29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Penyuluhan Dosen IKH di Helvetia Tengah, Tingkatkan Kesehatan Masyarakat dengan Toga

SUMUTPOS.CO – SENIN (13/2) pada pukul 14.00-16.00 telah dilakukan penyuluhan tentang pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) untuk peningkatan status kesehatan.

Kegiatan digelar di pelataran Masjid AlBasyir Rusmi, Lingkungan Lima, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Penyuluhnya dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Ir Neni Ekowati Januariana MPH (Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Ia didampingi Tetty Noverita Khairani SSi MSi (dosen Prodi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi dan Kesehatan dan Hasanah Pratiwi Harahap (dosen Prodi Sarjana Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan).

Dua mahasiswi dari Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu Selatri Hajija dan Hera Satya Jayanti juga ikut mendampingi.

16 Anggota Perwiridan Masjid AlBasyir Rusmi sangat antusias mengikuti kegiatan yang berjalan dengan lancar. Banyak tanya jawab atau diskusi yang berlangsung.

Dalam penyuluhan tersebut dibahas manfaat Toga dalam mencegah atau mengobati seperti maag, demam, sakit mata, asam urat, batuk, diare, gatal-gatal, hipertensi, rematik dan diabetes melitus.

Pemanfaatan Toga sudah dilakukan masyarakat Indonesia. Namun seiring waktu, banyak masyarakat yang tidak sabar dalam menggunakan Toga.

”Ibu-ibu perwiridan khususnya yang berumur 50 tahun ke atas (lansia) masih menggunakan Toga. Namun untuk masyarakat yang berumur di bawah 50 tahun sudah jarang menggunakan Toga,” ucap Neni Ekowati Januariana.

Toga ini sangat aman untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit meskipun efeknya agak lama berbanding dengan obat-obatan kimia. Ia mengutarakan masyarakat banyak yang tidak sabar. Mereka banyak menggunakan obat-obat kimia agar mendapatkan efek cepat meski terkadang malah memperparah penyakit.

”Daun jambu biji, temulawak atau buah pisang mengkal untuk mengobati maag. Batang brotowali untuk demam, daun sirih untuk sakit mata, tanaman suruhan atau bisa juga daun binahong untuk asam urat. Jeruk nipis, kecap dan garam untuk batuk,” rincinya.

Kemudian temulawak untuk diare, daun sirih untuk gatal-gatal, akar pepaya atau daun seledri atau bawang putih untuk hipertensi. Akar pepaya, lengkuas atau daun cocor bebek untuk rematik. Jambu biji, daun sambiloto atau lidah buaya untuk diabetes melitus dan masih banyak lagi yang lainnya.

Untuk menguatkan sistem pencernaan bisa digunakan jahe dicampur kurma, madu dan garam himalaya serta air. Mengobati masuk angin, mual atau mabuk perjalanan bisa digunakan kayu manis campur jahe, cengkeh dan kapulaga.

Sedangkan untuk kesehatan reproduksi bisa digunakan kunyit, lada hitam dan madu ditambah air. Ada lagi resep untuk semua jenis penyakit yang dapat diminum sehari-hari yaitu campuran jahe, serai, kunyit, temulawak, kencur, kayu manis, madu dan perasan jeruk nipis.

Satu lagi ciptaan Allah yang tidak kalah pentingnya yaitu air kelapa muda maupun tua. ”Air kelapa muda untuk menghilangkan racun. Sedangkan untuk menambah vitamin dan mineral dapat digunakan air kelapa yang tua.

”Masih banyak lagi resep tradisional dari bahan Toga. Cara mendapatkan juga sangat mudah dan juga sangat murah. Kalau hendak ditanam sendiri juga sangat mudah tumbuhnya, tidak memerlukan perawatan khusus dan tempat yang luas. Mudah untuk dibudidayakan,” ungkap dosen IKH.

Diera kemajuan zaman dan teknologi disertai obat-obat kimia yang canggih, Neni Ekowati Januariana beserta para penyuluh kesehatan dari IKH berharap hal ini tidak akan mengikis penggunaan Toga untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.

