31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pergi Sekolah Jalan Kaki 3,5 Kilometer

 Pergi Sekolah Jalan Kaki 3,5 Kilometer

Pergi Sekolah Jalan Kaki 3,5 Kilometer

Semangat anak-anak di Dusun terpencil Bulu Melando, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun ini patut dicontoh.  Demi menempuh pendidikan, mereka rela berjalan kaki saban hari sejauh 3,5 kilometer.
Menaklukkan jalanan mendaki dengan sisi jurang sedalam seratus meter, sudah menjadi santapan setiap hari bagi anak-anak SD di Dusun Bulu Melando. Untuk melalui perjalanan inin
mereka hanya membawa bekal seadanya saja yang diberikan oleh orangtua mereka.
Untuk menuju sekolah mereka di Simpang Dolok Parmonangan, mereka harus berangkat mulai pukul 06.00 WIB agar sampai tepat waktu dan tidak terlambat belajar di sekolah pukul 07.00 WIB. Ketiadaan sarana tranportasi dan kondisi jalanan yang terjal dan mendaki di pebukitan dengan sisi jurang ini memaksa pelajar ini untuk jalan kaki sejauh tiga setengah kiliometer. Bahkan, ketika turun hujan mereka terpaksa tidak dapat pergi ke sekolah karena jalan menuju Dusun Bulu Melando ini licin dan sulit dilintasi.
Selama ini, untuk pergi ke sekolah anak-anak dusun pedalaman ini sengaja berangkat dengan cara berkelompok karena mereka takut melintasi jalan yang rimbun dengan pepohonan hutan di sekitar mereka. Kondisi ini pun, kerap dikhawatirkan oleh orangtua anak-anak ini yang merupakan penduduk tetap Dusun Bulu Melando mereka takut dengan keselamatan anak mereka pergi ke sekolah dengan kondisi jalan terjal sepi.
Sepanjang perjalanan menuju pulang tampak anak-anak dusun pedalaman ini saling jalan berdampingan. Canda tawa dan saling ledek sesama mereka kerap terlontar hingga menimbulkan tawa lucu diantara mereka. Dari wajah mereka tidak kelihatan aura kelelahan karena kebersamaan itu telah menghilangkan letih mereka.  Namun, kebanyakan anak-anak ini sering menenteng sepatunya supaya tidak cepat rusak karena jauhnya menempuh perjalanan.
Nando Simarmata (9), salah satu dari puluhan pelajar SD di Dusun Bulu Melando mengatakan, ia sangat kelelahan setelah berjalan kaki sejauh  tiga setengah kilometer dari sekolahnya di Simpang Dolok Parmonangan. Pelajar ini pun mengaku sangat berharap jalan menuju dusunnya diperbaiki. “Kalau pulang saya selalu menunggu teman-teman karena takut pulang sendiri. Apalagi perjalanan ke rumah jauh sekali,” kata Nando yang bercita-cita ingin menjadi dokter, Rabu (25/9).
Risma (40), salah satu guru SD di Dolok Parmonangan mengatakan, selama ini banyak siswanya dari Dusun Bulu Melando yang kelelahan setelah melintasi jalan perbukitan terjal. Sementara, jika cuaca hujan deras maka siswa ini sebagian besar akan absen jika tidak diantarkan oleh orangtuanya.
“Kami sebagai guru sudah memaklumi siswa kami dari Dusun Bulu Melando. Karena memang rata-rata mereka pulang jalan kaki. Terkadang kami sendiri takut dan khawatir dengan keselamatan mereka di jalan. Apalagi banyak juga yang masih duduk di bangku kelas 1 SD,” kata Risma, sembari mengharapkan Pemkab Simalungun segera mengaspal jalan menuju dusun ini.

Saat ini anak-anak sebagai penerus bangsa ini hanya mengharapkan secercah harapan dan perhatian dari Pemkab Simalungun untuk melihat keadaan mereka.
Anggota DPRD Simalungun Timbul Jaya Sibarani menyebutkan, pihaknya sudah berjuang untuk melakukan pengusulan perbaikan jalan dari Simpang Dolok Parmonangan menuju Dusun Bulu Melando. Namun, sampai saat ini usulan tersebut masih menunggu proses realisasi dari Pemkab Simalungun.
“Selama ini saya selalu perhatikan Dusun Bulu Melando ini. Dan soal perbaikan jalan sudah saya usulkan sampai ke tingkat pusat. Hanya saja, usulan itu masih menunggu realisasi dari pemerintah,” kata Timbul, dari telepon selulernya. (bli/smg).

