25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kehidupan Kelelawar Nyaris Punah

MEDAN- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Mahasiswa Pecinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup (Kompas) melakukan observasi alam untuk mencari data hewan nokturnal, seperti hewan kelelawar. Mereka menganggap kehidupan kelelawar nyaris punah. Padahal kelelawar merupakan hewan yang berfungsi menjaga kelestarian lingkungan hutan, dan kotorannya termasuk memiliki organik yang tinggi untuk menyuburi tumbuh-tumbuhan.

“Bukan itu saja kelelawar juga dapat membasmi hama dan serangga yang ada di hutan, dan juga sebagai perantara penyerbukan tanaman di hutan yang sangat cepat,” kata Ketua Kompas USU Darmawan (21) di Sekretariat Rabu (21/11).
Dari penelitian mereka selama tahun 2009 ada empat gua yang berada di Desa Penan di Kecamatan Sibirubiru Kabupaten Deliserdang dan di Bahorok, Langkat. Sekarang gua-gua tersebut tinggal dua gua yang masih dihuni kelelawar. Dua lokasi itu mereka lakukan untuk meriset kelelawar.

“Ada dua gua yang kita riset untuk mencari kelelawar, yang pertama gua di Penan dan di Bahorok. Karena dua gua ini termasuk gua kars (batu kapur) yang banyak ditempati kelelawar ini,”ucapnya.

Hanya saja, kata Darmawan, saat ini mereka belum mendata pasti berapa ekor kelelawar yang tinggal di dalamnya. Namun, dengan semakin berkurangnya gua-gua itu, kehidupan kelelawar yang ada di Desa Penan itu sudah kita pastikan terusik. Belakangan, kata Dermawan, hasil temuan Kompas bahwa gua yang dihuni kelelawar di Bahorok disebut-sebut akan dibangun pabrik. Jelas ini akan mengganggu populasi binatang yang berkeliaran pada malam hari itu. (mag-19)
Kata Darmawan, melihat keadaan tersebut itu menjadi agenda kerja organisasi dengan melibatkan 20 anggota kerja. Ini sudah kedua kalinya dalam tahun 2012 mereka lakukan. Dipastikan riset ini akan dilakukan guna mengetahui jumlah pasti kelelawar yang hidup di dalam dua gua tersebut.

“Dari hasil itu nantinya kita akan memberikan masukkan kepada Pemerintah setiap masing-masing kabupaten dan juga kepada BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Sumut, dan juga kita akan memberi sosialisasi kepada penduduk setempat seberapa pentingnya kelelawar,” ucapnya.(mag-19)

MEDAN- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Mahasiswa Pecinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup (Kompas) melakukan observasi alam untuk mencari data hewan nokturnal, seperti hewan kelelawar. Mereka menganggap kehidupan kelelawar nyaris punah. Padahal kelelawar merupakan hewan yang berfungsi menjaga kelestarian lingkungan hutan, dan kotorannya termasuk memiliki organik yang tinggi untuk menyuburi tumbuh-tumbuhan.

“Bukan itu saja kelelawar juga dapat membasmi hama dan serangga yang ada di hutan, dan juga sebagai perantara penyerbukan tanaman di hutan yang sangat cepat,” kata Ketua Kompas USU Darmawan (21) di Sekretariat Rabu (21/11).
Dari penelitian mereka selama tahun 2009 ada empat gua yang berada di Desa Penan di Kecamatan Sibirubiru Kabupaten Deliserdang dan di Bahorok, Langkat. Sekarang gua-gua tersebut tinggal dua gua yang masih dihuni kelelawar. Dua lokasi itu mereka lakukan untuk meriset kelelawar.

“Ada dua gua yang kita riset untuk mencari kelelawar, yang pertama gua di Penan dan di Bahorok. Karena dua gua ini termasuk gua kars (batu kapur) yang banyak ditempati kelelawar ini,”ucapnya.

Hanya saja, kata Darmawan, saat ini mereka belum mendata pasti berapa ekor kelelawar yang tinggal di dalamnya. Namun, dengan semakin berkurangnya gua-gua itu, kehidupan kelelawar yang ada di Desa Penan itu sudah kita pastikan terusik. Belakangan, kata Dermawan, hasil temuan Kompas bahwa gua yang dihuni kelelawar di Bahorok disebut-sebut akan dibangun pabrik. Jelas ini akan mengganggu populasi binatang yang berkeliaran pada malam hari itu. (mag-19)
Kata Darmawan, melihat keadaan tersebut itu menjadi agenda kerja organisasi dengan melibatkan 20 anggota kerja. Ini sudah kedua kalinya dalam tahun 2012 mereka lakukan. Dipastikan riset ini akan dilakukan guna mengetahui jumlah pasti kelelawar yang hidup di dalam dua gua tersebut.

“Dari hasil itu nantinya kita akan memberikan masukkan kepada Pemerintah setiap masing-masing kabupaten dan juga kepada BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Sumut, dan juga kita akan memberi sosialisasi kepada penduduk setempat seberapa pentingnya kelelawar,” ucapnya.(mag-19)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/