25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Hadapi Persoalan dengan Konsentrasi

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU

Kecintaannya akan Teknik Sipil membuat dirinya mampu bertahan dan membesarkan keluarga kecilnya.  Dari semua anaknya, tidak ada yang mengikuti jejaknya. Tetapi itu bukan membuat dirinya menjadi tidak percaya diri. Malah sebaliknya, hal ini membuat dirinya bertambah semangat untuk mengembangkan ilmu Teknik Sipil. Dia adalah Prof Dr Ing Johannes Tarigan.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU
Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU

Bagaimana kecintaanya akan Teknik Sipil? berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe.

Sejak kapan Anda mulai mencintai ilmu engineering?

Sejak saya mulai kuliah. Kalau sekolah menengah atau SMA kemarin saya tidak terlalu yakin bahwa saya akan menyukai bidang teknik sipil, saya saat itu hanya menyukai ilmu matematika dan fisika. Tetapi saat kuliah, semakin banyak soal dan rumus yang diberikan, nah ini yang membuat saya semakin semangat untuk menyelesaikan nya semua soal matematika, fisika yang saya temukan atau yang saya dapat dari dosen.

Bagaimana Anda dapat menyelesaikan soal yang Anda temukan?

Konsentrasi, itu salah satu jawabannya. Bahkan, semakin tinggi ilmu yang saya dapat, semakin tinggi pula persoalan yang harus saya selesaikan. Tetapi, karena dari awal saya sudah konsennya dalam bidang ini, jadi tidak merasa ada masalah yang terlalu meluas.

Bagaimana tanggapan Anda, tentang anak didik teknik yang katanya sering tawuran?

Saya akui, walau hal itu juga saya sayangkan, karena peminat Teknik Sipil ini sangat besar dibandingkan dengan teknik lainnya. Tetapi, sekali lagi sebagai pendidik dan orangtua saya tidak bisa langsung menjudge mereka. Anak didik saya pada umumnya mereka laki, dan usianya masih muda.
Menurut saya, saat ini merupakan rasa frustasi mereka, dan tawuran merupakan salah satu yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian. Sebagai orangtua, ini merupakan tugas saya untuk memberikan pendidikan yang tinggi untuk anak saya. Sedangkan sebagai pendidik, tugas saya untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak saya.

Walau sering tawuran, apakah ada anak didik Anda yang sukses?

Banyak, bahkan pada umumnya anak didik saya akan langsung bekerja setelah selesai kuliah. Atau dengan kata lain, mereka tidak perlu mencari pekerjaan, tetapi perusahaan yang mencari mereka. Bahkan ada, anak didik saya seorang wanita yang saat ini sudah bekerja di Singapura. Dirinya saya kirim saat pertukaran mahasiswa di Taiwan, kemudian perusahaan Singapura tertarik, dan dirinya ditempatkan untuk bekerja disana. Kalau anak didik saya ada sekitar 20 persen merupakan kaum hawa.

Dan terlihat mereka lebih pintar, karena sifat dasar wanita yang lebih perhatian ya.

Seberapa besar dedikasi engineering dalam perekonomian masyarakat?

Sangat besar, karena ada pendapat yang mengatakan, bila sebuah negara ini maju dan sukses, maka harus memiliki engineering yang banyak. Karena, tugas dari ahli struktur ini adalah memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Bagaimana dirinya merasa aman akan semua rumah atau bangunan yang ditempatinya. Kalau dalam suatu bidang kita merasa nyaman, maka akan memberikan kenyamanan akan bidang lainnya.

Apakah sulit menjadi seorang ahli struktur?

Tidak, asal konsentrasi. Sebagai ahli seorang ahli struktur kita harus mengetahui dengan pasti bahan bangunan yang akan kita gunakan. Berapa besar perbandingannya. Selain itu, kita juga harus pastikan cuaca, struktur tanah, dan geografis daerah. Apakah daerahnya termasuk dalam daerah gempa atau bagaimana.

