Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memang tak ikut mengumumkan kenaikan BBM bersubsidi. Orang nomor satu di tanah itu hanya menugaskan menteri-menterinya. Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, SBY hanya ahli untuk mengumumkan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“SBY hanya spesialis mengumumkan keturunan BBM,” kata Faisal dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6).
SBY menurut Faisal, secara heroik menurunkan tiga kali harga BBM bersubsidi, yakni dua kali pada bulan Desember tahun 2008 dan sekali pada Januari 2009.
“Saat itu harga sudah Rp6.000, dia turunkan dari Rp5.500 kemudian Rp 4.500. Kalau tidak diturunkan, kenaikan BBM saat ini sebenarnya cukup Rp1.000,” ucap Faisal.
Pemerintah memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurut Faisal, pemberian BLSM hanya untuk mengurangi kepahitan masyarakat saja sebagai dampak kenaikan BBM bersubsidi.
Calon Gubernur DKI Jakarta itu menerangkan, BLSM hanya memberikan dampak sementara saja untuk masyarakat.
“Dampaknya hanya 4-6 bulan ini,” ucap Faisal. (gil/jpnn)