 Pergi Sekolah Jalan Kaki 3,5 Kilometer

Pergi Sekolah Jalan Kaki 3,5 Kilometer

Semangat anak-anak di Dusun terpencil Bulu Melando, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun ini patut dicontoh.  Demi menempuh pendidikan, mereka rela berjalan kaki saban hari sejauh 3,5 kilometer.
Menaklukkan jalanan mendaki dengan sisi jurang sedalam seratus meter, sudah menjadi santapan setiap hari bagi anak-anak SD di Dusun Bulu Melando. Untuk melalui perjalanan inin
mereka hanya membawa bekal seadanya saja yang diberikan oleh orangtua mereka.
Untuk menuju sekolah mereka di Simpang Dolok Parmonangan, mereka harus berangkat mulai pukul 06.00 WIB agar sampai tepat waktu dan tidak terlambat belajar di sekolah pukul 07.00 WIB. Ketiadaan sarana tranportasi dan kondisi jalanan yang terjal dan mendaki di pebukitan dengan sisi jurang ini memaksa pelajar ini untuk jalan kaki sejauh tiga setengah kiliometer. Bahkan, ketika turun hujan mereka terpaksa tidak dapat pergi ke sekolah karena jalan menuju Dusun Bulu Melando ini licin dan sulit dilintasi.
Selama ini, untuk pergi ke sekolah anak-anak dusun pedalaman ini sengaja berangkat dengan cara berkelompok karena mereka takut melintasi jalan yang rimbun dengan pepohonan hutan di sekitar mereka. Kondisi ini pun, kerap dikhawatirkan oleh orangtua anak-anak ini yang merupakan penduduk tetap Dusun Bulu Melando mereka takut dengan keselamatan anak mereka pergi ke sekolah dengan kondisi jalan terjal sepi.
Sepanjang perjalanan menuju pulang tampak anak-anak dusun pedalaman ini saling jalan berdampingan. Canda tawa dan saling ledek sesama mereka kerap terlontar hingga menimbulkan tawa lucu diantara mereka. Dari wajah mereka tidak kelihatan aura kelelahan karena kebersamaan itu telah menghilangkan letih mereka.  Namun, kebanyakan anak-anak ini sering menenteng sepatunya supaya tidak cepat rusak karena jauhnya menempuh perjalanan.
Nando Simarmata (9), salah satu dari puluhan pelajar SD di Dusun Bulu Melando mengatakan, ia sangat kelelahan setelah berjalan kaki sejauh  tiga setengah kilometer dari sekolahnya di Simpang Dolok Parmonangan. Pelajar ini pun mengaku sangat berharap jalan menuju dusunnya diperbaiki. “Kalau pulang saya selalu menunggu teman-teman karena takut pulang sendiri. Apalagi perjalanan ke rumah jauh sekali,” kata Nando yang bercita-cita ingin menjadi dokter, Rabu (25/9).
Risma (40), salah satu guru SD di Dolok Parmonangan mengatakan, selama ini banyak siswanya dari Dusun Bulu Melando yang kelelahan setelah melintasi jalan perbukitan terjal. Sementara, jika cuaca hujan deras maka siswa ini sebagian besar akan absen jika tidak diantarkan oleh orangtuanya.
“Kami sebagai guru sudah memaklumi siswa kami dari Dusun Bulu Melando. Karena memang rata-rata mereka pulang jalan kaki. Terkadang kami sendiri takut dan khawatir dengan keselamatan mereka di jalan. Apalagi banyak juga yang masih duduk di bangku kelas 1 SD,” kata Risma, sembari mengharapkan Pemkab Simalungun segera mengaspal jalan menuju dusun ini.

Saat ini anak-anak sebagai penerus bangsa ini hanya mengharapkan secercah harapan dan perhatian dari Pemkab Simalungun untuk melihat keadaan mereka.
Anggota DPRD Simalungun Timbul Jaya Sibarani menyebutkan, pihaknya sudah berjuang untuk melakukan pengusulan perbaikan jalan dari Simpang Dolok Parmonangan menuju Dusun Bulu Melando. Namun, sampai saat ini usulan tersebut masih menunggu proses realisasi dari Pemkab Simalungun.
“Selama ini saya selalu perhatikan Dusun Bulu Melando ini. Dan soal perbaikan jalan sudah saya usulkan sampai ke tingkat pusat. Hanya saja, usulan itu masih menunggu realisasi dari pemerintah,” kata Timbul, dari telepon selulernya. (bli/smg).

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Kucerai Dia karena Puisi…

Polisi Siaga di Tempat Ibadah

Terpopuler

Artikel Terbaru

/