27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Bayi Sulit Nafas saat Lahir, Ibu Perokok Nyesal Nggak Ketulungan

Ibu perokok-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Sejak lama, Butet (nama palsu) merokok. Bahkan, dalam sehari dia bisa mengisap 10 batang rokok. Saat hamil pun dia tetap ‘ngebul’ hingga penyesalan serta rasa bersalah menghinggapi dirinya, setelah sang anak lahir.

Butet mengandung anak pertamanya di usia 19 tahun. Saat itu, dia sudah merokok. Ketika si kecil lahir, betapa sedih hatinya saat bayinya, yang masih berumur beberapa jam harus menggunakan ventilator karena ia kesulitan bernapas. Kondisi si kecil terjadi akibat kebiasaannya merokok.

Sebenarnya, Butet sudah mengurangi frekuensi merokoknya. Tapi, berangkat dari apa yang dia alami, Butet sadar kalau ternyata, sedikit saja paparan rokok pada bayi di kandungan bisa mengakibatkan dampak yang fatal.

Kata Butet, terlihat bagaimana plasentanya memiliki bintik-bintik hitam. “Bahkan kerusakan kecil saja bisa berdampak fatal untuk bayi. Untungnya, kini putri saya yang sudah berusia 5 tahun bisa tumbuh dengan sehat,” katanya.

Sekarang, Butet lagi mengandung anak keduanya dengan usia kehamilan 7 bulan. Butet beruntung karena lima bulan lalu dia sudah berhenti merokok. Tapi, penyesalan masih dirasakan Butet saat ini. Untuk itu, ia coba berhenti merokok.

“Saya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada anak saya dan saya tidak ingin ini terjadi pada anak lain,” kata Butet yang kini berusia 25 tahun.

Butet pertama kali merokok saat usianya 15 tahun. Supaya terlihat keren di depan teman-teman, alasannya kala itu. Tapi, siapa sangka Butet jadi kecanduan rokok. Setiap bertengkar dengan pasangan, ia akan merokok. Setiap istirahat bekerja, ia pun merokok.

“Bahkan setiap ngopi, saya juga merokok. Untungnya, kini saya menghindari pemicu timbulnya keinginan saya merokok sehingga saya bisa menghentikan kebiasaan saya,” kata Butet.

Dikutip dari Better Health, saat ibu hamil merokok, maka pasokan oksigen ke bayi yang belum lahir akan berkurang. Bahan kimia pada rokok termasuk karsinogen juga bakal mengalir ke janin.

Nah, efek merokok untuk bayi yang dikandung, di antaranya mengurangi suplai oksigen akibat karbon monoksida dan nikotin dan terhambatnya perkembangan serta pertumbuhan calon bayi.

Selain itu, ada peningkatan risiko bibir sumbing pada calon bayi, menurunkan gerakan janin di rahim minimal satu jam setelah merokok, kemudian gangguan perkembangan dan kerja plasentar serta perubahan pada otak dan paru-paru calon bayi.

Untuk itu, hindari rokok sekarang juga. Kalau sedang hamil, tidak merokok, tapi pasangan merokok, yuk minta mereka berhenti merokok. Ini demi buah hati. Karena, kenikmatan mengisap berbatang-batang rokok tidak akan bisa membayar dampak buruk yang bisa terjadi pada bayi akibat terpapar asap rokok sejak di dalam kandungan.(bbs/ras)

Ibu perokok-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Sejak lama, Butet (nama palsu) merokok. Bahkan, dalam sehari dia bisa mengisap 10 batang rokok. Saat hamil pun dia tetap ‘ngebul’ hingga penyesalan serta rasa bersalah menghinggapi dirinya, setelah sang anak lahir.

Butet mengandung anak pertamanya di usia 19 tahun. Saat itu, dia sudah merokok. Ketika si kecil lahir, betapa sedih hatinya saat bayinya, yang masih berumur beberapa jam harus menggunakan ventilator karena ia kesulitan bernapas. Kondisi si kecil terjadi akibat kebiasaannya merokok.

Sebenarnya, Butet sudah mengurangi frekuensi merokoknya. Tapi, berangkat dari apa yang dia alami, Butet sadar kalau ternyata, sedikit saja paparan rokok pada bayi di kandungan bisa mengakibatkan dampak yang fatal.

Kata Butet, terlihat bagaimana plasentanya memiliki bintik-bintik hitam. “Bahkan kerusakan kecil saja bisa berdampak fatal untuk bayi. Untungnya, kini putri saya yang sudah berusia 5 tahun bisa tumbuh dengan sehat,” katanya.

Sekarang, Butet lagi mengandung anak keduanya dengan usia kehamilan 7 bulan. Butet beruntung karena lima bulan lalu dia sudah berhenti merokok. Tapi, penyesalan masih dirasakan Butet saat ini. Untuk itu, ia coba berhenti merokok.

“Saya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada anak saya dan saya tidak ingin ini terjadi pada anak lain,” kata Butet yang kini berusia 25 tahun.

Butet pertama kali merokok saat usianya 15 tahun. Supaya terlihat keren di depan teman-teman, alasannya kala itu. Tapi, siapa sangka Butet jadi kecanduan rokok. Setiap bertengkar dengan pasangan, ia akan merokok. Setiap istirahat bekerja, ia pun merokok.

“Bahkan setiap ngopi, saya juga merokok. Untungnya, kini saya menghindari pemicu timbulnya keinginan saya merokok sehingga saya bisa menghentikan kebiasaan saya,” kata Butet.

Dikutip dari Better Health, saat ibu hamil merokok, maka pasokan oksigen ke bayi yang belum lahir akan berkurang. Bahan kimia pada rokok termasuk karsinogen juga bakal mengalir ke janin.

Nah, efek merokok untuk bayi yang dikandung, di antaranya mengurangi suplai oksigen akibat karbon monoksida dan nikotin dan terhambatnya perkembangan serta pertumbuhan calon bayi.

Selain itu, ada peningkatan risiko bibir sumbing pada calon bayi, menurunkan gerakan janin di rahim minimal satu jam setelah merokok, kemudian gangguan perkembangan dan kerja plasentar serta perubahan pada otak dan paru-paru calon bayi.

Untuk itu, hindari rokok sekarang juga. Kalau sedang hamil, tidak merokok, tapi pasangan merokok, yuk minta mereka berhenti merokok. Ini demi buah hati. Karena, kenikmatan mengisap berbatang-batang rokok tidak akan bisa membayar dampak buruk yang bisa terjadi pada bayi akibat terpapar asap rokok sejak di dalam kandungan.(bbs/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/