Cuaca juga sangat penting, karena itu akan mempengaruhi ketahanan bangunan, karena bila bangunan berada di daerah hujan, maka bangunan akan lembab dan dibutuhkan bahan-bahan yang lain pula. Dan inilah tugas kami atau bisa dikatakan dedikasi kami kepada masyarakat, sebagai bentuk pengabdian kami kepada bangsa dan negara. (*)

Fokus pada Satu Bidang

Kesuksesan yang diraihnya saat ini merupakan hasil konsennya akan satu bidang. Sehingga dirinya bisa fokus untuk mengetahui semua permasalahan.
Walau pada awalnya hal ini bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan prinsip inilah dirinya mampu menjadi seorang mantan Ketua HAKI (Himpunan Ahli Kosentrasi Indonesia) Sumut, dan Ketua Departemen Teknik Sipil USU.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, pria kelahiran Kabanjahe 24 Desember 1956 ini merupakan sosok yang tulus dalam pergaulan.
Selain karena usianya yang sudah matang, pria ini juga menjadi salah satu ahli struktur yang cukup disegani, bukan hanya untuk wilayah Sumut dan Indonesia, melainkan hingga tingkat Internasional.

Terbukti, beberapa bangunan yang dirinya ikut berkontribusi seperti Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Cambridge, Hotel Quality Suite, Kantopr Indosat, Kantor Telkom, dan lainnya untuk di daerah Sumut.

Sedangkan untuk skala Nasional, berbagai gedung yang ada di Batam, dan Padang. “Pada saat gempa Padang, banyak tenaga saya yang digunakan untuk perbaikan gedung dan rumah. Dan ini merupakan salah satu hasil kerja keras saya dalam menekuni sebuah bidang,” ujar ayah dari 3 orang putra ini.
Pada awal dirinya fokus di bidang engineering ini, dirinya masih merasa skeptis, selain karena belum terlalu dikenal, bidang ini juga belum bisa memberikan penghasilan yang cukup besar untuknya. “Pada masa saya dulu, Teknik Sipil ini belum terlalu dikenal, bahkan masih dipandang sebelah mata. Tetapi karena saya yakin dan ingin fokus, saya yakinkan untuk tetap bertahan,” ujarnya.

Selain pandangan sebelah mata, cobaan lain yang didapatnya adalah biaya kuliah. Karena berasal dari keluarga yang sederhana,  biaya kuliah yang didapatnya berasal dari beasiswa Supermaru. “Selain itu, saat masih kuliah untuk Strata 1, saya juga ikut mengambil proyek bantu-bantu yang ingin membangun sebuah gedung,” ungkap pria tamatan S1 Teknik Sipil USU ini.

Nasib baik menaunginya, setelah tamat S1 dari USU, dirinya belum merasa puas dengan pendidikan yang telah diraihnya. Dengan usaha dan doa, pria yang akrab disapa Johannes ini mendapat kesempatan untuk meraih gelar S2 dan S3 nya di Jerman. Tepatnya di Universitas Wuppertal.

“Sejak mendapat kesempatan untuk S2, saya menjadi semakin yakin dengan pilihan saya untuk tetap berada dibidang engineering ini, karena di Eropa sendiri, jasa ini sangat disegani bahkan memperikan kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi dari Negara itu sendiri.” tambahnya.
Sempat terpikir olehnya untuk mencoba mengalihkan perhatian darinya ke bidang yang lain. Tetapi, karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan bidang keteknikan, akhirnya semua kesulitan yang kata orang awam pada umumnya, dirasanya tidak terlalu membuat dirinya menjadi mundur.

“Dalam teknik sipil, pelajaran yang dominan itu adalah matematika dan fisika. kedua mata pelajaran inikan dianggap sebagian besar orang sulit. Padahal kalau kita konsen, akhirnya semua masalah untuk memecahkan persoalan ini bisa selesai dengan baik,” lanjutnya.(ram)

[table caption=”Biodata ” delimiter=”:”]

Nama    :    Prof Dr Ing Johannes Tarigan
Lahir     :     Kabanjahe, 24 Desember 1956
Anak     :     3 Orang

Jabatan[attr colspan=”2″]

:  Ketua Departemen Teknik Sipil USU
:  Mantan Ketua Himpunan Ahli Kosentrasi Indonesia  (HAKI)  Sumut

Hasil Karya[attr colspan=”2″]

: Membangun Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
:   Cambridge
:  Hotel Quality Suite
:  Kantor Indosat
: Kantor Telkom

[/table]

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU

Kecintaannya akan Teknik Sipil membuat dirinya mampu bertahan dan membesarkan keluarga kecilnya.  Dari semua anaknya, tidak ada yang mengikuti jejaknya. Tetapi itu bukan membuat dirinya menjadi tidak percaya diri. Malah sebaliknya, hal ini membuat dirinya bertambah semangat untuk mengembangkan ilmu Teknik Sipil. Dia adalah Prof Dr Ing Johannes Tarigan.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU
Prof Dr Ing Johannes Tarigan, Ketua Departemen Teknik Sipil USU

Bagaimana kecintaanya akan Teknik Sipil? berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe.

