26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Meryl R Saragih Ajak Anak Muda Gunakan Hak Pilih

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilih pemula atau kaum milenial dinilai sebagai poros kekuatan politik yang partisipasinya dalm Pilkada sangat dibutuhkan untuk menentukan kepemimpinan di masa depan. Karenanya, jangan sampai ada pemuda tidak menggunakan hak pilih dalam perhelatan Pilkada 2020 nanti.

Meryl R Saragih.
Meryl R Saragih.

“Banyak kalangan milenial yang apatis dan tidak peduli dengan proses politik, padahal kebijakan sekecil apapun dalam kehidupan mereka ditentukan oleh proses politik pemilihan kepala daerah. Maka baik buruknya eksekusi kebijakan ditentukan oleh sosok pemimpin, dalam hal ini wali kota atau bupati. Makanya, sangat rugi jika kalangan milenial besikap apatis, apalagi nantinya jika yang menjadi pemimpin adalah mereka yang tidak prorakyat,” kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Meryl Rouli Saragih dalam keterangan persnya yang diterima Sumut Pod, Jumat (13/11/2020).

Dengan tidak menggunakan hak pilih, lanjutnya, berarti menyia-nyiakan hak politik yang diberikan oleh negara dan menyia-nyiakan kesempatan mendudukan orang baik dalam pemerintahan. Sebab itu, pemuda harus menggunakan hak pilih untuk memastikan jika yang menjadi kepala daerah benar-benar sosok yang bekerja sesuai dengan aspirasi rakyat dan melakukan perubahan di berbagai bidang misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastrukur, pelayanan masyarakat dan lainya.

Dia juga berharap, masa pandemi saat ini jangan sampai menghalangi masyarakat khususnya kaum milenial dalam menggunakan hak pilihnya. Karena penyelenggara sudah melakukan antisipasi dengan menerapkan standar protokol kesehatan, pengurangan jumlah pemilih per TPS, menentukan waktu bagi masyarakat untuk mencoblos dan lainnya. “Tidak ada alasan takut datang ke TPS, karena semua sudah di atur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” imbunya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga mengungkapkan, ada tiga alasan mengapa pemuda harus tetap memilih. Pertama, jika tidak memilih kita tidak bisa menentukan siapa pemimpin ke depan dan kepemimpinan akan berdasar pada penunjukan yang tentu sering kali tidak sesuai dengan keinginan kita. Kedua, ketika tidak memilih maka tidak memiliki hak untuk komplain dan tata kelola pemerintahan akan berjalan tanpa kontrol. “Ketiga, dengan tidak memilih maka kita membiarkan orang yang tidak tepat untuk memimpin,” terangnya.

Sejarah pergerakan dan kemerdekaan Indonesia didorong dan diperjuangkan oleh anak-anak muda, dengan semangat dan idealisme, mau belajar dan mau berbuat. “Banyak juga anak muda yang sekarang maju sebagai kepala daerah dan memilih politik/sebagai calon kepala daerah sebagai jalur pengabdian – kita harus dukung, salah satunya di Medan Bobby-Aulia,” tegas Meryl.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga mengaku sudah lebih sebulan masa sosialisasi mereka langsung turun ke lapangan dan melayani masyarakat, Program-program mereka pro rakyat dan tentunya akan mengelola APBD Kota dengan Transparan dan Akuntabel serta tepat sasaran sesuai aspirasi masyarakat. “Pemuda harus menjadi poros kekuatan dalam demokrasi di Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Untuk itu pemuda harus ambil bagian dalam gelaran Pilkada 2020 dan  saatnya milenial memilih,” pungkasnya.

Provinsi Sumatera Utara akan melaksanakan pilkada dengan daerah terbanyak di Indonesia 23 Kabupaten Kota, dan dari kondisi objektif banyak para pemilih muda atau pemilih milenial yang kurang di hargai sebagai stake holder pembangunan. Banyak tokoh mendorong kalangan milenial untuk secara aktif terlibat dalam setiap event-event politik untuk memajukan daerah, salah satunya adalah Meryl Rouli Saragih yang tidak bosan-bosannya mengajak kalangan milenial terlibat aktif dalam setiap proses politik.(adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilih pemula atau kaum milenial dinilai sebagai poros kekuatan politik yang partisipasinya dalm Pilkada sangat dibutuhkan untuk menentukan kepemimpinan di masa depan. Karenanya, jangan sampai ada pemuda tidak menggunakan hak pilih dalam perhelatan Pilkada 2020 nanti.