Mereka juga meminta pemerintah melalui kegiatan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditiap desa agar tetap mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan Toga dalam menjaga kesehatan. (dmp)

SUMUTPOS.CO – SENIN (13/2) pada pukul 14.00-16.00 telah dilakukan penyuluhan tentang pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) untuk peningkatan status kesehatan.

Kegiatan digelar di pelataran Masjid AlBasyir Rusmi, Lingkungan Lima, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Penyuluhnya dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Ir Neni Ekowati Januariana MPH (Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Ia didampingi Tetty Noverita Khairani SSi MSi (dosen Prodi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi dan Kesehatan dan Hasanah Pratiwi Harahap (dosen Prodi Sarjana Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan).

Dua mahasiswi dari Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu Selatri Hajija dan Hera Satya Jayanti juga ikut mendampingi.

16 Anggota Perwiridan Masjid AlBasyir Rusmi sangat antusias mengikuti kegiatan yang berjalan dengan lancar. Banyak tanya jawab atau diskusi yang berlangsung.

Dalam penyuluhan tersebut dibahas manfaat Toga dalam mencegah atau mengobati seperti maag, demam, sakit mata, asam urat, batuk, diare, gatal-gatal, hipertensi, rematik dan diabetes melitus.

Pemanfaatan Toga sudah dilakukan masyarakat Indonesia. Namun seiring waktu, banyak masyarakat yang tidak sabar dalam menggunakan Toga.

”Ibu-ibu perwiridan khususnya yang berumur 50 tahun ke atas (lansia) masih menggunakan Toga. Namun untuk masyarakat yang berumur di bawah 50 tahun sudah jarang menggunakan Toga,” ucap Neni Ekowati Januariana.

Toga ini sangat aman untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit meskipun efeknya agak lama berbanding dengan obat-obatan kimia. Ia mengutarakan masyarakat banyak yang tidak sabar. Mereka banyak menggunakan obat-obat kimia agar mendapatkan efek cepat meski terkadang malah memperparah penyakit.

”Daun jambu biji, temulawak atau buah pisang mengkal untuk mengobati maag. Batang brotowali untuk demam, daun sirih untuk sakit mata, tanaman suruhan atau bisa juga daun binahong untuk asam urat. Jeruk nipis, kecap dan garam untuk batuk,” rincinya.

Kemudian temulawak untuk diare, daun sirih untuk gatal-gatal, akar pepaya atau daun seledri atau bawang putih untuk hipertensi. Akar pepaya, lengkuas atau daun cocor bebek untuk rematik. Jambu biji, daun sambiloto atau lidah buaya untuk diabetes melitus dan masih banyak lagi yang lainnya.

Untuk menguatkan sistem pencernaan bisa digunakan jahe dicampur kurma, madu dan garam himalaya serta air. Mengobati masuk angin, mual atau mabuk perjalanan bisa digunakan kayu manis campur jahe, cengkeh dan kapulaga.

Sedangkan untuk kesehatan reproduksi bisa digunakan kunyit, lada hitam dan madu ditambah air. Ada lagi resep untuk semua jenis penyakit yang dapat diminum sehari-hari yaitu campuran jahe, serai, kunyit, temulawak, kencur, kayu manis, madu dan perasan jeruk nipis.

Satu lagi ciptaan Allah yang tidak kalah pentingnya yaitu air kelapa muda maupun tua. ”Air kelapa muda untuk menghilangkan racun. Sedangkan untuk menambah vitamin dan mineral dapat digunakan air kelapa yang tua.

”Masih banyak lagi resep tradisional dari bahan Toga. Cara mendapatkan juga sangat mudah dan juga sangat murah. Kalau hendak ditanam sendiri juga sangat mudah tumbuhnya, tidak memerlukan perawatan khusus dan tempat yang luas. Mudah untuk dibudidayakan,” ungkap dosen IKH.

Diera kemajuan zaman dan teknologi disertai obat-obat kimia yang canggih, Neni Ekowati Januariana beserta para penyuluh kesehatan dari IKH berharap hal ini tidak akan mengikis penggunaan Toga untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.

Mereka juga meminta pemerintah melalui kegiatan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditiap desa agar tetap mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan Toga dalam menjaga kesehatan. (dmp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/