Sejak kapan Anda mulai mencintai ilmu engineering?

Sejak saya mulai kuliah. Kalau sekolah menengah atau SMA kemarin saya tidak terlalu yakin bahwa saya akan menyukai bidang teknik sipil, saya saat itu hanya menyukai ilmu matematika dan fisika. Tetapi saat kuliah, semakin banyak soal dan rumus yang diberikan, nah ini yang membuat saya semakin semangat untuk menyelesaikan nya semua soal matematika, fisika yang saya temukan atau yang saya dapat dari dosen.

Bagaimana Anda dapat menyelesaikan soal yang Anda temukan?

Konsentrasi, itu salah satu jawabannya. Bahkan, semakin tinggi ilmu yang saya dapat, semakin tinggi pula persoalan yang harus saya selesaikan. Tetapi, karena dari awal saya sudah konsennya dalam bidang ini, jadi tidak merasa ada masalah yang terlalu meluas.

Bagaimana tanggapan Anda, tentang anak didik teknik yang katanya sering tawuran?

Saya akui, walau hal itu juga saya sayangkan, karena peminat Teknik Sipil ini sangat besar dibandingkan dengan teknik lainnya. Tetapi, sekali lagi sebagai pendidik dan orangtua saya tidak bisa langsung menjudge mereka. Anak didik saya pada umumnya mereka laki, dan usianya masih muda.
Menurut saya, saat ini merupakan rasa frustasi mereka, dan tawuran merupakan salah satu yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian. Sebagai orangtua, ini merupakan tugas saya untuk memberikan pendidikan yang tinggi untuk anak saya. Sedangkan sebagai pendidik, tugas saya untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak saya.

Walau sering tawuran, apakah ada anak didik Anda yang sukses?

Banyak, bahkan pada umumnya anak didik saya akan langsung bekerja setelah selesai kuliah. Atau dengan kata lain, mereka tidak perlu mencari pekerjaan, tetapi perusahaan yang mencari mereka. Bahkan ada, anak didik saya seorang wanita yang saat ini sudah bekerja di Singapura. Dirinya saya kirim saat pertukaran mahasiswa di Taiwan, kemudian perusahaan Singapura tertarik, dan dirinya ditempatkan untuk bekerja disana. Kalau anak didik saya ada sekitar 20 persen merupakan kaum hawa.

Dan terlihat mereka lebih pintar, karena sifat dasar wanita yang lebih perhatian ya.

Seberapa besar dedikasi engineering dalam perekonomian masyarakat?

Sangat besar, karena ada pendapat yang mengatakan, bila sebuah negara ini maju dan sukses, maka harus memiliki engineering yang banyak. Karena, tugas dari ahli struktur ini adalah memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Bagaimana dirinya merasa aman akan semua rumah atau bangunan yang ditempatinya. Kalau dalam suatu bidang kita merasa nyaman, maka akan memberikan kenyamanan akan bidang lainnya.

Apakah sulit menjadi seorang ahli struktur?

Tidak, asal konsentrasi. Sebagai ahli seorang ahli struktur kita harus mengetahui dengan pasti bahan bangunan yang akan kita gunakan. Berapa besar perbandingannya. Selain itu, kita juga harus pastikan cuaca, struktur tanah, dan geografis daerah. Apakah daerahnya termasuk dalam daerah gempa atau bagaimana.

