 persen. Tapi, jumlah tersebut bisa semakin membaik apabila setiap kelompuk tani menyiapkan plasma-plasma untuk pengolahan pupuk organik.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Sumut, Mohamamd Roem ketika membuka Reksa Fine Compost di Mabar Hilir, Sabtu (16/4) lalu.

Roem menyebutkan, alokasi pupuk organik bersubsidi di Sumut berkisar 58.644 ton pada 2010, kini sudah meningkat menjadi 70.000 ton pada 2011. Peningkatan permintaan pupuk organik tersebut otomatis masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan pupuk kimia.

Dia menerangkan, akibat banyak penggunaan pupuk kimia mulai pelita 1 hingga pelita IV, unsur har tanah rusak. Akibatnya tingkat keseburan tanah juga mulai menghilang dan dampak lainnya terhadap produksi menurun tajam. Untuk memulihkannya perlu kembali disiram dengan pupuk organik yang berasal dari tumbuhan, kotoran ternak, dan lainnya sehingga hal ini mengembalikan kesuburan tanah.

“Memang sampai saat ini posisi tertinggi permintaan masih pupuk kimia yaitu Urea kemudian NPK akan tetapi pupuk organik telah menduduki posisi ketiga setelah itu ZA dan SP-36 didalam pupuk bersubsidi,” sebutnya. “Sebagai petani dan kelompok tani mampu membuat pupuk organik setidaknya untuk kebutuhan produksinya sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara, Brilian Muktar menyatakan sebaiknya petani membentuk kelompok ataupun plasma agar penyaluran pupuk-pupuk bersubsidi dari pemerintah menjadi jelas dan tepat sasaran, hal ini juga untuk menghindari pemanfaatan individu yang mementingkan dirinya sendiri.

Sementara, ketua Pupuk Organik Reksa Fine Compost, Supriyanto menyatakan pembentukan usaha ini dimulai dari sebuah kelompok usahatani dan kini berkembang membentuk kelompok-kelompok kecil di setiap daerah seperti Langkat, Binjai, Deli Serdang, dan beberapa daerah lainnya.  “Pemasarannya telah merambah ke seluruh wilayah Sumut, Aceh, Riau, Sumatera Barat” sebutnya. (ril)

MEDAN-Tren penggunaan pupuk organik di Sumut semakin meningkat setiap tahunnya, peningkatan itu mencapai 20 persen. Tapi, jumlah tersebut bisa semakin membaik apabila setiap kelompuk tani menyiapkan plasma-plasma untuk pengolahan pupuk organik.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Sumut, Mohamamd Roem ketika membuka Reksa Fine Compost di Mabar Hilir, Sabtu (16/4) lalu.

Roem menyebutkan, alokasi pupuk organik bersubsidi di Sumut berkisar 58.644 ton pada 2010, kini sudah meningkat menjadi 70.000 ton pada 2011. Peningkatan permintaan pupuk organik tersebut otomatis masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan pupuk kimia.

Dia menerangkan, akibat banyak penggunaan pupuk kimia mulai pelita 1 hingga pelita IV, unsur har tanah rusak. Akibatnya tingkat keseburan tanah juga mulai menghilang dan dampak lainnya terhadap produksi menurun tajam. Untuk memulihkannya perlu kembali disiram dengan pupuk organik yang berasal dari tumbuhan, kotoran ternak, dan lainnya sehingga hal ini mengembalikan kesuburan tanah.

“Memang sampai saat ini posisi tertinggi permintaan masih pupuk kimia yaitu Urea kemudian NPK akan tetapi pupuk organik telah menduduki posisi ketiga setelah itu ZA dan SP-36 didalam pupuk bersubsidi,” sebutnya. “Sebagai petani dan kelompok tani mampu membuat pupuk organik setidaknya untuk kebutuhan produksinya sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Sumatera Utara, Brilian Muktar menyatakan sebaiknya petani membentuk kelompok ataupun plasma agar penyaluran pupuk-pupuk bersubsidi dari pemerintah menjadi jelas dan tepat sasaran, hal ini juga untuk menghindari pemanfaatan individu yang mementingkan dirinya sendiri.

Sementara, ketua Pupuk Organik Reksa Fine Compost, Supriyanto menyatakan pembentukan usaha ini dimulai dari sebuah kelompok usahatani dan kini berkembang membentuk kelompok-kelompok kecil di setiap daerah seperti Langkat, Binjai, Deli Serdang, dan beberapa daerah lainnya.  “Pemasarannya telah merambah ke seluruh wilayah Sumut, Aceh, Riau, Sumatera Barat” sebutnya. (ril)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/