27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Rutan Tanjung Gusta Over Kapasitas

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Benny K Harman mengatakan pihaknya akan merekomendasikan kepada pemerintah supaya lebih memperhatikan keadaan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanaan Negara di Sumatera Utara.

“Kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di daerah itu benar-benar memprihatinkan dan para penghuninya sudah over kapasitas,” katannya kepada wartawan di Medan.

Hal tersebut ditegaskannya usai melakukan kunjungan ke Lapas Klas I dan Rutan Tanjung Gusta Medan dan pertemuan dengan Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Baldwin Simatupang.

Keadaan narapidana (napi) dan para tahanan yang menghuni Lapas dan Rutan tersebut, menurut dia, sangat padat,sempit, serta berdesak-desakan, hal ini terkesan tidak manusiawi.

“Kalau dilihat membludaknya para penghuni Lapas dan Rutan di kota Medan, ini bukan tempat pembinaan bagi napi dan tahanan,” katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah perlu memikirkan Lapas dan Rutan yang tidak mampu lagi lagi warga binaan tersebut.

Bahkan, jelasnya, perhatian pemerintah mengenai Lapas dan Rutan yang ada di wilayah hukum Sumatera Utara sangat sedikit, ini perlu menjadi perhatian serius, karena ini menyangkut nasib dan keselamatan narapidana dan tahanan. “Para narapidana dan tahanan itu harus diperlakukan secara manusiawi, dan tidak bisa dibeda-bedakan,” ujarnya.

Sedangkan, mengenai maraknya peredaran narkoba di dalam Rutan dan Lapas Medan, Benny mengatakan telah meminta Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut untuk menertibkannya secara ketat.

“Setiap kamar sel para napi dan tahanan dilakukan pemeriksaan secara ketat dan begitu juga tamu-tamu yang berkunjung juga diperiksa,” kata Benny.
Sementara itu, data yang diperoleh di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Wilayah Sumut, jumlah narapidana/tahanan untuk bulan Agustus 2011 mencapai 15.579 orang. Dari jumlah 15.579 orang itu, yakni 8.458 narapidana pria, 411 narapidana wanita, 6.415 tahanan pria dan 295 orang tahanan wanita.

Sebelumnya Kepala Rutan Tanjung Gusta Medan Thurman Hutapea mengakui kondisi para narapidana maupun tahanan di rumah tahanan (rutan) yang dipimpinnya sangat memprihatinkan. Menurutnya, dibutuhkan dana sedikitnya Rp 75 miliar untuk memperbaiki segala fasilitas untuk menjadi lebih baik.
Thurman mengatakan Rutan Tanjung Gusta saat ini menampung 2.900 narapidana maupun tahanan yang masih menjalani proses persidangan. Jumlah itu disebutnya sudah jauh melebihi kapasitas yang seharusnya diisi seperempat dari jumlah itu.  Padahal berdasarkan rumus yang dikeluarkan Kemenkumham, luas ruang tahanan di Indonesia seharusnya seluas 54 meter untuk dihuni 10 orang.

“Faktanya di Rutan Tanjung Gusta ruangan 54 meter itu dihuni 40 orang. Bayangkan bagaimana mereka hidup beresak-desakan di ruangan seperti itu,” kata Thurman saat ditemui di Bandara Polonia, Medan, Rabu (30/11).

Kondisi kelebihan kapasitas, sebutnya, sudah dilaporkannya kepada Kemenkumham untuk ditindaklanjuti. Bahkan sejak dua tahun lalu, Thurman mengaku sudah mengajukan anggaran Rp 75 miliar untuk merenovasi seluruh ruangan itu. Tapi tanpa alas an, permintaan itu hingga kini tak pernah disahuti. “Kami hanya bisa menunggu. Rencananya kalau dana itu dikucurkan, bangunan rutan mau saya naikkan jadi tiga lantai,” ucapnya.

Kondisi memprihatinkan juga dialami petugas yang jumlahnya sangat tidak memadai. Saat ini kata Thuman, seorang sipir harus mengawasi satu blok ruang tahanan yang dihuni sekitar 300 tahanan. Meski begitu, Thurman memastikan kinerja jajarannya tetap berjalan optimal.

Bahkan dengan tegas ia mengatakan di Rutan Tanjung Gusta tidak ada peredaran narkoba, pungutan liar, serta kamar khusus yang sering ditemui di beberapa rutan maupun lapas yang terungkap dalam inspeksi mendadak yang dilakukan sejumlah komisioner. “Setiap hari kami menggeledah setiap kamar. Kalau ingin bukti tidak ada pungli, silahkan buktikan sendiri,” tandasnya.(net/jpnn)

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Benny K Harman mengatakan pihaknya akan merekomendasikan kepada pemerintah supaya lebih memperhatikan keadaan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanaan Negara di Sumatera Utara.

“Kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di daerah itu benar-benar memprihatinkan dan para penghuninya sudah over kapasitas,” katannya kepada wartawan di Medan.

Hal tersebut ditegaskannya usai melakukan kunjungan ke Lapas Klas I dan Rutan Tanjung Gusta Medan dan pertemuan dengan Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Baldwin Simatupang.

Keadaan narapidana (napi) dan para tahanan yang menghuni Lapas dan Rutan tersebut, menurut dia, sangat padat,sempit, serta berdesak-desakan, hal ini terkesan tidak manusiawi.

“Kalau dilihat membludaknya para penghuni Lapas dan Rutan di kota Medan, ini bukan tempat pembinaan bagi napi dan tahanan,” katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah perlu memikirkan Lapas dan Rutan yang tidak mampu lagi lagi warga binaan tersebut.

Bahkan, jelasnya, perhatian pemerintah mengenai Lapas dan Rutan yang ada di wilayah hukum Sumatera Utara sangat sedikit, ini perlu menjadi perhatian serius, karena ini menyangkut nasib dan keselamatan narapidana dan tahanan. “Para narapidana dan tahanan itu harus diperlakukan secara manusiawi, dan tidak bisa dibeda-bedakan,” ujarnya.

Sedangkan, mengenai maraknya peredaran narkoba di dalam Rutan dan Lapas Medan, Benny mengatakan telah meminta Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut untuk menertibkannya secara ketat.

“Setiap kamar sel para napi dan tahanan dilakukan pemeriksaan secara ketat dan begitu juga tamu-tamu yang berkunjung juga diperiksa,” kata Benny.
Sementara itu, data yang diperoleh di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Wilayah Sumut, jumlah narapidana/tahanan untuk bulan Agustus 2011 mencapai 15.579 orang. Dari jumlah 15.579 orang itu, yakni 8.458 narapidana pria, 411 narapidana wanita, 6.415 tahanan pria dan 295 orang tahanan wanita.

Sebelumnya Kepala Rutan Tanjung Gusta Medan Thurman Hutapea mengakui kondisi para narapidana maupun tahanan di rumah tahanan (rutan) yang dipimpinnya sangat memprihatinkan. Menurutnya, dibutuhkan dana sedikitnya Rp 75 miliar untuk memperbaiki segala fasilitas untuk menjadi lebih baik.
Thurman mengatakan Rutan Tanjung Gusta saat ini menampung 2.900 narapidana maupun tahanan yang masih menjalani proses persidangan. Jumlah itu disebutnya sudah jauh melebihi kapasitas yang seharusnya diisi seperempat dari jumlah itu.  Padahal berdasarkan rumus yang dikeluarkan Kemenkumham, luas ruang tahanan di Indonesia seharusnya seluas 54 meter untuk dihuni 10 orang.

“Faktanya di Rutan Tanjung Gusta ruangan 54 meter itu dihuni 40 orang. Bayangkan bagaimana mereka hidup beresak-desakan di ruangan seperti itu,” kata Thurman saat ditemui di Bandara Polonia, Medan, Rabu (30/11).

Kondisi kelebihan kapasitas, sebutnya, sudah dilaporkannya kepada Kemenkumham untuk ditindaklanjuti. Bahkan sejak dua tahun lalu, Thurman mengaku sudah mengajukan anggaran Rp 75 miliar untuk merenovasi seluruh ruangan itu. Tapi tanpa alas an, permintaan itu hingga kini tak pernah disahuti. “Kami hanya bisa menunggu. Rencananya kalau dana itu dikucurkan, bangunan rutan mau saya naikkan jadi tiga lantai,” ucapnya.

Kondisi memprihatinkan juga dialami petugas yang jumlahnya sangat tidak memadai. Saat ini kata Thuman, seorang sipir harus mengawasi satu blok ruang tahanan yang dihuni sekitar 300 tahanan. Meski begitu, Thurman memastikan kinerja jajarannya tetap berjalan optimal.

Bahkan dengan tegas ia mengatakan di Rutan Tanjung Gusta tidak ada peredaran narkoba, pungutan liar, serta kamar khusus yang sering ditemui di beberapa rutan maupun lapas yang terungkap dalam inspeksi mendadak yang dilakukan sejumlah komisioner. “Setiap hari kami menggeledah setiap kamar. Kalau ingin bukti tidak ada pungli, silahkan buktikan sendiri,” tandasnya.(net/jpnn)

Artikel Terkait

Rekening Gendut Akil dari Sumut?

Pedagang Emas Kian Ketar-ketir

Selalu Menghargai Sesama

Dahlan Iskan & Langkanya Daging Sapi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/