Cuaca juga sangat penting, karena itu akan mempengaruhi ketahanan bangunan, karena bila bangunan berada di daerah hujan, maka bangunan akan lembab dan dibutuhkan bahan-bahan yang lain pula. Dan inilah tugas kami atau bisa dikatakan dedikasi kami kepada masyarakat, sebagai bentuk pengabdian kami kepada bangsa dan negara. (*)

Fokus pada Satu Bidang

Kesuksesan yang diraihnya saat ini merupakan hasil konsennya akan satu bidang. Sehingga dirinya bisa fokus untuk mengetahui semua permasalahan.
Walau pada awalnya hal ini bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan prinsip inilah dirinya mampu menjadi seorang mantan Ketua HAKI (Himpunan Ahli Kosentrasi Indonesia) Sumut, dan Ketua Departemen Teknik Sipil USU.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan, pria kelahiran Kabanjahe 24 Desember 1956 ini merupakan sosok yang tulus dalam pergaulan.
Selain karena usianya yang sudah matang, pria ini juga menjadi salah satu ahli struktur yang cukup disegani, bukan hanya untuk wilayah Sumut dan Indonesia, melainkan hingga tingkat Internasional.

Terbukti, beberapa bangunan yang dirinya ikut berkontribusi seperti Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Cambridge, Hotel Quality Suite, Kantopr Indosat, Kantor Telkom, dan lainnya untuk di daerah Sumut.

Sedangkan untuk skala Nasional, berbagai gedung yang ada di Batam, dan Padang. “Pada saat gempa Padang, banyak tenaga saya yang digunakan untuk perbaikan gedung dan rumah. Dan ini merupakan salah satu hasil kerja keras saya dalam menekuni sebuah bidang,” ujar ayah dari 3 orang putra ini.
Pada awal dirinya fokus di bidang engineering ini, dirinya masih merasa skeptis, selain karena belum terlalu dikenal, bidang ini juga belum bisa memberikan penghasilan yang cukup besar untuknya. “Pada masa saya dulu, Teknik Sipil ini belum terlalu dikenal, bahkan masih dipandang sebelah mata. Tetapi karena saya yakin dan ingin fokus, saya yakinkan untuk tetap bertahan,” ujarnya.

Selain pandangan sebelah mata, cobaan lain yang didapatnya adalah biaya kuliah. Karena berasal dari keluarga yang sederhana,  biaya kuliah yang didapatnya berasal dari beasiswa Supermaru. “Selain itu, saat masih kuliah untuk Strata 1, saya juga ikut mengambil proyek bantu-bantu yang ingin membangun sebuah gedung,” ungkap pria tamatan S1 Teknik Sipil USU ini.

Nasib baik menaunginya, setelah tamat S1 dari USU, dirinya belum merasa puas dengan pendidikan yang telah diraihnya. Dengan usaha dan doa, pria yang akrab disapa Johannes ini mendapat kesempatan untuk meraih gelar S2 dan S3 nya di Jerman. Tepatnya di Universitas Wuppertal.

“Sejak mendapat kesempatan untuk S2, saya menjadi semakin yakin dengan pilihan saya untuk tetap berada dibidang engineering ini, karena di Eropa sendiri, jasa ini sangat disegani bahkan memperikan kontribusi yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi dari Negara itu sendiri.” tambahnya.
Sempat terpikir olehnya untuk mencoba mengalihkan perhatian darinya ke bidang yang lain. Tetapi, karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan bidang keteknikan, akhirnya semua kesulitan yang kata orang awam pada umumnya, dirasanya tidak terlalu membuat dirinya menjadi mundur.

“Dalam teknik sipil, pelajaran yang dominan itu adalah matematika dan fisika. kedua mata pelajaran inikan dianggap sebagian besar orang sulit. Padahal kalau kita konsen, akhirnya semua masalah untuk memecahkan persoalan ini bisa selesai dengan baik,” lanjutnya.(ram)

[table caption=”Biodata ” delimiter=”:”]

Nama    :    Prof Dr Ing Johannes Tarigan
Lahir     :     Kabanjahe, 24 Desember 1956
Anak     :     3 Orang

Jabatan[attr colspan=”2″]

:  Ketua Departemen Teknik Sipil USU
:  Mantan Ketua Himpunan Ahli Kosentrasi Indonesia  (HAKI)  Sumut

Hasil Karya[attr colspan=”2″]

: Membangun Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
:   Cambridge
:  Hotel Quality Suite
:  Kantor Indosat
: Kantor Telkom

[/table]

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/