Eka Sari Lorena Surbakti
Bermula dari dua unit bus yang melayani transportasi para pekerja di Jakarta yang tinggal di Bogor, Lorena Group berkembang menjadi perusahaan transportasi dan jasa logistik yang menggurita. Eka Sari Lorena Surbakti menjadi saksi hidup pertumbuhan bisnis yang dirintis ayahnya, G.T. Surbakti, pada 1970 dan sudah merambah ke Medan.
EKA Sari Lorena Surbakti tidak pernah melupakan dari mana dahulu Lorena dirintis. Masih jelas ingatannya saat dirinya masih kecil di kantor Lorena di Bogor. ”Dulu kalau ke kamar mandi tidak ada atapnya, jadi harus dipayungi Ibu karena Bogor sering hujan,” kenang Eka saat ditemui di kantornya Rabu.
Kini, Lorena Group telah memiliki dan mengoperasikan 500 bus besar, 250 truk, dan 57 armada busway. Jika ditambah dengan kendaraan-kendaraan kecil, total ada sekitar 1.000 kendaraan yang dioperasikan.
Lorena Group juga telah memiliki 667 kantor di seluruh tanah air. ”Jadi, sekarang dari Sabang sampai Merauke, Lorena ada benderanya,” kata peraih master of business and administration dari University of San Francisco, California, AS, tersebut.
Kesuksesan bisnis transportasi tidak terlepas dari peran strategis sektor tersebut terhadap perekonomian. Eka mengibaratkan sarana transportasi itu darah dalam tubuh. ”Saya percaya transportasi itu seperti da rah. Ketika tersumbat, orang bisa kena stroke,” kata ibu dua anak tersebut. Jika sarana transportasi tidak terbangun dengan baik, menurut Eka, gelombang urbanisasi akan meningkat.
”Orang akan memilih hidup di Jakarta, Surabaya karena pembangunannya tidak dialirkan ke daerahnya,” kata ketua DPP Organda tersebut. Berangkat dari pemikiran itu, Lorena Group mengembangkan diri tidak hanya melayani transportasi orang, namun juga barang. Karena itu, muncul layanan jasa logistik seperti ESL Express. ”Transportasi ini kan memengaruhi bisnis secara menyeluruh. Punya bisnis, tetapi tidak ada yang membawa ya tidak bisa. Punya padi, tetapi tidak ada yang mengantarkan, ya busuk jadinya,” ungkapnya.
Eka menyebutkan, salah satu alasan utama produk pertanian Indonesia yang lebih mahal jika dibandingkan dengan produk impor adalah mahalnya biaya transportasi. ”Itu karena infrastrukturnya yang belum mendukung,” katanya.
Padahal, lanjut dia, 91 persen logistik nasional masih ditopangang kutan jalan raya. Rata-rata di dunia 70 persen hingga 94 persen memang juga dilayani angkutan jalan raya. ”Nah, kalau tidak ada darahnya, numplek semua menjadi urbanisasi,” ujar nya.
Lantas, bagaimana kiat Lorena Group sehingga bisa sebesar sekarang? Menurut Eka, Lorena memiliki prinsip sederhana. ”Dulu kan PO, perusahaan otobus. Itu juga singkatan dari Pakai Otak,” ujar Eka seraya tersenyum. Selain PO, konsep lain adalah menjaga hati dan pantang menyerah.
Dengan memaksimalkan kecerdasan sumber daya manusia, rencana bisnis bisa dijalankan dengan optimal. Eka menyebutkan langkah besar Lorena yang mulai melayani trayek bus ke Jawa Timur pada 1980-an. ”Dulu kami paling jauh itu ke Surabaya,” katanya. Ekspansi ke Jawa Timur tersebut menjadi tonggak pesatnya laju pertumbuhan bisnis Lorena. Menurut Eka, itu juga disebabkan per tim bangan bisnis yang matang. Jawa Ti mur dinilai memiliki pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata. Penduduknya juga berpenghasilan lumayan. ”Selain itu, suka bepergian,” ujar Eka.
Saking besarnya di Jawa Timur, kala itu banyak yang mengira Lorena berpusat diprovinsi tersebut. ”Kami dulu dikira dari Jawa Timur. Dikira arek Suroboyo,” kata Eka. Eka menambahkan, Lorena juga tidak ingin sendirian bertumbuh. Untuk merangsang tumbuhnya minat berbisnis hingga ke daerah-daerah, Lorena membuat franchise untuk ESL Express. ”Jadi, siapapun bisa membuka ESL Express dengan biaya terjangkau,” imbuhnya.
Eka mengatakan bahwa pengembangan bisnis transportasi bukan hal yang mudah. In frastruktur masih menjadi kendala terbesar. Jika masa lah itu ditambah dengan kenaikan harga BBM, beban jasa transportasi akan bertambah. ”Kalau harga BBM naik, ya tinggal dihitung saja nanti untuk bus besar, Rp1.500 kali 120 liter sekali jalan,” kata Eka. Namun, menurut dia, jalan keluar kendala-kendala itu tetap harus dicari. (sof/c6/dos)
TENTANG LORENA GROUP
Lorena Group (berdiri 1970) adalah kelompok usaha yang awalnya bergerak dibidang usaha transportasi. Lorena Group telah berekspansi di industri logistik melalui holding company PT Lorena Karina. Holding ini memiliki sejumlah anak usaha. Di antaranya, PT Eka Sari Lorena Transport dan PT Ryanta Mitra Karina atau lebih dikenal dengan sebutan Lorena-Karina. Itu merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan darat antarkota antarprovinsi (AKAP). Di industri logistik, ada PT Eka Sari Lorena ESL Express dan PT Eka Sari Lorena Logistics. Ada pula PT Sari Lorena Charter & Rental dan PT Trans Jakarta Busway.
NAMA PEREMPUAN LEBIH MENJUAL
MENJADI anak sulung membuat Eka Sari Lorena memiliki privilege khu sus. Kasih sayang dari orang tua tentu dibagi sama rasa dengan dua adiknya. Tetapi, ada yang beda. Ka rena lahir lebih dahulu, nama Eka menjadi brand perusahaan yang dibangun ayahnya. ”Saya kan ma sih bayi, jadi tidak bisa maksamak sa nama saya dipakai,” ujarnya seraya tersenyum.
Menurut Eka, penggunaan namanya lebih karena anggapan bahwa na ma perempuan cenderung lebihla ku. Lorena juga berkesan dari nama asing. ”Padahal, itu asal ka ta nya dari Batak,” kaya Eka. Kini, Lo rena lebih menonjolkan brand ESL.
Dalam berbisnis, Eka selalu diberi ni lai-nilai dasar oleh ayahnya, G.T. Soerbakti. ”Kami selalu diajarkan bahwa hidup ini seperti lomba lari. Ja di, harus menang. Kalau ka lah melulu, jadi bete,” ujar nya.
Karena sejak kecil terlibat dalam ke seharian usaha ayahnya, Eka lebih mudah menyesuaikan diri ketika menekuni bisnis transportasi. (sof/c6/dos)