Meryl R Saragih.
Meryl R Saragih.

“Banyak kalangan milenial yang apatis dan tidak peduli dengan proses politik, padahal kebijakan sekecil apapun dalam kehidupan mereka ditentukan oleh proses politik pemilihan kepala daerah. Maka baik buruknya eksekusi kebijakan ditentukan oleh sosok pemimpin, dalam hal ini wali kota atau bupati. Makanya, sangat rugi jika kalangan milenial besikap apatis, apalagi nantinya jika yang menjadi pemimpin adalah mereka yang tidak prorakyat,” kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Meryl Rouli Saragih dalam keterangan persnya yang diterima Sumut Pod, Jumat (13/11/2020).

Dengan tidak menggunakan hak pilih, lanjutnya, berarti menyia-nyiakan hak politik yang diberikan oleh negara dan menyia-nyiakan kesempatan mendudukan orang baik dalam pemerintahan. Sebab itu, pemuda harus menggunakan hak pilih untuk memastikan jika yang menjadi kepala daerah benar-benar sosok yang bekerja sesuai dengan aspirasi rakyat dan melakukan perubahan di berbagai bidang misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastrukur, pelayanan masyarakat dan lainya.

Dia juga berharap, masa pandemi saat ini jangan sampai menghalangi masyarakat khususnya kaum milenial dalam menggunakan hak pilihnya. Karena penyelenggara sudah melakukan antisipasi dengan menerapkan standar protokol kesehatan, pengurangan jumlah pemilih per TPS, menentukan waktu bagi masyarakat untuk mencoblos dan lainnya. “Tidak ada alasan takut datang ke TPS, karena semua sudah di atur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” imbunya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga mengungkapkan, ada tiga alasan mengapa pemuda harus tetap memilih. Pertama, jika tidak memilih kita tidak bisa menentukan siapa pemimpin ke depan dan kepemimpinan akan berdasar pada penunjukan yang tentu sering kali tidak sesuai dengan keinginan kita. Kedua, ketika tidak memilih maka tidak memiliki hak untuk komplain dan tata kelola pemerintahan akan berjalan tanpa kontrol. “Ketiga, dengan tidak memilih maka kita membiarkan orang yang tidak tepat untuk memimpin,” terangnya.

Sejarah pergerakan dan kemerdekaan Indonesia didorong dan diperjuangkan oleh anak-anak muda, dengan semangat dan idealisme, mau belajar dan mau berbuat. “Banyak juga anak muda yang sekarang maju sebagai kepala daerah dan memilih politik/sebagai calon kepala daerah sebagai jalur pengabdian – kita harus dukung, salah satunya di Medan Bobby-Aulia,” tegas Meryl.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga mengaku sudah lebih sebulan masa sosialisasi mereka langsung turun ke lapangan dan melayani masyarakat, Program-program mereka pro rakyat dan tentunya akan mengelola APBD Kota dengan Transparan dan Akuntabel serta tepat sasaran sesuai aspirasi masyarakat. “Pemuda harus menjadi poros kekuatan dalam demokrasi di Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Untuk itu pemuda harus ambil bagian dalam gelaran Pilkada 2020 dan  saatnya milenial memilih,” pungkasnya.

Provinsi Sumatera Utara akan melaksanakan pilkada dengan daerah terbanyak di Indonesia 23 Kabupaten Kota, dan dari kondisi objektif banyak para pemilih muda atau pemilih milenial yang kurang di hargai sebagai stake holder pembangunan. Banyak tokoh mendorong kalangan milenial untuk secara aktif terlibat dalam setiap event-event politik untuk memajukan daerah, salah satunya adalah Meryl Rouli Saragih yang tidak bosan-bosannya mengajak kalangan milenial terlibat aktif dalam setiap proses politik.(adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/